Anda di halaman 1dari 10

ALGORITMA DIAGNOSIS ISK

INFEKSI GINJAL
1. Pyelonefritis Akut
- Definisi: inflamasi pada ginjal dan pelvis renalis
- Gambaran klinis: demam, menggigil, nyeri tekan costovertebral
angle, gejala traktus urinarius bawah (disuria, frequency, dan
urgency), sepsis.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis: leukosit dan eritrosit (+).

Analisa darah: leukositosis, peningkatan LED, dan peningkatan


CRP.

Kultur urine: bakteri (+) E. coli, Klebsiella, Proteus,


Enterobacter,

Pseudomonas,

Serratia,

Citrobacter

spp.

Streptococcus faecalis, dan S. aureus.


o

Pencitraan:
CT scan cukup akurat tampak konstriksi arteriol perifer
dan

penurunan

perfusi

bagian

ginjal

yang

terlibat

(hipodens), pembesaran ginjal, kompresi collecting system.


USG ginjal: menyingkirkan obstruksi traktus urinarius, tidak
dapat mendeteksi infeksi ginjal.
2. Emphysematous Pyelonephritis
- Definisi:

infeksi dengan proses nekrosis yang ditandai dengan

adanya gas dalam parenkim ginjal atau jaringan perinefrik.


- Gambaran Klinis: demam, nyeri area flank, dan muntah yang
gagal diterapi awal dengan antibiotik parenteral. Dapat terjadi
pneumaturia.
- Pemeriksaan penunjang:

Kultur urine: bakteri (+) E. coli, Klebsiella pneumoniae, dan


Enterobacter cloacae.

Pencitraan: sangat penting untuk penegakan diagnosis.


KUB tampak gas di dalam ginjal.
CT scan lebih sensitif dalam mendeteksi gas di dalam
parenkim ginjal dibanding USG ginjal.

3. Pyelonefritis Kronis
- Definisi: infeksi yang terjadi akibat infeksi ginjal berulang, yang
menyebabkan jaringan parut, atropi ginjal, dan insufisiensi ginjal.
Diagnosis ditegakkan berdasar temuan pencitraan atau patologi
dibanding gambaran klinis.
- Gambaran Klinis: kebanyakan asimtomatik, dapat ditemukan
riwayat ISK berulang. Karena asimtomatik kebanyakan pasien
datang dengan kondisi komplikasi insufisiensi ginjal seperti
hipertensi, gangguan visus, sakit kepala, kelelahan, poliuria
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis: leukosituria, proteinuria (biasanya normal).

Analisa darah: serum kreatinin menunjukkan gangguan ginjal.

Kultur darah: hanya positif jika terdapat infeksi yang aktif.

Pencitraan: sangat penting untuk penegakan diagnosis.


PIV tampak ginjal atrofi.
CT scan tampak ginjal atrofi, jaringan parut ginjal dengan
bentukan clubbing pada calyx yang terlibat.
USG ginjal tampak ginjal atrofi
DMSA modalitas pencitraan yang paling baik untuk
melihat

jaringan

photopenic).
4.

Abses Ginjal

parut

ginjal

(tampak

sebagai

area

- Definisi: infeksi parah pada ginjal yang menyebabkan likuefaksi


pada jaringan ginjal terisolasi. Dapat ruptur ke jaringan perinefrik
dan

menyebabkan

abses

perinefrik.

Jika

meluas

hingga

menembus fasia Gerota dapat menyebabkan abses paranefrik.


- Gambaran Klinis: demam, menggigil, nyeri area flank atau
abdomen, dan disuria. Dapat teraba massa di area flank.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis: leukosituria (dapat normal pada 25% kasus).

Kultur urine dan darah: mencari organisme penyebab.

