injury) bersifat suportif, yaitu perbaikan cairan, tekanan darah, elektrolit dan terapi pengganti ginjal. Prinsip pengobatan dari gagal ginjal akut dapat dilakukan menurut rekomendasi dari Kidney disease: improving global outcomes (KDIGO) berdasarkan stadium penyakitnya.[1]
Selain yang diberi tanda*, terdapat gradasi
peningkatan prioritas seiring peningkatan stadium gagal ginjal akut. Dalam pengobatan gagal ginjal akut, penyebab harus dicari dan dilakukan tata laksana terhadap penyebab tersebut. Pengobatan bersifat suportif dan sampai sejauh ini belum ditemukan pengobatan terapeutik. Beberapa modalitas pengobatan gagal ginjal akut tanpa terapi pengganti ginjal adalah hidrasi, perbaikan tekanan darah, perbaikan kadar elektrolit, diet dan kontrol gula darah.[1,4] Perbaikan Status Cairan
Bila terdapat kekurangan cairan pada pasien dengan
risiko atau sudah mengalami gagal ginjal akut, sebaiknya resusitasi dilakukan dengan cairan kristaloid isotonik seperti cairan salin normal dan ringer laktat. Pengobatan dengan diuretik tidak disarankan untuk mencegah gagal ginjal akut, kecuali bila terbukti adanya kelebihan cairan tubuh. Furosemid digunakan untuk mengeluarkan cairan pada saat ginjal masih berespon dengan obat ini. Respon ginjal terhadap furosemid dapat dikatakan sebagai tanda prognosis yang baik. Perbaikan Tekanan Darah
Perbaikan tekanan darah dilakukan dengan
target mean arterial pressure minimal 65 mmHg. Penggunaan dopamine dalam dosis rendah (≤ 5 mcg/kgBB/menit) tidak dianjurkan karena hanya memberikan efek sementara perbaikan fisiologis ginjal dan tidak memberikan keuntungan klinis berikutnya. [14] Perbaikan Kadar Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa
Hiperkalemia berat (≥ 6.5 mmol/L) atau dengan
perubahan EKG (contoh: gelombang T tinggi) dapat diberikan 5-10 unit insulin dengan dextrose agar terjadi pergerakan kalium ke intrasel. Kalsium glukonas (10 mL pada konsentrasi 10%) diberikan dalam 5 menit secara intravena, digunakan untuk stabilisasi membran sel dan menurunkan risiko aritmia. Hiperkalemia juga dapat diatasi dengan penggunaan sodium polystyrene sulfonate atau furosemide. Gagal ginjal akut juga dapat menyebabkan asidosis yang perlu dikoreksi dengan menggunakan bikarbonat. Diet dan Kontrol Gula Darah
Pasien harus merestriksi asupan kalori dan protein.
Total energi yang disarankan untuk diberikan adalah 20 – 30 kkal/kgBB/hari. Total protein yang disarankan untuk diberikan: 0.8 – 1.0 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut tanpa dialisis 1.0 – 1.5 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut dengan atau memerlukan dialisis Maksimum 1.7 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut dengan continous renal replacement therapy (CRRT) Pasien juga harus membatasi asupan garam dan cairan. Pada pasien yang mengalami hiperkalemia, pasien juga harus menjalani diet rendah kalium. Hemodialisis
Terapi pengganti ginjal seperti cuci darah pada gagal
ginjal akut dilakukan secara segera (cito) apabila terdapat kondisi gagal ginjal akut yang mengancam nyawa, seperti: Kelebihan cairan yang tidak dapat ditangani dengan obat-obatan Asidosis yang tidak dapat ditangani dengan obat- obatan Perikarditis atau pleuritis uremikum Keracunan dan intoksikasi, seperti keracunan lithium dan intoksikasi alkohol Gagal ginjal akut umumnya reversibel sehingga hemodialisis dapat dihentikan bila sudah tidak diperlukan lagi.[1,4] Pencegahan Gagal Ginjal Akut
Pada pasien neonatus dengan asfiksia perinatal yang
berat dan risiko tinggi menjadi gagal ginjal akut, direkomendasikan digunakan teofilin dosis tunggal. Pasien dengan risiko tinggi gagal ginjal akut, terutama pasien dengan riwayat gagal ginjal akut sebelumnya, perlu menghindari obat-obat nefrotoksik, misalnya: Aminoglikosida Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) Obat-obatan kemoterapi untuk kanker Radiokontras Gagal ginjal akut akibat kontras dapat dicegah menggunakan statin. 1 dari 28 pasien yang diberikan profilaksis dengan statin akan terhindar dari gagal ginjal akut saat mendapat kontras.