Disusun oleh:
Nama : Nia Bonis Marthidayah, S.Pd.
NIP : 19960312 201903 2 005
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Penguji
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
aktualisasi ini. Penulisan laporan aktualisasi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan XLIX.
Laporan aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada A.A Rai Kartini, S.Sos., M.Si. selaku Coach, I
Kadek Artawan, S.S. selaku mentor dan Bapak/Ibu Widya Iswara (WI) yang
senantiasa membimbing penulis dalam menyusun laporan aktualisasi ini, serta
membimbing teman-teman Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
III Angkatan XLIX Tahun 2019 yang saling mendukung dalam penulisan laporan
aktualisasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap semoga penulisan laporan
aktualisasi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya
bagi para pembaca serta pengembangan kegiatan pembelajaran di sekolah
terutama pada mata pelajaran Biologi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari rencana kegiatan aktualisasi ini adalah:
1. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA yang merupakan nilai
dasar PNS di tempat Calon PNS bertugas, sehingga dapat menjadi suatu
kebiasaan (habituasi).
2. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
Biologi di SMA Negeri Satu Atap Lembongan.
3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan.
5
seorang guru tidak dapat mengetahui perkembangan peserta didik dan
dirinya dalam proses pembelajaran.
Setelah melakukan evaluasi, guru memahami kemampuan
peserta didiknya. Hasil evaluasi dapat ditemukan peserta didik yang
mencapai ketuntasan belajaran dan yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Sehinga guru dituntut melakukan upaya perbaikan dan
pengayaan. Perbaikan dilakukan untuk peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pengayaan dilakukan
terhadap peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar untuk
meningkatkan kemampuannya (Izzan, 2012:43-45).
Secara terperinci, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) seorang guru
adalah bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam melaksanakan
KBM, meliputi:
1) Membuat kelengkapan mengajar denganbaik dan lengkap
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan, dan
ujian
4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6) Mengisi daftar nilai peserta didik
7) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan
pengetahuan), kepada guru lain dalam proses pembelajaran
8) Membuat alat pelajaran/ alat peraga
9) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan
kurikulum
11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12) Mengadakan pengembangan program pembelajaran
13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar peserta didik
14) Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
16) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkat (John, 2019(online)).
7
kriteria U, S, dan G, pada rancangan aktualisasi ini ditunjukkan pada
Tabel 1.2.
8
BAB II
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
9
dengan organisasinya; serta mendeklarasikan secara terbuka bila
terjadi adanya potensi konflik kepentingan.
Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel,
maka diperlukan beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai
dasar akuntabilitas, antara lain kepemimpinan, integritas, tanggung
jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan
konsistensi. Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada
pelaksanaan pemerintahan antara lain:
• Terciptanya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat;
• Terwujudnya masyarakat madani yang berintegrasi dengan
pemerintah;
• Terciptanya Good Governance dan tercapainya tujuan nasional
yakni Indonesia Jaya;
• Adanya dukungan serta legitimasi masyarakat terhadap
Pemerintah;
• Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;
• Masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai
kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik
di pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan
nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi
PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan
tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan
kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan
yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas
segalanya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus
berpegang pada prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh
berperilaku diskriminatif serta harus obyektif, jujur, transparan.
Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu
kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil
dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan mampu menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan
masyarakat sekitar.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
10
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia
dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan
sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang
dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
pasal 4 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
• Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
• Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
• Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
• Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
• Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
• Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
• Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
• Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
• Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
• Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
• Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
• Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
• Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
11
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik mengatur perilaku agar
pegawai ASN:
• Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
• Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
• Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
• Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
• Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
• Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
• Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
• Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
• Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
• Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan
• Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan
masing-masing yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan
luas kekuasaan seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari
penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas
etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat
dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum.
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and
clean governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat
ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan
tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai dengan
harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi pada
layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga
pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola
paternalisitik dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola
12
pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa mengedepankan
kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder
pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS,
semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan
kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target
stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah.
Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan
jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya,
dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari
kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik
utama yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas
adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari
capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena adanya dorongan
kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan
suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna. Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang
berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak
bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan
melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak
sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian
Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan
curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai
yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu:
13
• Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan
tidak curang.
• Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap
lingkungan sekitar.
• Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya
tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
• Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
• Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatu.
• Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja,
pendirian keberanian.
• Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
• Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan
dan membela kebenaran.
• Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Untuk menjadi PNS yang professional, hendaknya kita
memiliki karakter ANEKA. Marilah kita implementasikan nilai-nilai
ANEKA dalam kehidupan kita sehari-hari. Penulis berharap, melalui
tulisan yang sederhana ini, nilai-nilai ANEKA dapat
tersosialisasikan kepada seluruh pegawai ASN, sehingga dapat
diaktualisasikan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
(Darmayanti, 2018 (online)).
14
2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Identifikasi Isu : 1. Penggunaan teknologi yang belum optimal dalam pembelajaran Biologi di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
2. Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran Biologi di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan
3. Rendahnya penguatan karakter peserta didik di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran Biologi di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan
Gagasan Pemecahan Isu : Memberikan inovasi pada pembelajaran Biologi melalui metode yang menarik, seperti Role Playing untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Kegiatan : 1. Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions)
2. Pembuatan naskah pembelajaran Role Playing
3. Pembagian peran naskah pembelajaran Role Playing
4. Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
5. Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing
6. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing
7. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing
15
(RPP) dengan model Pencapaian berupa Pembuatan Rancangan Pelaksanaan (RPP) dengan model
pembelajaran STAD Kompetensi Rancangan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran STAD
(Student Teams 2. Penentuan Materi Pelaksanaan pembelajaran STAD (Student Teams (Student Teams
Achievement Divisions) Pembelajaran Pembelajaran Achievement Divisions) pada bab materi Achievement Divisions)
3. Penentuan Metode (RPP) Mata genetika mengandung indikator nilai pada bab materi genetika
Pembelajaran Pelajaran akuntabilitas, yaitu tanggung jawab dan mendukung indikator visi
4. Penyusunan Biologi bab kejelasan target. Pembuatan RPP merupakan sekolah pada poin ke-4.
Rancangan Materi Genetik salah satu tanggung jawab seorang guru, Karena kegiatan ini
Kegiatan sehingga adanya RPP merupakan bukti nyata merupakan salah satu upaya
Pembelajaran bahwa seorang guru telah memenuhi salah untuk menciptakan lulusan
satu tanggung jawabnya. RPP berisi rincian yang menguasai
tanggung jawab guru untuk memberikan kemampuan pengetahuan
pelayanan publik, yaitu proses pembelajaran dan keterampilan potensi
Biologi pada peserta didik. Adanya RPP juga daerah.
memudahkan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran, karena telah menyiapkan
rangcangan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Nasionalisme
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi
genetika mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, disiplin,
tanggung jawab, dan kerja keras. RPP
merupakan salah satu langkah dari usaha
seorang guru untuk mencerdaskan peserta
didik demi kehidupan bangsa dan negara
yang lebih maju.
