Seorang perempuan berusia 35 tahun dan calon suaminya berusia 25 tahun dating ke rumah
sakit Yarsi untuk konsultasi terkait pernikahan mereka. Hal ini di dasari calon istri mempunyai
adik penderita kelainan genetic akibat nondisjunction. Oleh dokter calon pasangan ini
disarankan melakukan pemeriksaan kromosom
1
o IDENTIFIKASI KATA SULIT
1. Non disjunction : peristiwa gagal berpisah di kromosom seks pada waktu pembelahan
sel
2. Kelainan Genetik : kondisi dimana terjadi perubahan sifat dan komponen dalam gen
sehingga menimbulkan penyakit
3. Kromosom : benda mikroskopis berbentuk tongkat yang berada dalam sel dan
mengandung banyak DNA.
4. Konsultasi : sebuah dialog,didalamnya ada aktifitas berbagi dan bertukar informasi
dalam rangka untuk memastikan pihak yang berkonsultasi agar mengetahui lebih dalam
tentang suatu tema
5. Pemeriksaan kromosom : metode untuk mendeteksi adanya kelainan kromosom
o PERTANYAAN
1. Bagaimana aberasi kromosom terjadi?
2. Apa saja tahapan pembelahan sel?
3. Apa penyebab aberasi kromosom selain non-disjunction?
4. Gangguan apa saja yang disebabkan aberasi kromosom?
5. Apa saja manfaat dari analisa kromosom?
6. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya aberasi kromosom?
7. Apa saja jenis-jenis aberasi kromosom?
8. Apa saja pemeriksaan kromosom?
9. Bagaimana pandangan islam tentang sabar dalam menerima takdir Allah SWT?
10. Mengapa kita harus berprasangka baik terhadap Allah SWT?
o JAWABAN
1. Aberasi kromosom dapat terjadi karena 2 faktor:
- Perubahan struktur kromosom itu sendiri. Contohnya seperti : Insersi yaitu
penambahan segmen, Delesi yaitu hilangnya segmen, Duplikasi yaitu
bertambahnya segmen, Inversi yaitu segmen yang terbalik dan Translokasi.
- Mutasi. Pada tahap anafase, kromosom gagal berpisah pada sel gamet. Kromosom
harusnya berpisah dan menuju arah berlawanan,tetapi pada saat itu gagal itu
2
berpisah. Pada saat gametogenesis, persitiwa tersebut terjadi selama pembentukan
benih
2. Tahap-tahap pada pembelahan sel yaitu:
1. Mitosis
a. Profase : kondensasi kromosom, pembentukan benang spindel, nucleolus
hilang, nukleus rusak/pecah
b. Metafase : kromosom menempatkan diri di bidang ekuator
c. Anafase : membelahnya kromatid, mengarah ke kutub berlawanan
d. Telofase : kromatin membentuk lagi, nucleus terbentuk kembali
2. Meiosis I
a. Profase I
Leptonema
Zigonema
Pakhinema
Diplonema
Diakinesis
b. Metafase I
c. Anafase I
d. Telofase I
3. Meiosis II
a. Profase II
b. Metafase II
c. Anafase II
d. Telofase II
3. Aberasi kromosom selain disebabkan oleh non disjunction juga dapat disebabkan oleh:
a. Paparan sinar radioaktif
b. Bahan kimia
c. Residu insektisida
d. Asap pembakaran
e. Virus
4. Gangguan atau kelainan yang disebabkan oleh aberasi kromosom dapat berupa:
a. Sindrom Turner : kekurangan kromosom seks (45, XO)
b. Sindrom Superfemale : kelebihan kromosom X (47, XXX)
3
c. Sindrom Supermale : kelebihan kromosom Y (47, XYY)
d. Sindrom Klinefelter : kelebihan kromosom X (47, XXY)
5. Manfaat analisa kromosom :
1. Memahami kelainan genetik pada keluarga
2. Memahami pola penurunan dan resiko berulang penyakit pada keluarga
3. Memahami pilihan yang berkaitan dengan penyakit.
4. Menggunakan informasi tersebut sehingga dapat mengurangi efek psikologi dan
meningkatkan control personal.
