Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Linguistik umum adalah mata kuliah yang menjadikan bahasa sebagai objek
kajiannya; atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1987:19) telaah bahasa
manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahasa
menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
Dalam mengkaji kebahasaan kita perlu meneliti unsur terkecil dari bahasa yang
sudah memiliki arti. Kata sendiri beraneka ragam dari mulai nominal, verbal, adjectival,
adverbial, serta kata tugas. Karena itu disini kami mengkaji mengenai adverbial dan kata
tugas agar kita dapat lebih mengetahui tentang jenis-jenis kata khususnya adverbial dan
kata tugas.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan adverbia?
2. Bagaimana bentuk-bentuk adverbia?
3. Apa saja kategorisasi adverbia?
4. Bagaimana cara pemakaian adverbia?
5. Apa yang dimaksud dengan kata tugas?
6. Apa saja macam-macam kata tugas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan malakah ini adalah adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian adverbia.
2. Mengetahui bentuk-bentuk adverbia.
3. Mengetahui kategorisasi adverbia.
4. Mengerti cara pemakaian adverbia.
5. Memahami apa yang dimaksud dengan kata tugas.
6. Mengetahui macam-macam kata tugas.

1
BAB II

ADVERBIA DAN KATA TUGAS

2.1 Adverbia
2.1.1 Pengertian Adverbia
Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif atau kalimat. Dalam kalimat ia sudah pergi, kata sudah adalah adverbia
bukan karena ia mendampingi verba pergi, tetapi karena mempunyai potensi untuk
mendampingi adjektiva, misalnya dalam saatnya sudah dekat. Jadi, sekalipun banyak
adverbia dapat mendampingi verba dalam konstruksi sintaksis, namun adanya verba
bukan menjadi ciri adverbia. Adverbia tidak boleh dikacaukan dengan konseep
keterangan, karena adverbia merupakan konsep kategori; sedangkan keterangan
merupakan konsep fungsi.
2.1.2 Bentuk-bentuk Adverbia
1. Adverbia dasar bebas (bentuk tunggal/monomorfemis): sanget, hanya, lebih,
segera, agak dan akan.
Contoh:
a. Orang itu sanget bijaksana.
b. Ia hanya membaca satu buku, bukan dua.
c. Ia lebih sukses dibanding teman seangkatannya.
2. Adverbia turunan (bentuk jamak/polimorfemis)
Adverbia turunan ini terbagi atas:
a. Adverbia turunan yang tidak berpindah kelas terdiri dari:
1. Adverbia bereduplikasi, misalnya: agak-agak, belum-belum, jangan-jangan, lagi-
lagi, lebih-lebihpaling-paling, rada-rada, dan sering-sering.
2. Adverdia gabungan, misalnya: belum boleh, belum sering, tidak boleh, tidak boleh
tidak, dan lain-lain.
b. Adverbia turunan yang berasal dari berbagai kelas, terdiri dari:
1. Adverbia berafiks, yaitu yang berprefiks ter-, misalnya: terlalu, dan terlampau, dan
dengan prefiks se-, misalnya; sekali.
2. Adverbia dari kategori lain karena reduplikasi:
(a). Denominal: akhir-akhir, malam-malam, mula-mula, pagi-pagi, tengah-tengah.
(b). Depronominal: sendiri-sendiri.

2
(c). Adverbia de-adjektival, miisalnya: awas-awas, baik-baik, hemat-hemat,
lambat-lambat,benar-benar, dan lain-lain.

(d). Adverbia denumeralia: sedikit-sedikit, dua-dua.

(e). Adverbia deverbal: kira-kira, tahu-tahu.

3. Adverbia yang terjadi dari gabungan kategori lain dan pronomina, misalnya:
A+ -nya: agaknya, harusnya.
N+ -nya: rasanya, rupanya.
V+ -nya: hendaknya, kiranya.
Num.+ N +-nya: seluruhnya, semuanya.
pada+N+ -nya: pada dasarnya, pada hakikatnya.
Pada + A+ -nya : pada hematnya.
4. Adverbia deverbal gabungan: mau tidak mau, tidak dapat tidak, tidak terkatakan
lagi.
5. Adverbia de-adjektival gabungan: tidak jarang, tidak lebih, terlebih lagi.
6. Gabungan proses, misalnya:
Se- + A + -nya : sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya.
Se - + V + -nya : seharusnyya, sedapatnya.
Se - + R A + -nya : selambat-lambatnya, secepat-cepatnya.