3. Etika Publik
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi
16
genetika mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu bertanggung jawab, integritas
tinggi, cermat, disiplin, dan taat perintah.
Pembuatan RPP merupakan tindakan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik bagi seorang guru. Sehingga kegiatan
ini mencerminkan nilai-nilai dasar etika
publik yaitu, menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak, membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerja kepada publik; memiliki kemampuan
dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; serta memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun.
4. Komitmen Mutu
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi
genetika mengandung nilai komitmen mutu,
yaitu efektivitas dan berorientasi mutu. RPP
merupakan usaha dari seorang guru untuk
menjamin mutu pendidikan yang akan
diberikan kepada peserta didik.
5. Anti Korupsi
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi
genetika mengandung indikator nilai anti
17
korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras, dan peduli. Pembuatan RPP
dengan unsur-unsur yang telah ditentukan
secara lengkap tanpa mengurangi unsur-
unsur dengan tujuan mempercepat waktu
penyelesaian.
2. Pembuatan naskah 1. Pengumpulan bahan Naskah Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pembuatan naskah
pembelajaran Role Playing materi Role Playing pembelajaran 1. Akuntabilitas pembelajaran Role Playing
2. Pemilihan tokoh Role Playing Pembuatan naskah pembelajaran Role mendukung indikator visi
pemeran Playing mengandung indikator nilai sekolah pada poin ke-4.
3. Pembuatan dialog akuntabilitas, yaitu tanggung jawab, Karena kegiatan ini
setiap tokoh kejelasan target, netral, mendahulukan merupakan salah satu upaya
kepentingan publik, dan adil. Kegiatan ini untuk menciptakan lulusan
menunjukkan tanggung jawab dan dedikasi yang menguasai
seorang guru sebagai pengajar yang kemampuan pengetahuan
berkaitan dengan pemahaman materi oleh dan keterampilan potensi
peserta didik dan mendahulukan kebutuhan daerah.
peserta didik. Kejelasan target, berupa
peningkatan motivasi belajar peserta didik
mulai terlihat dalam kegiatan ini. Netralitas
pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing dipertahankan agar tidak ada rasa
diskriminatif antar peserta didik sehingga
menimbulkan rasa keadilan.
2. Nasionalisme
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, adil, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini
menunjukkan dedikasi seorang guru yang
amanah, tanggung jawab, dan kerja keras
karena berupaya mewujudkan tujuan
pembelajaran melalui metode Role Playing.
3. Etika Publik
18
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu jujur, bertanggung jawab,
integritas tinggi, cermat, dan disiplin.
Kegiatan ini menunjukkan integritas
seorang guru, yaitu jujur karena naskah
sesuai dengan materi yang ada. Pembuatan
naskah ini dilakukan secara cermat dan
disiplin, sebagai wujud sebuah tanggung
jawab guru dalam memfasilitasi proses
pembelajaran peserta didik.
4. Komitmen Mutu
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Pembuatan naskah
pembelajaran Role Playing adalah upaya
seorang guru untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik sehingga meningkatkan
kompetensi mereka/ menjamin mutu
pembelajaran.
5. Anti Korupsi
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai anti
korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, mandiri dan peduli.
Kegiatan ini dikatakan memiliki nilai
mandiri karena guru membuat naskah
pembelajaran Role Playing sesuai
pemikirannya sendiri, dikatakan peduli
karena guru memfasilitasi naskah tersebut
bagi peserta didik.
3. Pembagian peran naskah 1. Pembagian naskah Peran yang Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pembagian peran naskah
pembelajaran Role Playing pembelajaran Role didapatkan 1. Akuntabilitas pembelajaran Role Playing
19
Playing kepada peserta didik Pembagian peran naskah pembelajaran berkaitan denganindikator
peserta didik sesuai naskah Role Playing mengandung indikator nilai visi sekolah pada poin ke-4.
2. Pembagian peran pembelajaran tanggung jawab, jujur, netral, adil, dan Karena kegiatan ini
naskah Role Playing. transparan. Pembagian peran naskah merupakan salah satu upaya
pembelajaran Role pembelajaran yang terbuka, berarti guru untuk menciptakan lulusan
Playing tersebut mengaplikasikan nilai jujur, netral, yang menguasai
adil, dan transparan. Tanggung jawab pada kemampuan pengetahuan
kegiatan ini karena pembagian naskah dan keterampilan potensi
merupakan tahapan dalam mewujudkan daerah.
upaya peningkatan motivasi belajar peserta
didik
2. Nasionalisme
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu jujur, amanah, adil,
persamaan derajat, tidak diskriminatif,
tanggung jawab, dan kerja keras. Kegiatan
ini dikatakan jujur dan amanah karena
pembagian peran dilakukan secara terbuka
di depan peserta didik; adil, persamaan
derajat, dan tidak diskriminatif karena
pembagian peran tanpa membeda-bedakan
peserta didik dari berbagai sisi; serta
tanggung jawab dan kerja keras karena
merupakan salah 1 upaya guru dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Etika Publik
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
etika publik, yaitu jujur, bertanggung
jawab, integritas tinggi, cermat, dan
disiplin. Integritas tinggi, cermat, dan
disiplin ditunjukkan melalui ketepatan guru
20
membagikan peras kepada peserta didik.