5. Menetapkan pilihan yang sesuai dengan risiko penyakit dan tujuan keluarga,dan
bertindak sesuai dengan pilihan yang telah dipilih.
6. Membuat pilihan yang paling tepat pada keluarga yang sakit, dan pada turunan dari
orang sakit tersebut.
7. Mengidentifikasi penyakit
6. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan aberasi kromosom yaitu:
a. Genetik
b. Umur orang tua
c. Kualitas sperma
d. Kelainan hormonal pada ibu
e. Infeksi pada kehamilan
f. Autoimun
7. Jenis-jenis Aberasi kromosom
a. Euploid
b. Aneuploid
8. Pemeriksaan kromosom dapat dilakukan di laboratorium Sitogenetik. Sitogenetik yaitu
ilmu yang mempelajari struktur kromosom.
9. Sabar menempati posisi yang Istimewa,karena Allah sangat mencintai orang-orang
yang sabar. Orang-orang tersebut juga akan ditempatkan di tempat yang mulia. Mukmin
yang sabar tidak akan mengeluh tentang kehidupannya. Allah tidak akan memberikan
cobaan melampaui kemampuan umatnya. Jika memang Allah mendatangkan cobaan
untuk kita, hendaklah ambil sisi positifnya, jangan hanya mengambil sisi negatifnya.
10. Karena Allah tahu yang terbaik bagi kaumnya. Sebagai seorang muslim, sudah
sepatutnya bagi kita untuk selalu bersyukur kepada Allah. Allah bertindak sesuai
dengan apa yang disangka oleh kaumnya.
4
HIPOTESIS
Kelainan genetik akibat non disjunction terjadi karena faktor genetik, umur orang tua, kualitas
sperma,kelainan hormonal pada ibu,infeksi pada kehamilan,autoimun. Gangguan atau kelainan
yang disebabkan oleh aberasi kromosom dapat berupa Sindrom Turner dengan kariotipe (45,
XO), Sindrom Superfemale dengan kariotipe (47, XXX), Sindrom Supermale dengan kariotipe
(47, XYY), Sindrom Klinefelter dengan kariotipe (47, XXY).Terjadi karena gagal berpisah
pada kromosom X.Kekurangan atau kelebihan kromosom yang menimbulkan kelianan genetik.
. Pemeriksaan kromosom dapat dilakukan di laboratorium Sitogenetik. Sitogenetik yaitu ilmu
yang mempelajari struktur kromosom.Karena itu,untuk mencegah terjadinya kelainan genetic
maka sebaiknya melakukan konsultasi genetik. Kita sebagai umat muslim harus berprasangkan
baik dansabar kepada Allah SWT terhadap semua takdir yang ditetapkan oleh-Nya.
5
SASARAN BELAJAR
6
LI. 1. Memahami dan Mempelajari Aberasi Kromsom
LO. 1.1 Definisi Aberasi Kromosom
Aberasi kromosom adalah ketidak teraturan jumlah dan struktur
kromosom,biasanya berupa penambhan, kehilangan, pertukaran, atau
perubahan urutan materi genetik yang sering mengubah perkembangan
embrionik. (Dorland, 2015)
LO. 1.2 Klasifikasi Aberasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasi/gross mutation) dapat disebabkan karena perubahan
struktur kromosom maupun perubahan jumlah kromosom.
1. Perubahan Struktur Kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara
spontan, dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi
bahan kimia atau radiasi. Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel
selama mitosis atau miosis. Beberapa hal yang menyebabkan perubahan
struktur kromosom adalah sebagai berikut:
a. Delesi : hilangnya sebagian segmen kromosom yang
mengandung gen karena patah
b.
Duplikasi : patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan
tersebut tersambung pada kromosom homolognya.
c.
Translokasi: patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan
tersebut tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog.
Ada dua jenis translokasi yaitu translokasi resiprok (timbal
balik) dan translokasi nonresiprok.
7
d.
Inversi : sebagian segmen kromosom patah, lalu patahan tersebut
tersambung kembali tetapi dengan posisi terbalik.
