Anda di halaman 1dari 30

WRAP UP PBL SKENARIO 1

“MAHASISWA BELAJAR PEMBELAHAN SEL”

Kelompok : A3
Ketua : Rais Haidar Amien (1102017186)
Sekretaris : Rahma Hazfani hasibuan (1102017185)
Anggota : Mohammad Rifqi Sauqi Sanusi (1102016142)
Muhammad Aqil Irwansyah Tualeka (1102017146)
Muhammad Febrian Aldaromi (1102017148)
Muhammad Fikri (1102017149)
Muhammad Nadhif Jovaldy (1102017154)
Prayoga Aryandika (1102017274)
Rafli Arya Adithya (1102017283)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.424457
DAFTAR ISI

Daftar Isi.............................................................................................................................1

Skenario..............................................................................................................................2

Identifikasi Kata Sulit.......................................................................................................3

Pertanyaan.........................................................................................................................3

Jawaban..............................................................................................................................3

Hipotesis.............................................................................................................................7

Sasaran Belajar..................................................................................................................8

LI. 1. Memahami dan Mempelajari mengenai Pembelahan Sel

LO. 1.1 Definisi Pembelahan Sel.................................................................................9


LO. 1.2 Tujuan Pembelahan Sel...................................................................................9
LO. 1.3 Jenis, Proses dan Perbedaan Pembelahan Sel.................................................1

LI. 2. Memahami dan Mempelajari mengenai Aberasi Kromosom

LO. 2.1 Definisi Kromosom, Struktur beserta Fungsinya.......................................16


LO. 2.2 Definisi Aberasi Kromosom......................................................................17
LO. 2.3 Klasifikasi Aberasi Kromosom..................................................................17
LO. 2.4 Penyebab Aberasi Kromosom....................................................................19
LO. 2.5 Dampak Aberasi Kromosom......................................................................19

LI. 3. Memahami dan Mempelajari Manfaat Analisa Kromosom

LO. 3.1 Pemeriksaan Kromosom............................................................................22


LO. 3.2 Tujuan Analisa Kromosom........................................................................24

LI. 4. Memahami dan Mempelajari Pandangan Islam mengenai Berprasangka Baik


dan Sabar terhadap Allah SWT

Daftar Pustaka.................................................................................................................28

1
Skenario 1

Mahasiswa Belajar Pembelahan Sel

Mahasiswa blok biomedik 1 sedang berdiskusi mengenai pembelahan sel. Mereka


membahas perbedaan dua jenis pembelahan sel. Beberapa gangguan atau penyakit dapat
disebabkan oleh aberasi kromosom. Salah satu faktor yang menyebabkan aberasi
kromosom adalah non disjunction. Mereka juga mempelajari manfaat analisa kromosom
pada pasien yang mengalami gangguan atau penyakit. Mahasiswa sebagai calon dokter
muslim dibekali dengan pemahaman bahwa pasien yang mengalami aberasi kromosom
harus tetap berprasangka baik kepada Allah terhadap penyakit yang dideritanya

2
IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Sel: unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup dalam
tingakatan organisasi kehidupan
2. Pembelahan sel: suatu proses yang membagi satu sel induk menjadi dua sel
3. Non-disjunction: peristiwa gagal berpisah di kromosom seks pada waktu pembelahan
sel
4. Analisa: penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan
sebenarnya
5. Aberasi Kromosom: penyimpanga struktur atau jumlah kromosom yang disebabkan
adanya
kehilangan atau pertambahan
6. Biomedik: cabang ilmu kedokteran yang menggunakan asas-asas dan pengetahuan
dasar ilmu pengetahuan alam seperti biologi, kimia, fisika untuk menjelaskan
fenomena hidup pada tingkat molekul, sel, organ, organism utuh.
7. Kromosom: benda mikroskopis berbentuk tongkat yang berada dalam sel dan
mengandung banyak DNA.

PERTANYAAN

1. Apa tujuan pembelahan sel?


2. Apa perbedaan dua jenis pembelahan sel?
3. Bagaimana aberasi kromosom terjadi?
4. Apa saja tahapan pembelahan sel?
5. Apa saja bagian-bagian dari kromosom?
6. Apa penyebab aberasi kromosom selain non-disjunction?
7. Gangguan apa saja yang disebabkan aberasi kromosom?
8. Apa saja manfaat dari analisa kromosom?
9. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya aberasi kromosom?
10. Bagaimana pandangan islam tentang sabar dalam menerima takdir Allah SWT?
11. Mengapa kita harus berprasangka baik terhadap Allah SWT?
12. Apa saja jenis-jenis aberasi kromosom?
13. Apa saja pemeriksaan kromosom?

JAWABAN

1. Tujuan dari pembelahan sel antara lain:


 Menghasilkan sel anakan
 Membentuk individu baru
 Memperbaharui, memperbaiki, dan menggantikan sel yang sudah mati
 Reproduksi pada organisme seluler, dan pertumbuhan atau perbaikan pada
organisme multiseluler

3
2. Perbedaan antara Meiosis dan Mitosis

No. Pembeda Mitosis Meiosis


1.
Jenis sel Sel autosom Sel gamet
2. 2 sel anakan 4 sel anakan
Hasil Anak
diploid haploid
3. Pertumbuhan dan
Tujuan Gametogenesis
Perkembangan
4. Berhenti pada
Bentuk siklus
meiosis II

 Pada tahap meiosis I di profase stadium diakinesis, terdapat crossover.


 Meiosis II sama dengan mitosis. Hanya saja untuk meiosis tidak bersiklus.