Pencitraan:
PIV/KUB kurang sensitif.
CT scan sangat akurat, tampak pembesaran ginjal dengan
area fokal yang mengalami hipoatenuasi akibat infeksi,
tampak massa dengan rim enhancement, penebalan fasia
Gerota, penipisan lemak perinefrik, obliterasi jaringan lunak
sekitar.
USG ginjal sangat akurat, tampak massa anechoic di
dalam

atau

menyebabkan

pergeseran

ginjal,

cairan

echogenic.
5. Xanthogranulomatous Pyelonephritis
- Definisi: salah satu bentuk infeksi bakterial kronis pada ginjal.
Ginjal yang terlibat hampir selalu mengalami hidronefrosis dan
obstruksi. Inflamasi yang parah dan nekrosis menyebabkan
obliterasi parenkim ginjal.
- Gambaran klinis: nyeri area flank, demam, menggigil, massa
area flank
- Pemeriksaan penunjang:
o

Patologi anatomi: foamy lipid-laden histiocytes (xanthoma


cells) sering keliru dengan renal clear cell carcinoma.

Urinalisis: bakteriuria persisten, leukosituria, proteinuria

Analisa

darah:

anemia,

disfungsi

hepatik,

jarang

terjadi

azotemia atau gagal ginjal karena seringkali unilateral.


o

Kultur urine: E. coli, Proteus species.

Pencitraan:
CT scan: paling reliabel, tampak massa heterogen di ginjal.
Parenkim ginjal seringkali ditandai dengan lesi densitas air
multipel, menunjukkan calix yang dilatasi atau abses. Pada
penambahan kontras jaringan tersebut akan menyangat di
perifer, sedangkan area tengah yang diisi pus dan debris
tidak menyangat. Kalsifikasi sentral juga dapat terlihat.
Proses inflamasi dapat terlihat meluas hingga jaringan
lemak perinefrik, retroperitoneum, dan organ sekitar seperti
otot psoas, lien, kolon, atau vaskuler besar. Dapat tampak
urolithiasis.
USG ginjal: pembesaran ginjal dengan area echogenic besar
di tengah dan parenkim yang anechoic.

6. Pyonephrosis
- Definisi: infeksi bakteri pada ginjal yang mengalami hidronefrosis
dan obstruksi yang menyebabkan kerusakan supuratif parenkim
ginjal dan kerusakan fungsi ginjal.
- Gambaran klinis: pasien tampak sangat sakit, demam tinggi,
menggigil, nyeri area flank. Gejala traktus urinarius bawah tidak
selalu muncul.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis: bakteriuria dan pyuria mungkin tidak terjadi jika


terdapat obstruksi komplit pada ginjal yang terlibat.

Pencitraan:
USG ginjal: persistent echoes pada bagian bawah collecting
system,

tampak

fluid-debris

level

dengan

echo

yang

berubah dengan perubahan posisi, batu ginjal atau ureter


juga dapat dilihat pada USG.

INFEKSI KANDUNG KEMIH


1. Sistitis Akut
- Definisi: infeksi saluran kemih yang melibatkan kandung kemih.
Lebih sering mengenai wanita dibanding pria. Penjalaran infeksi
terutama secara asending dari periuretra atau perivagina.
Diagnosis ditegakkan secara klinis.
- Gambaran

klinis:

gejala

iritatif

seperti

disuria,

frequency,

urgency. Nyeri pinggang bawah dan suprapubik. Hematuria dan


urine keruh/berbau. Jarang terjadi demam dan gejala sistemik.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis: leukosituria, hematuria.

Kultur urine: untuk konfirmasi diagnosis dan mengidentifikasi


organisme penyebab. Jika gambaran klinis dan urinalisis sudah
jelas kultur urine tidak diperlukan. Kebanyakan penyebab
adalah E.coli, Klebsiella, Proteus spp., S. saprophyticus, dan
enterococci.

Pencitraan:

pada

infeksi

uncomplicated

tidak

diperlukan

pencitraan.
2. Sistitis/ISK Berulang
- Definisi: infeksi kandung kemih yang disebabkan oleh persistensi
bakteri atau reinfeksi oleh organisme lainnya.
- Perlu dilakukan identifikasi penyebab.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Pencitraan: mencari penyebab persistensi dan rekurensi ISK


USG
PIV
Sistoskopi
CT scan
Retrograde pyelogram

3. Malacoplakia
- Definisi: penyakit inflamasi yang mengenai kandung kemih dan
bagian lain dari traktus urinarius seperti ureter dan ginjal. Pada
kandung kemih bermanifestasi sebagai plak atau nodul yang
dibentuk oleh histiosit besar (von Hansemann cells) dengan
laminar inclusion bodies (Michaelis-Gutmann bodies).
- Gambaran klinis: lebih sering pada wanita, dan berhubungan
dengan riwayat ISK. Kebanyakan pasien mengalami sakit kronis
atau imunosupresi. Pada malacoplakia kandung kemih terjadi
gejala iritatif (urgency dan frequency) dan hematuria. Pada
malacoplakia ureter atau ginjal terjadi demam, nyeri atau massa
area flank. Dapat menyebabkan azotemia atau gagal ginjal jika
terjadi bilateral.
- Pencitraan:
o

USG atau CT scan: massa kandung kemih dan tanda obstruksi


jika meluas ke ureter. Jika melibatkan ginjal akan tampak
massa parenkim fokal atau difus, hypodense.

Patologi anatomi: untuk diagnosis banding dengan keganasan.

INFEKSI PROSTAT
1. Prostatitis Bakterial Akut
- Definisi: inflamasi prostat yang berhubungan dengan ISK. Diduga
bahwa infeksi yang disebabkan oleh infeksi uretra asending atau
refluks urine terinfeksi dari kandung kemih menuju duktus
prostatikus.
- Gambaran klinis: tidak jarang pada anak laki-laki prepubertal dan
sering pada laki-laki dewasa. Mendadak mengalami gejala
konstitusional (demam, menggigil, malas, artralgia, mialgia, nyeri
pinggang bawah/rektal/perineal) dan gejala urinari (frequency,
urgency, dysuria). Retensi urine akibat pembengkakan prostat.

Pemeriksaan RT menunjukkan prostat yang nyeri, membesar,


irreguler dan hangat.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis: leukosituria, hematuria

Analisa

darah:

leukositosis,

kadar

PSA

(Prostate-specific

antigen) sering meningkat


o

Kultur urine dan cairan prostat: identifikasi organisme (E. coli,


Proteus, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, Serratia spp.,
dan enterococci)

Mikroskopis: tampak leukosit (leukosit PMN, limfosit, sel


plasma, dan makrofag) di dalam dan di sekitar kelenjar
prostat, edema dan hiperemia stroma prostat. Nekrosis dan
abses dapat terbentuk.

Diagnosis ditegakkan berdasar pemeriksaan mikroskopis, kultur


cairan prostat, dan kultur urine yang didapatkan sebelum dan
setelah masase prostat.
o

Pencitraan: jarang diindikasikan


USG kandung kemih: menilai residu urine.
USG transrektal: diindikasikan pada pasien yang tidak
berespon terhadap terapi konvensional.

2. Prostatitis Bakterial Kronik


- Definisi: infeksi prostat dengan onset perlahan, dicirikan dengan
ISK relaps dan berulang disebabkan oleh persistensi patogen di
dalam cairan prostat.
- Gambaran klinis: disuria, urgency, frequency, nokturia, dan nyeri
pinggang bawah/perineal. Biasanya tidak demam dan sering
memiliki riwayat ISK berulang, urethritis, atau epididymitis yang
disebabkan oleh organisme yang sama. Pemeriksaan RT biasanya
normal, kadang terjadi nyeri, atau teraba batu di prostat.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis: leukosituria, bakteriuria.

Analisa darah: tidak menunjukkan leukositosis. Kadar PSA


dapat meningkat.

Pencitraan:

Jarang

diindikasikan.

USG

transrektal

hanya

diindikasikan jika dicurigai abses prostat.


o

Diagnosis ditegakkan berdasar identifikasi bakteri dari cairan


prostat atau urine setelah masase prostat menggunakan 4-cup
test

3. Granulomatous Prostatitis
- Merupakan bentuk jarang dari prostatitis. Dapat disebabkan oleh
infeksi bakterial, viral, atau fungal, penggunaan terapi bacillus
Calmette-Gurin, malacoplakia, atau systemic granulomatous
diseases yang melibatkan prostat.
- Terdapat

jenis

granulomatous

prostatitis

nonspesifik:

noneosinofilik dan eosinofilik. Yang pertama menunjukkan respon


jaringan abnormal terhadap ekstravasasi cairan prostat. Yang
terakhir lebih parah, terdapat reaksi alergi jaringan prostat
terhadap antigen yang tidak diketahui.
- Gambaran klinis: terjadi secara akut, demam, menggigil, gejala
obstructive/irritative,

retensi

urine.