2.1.3 Subkategorisasi

Ada dua jenis adverbia, yaitu:

1. Adverbia interklausal yang berkonstruksi dengan verba, ajektiva, numeralia, atau


adverbia lain.
Contoh: alangkah, agak, agak-agak, amat sangat, baku, dan lain-lain.
2. Adverbia ekstraklausal, yang secara sintaksis mempunyai kemungkinan untuk
derpindah-pindah posisi dan secara semantis mengungkapkan perihal atau
tingkatan proposisi secara keseluruhan.
Contoh: barangkali, bukan, justru, memang, mungkin.

3
2.1.4 Pemakaian adverbia

Adverbia dalam Bahasa Indonesia digunakan untuk menerangkan aspek,


modalitas, kuantitas, dan kualitas dari kategori verba, ajektiva, numeralia, dan adverbia
lainnya. Aspek menerangkan apakah suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat
sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selesai
(imperfek), atau mulai berlangsung (inkoatif). Modalitas menerangkan sikap atau
suasana pembicara yang menyangkut perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat.
Kuantitas menerangkan frekuensi atau jumlah terjadinya suatu perbuatan, peristiwa,
keadaan atau sifat. Kualitas menjelaskan sifat atau nilai suatu perbuatan, peristiwa,
keadaan, atau sifat (lihat catatan 3).

A. Adverbia sebagai penanda aspek*


Jenis aspek Penanda Contoh pemakaian aspek
aspek
duratif Lagi Biarkan saja! Dia lagi
imperfektif masih jahil.
perfektif pernah Suhunya masih tinggi.
perfektif sudah Saya pernah gamang di
perfektif telah sini.
inkoatif mulai Gunung itu sudah gundul.
Mereka telah cocok.
Rambutnya mulai ikal.
*Beberapa aspek tidak diungkapkan oleh adverbia.

B. Adverbia sebagai penanda modalitas*


Penanda modalitas Contoh pemakaian modalitas

Akan Martha akan gemas melihat anak lucu ini.


belum Mereka belum haus.
barangkali Coba lihat dulu, barangkali dia sibuk hari ini.
boleh Pesta boleh meriah
dapat Otot dapat kejang karenanya.
harus Saya harus lantang bersuara.

4
jangan Ayo, jangan malu-malu, kita kan sama-sama
teman.
kagak Ah, gue sih kagak kasian sama dia.
mungkin Dia mungkin khawatir atas nasib anaknya.
nggak Dia nggak gesit sih, jadi kalah deh.
tak Dia tak kecewa terhdapmu.
tidak Orang itu tidak lalai.
*Adverbia yang ekstraklausal merupakan penanda modalitas

C. Adverbia sebagai penanda kuantitas

Penanda kuantitas Contoh pemakaian kuantitas


Gus Ahmad mengerjakan pekerjaannya sekaligus
kemarin.
sering Dia sering membolos dari pekerjaannya.
saling Mereka saling mencintai.
kerap Dia kerap mengikuti seminar mengenai bahasa.

D. Adverbia sebagai penanda kualitas


Penanda kualitas Contoh pemakaian kualitas
Alangkah Alangkah cantik wajah gadis itu.
agak Ia merasa agak letih sore ini.
amat Saya amat kecewa melihat hasil pekerjaan anda.
banget Gue cinta banget ama elo.
belaka Saya bosan menemani dai, pekerjaannya
membual belaka.
hanya Dia hanya berbicara tentang pekerjaannya.

