Anda di halaman 1dari 15

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

ILMU KESEHATAN TERNAK

Disusun oleh:
drh. Sunarto, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimapahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
buku acuan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak. Penyusunan buku acuan
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak berpedoman pada beberapa pustaka dan atas
bantuan berbagai pihak. Melalui pengantar ini kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian UNS
2. Kepala Progam Studi Peternakan Fakultas Pertanian UNS
3. Kepala laboratorium Produksi Ternak yang telah memberi izin
4. drh. Sunarto, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Kesehatan
Ternak yang sangat menunjang dalam pembuatan Buku Acuan
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Buku Acuan ini
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat berbagai kekurangan dalam
buku acuan ini, sehingga diperlukan kritik dan saran dari semua pihak untuk
memperbaiki penyusunan berikutnya. Namun diharapkan Buku Acuan Praktikum
Ilmu Kesehatan Ternak ini dapat membantu praktikan dalam pelaksanaan
praktium.

Surakarta, Oktober 2019

Penyusun

I. VITAMIN DAN ANTIPARASIT


A. Latar Belakang
Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat
menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan
aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan
membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh

2
oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam
menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit
degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada manula. Jadi,
secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat
menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang.
Pemberian Antiparasit pada ternak berfungsi untuk mengendalikan cacing
parasit dapat dilakukan dengan memberikan anti parasit setiap 2-3 bulan sekali.
Jenis anti parasit yang digunakan sebaiknya dirotasi setiap tahun untuk
mencegah timbulnya resistensi terhadap anti parasit yang diberikan. Pemberian
obat anti parasit pada kambing dalam skala besar dapat dipermudah dengan
alat drenching. Beberapa obat anti cacing parasit yang beredar dipasar antara
laian adalah kalbaze, rental. Pemberian obat cacing penting dilakukan kepada
induk setiap 2-3 bulan.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis vitamin dan antiparasit yang
diberikan ke ternak serta pemberian dosisnya.
C. Materi dan Metode
1. Materi
a. Spuit
b. Alkohol
c. Kapas
d. Alat Dokumentasi
2. Metode
a. Menyiapkan ternak yang akan diberi vitamin dan antiparasit
b. Mengambil vitamin dan antiparasi dengan menggunakan spuit
c. Menyuntikkan vitamin pada sapi melalui intramuskuler yang sebelumnya
sudah dibasuh dengan alkohol
d. Menyuntikkan antiparasit pada kambing melalui subkutan yang
sebelumnya sudah dibasuh dengan alkohol

II. PENGAMBILAN SAMPEL DARAH


A. Latar Belakang
Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang
terpenting dari kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu
untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak
tersebut. Pengambilan sampel darah pada ayam di lakukan pada vena
pectoralis. Pembuluh darah ini terletak pada bagian bawah sayap ayam. Cairan

3
darah atau sering disebut darah pada avertebrata mengandung sedikit dalam
plasma darahnya. Unsur seluler darah terdiri dari sel darah merah, sel darah
putih, trombosit dan zat-zat terlarut lainnya, misal protein plasma (albumin,
fibrinogen, dan globin).
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat
badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45%
sisanya terdiri dari sel darah. Sel darah merah merupakan bagian utama dari
darah. Bentuknya bikonkaf, tidak berinti, tidak dapat bergerak bebas, dan tidak
dapat menembus dinding kapiler. Warna sel darah merah sebenarnya kekuning-
kuningan, warna ini disebabkan oleh adanya pigmen darah yang disebut
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein rangkap yang terdiri dari hemin dan
globin. Hemin adalah senyawa asam amino yang mengandung zat besi,
senyawa inilah yang menyebabkan warna darah menjadi merah.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengambil sampel darah
dengan baik serta menganalisis penyakit yang menyerang ternak. Mahasiswa
dapat mengetahui macam-macam injeks pada ternak, bentuk dan ukuran spuit
sesuai jenis ternaknya
C. Materi dan Metode
1. Materi
a. Kambing
b. Ayam
c. Kapas
d. Alkohol 70%
e. Spuit
f. Vacutainer
g. Holder
h. Venoject
2. Metode
Pengambilan darah pada ayam

4
a. Siapkan ayam yang akan diambil darahnya
b. Membersihkan dengan alkohol 70% pada ayam di bagian pectoralis
hingga pembuluh darah terlihat jelas yang akan diambil darahnya.
c. Menusukkan spuit (23G) pada bagian pembuluh darah
d. Menarik piston perlahan lahan sehingga darah masuk ke spuit
sebanyak 1 ml
Pengambilan darah pada kambing
a. Siapkan kambing yang akan diambil darahnya
b. Bendung aliran vena jugularis hingga terlihat jelas
c. Membersihkan dengan alkohol 70% di bagian pembuluh darah yang
akan diambil darahnya
d. Menusukkan venoject pada bagian pembuluh darah
e. Pasang vacutainer pada holder
f. Menunggu darah keluar kemudian jarum ditarik jika sampel darah
sudah cukup

