Komunikasi intersel merupakan fenomena penting pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.
Pada jaringan dan sel target, bisa terjadi pergantian pola ekspresi gen yang diakibatkan oleh
suatu sinyal pada kelenjar dan sel sekretori dimana keberadaan sinyal tersebut bisa pada
hormone peptida seperti insulin dan hormone steroid (esterogen dan testosteron). Pada
hewan tingkat tinggi hormon disintesis pada beberapa sel sekretori khusus dan dilepaskan ke
aliran darah. Hormone peptida tidak dapat masuk ke sel secara noemal karena ukurannya yang
relatif besar. Hal tersebut menyebabkan munculnya perantara yaitu protein reseptor yang
terletak pada membran sel target dan melalui level intaseluler dari siklus AMP. Hormon steroid
mempunyai ukuran kecil sehingga siap untuk memasuki sel melalui membrane plasma. Saat
hormon steroid berada di dalam sel target yang tepat maka hormon steroid akan berikatan
dengan protein reseptor spesifik. Protein reseptor tersebut hanya terdapat pada sitoplasma sel
target.
Gambar . Struktur Kimia dari hormon steroid estrogen (betina) dan testosteron (jantan)
Pertanyaan
1. Jika larva D. Melanogaster dan C. Tentans diberi perlakuan dengan ekdison saat tahap
pergantian kulit, mengapa pola dari puffing kromosom yang terjadi akan identik dengan
saat pergantian kulit secara alami?
Jawab: karena Selama perkembangan lalat, hormone steroid ecdison dilepaskan yang
memicu pergantian kulit. Apabila larva diberi perlakuan saat sudah mengalami
pergantian kulit dimana kadar hormon ekdison dalam tubuh sudah tinggi maka saat
diberi perlakuan atau tamabahan hormon ekdison tidak akan berpengaruh terhadap
pergantian kulit larva.