Anda di halaman 1dari 11

PENELITIAN KUANTITATIF

Hubungan positif antara Regulasi emosi dengan Penerimaan diri pada orangtua
yang memiliki anak Disabilitas Pendengaran (tunarungu) di kota Semarang
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Permasalahan.............................................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 1
C. Manfaat Penelitian...................................................................................................... 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
A. Variabel Tergantung (Penerimaan Diri) ...................................................................... 3
1. Pengertian ............................................................................................................... 3
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri.............................................. 3
3. Aspek-aspek Variabel Tergantung (Penerimaan Diri) ............................................. 4
B. Variabel Bebas (Regulasi Emosi) ................................................................................. 4
1. Pengertian ............................................................................................................... 4
2. Aspek-aspek Regulasi emosi ................................................................................... 5
C. Anak Berkebutuhan Khusus ........................................................................................ 5
D. Dinamika Psikologis..................................................................................................... 6
E. Hipotesis...................................................................................................................... 6
BAB III
METODE PENELITIAN .......................................................................................................... 7
A. Jenis Penelitian............................................................................................................ 7
B. Variabel Penelitian ...................................................................................................... 7
C. Populasi & Teknik Sampling ........................................................................................ 7
D. Definisi Operasional .................................................................................................... 7
E. Alat Ukur ..................................................................................................................... 8
F. Analisa Data ................................................................................................................ 8

I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang memiliki


keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, social, maupun
emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan
atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusi
dengannya (Winarsih dkk, 2013). Menurut Widjaya (2015) Tunarungu sendiri
adalah seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara.
Tunarungu dibedakan menjadi dua, yaitu tuli (deaf) dan kurang mendengar
(hard to hearing).

Keterbatasan yang dimiliki anak dengan tuna rungu ini memberikan


tekanan tersendiri bagi orangtua. Penerimaan Orangtua penting untuk
membantu penanganan anak tersebut ke kehidupan yang lebih baik (Marijani).

Regulasi Emosi terjadi ketika orangtua bisa melibatkan proses kognitif


yang positif yang akhirnya di manifestasikan dalam bentuk penerimaan diri
orangtua (Sunberg , Winebarger, & Taplin, 2007).

Maka penelitian ini berfokus pada regulasi Emosi berhubungan dengan


penerimaan diri orangtua yang memiliki anak tuna rungu.

B. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Penerimaan Diri orangtua terhadap keterbatasan anaknya yang


tunarungu
2. Melihat Regulasi Emosi orangtua berkaitan dengan anaknya yang
Disabilitas Pendengaran (tunarungu) di wilayah Kota Semarang
3. Melihat hubungan antara Regulasi Emosi dengan Penerimaan Diri orangtua
yang memiliki Anak dengan Disabilitas pendengaran (Tunarungu) di wilayah
Kota Semarang.

1
C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan intelektual


dan referensi ilmiah terkait dengan Anak Berkebutuhan khusus dalam
kategori Disabilitas Pendengaran.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini di harapkan mempunyai daya praktis dalam


mengingatkan orangtua pentingnya berada di sisi anak nya dengan
disabilitas pendengaran (tunarungu).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Variabel Tergantung (Penerimaan Diri)

1. Pengertian

Menurut Sheerer (Paramita & Margaretha, 2013) Penerimaan diri


adalah sikap untuk menilai diri dan keadaannya secara objektif, menerima
segala yang ada pada dirinya termasuk kelebihan-kelebihan dan
kelemahan-kelamahannya. Menurut (Tentama, 2010)
Penerimaan diri berkaitan dengan kemampuan individu dalam menerima diri
apa adanya, memiliki harapan realistis dan mampu berperilaku dilingkungan
social yang menyenangkan dan memiliki penyesuaian diri yang baik.

Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa penerimaan diri adalah


kemampuan individu dalam menerima dirinya apa adanya, Memiliki harapan
realistis dan tidak menyalahkan diri sendiri dan orang lain.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri

Menurut Shereer (Hasriani, 2017) factor-faktor yang menghambat


penerimaan diri dalam individu yaitu :

a) Sikap anggota masyarakat yang tidak menyenangkan


b) Adanya hambatan dalam lingkungan
c) Memiliki hambatan emosional yang berat
d) Selalu berfikir negative tantang masa depan

Jadi bisa disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi


penerimaan diri adalah adanya pemahaman tentang diri sendiri, tidak
adanya gangguan emosional yang berat & adanya hal yang realistic.
Regulasi emosi mempunyai peran dalam penerimaan diri seseorang,
yang dalam penelitian ini kemampuan regulasi emosi orang tua menerima
anaknya yang tuna rungu.