III. KESEHATAN TERNAK


A. Latar Belakang
Keberhasilan dalam usaha peternakan ditentukan oleh tiga faktor yaitu
bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan atau lingkungan. Manajemen
pemeliharaan yang paling penting adalah program kesehatan lingkungan
ternak dan hal ini sangat perlu dilakukan oleh peternak untuk mencapai hasil
peternakan yang optimal. Program kesehatan akan memperbaiki secara
keseluruhan kandang dan ternkanya, sehingga akan membawa kepada
peningkatan produksi serta keuntungan seperti yang diharapkan. Program
kesehatan yang harus dilakukan antara lain mempersiapkan vaksinasi pada
waktu yang tepat, persiapan pengawasan penyakit dan pencatatan yang rapi
dan terperinci.
Dari berbagai macam peternakan yang ada, peternakan ayam
merupakan peternakan yang paling rentan terhadap kondisi lingkungan. Ayam
adalah sejenis unggas yang punya tingkat variasi tinggi mulai dari bentuk dan

5
postur tubuh hingga pada bentuk piyal. Akan tetapi atam ini akan sangat
mudah stress apabila berada dalam kondisi lingkungan yang tidak stabil.
Ayam yang stress akan mudah terserang penyakit, yang biasanya akan
berdampak pada perubahan bentuk dan warna organ visceral. Adapun
beberapa penyakit yang menyerang ayam antara lain:
a. Disebabkan bakteri:
- chronic respiratory disease (CRD)
- Infectious Coryza (Snot) dan
- Cholera
b. Disebabkan oleh virus :
- Newcastle disease (ND)
- Infeksi bronchitis (IB)
- Cacar ayam (Fowl pox ) dan
- Muntah darah hitam (Gizzerosin)
B. Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat membandingkan perbedaan antara ayam yang
sakit dan sehat melalui pengamatan terhadap bentuk fisik dan organ
visceral ayam.
C. Materi dan Metode
1. Materi
a. Ayam hidup
b. Pinset
c. Pisau/scalpel
d. Gunting
e. Tisu/kapas
f. Jarum pentul
g. Ether
h. Bak Lilin
i. Alat tulis
j. Alat dokumentasi
2. Metode
a. Menyiapkan ayam yang akan diamati
b. Mengamati organ eksterior mulai dari mata, hidung, bulu tubuh,
kaki dan gerakan ayam
c. Untuk pengamatan organ ayam dimulai dari kapas diberi ether
kemudian ditempelkan pada hidung ayam sampai ayam pingsan
d. Setelah pingsan, ayam kemudian diamati bagian perut, sayap
difiksasi terlebih dahulu
e. Ayam yang telah dibedah kemudian diamati organ-organnya (sesuai
lembar lapangan yang telah disediakan)

6
f. Tiap organ diamati bentuk, ukuran dan warnanya (normal atau
tidak)
g. Mencatat dan mendokumentasi hasil pengamatan

IV. VAKSINASI
A. Latar belakang
Program vaksinasi merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan dikalangan peternak. Vaksin merupakan jasad renik yang sudah
dilemahkan yang sengaja dimasukan kedalam tubuh hewan untuk membentuk
antibodi supaya ternak tidak mudah terserang penyakit. Vaksinasi merupakan
cara yang paling efektif untuk melindungi individu terhadap berbagai macam
serangan penyakit oleh karena itu kita sebagai peternak wajib melakukan
vaksinasi untuk menjaga kesehatan ternak demi mencapai hasil ternak yang
maksimal.
Banyak dikalangan peternak yang berfikir bahwa vaksinasi merupakan
kegiatan yang membutuhkan biaya mahal, sehingga sering seadanya atau bahkan
ditiadakan sama sekali. Padahal jika vaksinasi dilakukan secara benar maka akan
diperoleh hasil yang lebih dari biaya yang kita keluarkan untuk vaksin. Oleh karena
itu program vaksinasi harus dilakukan secara benar dan sesuai prosedur yang ada
agar dicapai hasil maksimal. Contoh vaksin pada ayam petelur:
Umur saat divaksinasi Jenis Vaksinasi
Umur 1 hari Marek’s
15 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
20 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
25 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek dipasar : ComboVec. 30)
30 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek dipasar : ComboVec. 30)
49 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek dipasar : ComboVec. 30)
10 minggu Fowl Pox and Laryngotracheitis (biasa
dikenal sebagai LT)
12 minggu Combo Vec.30
13 minggu Avian Encephalonmyelitis (biasa dikenal

