Anda di halaman 1dari 30

Anatomi

Hepar dan sistem


biliar
s  Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan ke
dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam suatu
saluran kecil empedu yang terletak di dalam hati yang secara
perlahan akan membentuk saluran yang lebih besar lagi.

s  Saluran empedu intrahepatik secara perlahan menyatu


membentuk saluran yang lebih besar yang bisa menyalurkan
empedu ke delapan segmen hati. Di dalam segmen hati
kanan, gabungan cabang-cabang ini membentuk sebuah
saluran di anterior dan posterior yang kemudian bergabung
membentuk duktus hepatikus kanan.
s  Duktus ini kemudian bergabung dengan 3 segmen dari
segmen hati kiri (duktus hepatikus kiri) menjadi duktus
hepatikus komunis.

s  Setelah penggabungan dengan duktus sistikus dari


kandung empedu, duktus hepatikus menjadi duktus
koledokus.
FISIOLOGI
s  Fungsi primer kandung empedu à memekatkan
empedu à cairan empedu dalam kandung empedu
lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati

s  S e c a r a b e r k a l a k a n d u n g e m p e d u a k a n
mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui
kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi
sfingter Oddi.

Fungsi cairan empedu

s  Emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu


pencernaan dan absorbsi lemak

s  mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting


dari darah, antara lain bilirubin
Rangsang normal kontraksi dan pengosongan kandung
empedu:

s  masuknya kimus asam dalam duodenum.

s  Adanya lemak dalam makanan à rangsangan terkuat

s  Hormone CCK

Pengosongan empedu yang lambat akibat gangguan


neurologis maupun hormonal memegang peran
penting dalam perkembangan inti batu.


KOLELITIASIS DAN
KOLESISTITIS
Kolelitiasis à gabungan beberapa unsur yang membentuk
suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung
empedu (kolesistolitiasis) atau di dalam saluran empedu
(koledokolitiasis) atau pada dua-duanya

Kolesistitis à peradangan saluran empedu

Kedua penyakit di atas dapat terjadi sendiri saja, tetapi sering


dijumpai bersamaan karena keduanya saling berkaitan.

Etiologi
s  gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan
susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung
empedu.

Faktor Risiko

s  4Fs” : female (wanita), fertile (subur)-khususnya selama


kehamilan, fat (gemuk), dan forty (empat puluh tahun).

s  Usia lebih dari 40 tahun

s  Hiperlipidemia

s  Pengosongan lambung yang memanjang

s  Nutrisi intravena jangka lama.

s  Dismotilitas kandung empedu


KLASIFIKASI
1.  Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung
lebih dari 70% kolesterol.
2.  Batu pigmen
s  Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat)

Disebut juga batu lumpur atau batu pigmen, komponen


utama à kalsium bilirubinat
Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah
dihancurkan. Umumnya batu terbentuk di saluran
empedu dalam empedu yang terinfeksi.

s  Batu pigmen hitam.
Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk,
seperti bubuk dan kaya akan sisa zat hitam yang tak
terekstraksi. Banyak ditemukan pada pasien dengan
hemolisis kronik atau sirosis hati. terdiri dari derivat
polymerized bilirubin.

3.  Batu campuran


Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana
mengandung 20-50% kolesterol.

GEJALA KLINIS
s  Asimtomatik (50%)
Kurang dari 25 % pasien asimtomatik à merasakan gejala yang
membutuhkan intervensi setelah periode 5 tahun.
s  Simtomatik
nyeri epigastrium, kuadran kanan atas. kolik bilier >15 menit,
nyeri 30-60 menit pascaprandial kuadran kanan atas, biasanya
dipresipitasi makanan berlemak, berakhir setelah beberapa
jam kemudian pulih, Mual dan muntah
s  Koledokolitiasis à tidak menimbulkan gejala dalam fase
tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik.
KOMPLIKASI
s  Kolesistitis akut à komplikasi penyakit batu empedu yang
paling umum dan sering menyebabkan kedaruratan abdomen

nyeri perut kanan atas yang tajam dan konstan, berupa


serangan akut ataupun didahului sebelumnya oleh rasa tidak
nyaman di daerah epigastrium post prandial. Nyeri bertambah
saat inspirasi atau dengan pergerakan. dapat menjalar
kepunggung atau ke ujung skapula. mual, muntah dan
penurunan nafsu makan. Dapat dijumpai tanda toksemia,
”Murphy sign” (+)

