dan
Tumor-Kanker
Apa itu Mutasi ?
Mutasi Gen....
Mutasi adalah perubahan materi genetik
atau disebut juga sebagai DNA.
JENIS-JENIS MUTASI MUTASI
KROMOSOM yaitu perubahan susunan
atau jumlah dari kromosom yang
menyebabkan perubahan sifat individu
lazim disebut ABERASI
MUTASI GEN yaitu perubahan gen dalam
kromosom (letak dan sifat) yang
menyebab-kan perubahan sifat individu
tanpa perubahan jumlah dan susunan
kromosomnya lazim disebut MUTASI saja.
Bab 6 Mutasi
MUTAN
Sinar Ultraviolet
memiliki energi yang besar yang dapat menyebabkan perubahan
susunan gen atau kromosom. Sinar Ultraviolet (UV) termasuk
mutagen fisik. Sinar ini diserap dengan sangat kuat oleh molekul
DNA. Energi dari sinar UV menyebabkan eksitasi elektron pada basa
nitrogen.
Salah satu jenis kanker kulit akibat mutasi oleh sinar UV adalah
terbentuknya melanorma, yakni sel kanker yang berkembang dari sel
pigmen pada kulit.
Sinar Radioaktif
Unsur radioaktif, seperti uranium dan radium yang masuk ke dalam
tubuh dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam gen atau
kromosom. Perubahan tersebut dapat diturunkan jika terjadi pada
sel-sel gonad dan tidak akan diturunkan jika terjadi pada sel somatis.
b. MUTASI BUATAN
Mutasi Diam
Bab 6 Mutasi
MUTASI GEN Substitusi (2)
MUTASI KROMOSOM
Perubahan struktur kromosom
Bab 6 Mutasi
Aneuploid
Trisomi X (XXX)
Sindrom Down
(a) Bayi laki-laki dengan sindrom Cri du chat. (b) Anak laki-
laki yang sama setelah berumur 4 tahun.
Bab 6 Mutasi
SUMBER MUTASI
MUTAGEN
PENGARUH MUTASI
Perubahan produk gen
dan perubahan fenotip
Adenoma intermediet
Mutasi 18q, delesi gen DCC
Adenoma lanjut
Mutasi 17p, delesi gen p53
Karsinoma
Berbagai mutasi
Metastasis
Keterangan:
FAP : Familial Adenomatous Polyposis
APC : Adenomatous polyposis Coli
DCC : Deleted in Colorectal Carsinoma
(tumor suppressor gene) & berkaitan dgn
invasi
p53 : Tumor suppressor gene
HETEROGENENITAS SEL
Sel kanker diduga berkembang melalui suatu evolusi
KANKER
klonal( semula sel kanker berasal dari satu klon,
selanjutnya berkembang menjadi heterogen)
Semakin progresif perkembangan sel kanker , maka
sel ini semakin heterogen
Heterogenitas ini merupakan manifestasi evolusi
klon sel kanker yang menyebabkan sel kanker
mempunyai variasi kepekaan terhadap imunitas,
variasi kecepatan tumbuh , kemampuan metastasis
dan kepekaan tehadap obat.
Ketidak stabilan genetik merupakan faktor yang
sanat berperan pada mekanisme evolusi klon
Perkembangan klon yang baru sanat ditentukan oleh
keadaan Immune surveillance,
PROSES INVASI DAN
Keampuan invasi sel kanker erat katannya dengan
metastasis,
METASTASIS
Keterbatasa pengendalian metastasis merupakan
penyebab utama kegagalan pengobatan kanker
Proses metastasis terjadi melalui beberapa
kejadian antara lain :
1. dimulai dengan proses invasi dan infiltrasi sel
kanker ke jaringan sekitar dan penetrasi ke
pembuluh getah bening dan pembuluh darah
2. lepasna sel kanker ke sirkulasi
3. perjuanan sel kanker mempertahankan hd di
sirkulasi
4. tersagktnya sel kanker di anyaman kapiler
pada organ terdekt
5. penetrasi ke dinding pembuluh darah dan
selanjtnya perkbngan metastasis jauh.
