Anda di halaman 1dari 2

Seperti hormon steroid lainnya, etinil estradiol bekerja terutama melalui regulasi ekspresi gen.

Sebagai
hormon yang lipofilik, etinil estradiol mudah berdifusi melalui membran sel untuk berikatan dengan reseptor
estrogen yang berada di nukleus. Terdapat 2 jenis reseptor estrogen yaitu reseptor estrogen α dan β. Kedua reseptor
estrogen tersebut terdapat pada traktus reproduksi wanita, payudara, hipofisis, hipotalamus, tulang dan hepar dengan
distribusi yang berbeda. Pada jaringan uterus dan payudara, reseptor estrogen α lebih banyak diekspresikan daripada
reseptor estrogenβ. Reseptor tersebut akan berinteraksi dengan nukleotida yang spesifik, sehingga timbul
peningkatan transkripsi gen pengatur hormon. Respon jaringan yang timbul bervariasi terhadap aktivasi reseptor
tersebut, dimana kedua jenis reseptor berperan dalam regulasi permeabilitas paraseluler. Pada jaringan serviks, etinil
estradiol mampu menstimulasi sel sekretorik sehingga terjadi peningkatan jumlah lendir serviks serta kandungan air
di dalamnya.

Estrogen telah diketahui meningkatkan sekresi musin dan plasma serviks. Plasma serviks merupakan 80%-
90% dari total berat lendir serviks dan diyakini bahwa plasma serviks berasal dari transudasi cairan dari darah ke
dalam kanalis servikalis melalui jalur paraseluler. Penelitian dengan menggunakan kultur sel epitel serviks manusia
menunjukkan bahwa estrogen meningkatkan permeabilitas paraseluler, selain itu sitoskeleton sel menjadi lebih
fleksibel, sel menjadi lebih sensitif terhadap stimulus, dan terjadi pengecilan ukuran sel. Pengecilan ukuran sel ini
menyebabkan ruang interseluler menjadi lebar, akibatnya permeabilitas paraseluler meningkat sehingga aliran cairan
lebih banyak melalui ruang interseluler dan meningkatkan produksi lendir serviks.

Selain efek langsung etinil estradiol pada kelenjar di serviks, etinil estradiol juga mempunyai efek sentral
terhadap penurunan kadar serumtestosteron, hal ini diduga bertanggung jawab dalam peningkatan nilai rheologi
lendir serviks. Hormon steroid menghasilkan reaksi jaringan yang spesifik karena peran dari reseptor di intraseluler.
Mekanisme kerja hormon estrogen diawali oleh difusi hormon estrogen melalui membran sel kemudian berikatan
dengan reseptor di sitoplasma, ikatan ini mempunyaiafinitas yang tinggi. Kompleks hormon-reseptor ini kemudian
ditranslokasi ke inti sel dan berikatan dengan kromatin. Kemudian terjadi proses transkripsi DNA sesuai dengan
bagian dari kromatin dan sintesis mRNA. Heterogeneous nuclear RNA yang dihasilkan mengalami proses dengan
ATP, terjadi penambahan polyadenylic acid tail sehingga menjadi poly (A) RNA. Kemudian terjadi
pemindahan mRNA ke ribosom, dan proses translasi terjadi dimana mRNA berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis
protein di ribosom.

Salah satu mekanisme kerja yang penting dari hormon estrogen yang berlawanan dengan klomifen sitrat
dan progesteron adalah kemampuan estrogen untuk menambah konsentrasi reseptor intraseluler yang disebut proses
replenishment. Sedangkan klomifen dan progesteron disisi lain menghambat proses replenishment, sehingga
menurunkan konsentrasi reseptor estrogen.

Pengaruh estrogen terhadap aktivitas sekretoris kelenjar hipotalamus dan hipofisis sangat kompleks.
Estrogen memperlihatkan efek umpan balik negatif terhadap sekresi FSH dan LH oleh hipofisis dan juga sekresi
GnRH dari hipotalamus.
Siswandono dan Soekardjo, B., 1995. Kimia Medisinal. Airlangga University Press. Surabaya.

Mutschler, E., 1991. Dinamika Obat. Penerbit ITB Bandung. Bandung.

O’Malley B, Straat CA. Yen Jaffe. Reproductive endocrinology, 3 th ed, Philadelpia: WB Saunders Company, 1991,
156-168

Anda mungkin juga menyukai