s  Serum amilase meningkat à pankreatitis



1.  Kolesistitis akut
s  Perikolesistitis
s  Peradangan pankreas (pankreatitis)
s  Perforasi

2.  Kolesistitis kronis


s  Hidrop kandung empedu
s  Empiema kandung empedu
s  Fistel kolesistoenterik
s  Ileus batu empedu (gallstone ileus)
PATOFISIOLOGI
KOLESISTITIS
s  Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dan
regangan yang menimbulkan iskemia mukosa dan
dinding kandung empedu.

s  Peradangan kimiawi akibat pelepasan lisolesitin (akibat


kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan faktor
jaringan local lainnya.

s  Peradangan bakteri yang mungkin berperan pada 50- 85


% pasien kolesistitis akut.
ETIOLOGI
s  95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu.

s  infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan.

s  Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan


cenderung timbul setelah terjadinya:
s  Luka bakar yang serius
s  Pembedahan
s  Sepsis / infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh

s  Adenokarsinoma kandung empedu

s  Diabetes mellitus

s  Torsi kandung empedu


DIAGNOSIS
s  KOLELITIASIS
s  Anamnesis
s  Gejala klinis
s  Pemeriksaan fisik
s  Pemeriksaan radiologis
s  Foto olos abdomen, USG, kolesistografi, CT scan,
ERCP, MRCP
KOLESISTITIS


s  Pemeriksaan fisik (Triad: nyeri akut kuadran kanan atas
abdomen, demam, leukositosis berkisar anatara
10.000-15.000 shift to the left pada hitung jenis: bilirubin
serum sedikit meningkat (< 85,5 µ mol/L); peningkatan
sedang aminotransferase serum (> dari 5 kali lipat)
s  USG menunjukkan batu (90-95% kasus) dan penebalan
pada dinding kandung empedu
PENATALAKSANAAN
s  Konservatif
s  Lisis batu dengan obat-obatan à disolusi
s  Litotripsi (ESWL)
q  Terapi Diet
s  makanan cair rendah lemak. hindari kolesterol yang tinggi
terutama lemak hewani. Suplemen bubuk tinggi protein dan
karbohidrat dapat diaduk ke dalam susu skim dan adapun
makanan tambahan seperti : buah yang dimasak, nasi ketela,
daging tanpa lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti,
kopi / teh.
s  Operatif
s  Open kolesistektomi
s  Kolesistektomi laparoskopik
s  Kolesistektomi mini laparotomi
s  Kolesistotomi
s  ERCP
KOLESTASIS

s  Saluran Empedu Ekstrahepatik


s  Porta Hepatis
s  Ductus Hepaticus Communis
s  Ductus Choledochus
s  Ampula Vateri

s  Saluran Empedu Intrahepatik


s  Ductus Hepaticus Kanan – Kiri
s  Ductus Biliaris segmental / proksimal
Kolestasis Intrahepatik
s  V i r u s H e p a t i t i s , p e r a d a n g a n i n t r a h e p a t i k
mengganggu transport bilirubin terkonyugasi dan
menyebabkan ikterus.

s  Alkohol,

s  Infeksi bakteri Entamoeba histolitica, terjadi reaksi


radang dan akhirnya terjadi nekrosis jaringan hepar.

s  Adanya tumor hati maupun tumor yang telah


menyebar ke hati dari bagian tubuh lain
Kolestasis Ekstrahepatik
s  Kolelitiasis

s  Kolesistitis

s  Atresia bilier

s  Kista duktus kholedokus

s  Tumor Pankreas
Kesimpulan
Patofisiologi dan penanganan ikterus obstruktif, tergantung pada :
s  Lokasi obstruksi : proksimal/segmental, dan distal

s  Penyebab obstruksi : batu, striktura, iatrogenik, inflamasi,


neoplasma, kongenital

s  Komplikasi yang terjadi dan stadium penyakit


s  Terapi : kuratif atau paliatif

s  Perkembangan diagnostik imejing dan endoskopik

s  Perkembangan pesat pembedahan yang mengarah ke tehnik


minimal invasif

Anda mungkin juga menyukai