3. Aberasi kromosom dapat terjadi karena 2 faktor:


 Perubahan struktur kromoso itu sendiri. Contohnya seperti Insersi yaitu
penambahan segmen, Delesi yaitu hilangnya segmen, Duplikasi yaitu
bertambahnya segmen, Inversi yaitu segmen yang terbalik dan Translokasi.
 Mutasi. Pada tahap anafase, kromosm gagal berpisah pada sel gamet.
Kromosm harusnya berpisah dan menuju arah berlawanan,tetapi pada saat
itu gagal itu berpisah.
Pada saat gametogenesis, persitiwa tersebut terjadi selama pembentukan benih
4. Tahap-tahap pada pembelahan sel yaitu:
I. Mitosis
a. Profase : kondensasi kromosom, pembentukan benang spindel, nukleolus
hilang, nukleus rusak/pecah
b. Metafase : kromosom menempatkan diri di bidang ekuator
c. Anafase : membelahnya kromatid, mengarah ke kutub berlawanan
d. Telofase : kromatin membentuk lagi, nucleus terbentuk kembali

II. Meiosis I
a. Profase I
 Leptonema
 Zigonema
 Pakhinema
 Diplonema
 Diakinesis
b. Metafase I
c. Anafase I
d. Telofase I

III. Meiosis II
a. Profase II

4
b. Metafase II
c. Anafase II
d. Telofase II

Lalu terdapat tahap Interfase:


a. G1
b. S
c. G2

5. Struktur Kromosom

6. Aberasi kromosom selain disebabkan oleh non disjunction juga dapat disebabkan
oleh:
a. Paparan sinar radioaktif
b. Bahan kimia
c. Residu insektisida
d. Asap pembakaran
e. Virus

7. Gangguan atau kelainan yang disebabkan oleh aberasi kromosm dapat berupa:
a. Sindrom Turner : kekurangan kromosom seks (45, XO)
b. Sindrom Superfemale : kelebihan kromosom X (47, XXX)
c. Sindrom Supermale : kelebihan kromosom Y (47, XYY)
d. Sindrom Klinefelter : kelebihan kromosom X (47, XXY)

8. Manfaat dari analisa kromosom yaitu:


 Dapat mengetahui adanya penyakit keturunan
 Dapat mencegah perkawinan yang menghasilkan anak yang cacat
 Bagi yang sudah menikah, dapat mempersiapkan diri jikalau anaknya
terkena kelainan kromosom.

9. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan aberasi kromosom yaitu:


a. Genetik
b. Umur orang tua
c. Kualitas sperma

5
d. Kelainan hormonal pada ibu
e. Infeksi pada kehamilan
f. Autoimun

10. Sabar menempati posisi yang Istimewa,karena Allah sangat mencintai orang-orang
yang sabar. Orang-orang tersebut juga akan ditempatkan di tempat yang mulia.
Mukmin yang sabar tidak akan mengeluh tentang kehidupannya. Allah tidak akan
memberikan cobaan melampaui kemampuan umatnya. Jika memang Allah
mendatangkan cobaan untuk kita, hendaklah ambil sisi positifnya, jangan hanya
mengambil sisi negatifnya.

11. Karena Allah tahu yang terbaik bagi kaumnya. Sebagai seorang muslim, sudah
sepatutnya bagi kita untuk selalu bersyukur kepada Allah. Allah bertindak sesuai
dengan apa yang disangka oleh kaumnya.

12. Jenis-jenis Aberasi kromosom


a. Euploid
b. Aneuploid

13. Pemeriksaan kromosom dapat dilakukan di laboratorium Sitogenetik. Sitogenetik


yaitu ilmu yang mempelajari struktur kromosom

6
HIPOTESIS

Pembelahan sel terbagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Tujuan pembelahan sel
pada uniseluler yaitu untuk reproduksi. Sedangkan untuk multiseluler untuk perbaikan
dan pertumbuhan. Adapun faktor internal dan eksternal yang menyebabkan aberasi
kromosom dan menimbulkan berbagai dampak atau kelainan pada kromosom. Maka,
diperlukan analisa kromoso. Kita sebagai umat muslim harus berprasangkan baik dan
sabar kepada Allah SWT terhadap semua takdir yang ditetapkan oleh-Nya.

7
SASARAN BELAJAR

LI. 1. Memahami dan Mempelajari mengenai Pembelahan Sel


LO. 1.1 Definisi Pembelahan Sel
LO. 1.2 Tujuan Pembelahan Sel
LO. 1.3 Jenis, Proses dan Perbedaan Pembelahan Sel

LI. 2. Memahami dan Mempelajari mengenai Aberasi Kromsom


LO. 2.1 Definisi dan Sruktur Kromosom beserta Fungsinya
LO. 2.2 Definisi Aberasi Kromosom
LO. 2.3 Klasifikasi Aberasi Kromosom
LO. 2.4 Penyebab Aberasi Kromosom
LO. 2.5 Dampak Aberasi Kromosom

LI. 3. Memahami dan Mempelajari Manfaat Analisa Kromsom


LO. 3.1 Pemeriksaan Kromosom
LO. 3.2 Tujuan Analisa Kromosom

LI. 4. Memahami dan Mempelajari Pandangan Islam mengenai Berprasangka Baik


dan Sabar terhadap Allah SWT

8
LI. 1. Memahami dan Mempelajari mengenai Pembelahan Sel

LO. 1.1 Defisini Pembelahan Sel


Pembelahan sel adalah suatu proses yang membagi satu sel induk menjadi dua atau
lebih sel anak. Pembelahan sel biasanya merupakan bagian kecil dari suatu siklus sel
yang lebih besar. (Hine, R.ed. 2008)
Pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel(cell cycle), kehidupan sel
yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga
pembelahannya sendiri menjadi dua sel. Fungsi krusial pembelahan sela dalah untuk
meneruskan materi genetik yang identik ke sel anaknya. (Campbell & Reece, 2008)

LO. 1.2 Tujuan Pembelahan Sel

Pembelahan sel memainkan beberapa peran penting dalam kehidupan organisme,


antara lain :

1. Penerus Keturunan (Reproduksi)


Pada Organisme Uniselular contohnya amoeba yang mana melakukan
pembelahan sel untuk meneruskan keturunan/bereproduksi, yang mana hasil
reproduksinya tadi merupakan duplikat dirinya sendiri. Dan duplikat dirinya tadi akan
menjadi organisme individu yang baru. Sedangkan pada Organisme Multiselular
terjadinya pembelahan sel pada tahap reproduksi ketika pembelahan selnya pada skala
yang lebih besar contohnya tumbuhan yang tumbuh dari stek.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan


Pembelahan sel memungkinkan organisme yang bereproduksi secara seksual
untuk berkembang dari sel tunggal menjadi sel telur yang difertilisasi dan menjadi zigot

3. Pembaruan/Perbaikan Jaringan
Pembelahan sel akan terus berfungsi dalam pembaruan dan perbaikan sel-sel yang
rusak, dengan cara menggantikan sel-sel yang telah mati akibat proses pemakaian dan
pengikisan alami atau kecelakaan. Contohnya sel-sel yang membelah dalam sumsum
tulang yang mana terus menerus membuat sel darah baru untuk menggantikan sel darah
yang telah dirombak dihati.