Kegiatan ini mengandung nilai-nilai dasar
etika publik yaitu, menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak;
membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada publik;
memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah;
memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun; serta
menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama.
4. Komitmen Mutu
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Efektivitas ditunjukkan
dengan pembagian peran kepada peserta
didik, sehingga setiap peserta didik dapat
merasakan pengalaman belajar yang
berbeda dan diikuti perkembangan mutu
proses pembelajaran.
5. Anti Korupsi
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
anti korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kerja keras
ditunjukkan melalui pemilihan aktor yang
sesuai dengan peran dalam naskah
sehingga menghasilkan proses
pembelajaran yang baik.
4. Pembuatan Lembar Kerja 1. Pengumpulan Lembar Kerja Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pembuatan Lembar Kerja
21
Peserta Didik (LKPD) materi bahan Peserta Didik 1. Akuntabilitas Peserta Didik (LKPD)
diskusi LKPD (LKPD) Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik berkaitan dengan indikator
2. Penentuan tujuan (LKPD) mengandung indikator nilai visi sekolah pada poin ke-4.
LKPD tanggung jawab, kejelasan target, dan Karena kegiatan ini
3. Penyusunan soal- mendahulukan kepentingan publik. merupakan salah satu upaya
soal diskusi LKPD Tanggung jawab dan mendahulukan untuk menciptakan lulusan
kepentingan publik ditunjukkan karena yang menguasai
pembuatan LKPD ini untuk memfasilitasi kemampuan pengetahuan
peserta didik dalam proses pembelajaran. dan keterampilan potensi
Kejalasan target ditunjukkan karena dengan daerah.
LKPD ini bertujuan untuk memudahkan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Nasionalisme
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini
dikatakan amanah dan kerja keras karena
merupakan salah 1 upaya guru untuk
kelancaran proses pembelajaran.
3. Etika Publik
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu bertanggung jawab, cermat,
dan disiplin. Cermat dan disiplin karena
dalam pembuatan LKPD perlu kedua nilai
tersebut agar menghasilkan instrumen yang
tepat digunakan saat proses pembelajaran
4. Komitmen Mutu
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Efektivitas dan
berorientasi mutu karena kegiatan ini
22
bertujuan untuk kelancaran dan kualitas
proses pembelajaran.
5. Anti Korupsi
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai anti
korupsi, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan
kerja keras. Kerja keras karena kegiatan ini
merupakan salah 1 upaya untuk mendukung
proses pembelajaran yang baik.
5. Penyusunan instrumen 1. Pembuatan kisi-kisi Instrumen Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Penyusunan instrumen
evaluasi pelaksanaan soal evaluasi 1. Akuntabilitas evaluasi pelaksanaan
pembelajaran 2. Pembuatan kartu pelaksanaan Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan
menggunakan metode Role soal pembelajaran pembelajaran menggunakan metode Role metode Role Playing
Playing 3. Penyusunan soal- menggunakan Playing mengandung indikator nilai mendukung indikator visi
soal evaluasi metode Role tanggung jawab, kejelasan target, dan sekolah pada poin ke-4.
Playing mendahulukan kepentingan publik. Karena kegiatan ini
Tanggung jawab dan mendahulukan merupakan salah satu upaya
kepentingan publik ditunjukkan karena untuk menciptakan lulusan
penyusnan instrumen evaluasi bertujuan yang menguasai
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemampuan pengetahuan
metode Role Playing saat proses dan keterampilan potensi
pembelajaran. Kejalasan target ditunjukkan daerah.
karena penyusunan instrumen evaluasi
untuk bahan evaluasi proses pembelajaran
menggunakan metode Role Playing.
2. Nasionalisme
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini
dikatakan amanah dan kerja keras karena
merupakan salah 1 upaya untuk
mendapatkan feedback dari proses
23
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing yang nantinya digunakan untuk
perbaikan pada kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
3. Etika Publik
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu bertanggung jawab, cermat,
dan disiplin. Cermat dan disiplin karena
dalam penyusunan instrumen evaluasi perlu
kedua nilai tersebut agar menghasilkan
instrumen yang tepat digunakan sebagai
feedback dari proses pembelajaran.
4. Komitmen Mutu
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Efektivitas dan
berorientasi mutu karena kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui hasil dari
proses pembelajaran dan perbaikan pada
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
5. Anti Korupsi
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai anti
korupsi, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan
kerja keras. Kerja keras karena kegiatan ini
merupakan salah 1 upaya untuk mendukung
proses pembelajaran selanjutnya yang lebih
baik.
6. Pelaksanaan pembelajaran 1. Persiapan skenario Motivasi belajar Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pelaksanaan Pembelajaran
24
dengan metode “Role yang akan peserta didik 1. Akuntabilitas dengan metode “Role
Playing” ditampilkan meningkat saat Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Playing” pada sub materi
2. Penyampaian mengikuti “Role Playing” pada sub materi sintesis sintesis protein mendukung
tujuan pembelajaran protein mengandung indikator nilai indikator visi sekolah pada
pembelajaran baik secara akuntabilitas, yaitu tanggung jawab dan poin ke-4. Karena kegiatan
3. Penampilan individu partisipatif. Pelaksanaan pembelajaran ini merupakan salah satu
peserta didik maupun dengan metode “Role Playing” pada sub upaya untuk menciptakan
menggunakan kelompok materi sintesis protein merupakan usaha lulusan yang menguasai
skenario yang melalui metode seorang guru untuk memberikan kemampuan pengetahuan
sudah dipersiapkan “Role Playing”. pengalaman baru bagi peserta didik dan dan keterampilan potensi
4. Proses diskusi meningkatkan keaktifan peserta didik daerah.
skenario yang telah dalam pembelajaran Biologi. Usaha
diperankan pada tersebut dilakukan untuk membantu
lembar kerja mencapai tujuan pembelajaran sehingga
peserta didik tanggung jawab seorang guru dapat
(LKPD). terpenuhi.
5. Presentasi hasil 2. Nasionalisme
diskusi Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
6. Penyimpulan “Role Playing” pada sub materi sintesis
materi protein mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu kerja sama, amanah,
disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik selama pembelajaran,
sehingga dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran tersebut dan meningkatkan
kompetensi seorang peserta didik untuk
kemajuan bangsa dan negara.