5
2.2 Kata Tugas
Kata tugas adalah sejenis kategori kata dalam tata bahasa formal bahasa
Indonesia yang berdasarkan perannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok, yaitu:

2.2.1 Preposisi
Preposisi adalah kata yang terletak didepan kata lain sehingga berbentuk frasa
atau kata lain.
1. Preposisi dasar: di, ke, dari, pada, demi, dan lain-lain.
(a) Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hukum dan keadilan.
(b) Perjuangan bangsa Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur dari
awal kemerdekaan hingga saat ini harus ditingkatkan.
2. Preposisi turunan: di antara, di atas, ke dalam, dari sam-ping, dari luar, kepada
dan lain-lain.
(a) Panitia lomba mengarang ilmiah nasional meminta kepada saya untuk
menjadi penilai pada tingkat final.
(b) Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang sudah
menjuarai dua kali berturut-turut.

2.2.2 Konjungsi
konjungsi berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau
kalimat yang satu dengan kalimat lain dalam satu wacana. Konjungsi
dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. konjungsi intrakalimat: agar, atau, hingga, sedang, dan sehingga, serta,supaya,
tetapi, dan sebagainya. Dalam kalimat misalnya:
(a) Ia belajar hingga larut malam.
(b) Mereka belajar keras sehingga berhasil mendapatkan cita-citanya.
(c) Saya bekerja keras sedang Anda santai-santai saja.

2. Konjungsi ekstrakalimat: jadi, disamping itu, oleh karena itu, oleh sebab itu,
dengan demikian, walaupun demikain, akibatnya, tambahan pula, dan
sebagainya.

(a) Penguasa itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu ia dihormati oleh
tetangga di sekitar runahnya.

6
(b) Kualitas pendidikan kita tertinggal dari negara maju. Oleh sebab itu, kita
harus bekerja keras untuk mengejar ketinggalan ini.
(c) Pelestarian budaya harus tetap dilakukan dengan kreativitas baru yang
berakar pada kekayaan budaya. Untuk itu siswa harus dilatih
memanfaatkannya sehingga menghasilkan kreativitas baru.
2.2.3 Interjeksi
Interjeksi barfungsi untuk mengungkapkan perasaan, terdiri atas dua jenis:
1. Bentuk dasar: aduh, ah, eh, idih, wah, dan sebagainya.
(a) Aduh, mengapa anda harus menghadapi masalah seberat itu.
(b) Wah, saya merasa amat tersanjungdengan sambutan ini.
(c) Kekayaan laut kita dicuri nelayan asing rata-rata 4 miliar USD setiap
tahun. Eh, kita harus berbuat sesuatu.
2. Bentuk turunan: alhamdulillah, insya Allah, astaga,dan sebagainya.
(a) Alhamdulillah, ekonomi negara kita berangsur membaik.
(b) Astaga, gedung itu di bom oleh teroris.
(c) Kita harus bekerja keras untuk mengolah kekayaan budaya. MasyaAllah
maksud saya mengolah makanan tradisional menjadi produk modern
berkualitas internasional.

2.2.4 Artikula
Artikula berfungsi untuk mendampingi nomina dan verba pasif. Contoh: si,
sang, sri, para, kaum, dan umat.
(a) Si kecil itu selalu datang merengek-rengek meminta sesuatu.
(b) Sang penyelamat akan datang saat kita perlukan.

2.2.5 Partikel
Kelompok kata tugas yang terakhir sebenarnya berupa klitika, karena selalu
diletakkan pada kata yang mendahuluinya. Ada empat pertikel yakni; -kah, -
lah, pun, dan –tah.
(a) Diakah yang akan datang?
(b) Pergilah sekarang, sebelum hujan turun.
(c) Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami.
(d) Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif atau kalimat yang terdiri dari dua subketagori, yaitu: adverbia intraklausal
dan ekstraklausal. Sedangkan kata tugas adalah sejenis kategori kata dalam tata bahasa
formal bahasa Indonesia yang berdasarkan perannya dapat dibagi menjadi lima
subkelompok, yaitu: preposisi, konjungsi, interjeksi, artikula, dan partikel.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 1992. Modalitas dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kaisinus.

Hs, Winjono. 2011. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.

Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
pustaka utama.

Moeliono, Anton M. 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Waridah, Ernawati. 2009. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai