Jawab :
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menetapkan kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan
bahasa.Keputusan Menteri PendidikandanKebudayaan no. 30 tahun 1990, menetapkan status
pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk setiap
program studi dan bersifat nasional.PP no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi menyatakan
bahwa Pancasila wajib diajarkan di perguruan tinggi.Keputusan Dirjen Dikti No.
265/Dikti/Kep/2000 tentang penyempurnaan Kurikukum Inti Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Pancasila pada PT di Indonesia.Kep Mendiknas no. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan Nomor 45/U2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi telah menetapkan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi.Pelaksanaannya sesuai dengan SK Dirjen
Dikti no. 38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) di Perguruan Tinggi.
2. Fenomena sosial yang menunjukkan urgensi penyelenggaraan mata kuliah pendidikan
pancasila di perguruan tinggi.
Jawab :
Pendidikan kewarganegaraan itu sendiri merupakan suatu mata pelajaran yang wajib dalam
menjajaki dunia pendidikan, tidak hanya pendidikan dalam tingkat dasar saja, melainkan mata
pelajaran yang digunakan dalam jenjang pendidikan tingkat smp dan sma juga. Tidak sampai
disini saja, walaupun sudah tamatan sma, terkadang mata pelajaran tersebut berada di sekitar kita
dan pasti menjadi kebutuhan setiap manusia. Saat di perguruan tinggi, akan mendapatkan mata
pelajaran tersebut,
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini dianggap rendah oleh sebagaian siswa maupun
mahasiswa karena mereka tau akan adanya dari kebobrokkan para pejabat pemerintah Negara
Indonesia yang gemar dan terkenal akan korupsi kolusi dan nepotismenya (KKN). Dengan fakta
ini menjadikan para sebagaian siswa tidak merasa bangga berwarganegara Indonesia dan pesimis
akan masa depan bangsa ini. Mereka tidak terpikir akan bagaimana aturan menjadi seorang
saintis yang baik di Indonesia dan faham akan hak-hak dan kewajiban warga negara Indonesia di
bidang pendidikan dan kebebasan berpendapat.
Dalam pengaturan kehidupan bernegara ini dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila.
Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah
fundamen, dasar, atau ideology berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara
dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar
negaranya.