8
- Tetraploid (4n) : setiap kromosom berpasangan 4.
Misalnya : AAAA BBBB CCCC
2. Aneuploidi
Merupakan perubahan sebagian pasangan kromosom, bisa
hilang atau lebih. Beberapa jenis aneuploidi antara lain:
I. Nulisomi : kehilangan sepasang kromosom (2N-2)
II. Monosomi : kehilangan satu buah kromosom (2N-1)
III. Trisomi : kelebihan satu buah kromosom (2N+1).
IV. Tetrasomi : kelebihan sepasang kromosom (2N+2).
9
seperti dalam keadaan suhu tinggi maka sinar X bersifat mutagen karena
mampu menguraikan ikatan antara basa purin dan gula pentosa.
3. Mutagen Biologi
Mutagen biologis pada umumnya disebabkan oleh virus, yang mana materi
genetika virus mampu berekombinasi dengan materi genetika inangnya
melalui proses lisogenik sehingga materi genetik inang pun berubah.
LO. 1.4 Dampak Aberasi Kromosom
I. Perubahan struktur kromosom
- Banyak delesi pada kromosom manusia menyebabkan gangguan
parah salah satunya cri du chat (tangisan kucing) disebabkan
oleh suatu delesi spesifik pada kromosom 5. Anak yang terlahir
dengan delesi ini mengalami keterbelakangan mental, memiliki
kepala yang kecildengan ciri-ciri wajah yang tidak umum, dan
suara tangisannya mirip suara kucing marah. Individu semacam
ini biasannya meninggal dunia saat bayi atau balita. (Cambpell
jilid 1 ed. 8)
- Translokasi kromosom terbuknti menyebabkan beberapa macam
kanker, termasuk leukemia mielogenkronik. Penyakit ini timbul
ketika translokasi respirokal terjadi selama mitosis pada sel-sel
yang akan menjadi sel darah putih.(Cambpell jilid 1 ed. 8)
II. Akibat penambahan dan pengurangan jumlah kromosom
- Gagal berpisah dari kromosom seks menghasilkan berbagai
macam kondisian eploidi. Beberapa sindrom yang diakibatkan
aneuploidi yang melibatkan kromosom seks. Yaitu : (Campbell
& Reece, 2008)
a. Tuner Syndrome
10
Syndrome dengan kariotipe (22AA + X0). Jumlah
kromosom 45 dan kehilangan satu kromosom seks pada
kromosom nomor. Ciri-ciri penderita Turner syndrome
Pasien dengan sindrom Turner perempuan, tapi tidak
berkembang ovumnya (disgenesis ovaricular).
Penderita sindrom Turner cenderung berciri fisik
tertentu seperti bertubuh pendek, kehilangan lipatan
kulit di sekitar leher, pembengkakan pada tangan dan
kaki, wajah menyerupai anak kecil, dan dada
berukuran kecil. Beberapa penyakit cenderung
menyerang penderita sindrom ini, di antaranya
adalah penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal dan
tiroid, kelainan rangka tulang seperti skoliosis
danosteoporosis, obesitas, serta gangguan
pendengaran dan penglihatan.
Sebagian penderita sindrom Turner memiliki
kesulitan dalam menghafal, mempelajari
matematika, serta kemampuan visual dan
pemahaman ruangnya rendah. Perbedaan fisik
dengan wanita normal juga membuat penderita
sindrom Turner cenderung sulit untuk bersosialisasi.
b. Klinefelter Syndrome
11
Kariotipe (22 AA + XXY), telah trisomik pada gonosom
kromosom nomor 23 dan 24. Ciri fisik penderita sindrom ini
:
Gejala klinis dari sindrom klinefelter ditandai dengan
perkembangan ciri-ciri seksual yang abnormal atau
tidak berkembang, seperti testis yang kecil dan
aspermatogenesis (kegagalan memproduksi sperma).
Testis yang kecil diakibatkan oleh sel germinal testis
dan sel selitan (interstital cell) gagal berkembang
secara normal. Sel selitan adalah sel yang ada di
antara sel gonad dan dapat menentukan hormon seks
pria.