LO. 1.3 Jenis, Proses, dan Perbedaan Pembelahan Sel

9
 Jenis Pembelahan Sel
Pembelahan sel berdasarkan sifat dan letak terjadinya pembelahan dibagi menjadi
dua, yaitu mitosis dan meiosis.
- Mitosis adalah proses pembelahan sel somatik (sel somatik),
- Meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin, berupa sperma dan
ovum)

 Proses Pembelahan Sel


Kedua jenis pembelahan memiliki fase-fase pembelahan meliputi tahap profase,
metafase, anfase, dan telofase.

1. Mitosis

Mitosis merupakan fase pembelahan normal sel tubuh (sel somatik) untuk
pembentukan sel anakan yang masing-masing mempunyai komplemen kromosom yang
sama dengan sel induknya.Berdasarkan pengertin tersebut, dapt dilihat bahwa prooses
pembelhan mitosis terjadi pada kebanyakan sel tubuh.Dalam mitosis, 1 sel induk (sel
yang membelah) akan menghasilkan 2 sel anakan (turunan) yang secara genetik
identik.Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), mak sel
anakan yang dihasilkan dari pembelahan sel tersebut juga diploid (2n).
Pembelahan mitosis merupakan
bagian dari siklus sel. Semua sel itu
sebenarnya akan melewati siklus sel yang
disebabkan oleh protein siklin-kinase
menggerakan sel masuk, pada setiap fase,
jumlah kinase selalu sama dan yang
berubah itu pada konsentrasi siklin.Jika
siklin nya turun maka kinase menjadi
inaktif, namun jika siklinnya naik maka
kinase menjadi aktif. Walaupun ada
beberapa sel yang tidak menyelesaikan
siklusnya.Jika sel akan melakukan sintesis
protein maka harus masuk pada fase S,
yang didahului dengan replikasi DNA, atau jika akan mepersiapkan untuk pembelahan sel
maka harus masuk pada fase G2, Jika sel akan membelah maka harus masuk pada fase
mitosis.Pada multiseluler seperti pada manusia, pembelahan sel bertujuan agar terjadi
proses pertumbuhan pada tubuh manusia serta untuk mengganti sel-sel yang rusak,
contohnya jika kulit manusia terluka, maka sel-sel pada jaringan yang terluka tersebut
akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Pembelahan sel fase mitosis sekaligus sitokinesis (Fase M) dalam siklus sel hanya
membutuhkan proses yang singkat, sekitar 30 menit hingga 1 jam.Secara konvensional

10
fase M dibagi menjadi lima tahap, yaitu profase, prometafase, metafase, anafase, dan
telofase serta sitokinesis pada tahap telofase.

a. Profase (Prophase)
Pada tahap awal profase, kromosom yang
sebelumnya telah bereplikasi akan berkondensasi
(memendek dan menebal dengan cara penggulungan serat
DNA) menjadi terduplikasi tampak sebagai dua kromatid
saudara identik yang bergabung pada sentromer dan
sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesi kromatid
saudara).Dengan terkumparnya serat-serat kromatin dan
terkondensasi menjadi kromosom diskret, kromosom
menjadi pilinan yang kuat dan besar sehingga mudah diamati
dengan mikroskop cahaya.Kemudian pasangan sentriol akan
berpisah dan mulai bergerak kesisi nukleus, sentriol akan
membentuk benang-benang spindel (gelendong mitotik,
berdasarkan bentuknya) yang terdiri atas sentrosom dan
mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom.Susunan radial
yang lebih pendek dan menjulur dari sentrosom, disebut 'aster' ('bintang').
Pada tahap selanjutnya (akhir profase), dimana nukleolus melebur dan membran
nukleus menghilang, sehingga memungkinkan benang-benang spindel memasuki
nukleus.Mikrotubulus yang muncul dari kinetokor (bagian yng merupakan tempat
pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti-struktur pada sentromer) dapat
berinteraksi dengan benang spindel. Sentrosom-sentrosom bergerak sling menjauhi,
tampaknya didorong oleh mikrotubulus yang memanjang diantaranya.Pada peristiwa
menghilangnya membran nukleus, protein (siklin dan kinase) berperan dalam hal ini,
dimana keduanya saling bekerja sama, ibaratkan kinase adalah protein yang berukuran
besar dan siklin itu rotein yang berukuran kecil,protein yang berukuran besar ini dapat
bekerja jika siklin yang seperti ion melintang menempel pada kinase.Kinase bekerja
tergantung pengaruh konsentrasi siklin serta mempengaruhi sel bergerak ke siklus
sel.Kinase merupakan protein aloesterik (mempunyai dua tangan), sehingga saat lengan
kinase memegang siklin maka tangan yang satunya lagi dapat memegng protein yang
lain. Pada saat siklin itu dengan jumlah yang banyak, maka kinase aktif memegang dan
memposforilasi protein yang lain menjadi aktif, salah satunya melisis membran nukleus,
namun pada tahap akhir mitosis tahap telofase, jumlah siklin berkurang sehingga kinase
tidak menaktifasi protein lain yang menyebabkan membran nukleus muncul
kembali.Sedangkan peristiwa hilangnya nukleoulus disebabkan karena inaktifasi
pembentukan RNA pada proses pembelahan sel, karena nukleolus itu bertujuan untuk
membentuk RNA, lalu RNA itu digunakan untuk membentuk ribosom untuk mensintesis
protein.