Pada

eosinophilic

granulomatous prostatitis pasien tampak sangat sakit dengan


demam tinggi.
Pemeriksaan RT menunjukkan prostat yang keras, indurasi, dan
fixed, sehingga sulit dibedakan dengan karsinoma prostat.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Urinalisis dan kultur tidak menunjukkan infeksi bakterial.

Analisa darah: leukositosis, eosinofilia pada pasien eosinophilic


granulomatous prostatitis.

Diagnosis ditegakkan berdasar hasil biopsi prostat.

4. Abses Prostat

- Definisi: abses yang terbentuk pada prostat akibat komplikasi


prostatitis bakterial akut yang tidak diterapi dengan baik
- Gambaran

klinis:

sama

dengan

prostatitis

bakterial

akut.

Biasanya pasien prostatitis bakterial akut yang diterapi namun


mengalami rekurensi menunjukkan terjadinya abses prostat.
Dari pemeriksaan RT prostat teraba nyeri dan membengkak
- Pencitraan: USG transrektal atau CT scan pelvis penting untuk
diagnosis dan terapi
INFEKSI URETHRA (Urethritis)
- Tipe urethritis: infeksi/inflamasi urethra dapat dikelompokkan
menjadi kelompok akibat Neisseria gonorrhoeae dan kelompok
akibat organisme lainnya (Chlamydia trachomatis, Ureaplasma
urealyticum, Trichomonas vaginalis, dan herpes simplex virus)
- Kebanyakan kasus didapatkan selama hubungan seksual.
- Gambaran klinis: urethral discharge dan disuria. Gejala obstruktif
saat berkemih juga dapat terjadi pada pasien dengan infeksi
rekuren, di mana striktur urehtra dapat terbentuk. Sekitar 40%
pasien urethritis gonococcal asimtomatik.
- Pemeriksaan penunjang:
o

Diagnosis ditegakkan berdasar pemeriksaan dan kultur urethra


(cairan di dalam urethra, bukan sekedar sekretnya saja).

Pencitraan: Retrograde urethrogram hanya diindikasikan pada


pasien

dengan

infeksi

berulang

dan

gejala

obstruktif.

Kebanyakan pasien dengan urethritis uncomplicated tidak


memerlukan pencitraan.
EPIDIDYMITIS
- Penyebab : kebanyakan disebabkan oleh infeksi asending dari
saluran kencing bagian bawah. Kebanyakan kasus epididimitis
pada pria berusia < 35 tahun disebabkan oleh organisme yang
ditularkan melalui hubungan seksual (N. gonorrhoeae dan C.

trachomatis), pada anak dan pria tua disebabkan oleh patogen


saluran kencing seperti E. coli, pada pria homoseksual yang
melakukan anal seks, E. coli dan bakteri coliform lain merupakan
organisme yang paling umum. Infeksi epididymis dapat meluas
hingga testis.
- Gambaran klinis: nyeri hebat pada skrotum yang meluas hingga
lipat paha atau flank. Pembesaran skrotum akibat inflamasi
epididymis/testis atau hidrokel dapat terbentuk dengan cepat.
Gejala lain urethritis, cystitis, atau prostatitis dapat terjadi
sebelum atau bersamaan dengan onset nyeri skrotum. Pada
pemeriksaan fisik, dapat ditemukan pembesaran dan kemerahan
pada skrotum, sehingga sulit dibedakan antara epididimis dan
testis selama fase akut. Penebalan korda spermatika kadang
dapat diraba.
- Pemeriksaan penunjang:
o Urinalisis: leukosituria dan bakteriuria, urethral discharge.
o Analisa darah: leukositosis.
o Pencitraan:
USG

doppler

testis

atau

radionuclide

scanning

dapat

membedakan epididimitis dengan torsio testis. Adanya


aliran darah pada USG doppler dan uptake tracers ke dalam
testis pada radionuclide scanning menyingkitkan torsio
testis.
USG

scrotum:

pada

epididymitis

biasanya

tampak

pembesaran epididymis dengan peningkatan aliran darah.


Dapat ditemukan hidrokel reaktif atau keterlibatan testis.

Anda mungkin juga menyukai