Selain itu, penderita sindrom ini juga mengalami
defisiensi atau kekurangan hormone androgen, badan
tinggi, peningkatan level gonadotropin,
danginekomastia.
Penderita klinefelter akan mengalami ganguan
koordinasi gerakbadan, seperti kesulitan mengatur
keseimbangan, melompat, dan gerakan motor tubuh
yang melambat
Dilihat dari penampakan fisik luar, penderita
klinefelter memiliki otot yang kecil,
namunmengalami perpanjangan kaki dan lengan.
c. Jacob Syndrome
12
Kariotipe (22AA + XYY), mengalami kelainan pada
kromosom no.13 berupa trisomik. Ciri-ciri penderita
sindrom ini :
Pada saat lahir, bayi biasanya tampak normal, lahir
dengan berat dan panjang badan yang normal, tanpa
kelainan fisik dan organ seksualnya normal.
Pada awal masa kanak-kanak, penderita memiliki
kecepatan pertumbuhan yang pesat, rata-rata mereka
memiliki tinggi badan 7 cm diatas normal.
Postur tubuhnya normal, tetapi berat badan nya
relatif lebih rendah jika dibandingkan terhadap tinggi
badannya.
Pada masa kanak-kanak, mereka lebih aktif dan
cenderung mengalami penundaan kematangan
mental, meskipun fisiknya berkembang secara
normal dan tingkat kecerdasannya berada dalam
kisaran normal.
Perkembangan seksual fisiknya normal, dimana
organ seksual dan ciri seksual sekundernya
berkembang secara normal. Pubertas terjadi pada
waktunya.
Pria XYY tidak mandul, mereka memilki testis yang
berukuran normal serta memiliki potensi dan gairah
seksual yang normal.
Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal,
suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam,
seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal.
Anak laki-laki dengan sindroma XYY seirngkali
secara fisik lebih aktif daripada saudara kandungnya
dan jika aktivitas ini ditanggapi dan disalurkan
dengan baik, biasanya tidak akan menimbulkan
masalah.
Mereka cenderung mengalami keterlambatan dalam
kematangan emosi dan cenderung mengalami
13
kesulitan belajar di sekolah sehingga perlu
dirangsang secara dini dan adekuat.
Pria XYY memiliki keadaan hormon seks yang
normal dan tidak perlu menjalani terapi hormonal.
d. Patau Syndrome
14
e. Sindrom Edward
15
f. Sindrom Cri du Chat
16
Pertumbuhan badan dan kepala lambat.
Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah bulat dengan
pipi besar, jari-jari yang pendek, dan bentuk kuping
yang rendah letaknya
g. Sindrom Super Female
17
Tes seks kromatis menunjukkan bahwa pasien itu
mempunyai 2 buah seks kromatin.
Umumnya penderita lebih tinggi dari perempuan
umunya tetapi berat badan penderita tersebut tidak
sebanding dengan tingginya
h. Down Syndrome
18
Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput
(dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa
menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada
sistim organ yang lain.
Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital
heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat
fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada
sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa
sumbatan pada esofagus (esophageal atresia)
atauduodenum (duodenal atresia).
Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan
peningkatan rasio APP (bahasa Inggris: amyloid
precursor protein) [2] seperti pada penderita
Alzheimer.
19
LI. 2. Memahami dan Mempelajari mengenai Manfaat Analisa Kromosom
LO. 2.1 Pemeriksaan Kromosom
a. Teknik Analisa Kromosom
a. Amniosentesis
Pemeriksaan kelainan kromosom bayi dengan pengambilan sampel
cairan ketuban. Tes yang dilakukan pada saat masa kehamilan untuk
mengetahui kelainan seperti DownSyndrome atau kelainan genetik
lainnya, diambil setelah minggu ke 15 kehamilan. (Sadler, 2013)
b. CUS (Chorionicvillus Sampling) Sampelnya plasenta diambil antara 10-
14 minggu kehamilan. (Sadler, 2013)
c. FetalBlood Sampling
Tes untuk mendeteksi kelainan kromosom/ genetika dilakukan dengan
mengambil sampel darah bayi langsung dari tali pusar janin.