b. Prometafase (Prometaphase)

11
Pada tahap ini selaput nukleus terfragmentasi dan
mikrotubulus yang menulur dari masing-masing sentrosom
kini dapat memasuki wilayah nukleus.Kromosom menjadi
semakin terkondensasi, serta masing-masingg dari kedua
kromatid pda setiap kromosom kini memiliki kinetokor,
struktur protein terspesialisasi yang terletak pada
sentromer.Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor
'mikrotubulus kinetokor', jumlah mikrotubulus yang melekat
pada kinetoko r bevariasi tergantung spesies, dari satu
mikrotubuluspada sel khamir hingga sekitar 40 atau lebih
pada beberapa sel mamalia).Pada saat salah satu kinetokor
kromosom ditangkap oleh mikrotubulus romosom mulai
bergerak ke arah kutub asal mikrotubulus dan terhenti saat
kinetokor dari arah yang berlawanan ditangkap oleh
mikrobulus, sehingga terjadi gerakan maju-mundur dan
akhirnya menetap di pertengahan jarak antara kedua ujung
sel. sedangkan mikrotubulus non-kinetokor berinteraksi
dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong yang
berseberangan.

c. Metafase (Metaphase)
Pada tahap metafase, sentromer dari semua kromosom
terduplikasi berada dibidang tengah antara kedua kutub
gelendong.Bidang khayal ini disebut lempeng metafase
(metaphase plate) sel.Setiap kromosom, kinetokor kromatid
saudar melekat ke mikotubulus kinetokor yang berasal dari
kutub yang berseberangan.mikrotubulus menarik muju-
mundur yang pada akhirnya berikatan dikutub ekuator,
dimana mikrotubulus kinetokor dan no-kinetokor pada saat
ini berukuran sama panjang.

d. Anafase (Anaphase)
Pada tahap anafase, mikrotubulus mulai menarik
pasangan kromosom agar terpisah menuju salah satu kutub
sentriol dan kutub sentriol yang lainnya).Pergerakan ini dapat
dipengaruhi oleh protein motorik, terjadi pemendekan dan
pemanjangan mikrotubulus yang membentuk
spindel.Mikrotubulus non-kinetokor semakin mengalami
pemanjangan hingga bertumpang tindih pada saat
mikotubulus kinetokor mengalami pemendekan.Akhir
anafase ditandai dengan adanya dua set kromosom lengkap
yang berkumpul pada kedua kutub sel.

e. Telofase (Telophase)

12
Pada tahap ini, diujung-ujung sel terdapat masing-masing satu set kromosom
lengkap.kromosom mulai merenggang dan kembali menjadi masa kromatin, sehingga dua
nukleus kembali terbentuk dengan diikuti melebur dan terurainya kromosom serta
terbentuknya membran nukleus dan terbentuknya kembali nukleolus.Pada akhirnya, sel
akan mengalami sitokinesis; lempeng sel, yang akan membelah sitoplasma menjadi
dua.Pembelahan sitoplasma tepat dipertengahan masa krommosom, lalu berlnjut disekitar
sel hingga akhirnya membelah sel tersebut menjjadi dua sel terpisah.
(Campbell & Reece, 2008)

2. Meiosis
Pembelahan yang terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin (sel telur dan
sperma) yang matang, berbeda dengan mitosis.Jumlah kromosom sel hasil pembelahan
adalah setengah dri sel induknya ( n = haploid ), oleh karena itu meiosis menghasilkan
sel-sel yang berbeda secara genetikdari sel induk dan dari sel yang satu dengan sel yang
lain, berbed pula pada mitosis yang menghasilkan sel anakan yang identik dengan sel
induknya.Pada meiosis terjadi sinapsis di profase 1 dan terjadi crossing over,dll.
Meiosis melibatkan replikasi DNA dalam sel serta diikuti dua kali pembelahan sel
(meiosis I dan meiosis II).Pada akhirnya akan terbentuk empt sel anakan yang masing-
masing memiliki 23 kromosom.Pada pria ke empat sel anakan hidup dan berdiferensiasi
menjadi spma yang matang.Sementara pada wanita, hanya akan ada satu sel anakan yang
hidup dan menjadi sel telur yang matang.Apabila sel sperma dan sel telur bertemu,maka
akan dihasilkan embrio dengn kromosom total 46 (23 pasang kromosom). Fase Meiosis
terbagi kepada dua tahap, tahap meiosis I dan meiosis II.

 Meiosis I
a. Profase I
Profase memiliki tahap yang cukup panjang, karena tahapannya dibagi pada 5 sub
tahapan,sebagai berikut:
• Leptoten : Tahap dimana kromatin menjadi kromosom yang mengalmi
kondensasi dan terliht sebagai benang tunggal yang panjang.
• Zigoten : Kromosom homolog akan saling berdekatan dan berpasangan
atau sering disebut "proses sinapsis".
• Pakiten : Tiap kromosom akan melalukan replikasi menjadi dua
kromatid
dengan sentromer yangg masih tetap menyatu.Tiap kromosom
yang bepasangan mengandung empat kromatid, disebut "tetrad
atau bivalen".
• Diploten : Kromosom homolog terlihat sling menjauhi, pada saat ini terjadi
pelekatan berbentuk silang di tempat tertentu pada kromosom
yang disebut kiasma (jamak:kiasmata).Kiasma adalah bentuk
persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan
pasangan kromosom homolognya, juga kiasma sebagai tempat

13
terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over).Melalui pindah
silang ini menghasilkn keanekaragaman makhluk hidup.
• Diakinesis : Pada tahap ini terbentuk benang-benang spindel dari pergerakan
dua sentriol kearah kutub yang berlawanan.Tahap ini diakhiri
dengan menghilangnya nukleolus dan hancurnya selaput inti serta
tetrad yang
mulai bergerak ke
bidang ekuator.

b. Metafase I
Pada metafase I, tetrad atau bivalen kromosom berada pada bidang ekuator.Kedua
kromatid dalam satu kromosom pada setiap pasangan kromosom homolog menghadap ke
kutub sel yang sama, sehingga sisanya menghadap ke kutub yang berlawanan.Benang-
benang spindel melekat pada sentromer setiap kromosom.Pada tahap ini, terdapat
perbedaan dengan pembelahan mitosis, sentromer tidak mengalami pembelan.

c. Anafase I
Pada anfase I, setiap kromosom yang homolog masing-masing mulai ditarik oleh
benang spindel menuju ke kutub yang berlawanan arah.Dengan demikian, didapati bahwa
satu kelompok kromosom haploid (n) telh tersusun disetiap kutub.Hal tersebut sesuai
dengan tujuan dari anafase yaitu untuk membagi isi kromosom diploid menjadi haploid.

d. Telofase I
Pada dasarnya, telofase I dan telofase mitosis itu sama.Telofase membalik
peristiwa yang terjadi dalam profase.Kromosom akan melebur, membran nukleus akan
terbentuk begitu juga dengan nukleolus, benang spindel pun akan terurai sehingga pada
akhirnya sitokinesis akan terjadi dan kedua sel akan berpisah.
Interkinesis adalah tahap diantara dua fase pembelahan meiosis.Pada tahap ini
tetap terjadi sintesis protein, namun tidak terjadi replikasi DNA.Perlu diingat bahwa hasil
dari pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang haploid (n) namun masih
14
berisi sepasang kromatid yng mengartikan bahwa kandungan DNA nya masih rangkat
(2c).Oleh karena itu, akan dilakukan pembelahan meiosis II yang bertujuan untuk
membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru.

 Meiosis II
a. Profase II
Pada Profase II, sentriol akan memisah dan bergerak kekutub yang berlawanan
dan mikrotubulus dari setiap sentromer melekat pada benang dari sentriol dikutub
berlawanan.

b. Metafase II
Pada tahap ini kromatid berbaris di bidang ekuator sel.Kromatid yang ada
tersusun berpasangan namun tidak lagi dalam bentuk tetrd, melainkan disebut dengan
'dyad'.

c. Anafase II
15
Sentromer membelah dan kromatid terpisah menjadi kromosom .Berbeda dengan
pembelahan mitosis, kromaatid yang terpisah tidak identik secra genetic akibat
persilangan tau kombinasi ulang.

d. Telofase II
Pada tahap ini membran nukleus terbentuk kembali, kromosom melebur dan
terjadi sitokinesis.Sel yang dihsilkan bersifat haploid.

(Sloane, 2004)

LI. 2. Memahami dan Mempelajari mengenai Aberasi Kromosom

LO. 2.1 Definisi dan Sruktur Kromosom beserta Fungsinya

Kromosom adalah struktur nukleoprotein yg membawa


informasi genetic Kromosom dibentuk dari DNA yg berikatan
dengan beberapa protein histon. Dari ikatan ini dihasilkan
nukleosom. Kemudian nukleosom akan membentuk lilitan-
lilitan yg sangat banyak yg menjadi penyusun dari kromatid
(lengan kromosom).

1.      Kromaid : merupakan bagian lengan kromosom yang terikat satu sama    


lainnya  dua kromatid kembar inti diikat oleh sentromer. Nama jamak dari kromatid
adalah krononema yang biasanya terlihat pada pembalahan sel fase profase dan terkadang
pada fase interfase
.2.     Sentromer : pada kromosom terdapat suatu daerah yang tidak mengandung
gen(informasi genetik) . daerah ini dinamakan sentromer. Sentromer merupakan struktur
yang sangat penting. Bagian dari kromosom yang melekat pada sentromer dikenal dengan
istilah “kinetokor”.
3.      Kromomer : kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang
merupakan akumulasi dari materi kromatid yang kadang-kadang terlihat pada
pembelahan thap interfase . kromomer pada kromosom yang telah mengalami
pembelahan berkali-kali, biasanya kromomer ini sangat jelas terlihat.
4.      Telomer : adalah bagian berisi DNA pada kromosom yang berfungsi
untuk menjaga stabilitas ujung kromosom agar DNA nya tidak terurai. Selain itu
telomere berfungsi sebagai pelindung karena dia mengandung DNA yang tidak
mengkode.

(Sakaprabawanta, 2015)

16
LO. 2.2 Definisi Aberasi Kromosom

Aberasi kromosom adalah ketidak teraturan jumlah dan struktur kromosom,


biasanya berupa penambhan, kehilangan, pertukaran, atau perubahan urutan materi
genetik yang sering mengubah perkembangan embrionik. (Dorland, 2015)

LO. 2.3 Klasifikasi Aberasi Kromosom

Mutasi kromosom (aberasi/gross mutation) dapat disebabkan karena perubahan


struktur kromosom maupun perubahan jumlah kromosom.

1. Perubahan Struktur Kromosom


Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan, dan
dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau radiasi.
Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis.

Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai


berikut:
a. Delesi :
hilangnya sebagian
segmen kromosom
yang mengandung
gen
karena patah

b. Duplikasi : patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan tersebut


tersambung pada kromosom homolognya.

c. Translokasi: patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan tersebut


tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog. Ada dua
jenis translokasi yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan
translokasi nonresiprok.

17
d. Inversi : sebagian segmen kromosom patah, lalu patahan tersebut
tersambung kembali tetapi dengan posisi terbalik.

Ada dua macam inversi, yaitu inversi perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan
perubahan posisi sentromer. Bila peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi
sentromer disebut inversi parasentrik.

e. Katenasi : merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian


rupa sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk
struktur seperti lingkaran.

2. Perubahan Jumlah Kromosom

Bila terjadi perubahan jumlah kromosom, maka set kromosomnya dapat berubah
secara keseluruhan (euploidi), atau sebagian pasangan dari set kromosomnya yang berubah
(aneuploidi).

