Anda di halaman 1dari 3

Tips Merawat Borok Kaki Pada

Penderita Diabetes
Oleh Nimas Mita Etika MInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh:
 Klik untuk
Klik
Klik untuk
membagikan
untuk berbagi
berbagi pada di
viaLine
di
Facebook(Membuka
Twitter(Membuka
Tumblr(Membuka
Google+(Membuka
Linkedln(Membuka di
didi
new(Membuka di
di jendela
jendela
jendela
jendela
jendela yang
yang
yang
yang
yang
baru)baru)
baru)
baru)
baru)

Menurut American College of Foot and Ankle Surgeons,


penderita diabetes memiliki risiko 15% untuk terkena borok (ulkus diabetes).
Borok yang terjadi pada penderita diabetes biasanya terjadi akibat
dampak neuropatiatau kerusakan jaringan saraf yang merupakan komplikasi
dari diabetes. Diabetes juga menjadi penyebab utama kejadian amputasi (non-
traumatik) yang dilakukan di Amerika Serikat. Sekitar 14 hingga 24% pasien
diabetes harus menjalani amputasi akibat mengalami luka pada bagian tubuh
dan tidak dirawat dengan baik.

Penyebab borok kaki pada penderita


diabetes
Borok yang terjadi pada penderita diabetes biasanya dikibatkan oleh beberapa
hal yaitu:

1. Sirkulasi darah yang tidak baik

Kerusakan pembuluh darah dimulai dari pembuluh-pembuluh darah kecil, yang


biasanya banyak terdapat di bagian tangan dan kaki. Namun, bagian tubuh yang
paling sering mengalami borokan (ulkus diabetes) terjadi pada tubuh bagian
bawah, hal ini disebabkan tubuh bagian bawah seperti kaki jauh dari sirkulasi
darah utama. Diketahui bahwa sebesar 10-20% borokan yang terjadi pada
penderita diabetes terjadi di kaki bagian bawah.

Sirkulasi darah yang tidak baik merupakan salah satu komplikasi dari diabetes.
Hal ini akan memperlambat penyembuhan luka, karena luka tidak dapat asupan
dan ‘obat’ yang seharusnya di dapat dari darah yang mengalir. Jika hal ini terus
terjadi, dapat menimbulkan luka yang infeksi dan kemudian muncul borok.

2. Kerusakan saraf

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, sebanyak 54% penderita diabetes


mengalami kerusakan saraf sebagai komplikasi dari penyakit diabetes.
Kerusakan saraf diakibatkan oleh tingginya gula darah pada penderita diabetes.
Gula merupakan bahan utama dalam metabolisme sel. Ketika gula tidak
tersalurkan dengan baik ke dalam sel-sel pada tubuh, maka sel akan mengalami
‘kelaparan’. Jika kejadian ini terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
kematian pada sel. Kematian pada sel saraf dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan saraf. Kerusakan saraf ini kemudian menurunkan sensitivitas tubuh,
salah satunya sensitivitas pada kaki dalam merasakan benda tajam.

3. Luka yang terinfeksi

Berhubungan dengan dua faktor sebelumnya, luka yang tidak sembuh


disebabkan oleh sirkulasi darah yang tidak baik dan gula tidak terasalurkan
dengan baik. Luka sulit sembuh dan menjadi tempat berkembangnya bakteri
dan virus.

4. Penurunan sistem imun

Penderita diabetes memiliki sistem imunitas yang rendah, yang kemudian


menyebabkan luka semakin lama sembuh dan mudah terkena infeksi.

Borok pada penderita diabetes tak


selalu terasa sakit
Sakit bukanlah gejala utama yang terjadi pada luka yang diderita oleh penderita
diabetes, karena biasanya mereka malah tidak merasakan sakit pada kaki yang
luka. Hal pertama yang sering muncul adalah nanah atau cairan yang keluar
pada luka, kemudian akan muncul kemerahan dan pembengkakan pada luka
dan lama-kelamaan menimbulkan bau yang kurang sedap.

Gejala lain yang ditimbulkan jika luka semakin parah adalah luka terlihat
menghitam karena semakin banyak sel yang mati akibat tidak mendapatkan
makanan dari pembuluh darah. Kemudian akan menjadi gangrene, di mana sel-
sel yang mati akan semakin banyak dan muncul pada permukaan sekitar luka.
Ketika ini terjadi, biasanya tindakan medis yang dilakukan adalah melakukan
operasi untuk mengangkat jaringan mati atau borok tersebut.
Bagaimana cara merawat borok pada
penderita diabetes?
Jika terdapat luka pada penderita diabetes, yang dapat dilakukan untuk
mencegahnya menjadi masalah yang serius dan mempercepat penyembuhan
luka tersebut adalah:

1. Rawat dan periksa luka secara berkala

Jangan remehkan luka yang kecil, karena dari luka kecil yang tidak dirawat
dengan baik, dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi.

2. Bersihkan luka

Bilas luka dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran pada luka
tersebut, jangan gunakan sabun, karena dapat membuat luka iritasi. Gunakan
salep antibiotik untuk mencegah infeksi dan tutup dengan menggunakan perban
yang steril. Ganti perban secara berkala setiap hari dan bersihkan kulit di sekitar
luka menggunakan sabun. Waspada dan perhatikan luka apakah muncul infeksi
atau tidak.

3. Periksa ke dokter

Periksakan luka tersebut ke dokter, walaupun hanya luka kecil jangan


menunggu luka tersebut menjadi parah dan semakin besar. Semakin kecil dan
semakin dini luka tersebut diperiksakan ke dokter, maka semakin tinggi dan
cepat proses penyembuhannya.

4. Hindari kontak fisik dan memberi tekanan pada luka

Pada penderita diabetes sering kali ditemukan luka pada bagian bawah kaki,
sebaiknya tidak memberikan tekanan. Contohnya jika luka berada di telapak
kaki, maka usahakan tidak berjalan terlalu banyak.

5. Pakai alas kaki yang aman dan tertutup

Memakai alas kaki yang tertutup dan tebal akan menghindarkan penderita
diabetes terkena hal-hal yang berpotensi melukai kulit.

Anda mungkin juga menyukai