Pemeriksaan tersebut umumnya memiliki kemungkinan kecil
keguguran, oleh karna itu tes tersebut hanya dianjurkan bagi wanita
hamil yang beresiko tinggi. Yaitu mereka yang sebelumnya memiliki
anak dan kelainan kromosom / genetik . Ibu hamil berusia lebih dari 35
tahun, wanita yang memiliki riwayat anggota keluarga dengan kelainan
bawaan. (Sadler, 2013)
d. Analisis sitogenetik
Digunakan untuk menilai jumlah dan integritas kromosom. Teknik ini
memerlukan sel yang sedang membelah, berartisel dihentikan pada
masa metaphase dengan pemberian bahan kimia. Kromosom diwarnai
dengan giemsa untuk memperlihatkan pita terang dan gelap yang khas
untuk setiap kromosom. Setiap pita mewakili 5 sampai 10x10000000
pasangan basa DNA yang mungkin mencakup beberapa hingga ratusan
gen.Baru-baru ini dikembangkan High- resolution methase banding
technique yang memperlihatkan lebih banyak pita (mewakili potongan
DNA lebih pendek) sehingga dapat digunakan untuk mendiagnosis
delesi kecil. (Sadler, 2013) Bisa mengkultur sel dari :
Darah tepi
Leukosit : menghasilkan/membentuk limfoblastoid
Biopsi Kulit : menghasilkan kultur fibroblast
20
Sumsum tulang : digunakan untuk diagnosis keganasan
hematologis
Fetal cells :berasal dari cairan amnion dan biopsy villi khorialis.
e. Fluorescence in situ hybridization (FISH)
Menggunakan pelacak DNA spesifik untuk mengisentifikasi ploidi
beberapa kromosom tertentu. Pelacak berfluorisasi dihibridisasi ke
kromosom atau lokus genetic dengan menggunakan sel di kaca objek,
dan hasilnya dilihat dibawah mikroskop fluorenses.Teknik ini dapat
mendeteksi penghapusan kecil, duplikasi dan / atau penyusunan ulang
kromosom halus. (Sadler, 2013)
f. Pengecatan kromosom
Teknik yang menggunakan pelacak berfluorenses untuk mengenali
bagian-bagian disepanjang kromosom. Teknik ini dapat
mengidentifikasi translokasi dan tata ulang antara kromosom-
kromosom.
G-banding
Teknik yang digunakan untuk menghasilkan kariotipe individu
dari GHR, untuk analisis kromosom. Giemsa stain digunakan
untuk menghasilkan serangkaian pita gelap dan terang, dengan
masing-masing kromosom menampilkan pola pita unik di bawah
mikroskop cahaya. Setiap kromosom dapat lebih dibedakan oleh
posisi sentromernya (metasentrik, submetasentrik, akrosentrik
dari GHR), membaginya menjadi lengan pendek, p (mungil)
lengan dan lengan panjang, disebut lengan q. Kromosom
kemudian disusun dengan pasangan berdampingan untuk
mendeteksi kelainan termasuk delesi, duplikasi, atau
penyusunan ulang struktur allainnya. Teknik ini relative murah
dan tes ini pertama baik bagi individu dengan fitur dismorfik,
masalah pertumbuhan, ketidakmampuan belajar atau beberapa
anomaly kongenital. Salah satu keterbatasan utama dari teknik
ini adalah ketidakmampuan untuk mendeteksi penghapusan
kecil atau penyusunan ulang.
o Q-Banding (Quinacrine) : Untuk identifikasi sekuens
pada lengan panjang kromosom Y
21
o R-Bannding (Reverse) : Untuk identifikasi kelainan
kromosom diujung/distal romosom.
o C banding (Centromere) : Untuk identifikasi kelainan
pada daerah Sentromer. (Sadler, 2013)
g. Spectral karyotype analysis (SKY, analisis kariotip espektral)
Teknik yang menghibridisasi setiap kromosom kesuatu pelacak
berfluorenses unik dengan warna berbeda. Hasilnya kemudian dianalisis
oleh komputer. (Sadler, 2013)
h. Array CGH (aCGH)
Keuntungan utama dari aCGH adalah kemampuan untuk mendeteksi
secara bersamaan aneuploidies, delesi, duplikasi, dan / atau amplifikasi
dari setiap lokus diwakili array, bahkan, salah satu uji menggunakan
teknik ini adalah setara dengan ribuan eksperimen FISh, dengan
penghematan tenaga kerja dan beban. Selain itu, aCGH telah terbukti
menjadi alat yang ampuh untuk mendeteksi kelainan kromosom
submicroscopic padaindividudenganketerbelakangan mental idiopatik
dan berbagai cacat lahir. Memang, beberapa studi berskala besar
menunjukkan bahwa aCGH memiliki 10% tingkat deteksi -20% dari
kelainan kromosom pada anak- anak dengan keterbelakangan mental /
gangguan perkembangan dengan atau tanpa anomaly kongenital, hanya
3% -5% dari kelainan ini akan terdeteksi dengan lainnya berarti. Sebagai
contoh, dalam sebuah studi dari 8.789 kasus yang dianalisis oleh aCGH,
1.049 (11,9%) memiliki kelainan kromosom yang relevan secara klinis.
(Sadler, 2013)
LO. 2.2 Tujuan Analisa Kromsom
1. Memahami kelainan genetik pada keluarga
2. Memahami pola penurunan dan resiko berulang penyakit pada keluarga
3. Memahami pilihan yang berkaitan dengan penyakit.
4. Menggunakan informasi tersebut sehingga dapat mengurangi efek psikologi
dan meningkatkan control personal.
5. Menetapkan pilihan yang sesuai dengan risiko penyakit dan tujuan keluarga,
dan bertindak sesuai dengan pilihan yang telah dipilih.
6. Membuat pilihan yang paling tepat pada keluarga yang sakit, dan pada
turunan dari orang sakit tersebut.
22
7. Mengidentifikasi penyakit
LI. 3. Memahami dan Mempelajari mengenai Berprasangka Baik dan Sabar
terhadap Allah SWT.
LO. 3.1 Dalil mengenai Berprasangka Baik dan Sabar terhadap Allah
SWT.
Sifat sabar dalam islam menempati posisi yang istimewa. Seorang mukmin
yang sabar tidak akan berkeluh kesah dalam mengahdapi segala kesusahan yang
menimpanya. Serta tidak akan menjadi lemah atau jatuh akibat musibah dan
bencana yang menderanya. Cobaan hidup, baik fisik maupun nonfisik akan
menimpa semua orang. Seperti yang tercantum dalam (QS. Al -baqarah : 155-
157)
23
kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir". (Q.S. Al-Baqarah ayat 286)
LO. 3.2 Hadits mengenai Berprasangka Baik dan Sabar terhadap Allah
SWT.
- Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan
kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi
syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi)
- Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan
orang yang bila terkena ujian dan cobaan, dia bersabar.
(HR.Ahmad)
- Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman,
'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku
bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku
pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia
mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di
keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat
sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau
dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan
mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan
berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari."
(HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)
24
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/17421/1/Erna_Mirani.pdf
Amirulloh, S., & Jumari, H. (2010). Dahsyatnya sabar syukur dan ikhlas Muhammad
SAW. Ruang Kata.
Behrman, R., Kliegman, R., & Arvin, A. (2000). Ilmu kesehatan anak nelson. jakarta:
EGC.
Campbell, N., & Reece, J., et al. (2008). Biologi. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Richard, E., Behrman, R., & Kliegman, A. (2000). Ilmu kesehatan anak nelson.Edisi
15. Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sadler, T. (2013). Embriologi kedokteran langman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sakaprabawanta, M. (2015). Analisa Kromsom pada Penderita dengan Anomali
Kongenital Multipel di Laboratorium Cebior. Retrieved November 2, 2017, from
http://eprints.undip.ac.id/46837/3/MADE_SASKAPRABAWANTA_SP_22010111
120042_LAP.KTI_BAB_II.pdf
Sloane, E. (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
25