1. Euploidi

Merupakan perubahan set kromosom secara keseluruhan. Bila umumnya set


kromosom organisme adalah diploid (2n), maka perubahan yang terjadi menyebabkan set
kromosomnya menjadi:

 Monoploid (n) : setiap kromosom ada dalam jumlah tunggal (tidak berpasangan).
Misalnya : A B C
 Triploid (3n) : setiap
kromosom
berpasangan 3.
Misalnya :
AAA BBB CCC

18
 Tetraploid (4n) : setiap kromosom berpasangan 4. Misalnya : AAAA BBBB
CCCC

Kromosom yang berpasangan 3 ke atas disebut poliploid. Organisme monoploid


dapat dijumpai pada lebah jantan hasil partenogenesis. Sedangkan pada tanaman
keadaan heteroploid ini dapat dijumpai pada tomat, apel jeruk, gula bit, semangka tanpa
biji, tebu, juga pada hewan bintang laut, cacing gelang, bulu babi.

Penyebab terjadinya poliploid ada dua, yaitu autopoliploid dimana terjadi


gangguan waktu meiosis sedemikian rupa sehingga gametnya tidak haploid, dan
allopoliploid karena ada perkawinan dua organisme berbeda genus atau spesies.

2. Aneuploidi

Merupakan perubahan sebagian pasangan kromosom, bisa hilang atau lebih.


Beberapa jenis aneuploidi antara lain:

1. Nulisomi : kehilangan sepasang kromosom (2N-2)

2. Monosomi : kehilangan satu buah kromosom (2N-1)

3. Trisomi : kelebihan satu buah kromosom (2N+1).

4. Tetrasomi : kelebihan sepasang kromosom (2N+2).

LO. 2.4 Penyebab Aberasi Kromosom

Penyebab terjadinya mutasi disebut mutagen. Ada 3 kelompok mutagen yaitu:

1. Mutagen Kimia

Dikatakan mutagen kimia jika bahan bahan kimia mampu bereaksi secara kimiawi
dengan materi genetika. Contohnya Asam nitrat, zat pengawet, DDT, formaldehid,
kolkisin dan kafein.

2. Mutagen Fisika

Mutagen fisika bisa berupa sinar UVataupun sinar RADIOAKTIF(sinar X, α, β,


Gamma). Radiasi sinar UV bersifat mutagen karena mampu menembus sel. Pada
umumnya menyebabkan pembentukan ikatan antara primidin dengan primidin. Sinar X

19
juga mampu menembus membran plasma sel kemudian memutuskan ikatan kimiawi pada
ADN. Dalam keadaan tertentu seperti dalam keadaan suhu tinggi maka sinar X bersifat
mutagen karena mampu menguraikan ikatan antara basa purin dan gula pentosa.

3. Mutagen Biologi

Mutagen biologis pada umumnya disebabkan oleh virus, yang mana materi genetika
virus mampu berekombinasi dengan materi genetika inangnya melalui proses lisogenik
sehingga materi genetik inang pun berubah.

LO. 2.5 Dampak Aberasi Kromosom

A. Perubahan struktur kromosom

 Banyak delesi pada kromosom manusia menyebabkan gangguan parah salah


satunya cri du chat (tangisan kucing) disebabkan oleh suatu delesi spesifik pada
kromosom 5. Anak yang terlahir dengan delesi ini mengalami keterbelakangan mental,
memiliki kepala yang kecildengan ciri-ciri wajah yang tidak umum, dan suara
tangisannya mirip suara kucing marah. Individu semacam ini biasannya meninggal dunia
saat bayi atau balita. (Cambpell jilid 1 ed. 8)

o Translokasi kromosom terbuknti menyebabkan beberapa macam kanker, termasuk


leukemia mielogenkronik. Penyakit ini timbul ketika translokasi respirokal terjadi selama
mitosis pada sel-sel yang akan menjadi sel darah putih.(Cambpell jilid 1 ed. 8)

B. Akibat penambahan dan


pengurangan jumlah kromosom

Gagal berpisah dari kromosom seks


menghasilkan berbagai macam
kondisian eploidi. Beberapa sindrom
yang diakibatkan aneuploidi yang
melibatkan kromosom seks.
(Campbell & Reece, 2008)

1. Sindrom Klinefelter
Sindrom klinefelter memiliki kariotif (47+XXY) pada 80% kasus diremukan bar
body pada kromosom X inaktivasi. Sindrom ini memiliki organ kelamin laki-laki namun

20
testisnya lebih kecil dari ukuran normal dan steril, pembesaran payudara. (Campbell &
Reece, 2008)

2. S
i
n
d r
o
m

Turner
Sindrom turner memiliki kariotif( 45+XO ). Sindrom ini hanya terjadi pada wanita
dengan ciri-ciri mandul karena organ kelaminnya tidak berkembang, leher bersayap,
sindrom ini diakibatkan karena Non disjunction, saat ibu membentuk sel telur. Hilangnya
sebuah kromosom kelamin selama miosis setelah zigot XX atau XY terbentuk.
(Campbell & Reece, 2008)

3. Sindrom Down (Trisomi 21)


Sindrom Down (Down Syndrome) adalah
cacat genetis ini melibatkan kelainan besar pada
kromosom, dimana pasien memiliki tiga duplikat
atau kelebihan kromosom 21, dimana pada
kondisi normal hanya memiliki sepasang.
Kondisi penyakit ini merupakan yang pertama
untuk beberapa hal seperti kelainan kromosom
yang pertama yang diketahui secara klinis;
kelainan manusia pertama yang terbukti berasal
dari kromosom utuh; dan memiliki frekuensi tertinggi dalam menyebabkan berbagai
kondisi

21
retardasi mental (1 diantara 700 kelainan hidup). Ciri fisik maupun fisiologis dari
penderita Down Syndrome yakni bentuk tengkorak wajah yang khas serta kelainan
neurologis terutama berasal dari ketidakseimbangan metabolism sebagai akibat
berlebihnya duplikat gen dan produkproteinya. (Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, vol 1)
4. Sindrom Patau
Sindrom patau disebut juga
sebagai trisomi 13, memiliki cirri-ciri
bibir sumbing, jari-jari fleksi dengan
polidaktili, hemanggiomamuka, dahi,
atau leher hidung lebar, telinga mengalami
malformasiletak rendah, tengkorak
abnormal kecil, dan malforasi jantung.
(Nelson, IlmuKesehatanAnak, vol
1)