7
sebagai AE)
16 minggu New Castle

B. Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis vaksin dan cara
penggunaanya serta mahasiswa dapat melakukan proses vaksinasi.
C. Materi dan Metode
1. Materi
a. Automatic Injection
b. Penggores
c. Ayam
d. Spuit
e. Larutan dapar
f. Kapas
g. Alkohol 70 %
h. Vaksin Fowl Pox
i. Vaksin ND B1
j. Vaksin AI
2. Metode
Vaksin Fowl Pox
a. Mempersiapakan alat untuk vaksinasi
b. Mengambil vaksin dengan spuit atau alat penggores
c. Mempersiapkan ternak yang akan divaksin
d. Melakukan vaksinasi (menyuntikan atau menggoreskan) ke daerah
intramuskular dari ternak
Vaksin ND B1
a. Mempersiapakan alat untuk vaksinasi
b. Mencampurkan vaksin ND B1 dengan larutan dapar kemudian
dihomogenkan dengan cara dikocok membentuk angka 8
c. Meneteskan vaksin pada salah satu mata ayam
V. AUTOMATIC INJECTION
A. Latar Belakang
Alat Suntik Socorex (ASS) merupakan alat suntik otomatis (automatic
injection) untuk injeksi berulang dalam vaksinasi maupun pengobatan. Socorex
merupakan alat suntik dengan aplikasi luas yang memungkinkan
penggunaannya sebagai alat suntik untuk unggas, hewan besar dan hewan
kecil. Unggas seperti DOC, ayam broiler, ayam layer. Hewan besar seperti
sapi, kuda, kerbau, kambing, domba dan babi. Hewan kecil seperti anjing,
kucing dan kelinci. Alat Socorex merupakan alat yang mudah digunakan, cepat
dan dapat disesuaikan dosisnya. Syringe ini dilengkapi dengan baut
mikrometrik yang berfungsi mengatur dosis suntikan.Ukuran volumenya yang

8
beragam memungkinkan aplikasi ASS pada berbagai jenis hewan.Alat suntik
ini cocok digunakan untuk larutan cair, emulsi maupun suspense. Alat suntik
hewan ini dirancang agar mudah dibongkar dan dipasang kembali sehingga
memudahkan pula dalam pembersihannya. Logam ASS dilapisi krom dan
polyamid sehingga alat suntik memiliki daya tahan yang baik. Alat penyedot
dan bola katup (valve ball) dibuat dari baja (stainless steel) berkualitas tinggi
dan anti karat. Suku cadang selalu tersedia dan interchangeable (dapat ditukar
dengan tipe yang lain).
Komponen dari ASS yaitu terdiri dari piston road, spring, soket, nut,
cap, casing, intake valve, nozzle value needle, sinter dan selang atau tubing.
Piston road adalah bagian paling belakang ASS yang mempunyai fungsi untuk
mendorong vaksin. Spring adalah lengan dari Piston road. Soket adalah bagian
setelah spring yang mempunyai fungsi untuk menyedot vaksin. Nut digunakan
sebagai landasan pegangan ASS. Cap adalah bagian untuk mengatur dosis
vaksin. Casing adalah bagian untuk melindungi ASS. Intake valve adalah pintu
masuk vaksin dari selang atau tubing ke ASS. Nozzle valve adalah baut untuk
tempat masuk Needle atau jarum suntik.
B. Tujuan Praktikum
Mahsiswa mampu cara mengoprasikan automatic injection pada ternak
yang akan diberi perlakuan. Mahasiswa dapat mengetahui komponen
komponen pada automatic injection. Mahasiswa mengerti cara perawatan alat
automatic injection.
C. Materi dan Metode
1. Materi
a. Alat
1) Automatic Injection
2) Baskom
b. Bahan
1) Air
2) Ayam Kampung
2. Metode
a. Menyiapkan ternak dan automatic injection
b. Mengatur jumlah dosis vaksin yang akan diberikan pada ternak
c. Menginjeksikan pada ternak

9
FORMAT LAPORAN ILMU KESEHATAN TERNAK

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (3 paragraf)