3. Etika Publik
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein mengandung indikator nilai etika
25
publik, yaitu bertanggung jawab, integritas
tinggi, dan cermat. Pelaksanaan
pembelajaran dengan metode “Role
Playing” pada sub materi sintesis protein
merupakan alternatif lain jika tidak
memiliki fasilitas laboratorium di sekolah
serta tindakan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik bagi seorang guru. Sehingga
kegiatan ini mengandung nilai-nilai dasar
etika publik yaitu, menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak;
membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada publik;
memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah;
memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun; serta
menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerja sama.
4. Komitmen Mutu
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas, inovasi,
dan berorientasi mutu. Pelaksanaan
pembelajaran dengan metode “Role
Playing” pada sub materi sintesis protein
adalah upaya seorang guru untuk
meningkatkan keaktifan peserta didik
sehingga meningkatkan kompetensi
26
mereka/ menjamin mutu pembelajaran
dengan keterbatasan tidak adanya fasilitas
laboratorium di sekolah.
5. Anti Korupsi
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein mengandung indikator nilai, yaitu
tanggung jawab dan kerja keras.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein dengan unsur-unsur yang telah
ditentukan secara lengkap tanpa
mengurangi unsur-unsur dengan tujuan
mempercepat waktu penyelesaian.
7. Evaluasi pelaksanaan 1. Pembagian Hasil analisis Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Evaluasi pelaksanaan
pembelajaran instrumen evaluasi evaluasi 1. Akuntabilitas pembelajaran menggunakan
menggunakan metode Role kepada peserta pelaksanaan Evaluasi pelaksanaan pembelajaran metode Role Playing
Playing didik pembelajaran menggunakan metode Role Playing mendukung indikator visi
2. Pengisian menggunakan mengandung indikator nilai tanggung sekolah pada poin ke-4.
instrumen evaluasi metode Role jawab, kejelasan target, dan mendahulukan Karena kegiatan ini
3. Analisis hasil Playing kepentingan publik. Tanggung jawab dan merupakan salah satu upaya
evaluasi mendahulukan kepentingan publik untuk menciptakan lulusan
ditunjukkan karena kegiatan ini bertujuan yang menguasai
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemampuan pengetahuan
metode Role Playing saat proses dan keterampilan potensi
pembelajaran. Kejalasan target ditunjukkan daerah.
karena kegiatan ini untuk mengevaluasi
proses pembelajaran menggunakan metode
Role Playing.
2. Nasionalisme
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai nasionalisme,
yaitu amanah, tanggung jawab, dan kerja
27
keras. Kegiatan ini dikatakan amanah dan
kerja keras karena merupakan salah 1 upaya
untuk mendapatkan feedback dari proses
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing yang nantinya digunakan untuk
perbaikan pada kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
3. Etika Publik
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai etika publik,
yaitu bertanggung jawab, cermat, dan
disiplin. Cermat dan disiplin karena
kegiatan ini perlu kedua nilai tersebut agar
kegiatan pembelajaran selanjutnya berjalan
lebih baik.
4. Komitmen Mutu
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai komitmen
mutu, yaitu efektivitas dan berorientasi
mutu. Efektivitas dan berorientasi mutu
karena kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui hasil dari proses pembelajaran
dan perbaikan kualitas kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
5. Anti Korupsi
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai anti korupsi,
yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kerja
keras. Kerja keras karena kegiatan ini
merupakan salah 1 upaya untuk mendukung
proses pembelajaran selanjutnya yang lebih
28
baik.
29
pembelajaran
Role Playing
(Hasil/ Output :
Foto)
Pembuatan
Lembar Kerja
4. Peserta Didik
(LKPD) (Hasil/
Output : LKPD)
Penyusunan
instrumen
evaluasi
pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
5.
metode Role
Playing (Hasil/
Output : Kisi
soal, kartu soal,
dan soal
evaluasi)
Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
metode Role
6.
Playing (Hasil/
Output : Video,
foto, dan daftar
hadir)
Evaluasi
pelaksanaan
7. pembelajaran
menggunakan
metode Role
30
Playing (Hasil/
Output: Daftar
nilai, hasil
angket respon
siswa, dan
analisis angket
respon siswa)
Keterangan: Tanggal 20 Oktober 2019 – 30 Oktober 2019 menyusun laporan aktualisasi.
31
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
34
3.3 Membagi Peran Naskah Pembelajaran Role Playing
Peran naskah Role Playing dibagikan kepada seluruh peserta didik kelas
XII IPA pada tanggal 2 Oktober 2019 dan beberapa perubahan hingga tanggal
4 Oktober 2019 seperti pada gambar 3.1. Seluruh peserta didik kelas XII IPA
terbagi menjadi 2 kelompok besar, kelompok pertama menampilkan alur
cerita sintesis protein tahap transkripsi, sedangkan kelompok kedua
menampilkan alur cerita sintesis protein tahap translasi. Pendidik membagi
peran dengan jumlah yang sama dalam setiap kelompok, sehingga seluruh
peserta didik mendapatkan peran dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran. Output/ hasil dari kegiatan ketiga ini seluruh peserta didik
mendapatkan peran sesuai dalam naskah pembelajaran Role Playing
(Lampiran B halaman 49).
Gambar 3.1 Peserta Didik Berdiskusi Mengenai Peran yang Telah dibagikan
35
memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; serta menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
Kegiatan ini mengandung indikator nilai Etika Publik, yaitu jujur,
bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat, dan disiplin. Integritas tinggi,
cermat, dan disiplin ditunjukkan melalui ketepatan guru membagikan peras
kepada peserta didik. Kegiatan ini mengandung nilai-nilai dasar Etika Publik
yaitu, menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian; mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerjanya kepada publik; memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah; memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun; serta menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. Indikator
nilai Komitmen Mutu dalam kegiatan ini, yaitu efektivitas dan berorientasi
mutu. Efektivitas ditunjukkan dengan peran yang didapat seluruh peserta
didik sehingga dapat turut serta dalam kegiatan pembelajaran, sehingga setiap
peserta didik dapat merasakan pengalaman belajar yang berbeda dan diikuti
perkembangan mutu proses pembelajaran. Kegiatan ini mengandung
indikator nilai Anti Korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, dan kerja
keras. Kerja keras ditunjukkan melalui pemilihan aktor yang sesuai dengan
peran dalam naskah sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang baik.
3.3.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang ketiga ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Sebab
dengan seluruh peserta didik mendapat peran dalam bermain Role
Playing memudahkan peserta didik memahami materi dan
meningkatkan motivasi belajarnya.
3.3.2 Analisis Dampak
Melalui kegiatan ini, semua peserta didik turut serta dalam
keiatan pembelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar baru
yang menarik. Kegiatan ini memudahkan saat kegiatan melaksanakan
pembelajaran dengan metode Role Playing.
36
disesuaikan dengan materi yang dimainkan dalam Role Playing. Output/ hasil
dari kegiatan ini berupa dokumen LKPD (Lampiran E halaman 55).
Indikator nilai Akuntabilitas dalam kegiatan keempat, adalah tanggung
jawab, kejelasan target, dan mendahulukan kepentingan publik. Tanggung
jawab dan mendahulukan kepentingan publik ditunjukkan karena pembuatan
LKPD ini untuk memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kejalasan target ditunjukkan karena dengan LKPD ini bertujuan untuk
memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan membuat Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) mengandung indikator nilai Nasionalisme, yaitu
amanah, tanggung jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini dikatakan amanah dan
kerja keras karena merupakan salah 1 upaya pendidik untuk kelancaran
proses pembelajaran
Indikator nilai Etika Publik dalam kegiatan keempat, yaitu bertanggung
jawab, cermat, dan disiplin. Cermat dan disiplin karena dalam membuat
LKPD perlu kedua nilai tersebut agar menghasilkan instrumen yang tepat
digunakan saat proses pembelajaran. Kegiatan membuat Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) mengandung indikator nilai Komitmen Mutu, yaitu
efektivitas dan berorientasi mutu. Efektivitas dan berorientasi mutu karena
kegiatan ini bertujuan untuk kelancaran dan kualitas proses pembelajaran.
Indikator nilai Anti Korupsi dalam kegiatan ini, yaitu disiplin, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kerja keras karena kegiatan ini merupakan salah 1
upaya untuk mendukung proses pembelajaran yang baik.
3.4.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang keempat ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Sebab
dengan adanya LKPD akan memudahkan peserta didik memahami
materi yang dimainkan oleh kelompok lain.
3.4.2 Analisis Dampak
LKPD merupakan fasilitas bagi peserta didik untuk memahami
seluruh materi yang dimainkan, termasuk dari kelompok lain,
Sehingga kegiatan pembelajaran menggunakan metode Role Playing
tidak hanya meningkatkan motivasi belajar peserta didik, namun juga
pengetahuannya.
37
dari angket respon siswa akan diinterpretasikan menggunakan tabel kategori
intepretasi respon siswa pada Tabel 3.1.
38
3.6 Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Role Playing
Pembelajaran menggunakan metode Role Playing dilaksanakan dalam 2
pertemuan, yaitu hari Senin, 14 Oktober 2019 dan 17 Oktober 2019 dengan
alokasi waktu 2 x 45 menit setiap pertemuan. Kegiatan ini berpedoman dari
RPP yang telah dibuat. Pada pertemuan pertama, terbagi menjadi 3 kegiatan
yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir yang disesuaikan dengan sintaks model
pembelajaran STAD. Namun sintaks yang dilakukan pada pertemuan pertama
hanya memberikan arahan kegiatan dan membagi peserta didik menjadi dua
kelompok besar. Pertemuan pertama, pendidik menjelaskan terlebih dahulu
tentang komponen penyusun molekul DNA dan RNA, struktur DNA,
replikasi DNA, struktur RNA, tipe-tipe RNA, sintesis protein, dan kode
genetik. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan awal
mengenai materi.
Pada pertemuan kedua, sintaks yang terlaksana yaitu mendiskusikan
lembar diskusi, presentasi hasil diskusi, kuis individual, mengumumkan
rekor, dan memberikan reward. Peserta didik bermain Role Playing
mengenai sintesis protein pada kegiatan inti di tahap eksplorasi seperti pada
gambar 3.2. Pada tahap elaborasi, peserta didik mendiskusikan lembar diskusi
sesuai dengan Role Playing yang dimainkan kelompoknya dan kelompok lain
serta mengemukakan hasilnya. Tahap konfirmasi, melaksanakan sintaks
model STAD, yaitu kuis individual. Pendidik memberikan reward kepada
peserta didik yang menjawab benar kuis individual dengan memberikan nilai.
Gambar 3.2 Pembelajaran Sub Materi Sintesis Protein Menggunakan Metode Role
Playing
39
dari pembelajaran tersebut dan meningkatkan kompetensi seorang peserta
didik untuk kemajuan bangsa dan negara.
Kegiatan keenam ini mengandung indikator nilai Etika Publik, yaitu
bertanggung jawab, integritas tinggi, dan cermat. Pembelajaran ini merupakan
alternatif lain jika tidak memiliki fasilitas laboratorium di sekolah serta
tindakan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik bagi seorang guru. Sehingga kegiatan ini
mengandung nilai-nilai dasar etika publik yaitu, menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak; membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; serta menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerja sama. Indikator nilai Komitmen Mutu
dalam kegiatan ini, yaitu efektivitas, inovasi, dan berorientasi mutu, karena
merupakan upaya seorang pendidik untuk meningkatkan keaktifan peserta
didik sehingga meningkatkan kompetensi mereka/ menjamin mutu
pembelajaran dengan keterbatasan tidak adanya fasilitas laboratorium di
sekolah. Kegiatan keenam ini mengandung indikator nilai Anti Korupsi, yaitu
tanggung jawab dan kerja keras karena pembelajaran dilaksanakan dengan
unsur-unsur yang telah ditentukan secara lengkap tanpa mengurangi unsur-
unsur dengan tujuan mempercepat waktu penyelesaian.