5. Sindrom Edward
Sindrom Edward disebut juga dengan trisomi 18, memiliki ciri cirri berat badan
lahir rendah, pinggul sempit dengan abduksi terbatas, kaki dengan telapak rata,
mikrosefali, mikrognatia, malformasi jantung dan ginjal dan retardasi mental. 95% kasus
meninggal pada umur 1 tahun. . (Richard, Behrman, & Kliegman, 2000)

LI. 3. Memahami dan Mempelajari mengenai Manfaat Analisa Kromosom

22
LO. 3.1 Pemeriksaan Kromosom

a. Teknik Analisa Kromosom

1. Amniosentesis

Pemeriksaan kelainan kromosom bayi dengan pengambilan sampel cairan


ketuban. Tes yang dilakukan pada saat masa kehamilan untuk mengetahui kelainan
seperti DownSyndrome atau kelainan genetik lainnya, diambil setelah minggu ke 15
kehamilan. (Sadler, 2013)

2. CUS (Chorionicvillus Sampling)


Sampelnya plasenta diambil antara 10-14 minggu kehamilan. (Sadler, 2013)

3. FetalBlood Sampling
Tes untuk mendeteksi kelainan kromosom/ genetika dilakukan dengan mengambil
sampel darah bayi langsung dari tali pusar janin.

Pemeriksaan tersebut umumnya memiliki kemungkinan kecil keguguran, oleh


karna itu tes tersebut hanya dianjurkan bagi wanita hamil yang beresiko tinggi. Yaitu
mereka yang sebelumnya memiliki anak dan kelainan kromosom / genetik . Ibu hamil
berusia lebih dari 35 tahun, wanita yang memiliki riwayat anggota keluarga dengan
kelainan bawaan. (Sadler, 2013)

4. Analisis sitogenetik

Digunakan untuk menilai jumlah dan integritas kromosom. Teknik ini


memerlukan sel yang sedang membelah, berartisel dihentikan pada masa metaphase
dengan pemberian bahan kimia. Kromosom diwarnai dengan giemsa untuk
memperlihatkan pita terang dan gelap yang khas untuk setiap kromosom. Setiap pita
mewakili 5 sampai 10x10000000 pasangan basa DNA yang mungkin mencakup beberapa
hingga ratusan gen.Baru-baru ini dikembangkan High- resolution methase banding
technique yang memperlihatkan lebih banyak pita (mewakili potongan DNA lebih
pendek) sehingga dapat digunakan untuk mendiagnosis delesi kecil. (Sadler, 2013)

Bisa mengkultur sel dari :

- Darah tepi
- Leukosit : menghasilkan/membentuk limfoblastoid
- Biopsi Kulit : menghasilkan kultur fibroblast
- Sumsum tulang : digunakan untuk diagnosis keganasan hematologis
- Fetal cells :berasal dari cairan amnion dan biopsy villi khorialis.

23
5. Fluorescence in situ hybridization (FISH)

Menggunakan pelacak DNA spesifik untuk mengisentifikasi ploidi beberapa


kromosom tertentu. Pelacak berfluorisasi dihibridisasi ke kromosom atau lokus genetic
dengan menggunakan sel di kaca objek, dan hasilnya dilihat dibawah mikroskop
fluorenses.Teknik ini dapat mendeteksi penghapusan kecil, duplikasi dan / atau
penyusunan ulang kromosom halus. (Sadler, 2013)

6. Pengecatan kromosom

Teknik yang menggunakan pelacak berfluorenses untuk mengenali bagian-bagian


disepanjang kromosom. Teknik ini dapat mengidentifikasi translokasi dan tata ulang
antara kromosom-kromosom.

 G-banding
Teknik yang digunakan untuk menghasilkan kariotipe individu dari GHR, untuk
analisis kromosom. Giemsa stain digunakan untuk menghasilkan serangkaian pita gelap
dan terang, dengan masing-masing kromosom menampilkan pola pita unik di bawah
mikroskop cahaya. Setiap kromosom dapat lebih dibedakan oleh posisi sentromernya
(metasentrik, submetasentrik, akrosentrik dari GHR), membaginya menjadi lengan
pendek, p (mungil) lengan dan lengan panjang, disebut lengan q. Kromosom kemudian
disusun dengan pasangan berdampingan untuk mendeteksi kelainan termasuk delesi,
duplikasi, atau penyusunan ulang struktur allainnya. Teknik ini relative murah dan tes ini
pertama baik bagi individu dengan fitur dismorfik, masalah pertumbuhan,
ketidakmampuan belajar atau beberapa anomaly kongenital. Salah satu keterbatasan
utama dari teknik ini adalah ketidakmampuan untuk mendeteksi penghapusan kecil atau
penyusunan ulang.

 Q-Banding (Quinacrine) : Untuk identifikasi sekuens pada lengan


panjang kromosom Y
 R-Bannding (Reverse) : Untuk identifikasi kelainan kromosom
diujung/distal romosom.
 C banding (Centromere) : Untuk identifikasi kelainan pada daerah
Sentromer. (Sadler, 2013)

7. Spectral karyotype analysis (SKY, analisis kariotip espektral)

Teknik yang menghibridisasi setiap kromosom kesuatu pelacak berfluorenses unik


dengan warna berbeda. Hasilnya kemudian dianalisis oleh komputer. (Sadler, 2013)

24
8. Array CGH (aCGH)

Keuntungan utama dari aCGH adalah kemampuan untuk mendeteksi secara


bersamaan aneuploidies, delesi, duplikasi, dan / atau amplifikasi dari setiap lokus diwakili
array, bahkan, salah satu uji menggunakan teknik ini adalah setara dengan ribuan
eksperimen FISh, dengan penghematan tenaga kerja dan beban.