Psikoneuroimunologi dan
kanker kembali banyak
Saat ini immune surveillance
dibicarakan orang. Macam, cara kerja, dan
bahan yang dihasilkan oleh berbagai sel yang
terlibat dlm immune surveillance sudah banyak
yang dpt diungkap. Hal ini disebabkan oleh
semakin majunya teknik pemeriksaan
imunologik.
Putra (1999), mendapatkan 3 pola
immunopatologik kelenjar getah bening yang
mencerminkan derajat kualitas immune
surveillance pada penderita kanker payudara,
yang merup prognostikator handal. Berbagai
konsep digun utk meningkatkan immune
surveillance, antara lain, exercise immunology
dan psikoneuroimunologi.
Konsep exercise immunology berdasarkan pd
fenomena bahwa latihan fisik dpt
mempengaruhi respon imun, sedang konsep
psikoneuroimunologi berdasar pd fenomena
bahwa stres mempengaruhi repos imun (Ader,
1991; Putra 1999)
Konsep psikoneuroimunologi dikembangkan
berdasar pd suatu pemikiran, bahwa sistem
imun tidak sepenuhnya autonom, tetapi
merupakan tampilan mekanisme adaptasi yang
khusus, yang berkaitan dgn proses homeostatik.
Konsep ini telah banyak digun dlm penelitian
dan telah meningkatkan perhatian thd interaksi
bahaviour, neural, endocrine dan imunitas yang
sangat kompleks.
Sistem ketahanan tubuh sangat erat kaitannya dgn
lingkungan hidup dan faktor psikososial.
Perkembangan konsep ini tidak terlepas dari
perkembangan neuroendokrin dan psikobiologi dan
imunologi.
Keterkaitan stres dgn respon imun merup salah satu
pemikiran yang terdapat dlm konsep
psikoneuroimunologi.
Istilah stres digun utk mengungkap fenomena pasikik
dan fisik yang kompleks dan yang mekanismenya
belum jelas diketahui. Perub yang terjadi pd keadaan
stres dpt berupa perub jaringan, seluler dan biokimia.
Aktivitas emosional berjalan melalui hipothalamus,
hipofisis dan sekresinya adrenocorticotropic hormon
(ACTH), mengirim tanda ke korteks adrenalis, yang
mensekresi kortikosteroid. Peningkatan ini akan
menyebabkan limfositopeni atau limfositosis,
pengecilan timus, limfa dan kel. getah bening.
Banyak fakta menunjukkan bahwa individu
yang mengalami stres, cemas, depresi, akan
mudah terserang oleh berbagai penyakit.
Tikus yang diberi kebisingan, akan lebih peka
thd tuberkulosis akut. Pada percobaan
binatang, diketahuistres dpt mempercepat
perkembangan sel kanker dan meningkatkan
metastasis.
Pada penelitian ttg sekresi ACTH dan kortisol,
diketahui bahwa sekresi ACTH tikus terjadi
sangat cepat, kadar di plasma tertinggi dicapai
pada 3 menit, sedang kortisol mendapatkan
stres tunggal. Pada stres yang berulang,
terjadi peningkatan kortisol setelah satu jam
dan mulai normal kembali setelah 8 jam.
Ketahanan tubuh yang dicerminkan oleh
immune surveillance sangat diperlukan
untuk menjaga keutuhan ekosistem mikro
dari suatu kehidupan.
Ketahanan tubuh pada hakekatnya
merupakan kemampuan yang dimiliki tubuh
untuk mempertahankan kondisi fisiologik.
Berdasar konsep imunologik dikenal 2 jenia
ketahanan tubuh, yaitu ketahanan tubuh
natural dan ketahanan tubuh adaptif.