3.6.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang keenam ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Melalui
pembelajaran seperti ini, akan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Karena dapat memberikan pengalaman belajar baru dan
menyenangkan. Sehingga dapat menambah pengetahuannya mengenai
sintesis protein.
3.6.2 Analisis Dampak
Kegiatan keenam ini dapat memberikan contoh untuk pendidik
lain di sekolah dalam memberikan pembelajaran yang menyenangkan
bagi peserta didik, sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada publik.
Melalui kegiatan ini pula, penulis dapat mengaplikasikan nilai-nilai
ANEKA. Pembelajaran ini merupakan pengalaman baru dalam
biologi bagi peserta didik, sehingga menarik minat dalam mempelajari
materi, yang nantinya berdampak pada meningkatnya motivasi
belajar. Meningkatnya motivasi belajar peserta didik dapat
meningkatkan pengetahuannya mengenai materi yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan aktualisasai nilai-nilai dasar profesi pegawai
negeri sipil yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa:
a. Pembelajaran Biologi sub materi Sintesis Protein menggunakan metode
Role Playing tergolong baik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik dengan persentase penilaian 78 %.
b. Kegiatan-kegiatan dalam “Metode Role Playing untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Biologi di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan” mengandung nilai-nilai dasar ANEKA,
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi.
c. Kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai-nilai dasar ANEKA dapat
membantu tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam kegiatan aktualisasai nilai-nilai dasar
profesi pegawai negeri sipil adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis, memberikan waktu persiapan lebih bagi peserta didik
dalam bermain Role Playing, sehingga properti yang digunakan lebih
baik untuk memudahkan pemahaman materi yang disampaikan.
b. Bagi pendidik, diharapkan pembelajaran menggunakan metode Role
Playing dapat dijadikan sebagai referensi kegiatan pembelajaran Biologi,
terutama sub materi Sintesis Protein.
43
DAFTAR PUSTAKA
Azis dan Jufri. 2015. Implementasi Aparatur Sipil Negara dalam Bidang
Kesehatan untuk Pembinaan Karir Jabatan Fungsional Epidemiologi
Kesehatan. Kendari: Adiprima Pustaka.
Badaruddin, A. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik melalui
Konseling Klasikal. Padang: CV. Abe Kreatifindo.
Darmayanti. 2018. Nilai-nilai Dasar ANEKA.
https://kkp.go.id/brsdm/bdasukamandi/artikel/6311-nilai-nilai-dasar-aneka.
[Diakses pada tanggal 15 September 2019].
Dhelilik. 2019. Tugas Pokok Guru sesuai Permendikbud 15 Tahun 2018.
https://bertema.com/tugas-pokok-guru-sesuai-permendikbud-15-tahun-
2018. [Diakses pada tanggal 12 September 2019].
Izzan, A. 2012. Membangun Guru Berkarakter. Malang: Humaniora.
Octavia, S.A. 2019. Sikap dan Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Deepblish.
Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Republik Indonesia.
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2014/5TAHUN2014UU.HTM.
[Diakses pada tanggal 9 September 2019].
Puji, K. M., F. Gulo, dan A. R. Ibrahim. 2014. Pengembangan Multimedia
Interaktif untuk Pembelajaran Bentuk Molekul di SMA. Jurnal Pendidikan
Kimia. 1(1): 59-65.
Riyanto, A. 2018. Jenjang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit yang
dipersyaratkan. https://www.amongguru.com/jenjang-jabatan-fungsional-
guru-dan-angka-kredit-yang-dipersyaratkan/. [Diakses pada tanggal 10
September 2019].
John. D. 2019. TUPOKSI Tugas Pokok dan Fungsi Semua Perangkat Sekolah.
https://www.silabus.web.id/tupoksi/. [Diakses pada tanggal 12 September
2019].
44
LAMPIRAN
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
45
• Guru bersama peserta didik mendiskusikan komponen penyusun molekul DNA
dan RNA, struktur DNA, replikasi DNA, struktur RNA, tipe-tipe RNA, sintesis
protein, dan kode genetik (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi,
Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli
lingkungan);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
• Peserta didik menggambar struktur DNA dan RNA sesuai dengan penjelasan yang
telah diberikan oleh guru (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi,
Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli
lingkungan)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Peserta didik:
• Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya mengenai materi yang telah
disampaikan dan saling menanggapi pendapat antar peserta didik (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
C. Kegiatan akhir (10 menit)
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan komponen penyusun molekul DNA dan
RNA, struktur DNA, replikasi DNA, struktur RNA, tipe-tipe RNA, sintesis
protein, dan kode genetik (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi,
Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli
lingkungan);
• Guru membagi peserta didik ke dalam 2 kelompok untuk melaksanakan
pembelajaran Role Playing pada pertemuan selanjutnya
Pertemuan II (2 × 45 menit)
A. Kegiatan awal (10 menit)
• Guru memberikan pengarahan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan
B. Kegiatan inti (75 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
• Peserta didik secara berkelompok menampilkan proses dalam sintesis protein
dengan bermain peran (Role Playing) dan berpedoman pada naskah yang telah
diberikan guru (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin
tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
• Setiap kelompok mengerjakan lembar diskusi (LKPD) dan mengemukakan
hasilnya (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin
tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Peserta didik:
• Peserta didik menjawab soal-soal kuis individual mengenai sintesis protein (nilai
yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
C. Kegiatan akhir (5 menit)
• Guru memberikan reward kepada peserta didik yang memiliki nilai kuis tertinggi
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan).
KD INDIKATOR MATERI
Menjelaskan hubungan gen, DNA-RNA-Polipeptida dan proses Sintesis
3.2
sintesis protein Protein
No. Soal 2. Bagaimana protein dapat terjadi?