Selain itu, aCGH telah terbukti menjadi alat yang ampuh untuk mendeteksi
kelainan kromosom submicroscopic padaindividudenganketerbelakangan mental
idiopatik dan berbagai cacat lahir. Memang, beberapa studi berskala besar menunjukkan
bahwa aCGH memiliki 10% tingkat deteksi -20% dari kelainan kromosom pada anak-
anak dengan keterbelakangan mental / gangguan perkembangan dengan atau tanpa
anomaly kongenital, hanya 3% -5% dari kelainan ini akan terdeteksi dengan lainnya
berarti. Sebagai contoh, dalam sebuah studi dari 8.789 kasus yang dianalisis oleh aCGH,
1.049 (11,9%) memiliki kelainan kromosom yang relevan secara klinis. (Sadler, 2013)

LO. 3.2 Tujuan Analisa Kromsom


1. Memprediksi keadaan individu yang akan lahir berdasarkan kromosom, sebagai
agen yang mempengaruhi ekspresi dari materi-materi genetik
2. Mendeteksi kelainan kromosom, sehingga dapat membantu diagnosis penyakit
genetik, cacat lahir, dan penyakit darah dan sistem limfatik tertentu.
3. Untuk mengungkapkan gangguan yang parah
4. Untuk mengetahui apakah bayi terkena penyakit Tay-Sachs

(Campbell & Reece, 2008)

LI. 4. Memahami dan Mempelajari mengenai Berprasangka Baik dan Sabar


terhadap Allah SWT.

Dalil mengenai Berprasangka Baik dan Sabar terhadap Allah SWT.


Sifat sabar dalam islam menempati posisi yang istimewa. Seorang mukmin yang
sabar tidak akan berkeluh kesah dalam mengahdapi segala kesusahan yang menimpanya.
Serta tidak akan menjadi lemah atau jatuh akibat musibah dan bencana yang menderanya.
Cobaan hidup, baik fisik maupun nonfisik akan menimpa semua orang. Seperti yang
tercantum dalam;

25
Artinya: “Dan sungguhakan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikitketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155) (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaalillahiwainnaailaihiraaji’uun”. (QS. Al-
Baqarah: 156) Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat
dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah:

157)

26
Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "YaTuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-
orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang
tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah
kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Q.S.
Al-Baqarah ayat 286)

Hadits mengenai Berprasangka Baik dan Sabar terhadap Allah SWT.

 Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka
aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR.
Turmudzi)

 Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang
bila terkena ujian dan cobaan, dia bersabar. (HR.Ahmad)

 Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,  

 “Allah Ta’ala berfirman, 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku


bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku
mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan
mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal,
maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku
sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan
berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR bukhari, no. 7405 dan
Muslim, no. 2675)

Pandangan Ulama mengenai Berprasangka Baik dan Sabar terhadap Allah SWT

 Menurut Ibnu Qayyima Al-Jauziyyah;

27
“Sabar ini ada 3 macam: sabar dalam ujian Allah, sabar dari kedurhakaan kepada
Allah dan sabar dalam ujian Allah. Sabar adalah menahan perasaan gelisah, putus asa dan
amanah, menahan diri dari mengeluh dan menahan anggota tubuh memukul orang lain”

 Menurut Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah Rahimahullah;


“Derajat yang kelima adalah derajat tawakkal yaitu husnudzon kepada Allah Azza
Wajalla. Maka sebesar itu prasangka baikmu dan pengharapanmu kepada Rabb-
mu, sebesar itu pula derajat ketawakkalanmu”

Asbabul Nuzul

Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan lain-lainnya dari Abu


Hurairah, berkata, "Tatkala turun ayat, 'Dan jika kamu melahirkan apa yang terdapat
dalam dada mu atau menyembunyikannya, pastilahakan dihisab oleh Allah.' (Q.S. Al-
Baqarah 284) sungguh terasa berat oleh para sahabat. Mereka datang kepada Rasulullah
saw. Lalu bersimpuh di atas kedua lutut mereka, kata mereka, 'Ayat ini telah diturunkan
kepada baginda, tetapi kami tidak sanggup memikulnya',

maka Rasulullah saw. bertanya, 'Apakah kalian hendak mengatakan seperti apa
yang diucapkan oleh Ahli Kitab yang sebelum kalian, 'Kami dengar dan kami langgar?'
hendaklah kalian ucapkan, 'Kami dengar dan kami patuhi. Ampunilah kami wahai Tuhan
kami dan kepada-Mu kami akan kembali.' Setelah orang-orang itu berusaha membacanya
hingga lidah-lidah mereka pun menjadi lunak karenanya, maka Allah pun menurunkan di
belakangnya, 'Rasul telah beriman...' (Q.S. Al-Baqarah 285) Sesudah itu ayat
tadi dinashkan (dihapuskan) oleh Allah dengan menurunkan, 'Allah tidak membebani
seseorang kecuali menurut kemampuannya...'" (Q.S. Al-Baqarah 286) Muslim dan lain-
lain meriwayatkan pula seperti di atas dari Ibnu Abbas. (Syarbini dan Haryadi. 2010)

DAFTAR PUSTAKA

Amirulloh, S., & Jumari, H. (2010). Dahsyatnya sabar syukur dan ikhlas Muhammad
SAW. Ruang Kata.

28
Behrman, R., Kliegman, R., & Arvin, A. (2000). Ilmu kesehatan anak nelson. jakarta:
EGC.

Campbell, N., & Reece, J., et al. (2008). Biologi. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Richard, E., Behrman, R., & Kliegman, A. (2000). Ilmu kesehatan anak nelson.Edisi
15. Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sadler, T. (2013). Embriologi kedokteran langman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Sakaprabawanta, M. (2015). Analisa Kromsom pada Penderita dengan Anomali


Kongenital Multipel di Laboratorium Cebior. Retrieved November 2, 2017, from
http://eprints.undip.ac.id/46837/3/MADE_SASKAPRABAWANTA_SP_22010111
120042_LAP.KTI_BAB_II.pdf

Sloane, E. (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai