Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH OCD PADA KESEHATAN WARGA RT/05 RW/03

DS.GANDEKAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Disusun untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian

Dosen pembimbing Bapak Dr.Suprajitno, S.Kep., M.Kes

Di Susun Oleh :

Nama : Rizka Wulandari

NIM : P17230201034

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PRODI D-III KEPERAWATAN BLITAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Covid-19 merupakan penyakit yang di temukan di Wuhan China dan salah
satu penyakit yang berisiko tinggi penularannya. Covid-19 merupakan penyakit atau
virus yang cepat penyebarannya di seluruh dunia bahkan di indonesia. Banyak sekali
dampak yang di rasakan oleh masyarakat karena penyakit covid-19 ini. Dari segi
sosial, pekerjaan, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Maka dari itu pemerintah
menghimbau masyarakat agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan untuk
mengurangi peningkatan covid-19. Pemerintah mengeluarkan peraturan yaitu
masyarakat di wajibkan untuk menggunakan masker, mencuci tangan, selalu
menggunkan handsanitaizer, sosial distancing (jaga jarak), serta dihimbau untuk tetap
dirumah jika tidak ada keperluan penting. (widyaiswara, 2020)
Dampak yang menonjol dari pandemi covid-19 ini yaitu salah satunya
gangguan Obsessive Compulative Disorder (OCD). Organisasi dunia WHO
menyatakan depresi dan kecemasan merupakan gangguan jiwa umum yang
prevalensinya lebih tinggi. OCD dinobatkan sebagai salah satu dari sepuluh
gangguan melumpuhkan oleh WHO. OCD ini bermakna gangguan kecemasan
dimana seseorang merasa takut, cemas, dan akan berperilaku kompulsif. Pada masa
pandemic covid-19 ini cenderung mengakibatkan OCD pada individu yang
menganggap dirinya rentan terpapar covid-19 . Dan pada era covid-19 sekarang ini
masyarakat yang mengidap OCD akan memiliki pikiran dan perilaku yang obsesi dan
kompulsif disertai stress berat sehingga dapat mengganggu aktivitas diri. Seseorang
yang memiliki gangguang OCD akan bertindak obsesi jika berhubungan dengan
kotor, kuman dan lainnya. Orang-orang yang mengidap gangguan OCD ini
cenderung melakukan sesuatu dengan berulang-ulang contohnya mencuci tangan
sebanyak 7 kali atau bahkan lebih dalam sehari meskipun keadaan tangan bersih. Dan
orang-orang yang terkena gangguan OCD biasanya menjadi takut keluar rumah
karena takut terkontaminasi, menolak untuk bersentuhan dengan anggota keluarga
lainnya, dan jika tidak sengaja mereka terkontaminasi biasanya melakukan ritual
pembersihan sebanyak mungkin. Gangguan kecemasan atau OCD ini bisa di lakukan
dengan beberapa treatment psikoterapi yang fungsinya supaya kebiasaan melakukan
ritual yang repetitife (berulang-ulang) bisa perlahan-lahan hilang.(Anaya & Ghozali,
2021)
1.2. Rumusan masalah :
1. Apakah ada hubungan antara OCD terhadap kesehatan masyarakat di masa
pandemi covid-19 ?
2. Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat terhadap OCD di masa
pandemi covid-19 ?
3. Adakah pengaruh jika dilakukan terapi tingkah laku atau treatment psikoterapi
dalam penderita gangguan OCD dimasa pandemi covid-19 ?
1.3. Tujuan Umum:
Mengetahui dampak OCD pada masyarakat di masa pandemi covid-19
1.4. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui apa hubungan OCD dengan kesehatan masyarakat di masa
pandemic covid-19
2. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap OCD di masa pandemi
covid-19
3. Mengetahui pengaruh treatment psikoterapi terhadap penderita OCD di masa
pandemic covid-19
1.5. Hipotesis :
a. Ada hubungan antara OCD terhadap kesehatan masyarakat di masa pandemi
covid-19
b. Tingkat pengetahuan masyarakat rendah tentang OCD pada masa pandemi
covid-19
c. Ada pengaruh jika dilakukan terapi tingkah laku dalam penderita gangguan OCD
dimasa pandemi covid-19
BAB II
Kerangka Konseptual
: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Berpengaruh

• Apakah ada hubungan antara OCD terhadap kesehatan masyarakat di masa pandemi
covid-19 ?
Tujuan umum riset ini adalah mengetahui hubungan OCD dengan kesehatan masyarakat
di masa pandemi covid-19.
Tujuan Khusus riset ini adalah :
1. Mengidentifikasi pegaruh OCD dengan kesehatan masyarakat di masa pandemi
covid-19
2. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap OCD di masa pandemi covid-
19
Hubungan OCD dengan kesehatan
masyarakat di
Covid-19 Pengetahuan masa pandemi
covid-19

Dampak OCD
BAB III

Metode Riset

1.6. Populasi
Populasi riset ini adalah warga yang tinggal di Ds.Gandekan Rt.05/Rw.03

Penjelasan :
What : Warga Rt.05/Rw.03 Ds.Gandekan
Where : Di rumah ketua Rt
When : Bulan Febuari-Mei 2022
1.7. Sampel
Untuk mengukur besaran sampel riset ini maka menggunakan rumus slovin.