2
PEMBAHASAN Skor
Substansi dasar nukleus terdiri atas nukleoprotein yang 50
dibangun oleh senyawa protein dan asam nukleat. Ada 2 jenis Buku Sumber
47
asam nukleat yang berkaitan dengan hereditas yaitu, DNA Sembiring, Langkah dan
dan RNA. DNA merupakan cetakan kode genetik yang Sudjino. 2009. Biologi.
menghasilkan informasi genetik. Sintesis protein terjadi Jakarta: Departemen
dalam 2 tahap yaitu transkripsi dan translasi. Pada transkripsi Pendidikan Nasional
terjadi penyalinan kode genetik DNA oleh mRNA. Pada
tahap translasi terjadi penerjemahan kode yang dibawa
mRNA oleh tRNA hingga terbentuk urutan-urutan asama
amino penyusun protein.
48
B. Naskah dan Pembagian Peran Pembelajaran Role Playing
Naskah Role Playing (Bermain Peran) Sintesis Protein
Kelas XII IPA SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Tahun Ajaran 2019/ 2020
49
DNA : Enzim RNA Polymerase, fungsimu dalam proses
transkripsi ini apa?
Enzim RNA Polymerase : Aku berfungsi sebagai biokatalisator, untuk mempercepat
proses `pencocokan basa nitrogen ke kamu. Ayo, ijinkan
aku membantumu! Aku akan menempel ke kamu terlebih
dahulu, DNA. Tahap ini disebut inisiasi.
DNA : Oh, jadi inisiasi itu saat kamu menempel ke aku?
Enzim RNA Polymerase : Iya, benar, DNA (menempel pada DNA)
DNA : Enzim, mengapa untaian gandaku membuka?
Enzim RNA Polymerase : Tidak apa-apa, DNA. Ini merupakan proses pencetakan
kode dari kamu ke mRNA
DNA : Siapakah mRNA itu?
Enzim RNA Polymerase : DNA, mRNA memiliki kepanjangan (messenger RNA) atau
nama lainnya adalah RNA-duta. mRNA ini merupakan
hasil dari proses transkripsi ini.
3 Basa Pertama Penyusun mRNA
Kode A : Hai, saya kode A atau Adenin. Saya akan berikatan dengan
kode T
Kode U : Hai, saya kode U atau Urasil. Saya akan berikatan dengan
kode A
Kode G : Hai saya kode G atau Guanin. Saya akan berikatan dengan
kode C
(Enzim RNA Polymerase berjalan sembari menerjemahkan kode-kode genetik di DNA)
Kode C : Hai, saya kode C atau Sitosin. Saya akan berikatan dengan
kode G
Kode G : Hai, saya kode G atau Guanin. Saya akan berikatan dengan
kode C
Kode A : Hai saya kode A atau Adenin. Saya akan berikatan dengan
kode T
Enzim RNA Polymerase : Nah ini merupakan tahap elongasi
DNA : Tahap elongasi ini akan berjalan hingga kapan?
Enzim RNA Polymerase : Nah, kamu lihat area terminator itu? Saat kita mencapai itu,
maka kita mencapai tahap terakhir di proses ini yaitu
terminasi. Proses transkripsi ini pun selesai, kemudian
terbentuklah mRNA/ RNA-duta.
(Enzim RNA Polymerase mencapai area terminator, kemudian terbentuklah mRNA/RNA-duta
yang merupakan kumpulan cetakan kode-kode genetik dari DNA)
mRNA : Hai, aku sudah terbentuk! Aku memiliki tugas untuk
membawa pesan kode dari DNA untuk diterjemahkan pada
proses translasi dan membentuk polipeptida
(Kemudian mRNA keluar dari inti sel menuju sitoplasma untuk melanjutkan proses
selanjutnya, yaitu translasi)
Narator : Setelah proses transkripsi yang terjadi di dalam inti sel
berakhir, mRNA pergi dari inti sel melalui pori-pori inti sel
menuju sitoplasma yang nantinya akan dilanjutkan dengan
proses translasi
50
Kode U mRNA : Restu
Kode A tRNA : Setyawati
Kode C tRNA : Lisna
Kode U tRNA : Augest
Ribosom Besar : Eka Satya
Kode C mRNA : Pusti
Kode G tRNA : Panji
Narator : Setelah menyelesaikan proses transkripsi di dalam inti sel, sintesis
protein dilanjutkan dengan proses translasi yang terjadi di sitoplasma.
Translasi merupakan proses penerjemahan kode yang dibawa mRNA
oleh tRNA. tRNA memiliki arti transfer-RNA. mRNA tidak dapat
mengenali asam amino secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan
tRNA untuk membaca kode-kode yang dibawa mRNA. Di dalam
sitoplasma banyak terdapat tRNA, asam amino, dan enzim amino asil
sintetase. Asam amino tersebut diaktifkan menggunakan ATP dan
enzim amino asil sintetase sehingga dihasilkan Amino Asil Adenin
Monofosfat (AA-AMP).
mRNA : Bagaimana informasi dalam untai diriku diterjemahkan menjadi
protein? Basa nitrogen di dalam diriku dikelompokkan menjadi 3,
disebut kodon. Kodonku ini harus berpasangan dengan antikodon yang
dibawa tRNA untuk menspesifikasikan asam amino. Apakah kalian
melihat tRNA?
(Kemudian tRNA datang)
tRNA1 : Wah, ternyata kamu sudah datang ya, mRNA. Selamat datang di
sitoplasma
mRNA : Iya, mRNA. mRNA aku butuh bantuanmu untuk menyocokkan basa
nitrogen di antikodonmu dengan basa nitrogen di kodonku.
tRNA2 : Eits, sebelumnya, kamu harus melalui tahap inisiasi terlebih dahulu.
mRNA : Wah iya, kamu benar, tRNA
(Ribosom kecil yang sedari tadi melihat percakapan keduanya pun menghampiri mereka
berdua)
Ribosom Kecil : Hai, proses ini harus melalui tahap inisiasi dulu, di mana aku menempel
pada mRNA, kemudian disusul temanku si Ribosom Besar saat
antikodon tRNA telah berpasangan dengan kodon mRNA
mRNA : Baiklah mari kita lakukan supaya metabolisme sel si Bella tidak
terhambat.
(Ribosom Kecil mendekati/ menempel pada mRNA)
tRNA1 : mRNA, bagaimana urutan basa pertamamu?