Kesehatan ternak sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan
beternak dan menjaga kualitas konsumsi daging ternak. Ciri-ciri ternak yang
sehat antaranya; gerakan lincah, nafsu makan baik, mata terbuka lebar dan lincah,
bulu bersih dan tidak berdiri. Ciri ciri secara anatomi dan fisologi ternak
kesehatan ternak untuk fisik luar; anggota badan sempurna, kaki-kaki berkembang
simetris, dan tidak ada cacat anggota tubuh.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Ilmu Kesehatan Ternak adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat membandingkan perbedaan antara ayam yang sakit dan
sehat melalui pengamatan terhadap bentuk fisik dan organ visceral ayam.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis vaksin dan cara penggunaannya serta
dapat melakukan proses vaksinasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui
4.
C. Waktu dan Tempat
1. Vitamin dan Antiparasit
Praktikum Kesehatan Ternak acara Pemberian Vitamin pada sapi dan
Antiparasit pada domba dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 November 2018 pada
pukul 09.00 – 12.00 WIB di Jatikuwung Experimental Farm Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bertempat di Desa Jatikuwung,
Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
2. Pengambilan Sampel Darah
3. Kesehatan Ternak
4. Vaksinasi
5. Automatic Injection

II. TINJAUAN PUSTAKA


(Minimal 5 dari text book, jurnal dan internet)

A. Vitamin dan Antiparasit


Wormectin adalah obat luar dan dalam pada sapi, babi, domba, anjing,
kucing dan kelinci. Wormectin diberikan dengan cara injeksi subkutan.

11
Wormectin digunakan untuk mengatasi scabies dan jamur yang disebabkan oleh
tungau, caplak dan kutu (David, 2014).
B. Pengambilan Sampel Darah
C. Kesehatan Ternak
D. Vaksinasi
E. Automatic Injection

III. MATERI DAN METODE

A. Vitamin dan Antiparasit


1. Materi
a. Alat
1) Spuit
2) Kapas
3) Kandang jepit
b. Bahan
1) Alkohol 70%
2. Metode
B. Pengambilan Sampel Darah
1. Materi
2. Metode
C. Kesehatan Ternak
1. Materi
2. Metode
D. Vaksinasi
1. Materi
2. Metode
E. Automatic Injection
1. Materi
2. Metode

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Vitamin dan Antiparasit


1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Vitamin dan Antiparasit
Nama Dosis Ternak Cara
Pemberian

Sumber : Praktikum Kesehatan Ternak tanggal 01-01-2001


2. Pembahasan

12
 Paragraf pertama berisi hasil pengamatan saat praktikum
 Paragraf kedua berisi tinjauan pustaka sebagai pembanding
 Paragraf ketiga berisi kesimpulan dari perbandingan antara pengamatan saat
praktikum dan tinjauan pustaka
B. Pengambilan Sampel Darah
1. Hasil Pengamatan
Tabel 2. Pengambian Sampel Darah Ayam
Gambar Keterangan

Sumber :
Tabel 3. Pengambian Sampel Darah Kambing
Gambar Keterangan

Sumber :
2. Pembahasan
C. Kesehatan Ternak
1. Hasil Pengamatan
Tabel 4. Pengamatan Eksterior
Nama Kondisi/keadaan Penyakit
Organ
Mata
Hidung
Bulu
tubuh
Kaki
Gerakan
Sumber :
Tabel 5. Pengamatan Organ Dalam (Visceral)
Nama Organ Wa Bentuk dan Penya
rna Ukuran kit
Lidah
Tenggorokan
Kerongkongan
Tembolok
Hati
Jantung
Empedu
Lien
Proventikulus
Gizard
Duodenum

13
Usus halus
a. Duodenum
b. Jejenum
c. Ileum
Usus besar
Caeca
Pancreas
Ginjal
Sumber :
2. Pembahasan
 Disertakan foto saat praktikum
 Dibahas minimal 3 organ baik eksterior maupun interior secara terperinci dan
dibandingkan dengan kondisi normal.
 Apabila terdapat penyakit, maka dibahas juga penyakit tersebut secara rinci.
D. Vaksinasi
1. Hasil Pengamatan
Tabel 6. Pemberian Vaksin pada Ayam
Nama Vaksin Dosis Cara
Pemberian

Sumber:
2. Pembahasan
E. Automatic Injection
1. Hasil Pengamatan
Tabel 7. Automatic Injection
Gambar Keterangan

Sumber :
2. Pembahasan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan untuk praktikum kesehatan ternak yaitu bahwa ayam
kampung memiliki organ…..
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
(laporan sementara, foto/copy label vaksin dan obat)

14
DAFTAR ASISTEN
ILMU KESEHATAN TERNAK 2019

Aisyah Nur Savitri H0516004


Arief Akbar Darmawan H0516010
Laras Dwi Hardini H0516044

IDENTITAS PEMILIK BUKU


NAMA:
NIM:
KELOMPOK:
NAMA CO-ASS:

15

Anda mungkin juga menyukai