Rumus :
n= N
1 + Ne2

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Nilai kritis ( batas toleransi kesalahan / error tolerance) = 5% / 0,05

Jadi besaran sampel yang diambil :


n= N
1 + Ne2
= 100
1 + 100 (0,05)2
= 100
1 + 100 x 0,0025

= 100

1 + 0,25
= 100
1,25
= 80 warga
Besar sampel yang diambil 80 warga

1.8. Sampling
Metode pemilihan sampel penelitian ini adalah dengan cara sampling acak sederhana
( Simple Random Sampling) untuk memilih 80 warga dari 100 warga.

0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
(Random) 0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000
0000000000

(Sampel)
(Populasi )
1.9. Identifikasi Variabel
a. Apakah ada hubungan antara OCD terhadap kesehatan masyarakat di masa
pandemi covid-19 ?
Identifikasi variabel yang dilakukan :

Variabel Riset :
1. Hubungan
2. Kesehatan
Obyek Riset : Masyarakat

b. Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat terhadap OCD di masa pandemi


covid-19 ?
Identifikasi variabel yang di lakukan :
Variabel Riset : Pengetahun
Obyek Riset : Masyarakat

c. Adakah pengaruh jika dilakukan terapi tingkah laku atau treatment psikoterapi
dalam penderita gangguan OCD dimasa pandemi covid-19 ?
Identifikasi variabel yang di lakukan :

Variabel Bebas : Terapi


Variabel Tergantung : Tingkah laku atau treatment psikoterapi
Obyek Riset : Penderita Gangguan OCD

1.10. Definisi Variabel


1. Apakah ada hubungan antara OCD terhadap kesehatan masyarakat di masa
pandemi covid-19 ?

Variabel Riset : hubungan antara OCD terhadap kesehatan masyarakat di


masa pandemi covid-19
Definisi Operasional : Suatu upaya untuk mengetahi apakah ada hubungan
penderita OCD dengan kesehatannya di masa pandemic covid-19 yang dapat
di ukur dengan melihat tingkat kecemasan penderita terhadap pandemic dan
nantinya dapat dilihat hasilnya dengan cara apakah penderita mengalami
penurunan kesehatan.

2. Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat terhadap OCD di masa


pandemi covid-19 ?

Variabel Riset : tingkat pengetahuan masyarakat terhadap OCD di masa


pandemi covid-19
Definisi Operasional: Upaya untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan
masyarakat terhadap OCD di masa pandemic covid-19 yang dapat diukur
dengan cara memberikan beberapa pertanyaan tentang OCD yang dialami
penderita, apa yang biasa dilakukan penderita jika gangguan ini muncul
sewaktu-waktu, dan bagaimana cara penderita menurunkan rasa cemasnya
saat gangguan ini kambuh.
3. Adakah pengaruh jika dilakukan terapi tingkah laku atau treatment
psikoterapi dalam penderita gangguan OCD dimasa pandemi covid-19 ?

Variabel Riset : pengaruh jika dilakukan terapi tingkah laku atau treatment
psikoterapi dalam penderita gangguan OCD dimasa pandemi covid-19
Definisi Operasional : Upaya untuk mengetahui bagaimana pengaruh jika
dilakukan treatment psikoterapi untuk pederita gangguan OCD, yang dapat
diukur dengan cara melakukan terapi tingkah laku atau treatment psikoterapi
secara rutin, atau mengonsumsi obat Clomipramine, Fluvoxamine,
Paroxetine, ataupun Setraline.
Dengan melakukan treatment psikoterapi, mengonsumsi obat anti depresi
secara rutin ketika gangguannya kambuh maka dengan perlahan-lahan tingkat
kecemasan ini akan menurun.
3.6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada riset ini menggunakan kuisioner yang dilaksanakan pada
bulan Januari-Mei 2022 pada seluruh warga Desa Gandekan Rt.05/Rw.03
3.7. Rencana Analisis
Data yang terkumpul dari pengisian kuisioner warga Rt.05/Rw.03 Ds.Gandekan akan
di analisa berdasarkan distribusi frekuensi dan presentase.
3.8. Etik Riset
Dalam melakukan penelitian, peneliti akan mengajukan permohonan ijin kepada
ketua Rt 05/Rw.03 untuk mendapatkan persetujuan. Setelah itu peneliti melakukan
penelitian kepada responden dengan menekankan paa masalah etik yang meliputi :
a. Informed consent
Peneliti meminta persetujuan pada subjek riset/responden. Tujuan dari informed
consent ini agar responden mengetahui tujuan dari penelitian ini. Pemberian
informasi kepada responden harus menggunkan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti. Jika subyek riset bersedia menjadi responden maka responden
tersebut harus menandatangani kertas lembar persetujuan.
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga privasi identitas dari responden/subyek riset. Peneliti tidak boleh
mencantumkan nama responden/subyek riset di kuisioner.
c. Confidentallity (Kerahasiaan)
Peneliti akan selalu menjaga kerahasiaan dari data yang diperoleh nya, dan data
tersebut hanya akan disaikan kepada kelompok tertentu yang berhubungan
dengan penelitian, sehingga rahasia dari subyek riset akan aman
BAB IV

DAHTAR PUSTAKA

Anaya, A. D., & Ghozali, G. (2021). Literature review: Dampak pandemi covid-19 terhadap
obsessive compulsive disorder pada remaja. Borneo Student Research (BSR), 3(1), 644–
655.

widyaiswara. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pendidikan Dan Pelatihan


Aparatur. Jurnal Pendidikan Indonesia, 1(2745–7141), 166–175.

Anda mungkin juga menyukai