3
3. Aspek-aspek Variabel Tergantung (Penerimaan Diri)

Shereer menggunakan aspek penerimaan diri yang telah di modifikasi


oleh Berger (Khotimah & Nuria, 2010), yaitu :

a) Bergantung pada standard nilai internal yang sebagai panduan perilaku


darinya
b) Memiliki keyakinan sesuai kapasitas yang dimiliki untuk menghadapi
kehidupannya
c) Bertanggungjawab dan menerima konsekuensi dari perilaku yang
dilakukan.
d) Menerima pujian atau kritik dari orang lain secara objektif
e) Tidak mencoba menyangkal atau mengelabuhi perasaan, motif, emosi,
keterbatasan, kemampuan atau kualifikasi yang ada dalam dirinya
f) Menganggap bahwa dirinya juga memiiki posisi yang sama dengan
orang lain
g) Tidak mengharapkan oranglain menolak dirinya
h) Tidak menganggap dirinya berbeda dengan dirinya, atau umumnya
abnormal.
i) Tidak malu dengan dirinya

Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek penerimaan diri adalah


memiliki gambaran positif tentang dirinya, tidak malu terhadap segala
kekurangan dirinya, menganggap dirinya mempunyai kelebihan yang bisa di
maksimalkan, menganggap dirinya sama seperti orang lain, dapat mengatur
keadaan emosi dirinya atas segala hal yang terjadi.

B. Variabel Bebas (Regulasi Emosi)

1. Pengertian

Menurut Reivich & Shatte (Gross, 2006) regulasi emosi adalah


kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan. Seseorang yang
mempunyai kemampuan regulasi emosi yang baik dapat mengendalikan
dirinya apabila sedang kesal dan dapat mengatasi rasa cemas, sedih atau
marah sehingga mempercepat dalam pemecahan suatu masalah.

4
Menurut Eisenberg (Aris & Rinaldi, 2015) Regulasi emosi yang lebih
kompleks didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengenali, menghindari,
menghambat, mempertahankan atau mengelola kemunculan, bentuk,
intensitas maupun masa berlangsungnya perasaan internal, emosi
psikologis, proses perhatian, status motivasional dan atau perilaku yang
berhubungan dengan emosi dalam rangka memenuhi efek biologis atau
adaptasi social atau meraih tujuan individual.

Jadi Regulasi Emosi adalah reaksi kompleks untuk mengontrol,


menyesuaikan,dan pengendalian diri yang baik terhadap emosi yang
muncul. Proses perhatian, motivasional dalam rangka memenuhi efek
biologis atau adaptasi social untuk meraih tujuan tertentu.

2. Aspek-aspek Regulasi emosi

Menurut Gross ada empat aspek yang digunakan untuk menentukan


kemampuan regulasi emosi seseorang, yaitu :

a) Strategies to emotion regulation, Keyakinan Individu untuk dapat


mengatasi suatu masalah dan punya solusi.
b) Engaging in goal directed behaviour, kemampuan individu untuk tidak
terpengaruh oleh emosi negative yang dirasakannya.
c) Control emotional responses, kemampuan individu untuk mengontrol
emosi yang dirasakannya termasuk respon yang di keluarkan.
d) Acceptance of emotional response, kemampuan individu untuk
menerima suatu peristiwa yang menimbulkan emosi negative dan tidak
merasa malu merasakan emosi tersebut.

C. Anak Berkebutuhan Khusus

Tunarungu adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat mendengar


suara, mulai dari taraf ringan atau kurang dengar hingga taraf

D. Dinamika Psikologis

Proses penerimaan orangtua membutuhkan jangka waktu dan perlu


kesabaran. Dari factor-faktor penerimaan diri seperti yang sudah di jelaskan di
atas pengendalian emosi salah satu factor yang penting yang harus

5
diperhatikan. Maka dari itu peneliti ingin melihat kemampuan orang tua
dalam meregulasi emosinya sehingga mencapai penerimaan.

E. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi positif,


dengan rumusan sebagai berikut:

Ha : Ada Hubungan Positif antara Regulasi Emosi dengan Penerimaan Diri


pada orangtua yang mempunyai anak Tunarungu, semakin baik Regulasi
Emosi orangtua maka semakin tinggi pula penerimaan diri orangtua
terhadap anak Tunarungu di Kota Semarang.

Ho : Tidak ada Hubungan Positif antara Regulasi Emosi dengan


Penerimaan Diri pada orangtua yang mempunyai anak Tunarungu di Kota
Semarang

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kali ini peneliti menggunakan penelitian Kuantitatif non


eksperimen tipe korelasi Positif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
fenomena psikologi secara kuantitatif melalui pengukuran-pengukuran (Azwar,
2012) .

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung : Penerimaan Diri


2. Variabel Bebas : Regulasi Emosi

C. Populasi & Teknik Sampling

1. Populasi : Orangtua yang mempunyai anak Tunarungu.


2. Teknik Sampling :teknik sampling Non-probability Purposive
Sampling. Dengan karakteristik sampl, antara lain :
a) Orangtua yang masih terikat hubungan pernikahan dan tinggal serumah
dengan anak nya yang Tunarungu
b) Berdomisili Kota Semarang
c) Rentang Usia anak yaitu yang berumur 8 – 18 tahun
d) Anak Mempunyai disabilitas pendengaran sejak lahir

D. Definisi Operasional

1. Penerimaan Diri

kemampuan individu dalam menerima dirinya apa adanya, karena


individu mengerti dengan menyeluruh segala kelebihan/ kekurangan yang
ada.

Penelitian ini menggunakan skala yang di kembangkan oleh Sheerer


(aspek) (1963).

7
2. Regulasi emosi

Regulasi emosi adalah reaksi kompleks untuk mengontrol,


menyesuaikan,dan pengendalian diri yang baik terhadap emosi yang
muncul. Alat ukur menggunakan aspek-aspek regulasi emosi.

E. Alat Ukur

1. Penerimaan Diri :Skala penerimaan diri Skala Regulasi Emosi


2. Regulasi Emosi : Skala Regulasi Emosi

F. Analisa Data

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa


korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut :

N . XY  ( X )( Y )
rXY 
{N . X 2  ( X ) 2 }{N . Y 2  ( Y ) 2 }

Uji asumsi meliputi uji Normalitas menggunakan kormogorov-smirnov


dan uji linieritas menggunakan anova .

8
Daftar Pustaka
Aris, D. P., & Rinaldi. (2015). Hubungan Regulasi emosi dengan Penerimaan Diri Wanita
Premenopause. Jurnal RAP UNP, Vol 6 No. 01, 11-22.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Cahyani, R. A. (2015). Penerimaan Diri Ibu dengan anak berkebutuhan khusus di


Mojokerto.Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Hasriani. (2017). penerimaan diri (Self Acceptance) penyandang Tuna Rungu.


Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan .

Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2012). kementerian sosial dalam angka :


Pembangunan Kesejahteraan Sosial . Jakarta: Badan Pendidikan dan Penelitian
Kesejahteraan Sosial Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial .

Kerig, P., & Wenar, C. (2006). Development Psychopathology edisi 5. USA: Mc Graw Hill.

Khotimah, & Nuria. (2010). Penerimaan Ibu yang Memiliki Anak Tunarungu. Jakarta:
Universitas Gunadarma.

Lubis , M. U. (2009). Penyesuaian Diri Orangtua yang memiliki anak Autisme. Skripsi.
Meda: Fakultas Psikologi USU.

Paramita, R., & Margaretha. (2013). Pengaruh Penerimaan Diri Terhadap Penyesuaian
Diri Penderita Lupus. Jurnal psikologi Undip, Vol. 12 No. 01.

Sunberg , N. D., Winebarger, A. A., & Taplin, J. R. (2007). Psikologi Klinis :


Perkembangan Teori, Praktik, dan penelitian edisi ke-4. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Tarigan, H. G. (1997). tehnik pengajaran keterampilan berbahasa. Bandung : Alfabeta.

Tentama, F. (2010). Berpikir Positif dan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang
Cacat Tubuh akibat Kecelakaan. Humanitas, VII (1), 66-75.

II

Anda mungkin juga menyukai