Kode A mRNA : Aku si Adenin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Urasil atau Kode U
Kode U mRNA : Aku Urasil di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Adenin atau Kode A
Kode G mRNA : Aku Guanin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Sitosin atau Kode C
tRNA1 : Baiklah, aku membawa urutan 3 basa pertama yang akan berpasangan
dengan kalian serta Amino untuk membentuk protein
Kode U tRNA : Hai, aku Urasil. Aku akan berpasangan dengan kamu, Adenin
Kode A tRNA : Hai, aku Adenin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Urasil
Kode C tRNA : Hai, aku Sitosin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Guanin
Narator : Setelah basa Nitrogen milik mRNA telah berpasangan dengan basa
Nitrogen yang diikat tRNA, datanglah Ribosom Besar
Ribosom Besar : Hai kawan-kawan semua! Aku Ribosom Besar. Ingat ya, saat aku
melekat kepada kalian semua, itu artinya kita melakukan tahap inisiasi
Semua : Baik, Ribosom Besar
51
(Ribosom Besar berikatan dengan yang lain)
mRNA : Ribosom, masih ada 3 basa Nitrogenku yang belum diterjemahkan!
Gawat!
Ribosom Besar : Tenang, mRNA. Kamu tahu tahap apa setelah inisiasi?
mRNA : Pasti elongasi!
Ribosom Besar : Benar! Selama elongasi, kita akan terus berjalan menelusuri untaian
mRNA sembari menerjemahkan basa Nitrogen pada kodon mRNA.
Selama itu pula amino-amino yang turut dibawa tRNA akan membentuk
urutan polipeptida yang akan menjadi protein.
tRNA2 : Nah, bagaimana urutan 3 kode selanjutnya milikmu, wahai mRNA?
Kode C mRNA : Aku si Sitosin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Guanin atau Kode G
Kode G mRNA : Aku Guanin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Sitosin atau Kode C
Kode A mRNA : Aku Adenin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Urasil atau Kode U
tRNA2 : Baiklah, aku membawa urutan 3 basa pertama yang akan berpasangan
dengan kalian serta Amino untuk membentuk protein
Kode G tRNA : Hai, aku Guanin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Sitosin
Kode C tRNA : Hai, aku Sitosin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Guanin
Kode U tRNA : Hai, aku Urasil. Aku akan berpasangan dengan kamu, Adenin
mRNA : Proses ini akan berakhir sampai kapan, ya?
Ribosom Kecil : Kamu lihat batas bertuliskan “Stop Kodon” itu? Kalau sampai di situ
kita berada di tahap terminasi, artinya tahap terakhir di proses ini,
kemudian asam amino yang telah terkumpul akan membentuk protein.
Narator : Setelah tahap terminasi selesai, semua komponen saling melepaskan diri
untuk memulai kembali pada tahap inisiasi, begitu seterusnya. Tujuan
proses translasi adalah untuk menghasilkan polipeptida. Polipeptida
yang terbentuk akan mengalami modifikasi pada organel sel lainnya
untuk protein yang berbeda. Protein diperlukan agar sebagian besar
fungsi fisiologis tubuh berjalan dengan baik, seperti memecah partikel
makanan dalam pencernaan.
52
C. Foto
53
D. Daftar Hadir Peserta Didik
54
E. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
55
F. Hasil Kuis Individual
56
G. Angket Respon Peserta Didik Pembelajaran Role Playing
57
H. Analisis Angket Respon Peserta Didik Pembelajaran Role Playing
Aspek ke-
NO. NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 I Kadek Dirga Mustiasa 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
2 I Kadek Slamet Widiantara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 I Ketut Panji Suantara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 I Ketut Putra Darmadi 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2
5 I Putu Eka Satya Juni Astawan 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
6 I Putu Hella Augesta Tangkas 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
7 I Wayan Restu Aditya Putra 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
8 Luh Ayu Aprianti 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2
9 Ni Kadek Dian Wati 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
10 Ni Kadek Mayumi Agustiana Dewi 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3
11 Ni Kadek Setiawati 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3
12 Ni Ketut Puspadewi 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
13 Ni Luh Ayu Wulandari 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3
14 Ni Luh De Paramita Sari 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3
15 Ni Luh Komang Melia Puspita Dewi 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3
16 Ni Luh Putu Febrianti 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
17 Ni Luh Putu Libriana Lisna Dewara 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3
18 Ni Luh Rahayu Budi Antari 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
19 Ni Luh Riandani Rita Safitri 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
20 Ni Luh Taman Sanji Giana Wati 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2
58
21 Ni Nyoman Pusti Istani 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4
22 Ni Putu Febriyanti 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
23 Ni Putu Meynia Putri Serkiani 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
24 Ni Putu Rias Sintya Dewi 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
25 Ni Wayan Novita Dewi 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
TOTAL 76 78 78 75 80 72 87 85 72 75
PERSENTASE 76 % 78 % 78 % 75 % 80 % 72 % 87 % 85 % 72 % 75 %
KATEGORI Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
Analisis:
Berdasarkan hasil angket respon siswa yang telah dilakukan, pada aspek pertama “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya senang”
memiliki persentase penilaian sebesar 76 % dengan kategori baik. Pada aspek kedua, “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya tertarik untuk
mempelajari materi” memperoleh persentase penilaian sebesar 78 % dengan kategori baik. Aspek ketiga, “Kegiatan pembelajaran seperti ini
memudahkan saya memahami materi” memiliki persentase 78 % dengan kategori baik. Pada aspek keempat, “Kegiatan pembelajaran seperti ini
membuat saya berani untuk mengungkapkan pendapat saya” memperoleh persentase 75 % dengan kategori baik. Aspek kelima, “Kegiatan
pembelajaran seperti ini mebuat saya mampu mengembangkan pengetahuan saya” mendapat persentase penilaian 80 % dengan kategori sangat baik.
Pada aspek keenam, “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya mampu mengembangkan keterampilan psikomotorik saya” memperoleh
persentase penilaian 72 % dengan kategori baik. Aspek ketujuh, “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya mampu bekerja sama dengan teman
yang lain” mendapatkan persentase penilaian sebesar 87 % dengan kategori sangat baik. Pada aspek kedelapan, ” Guru membantu saya untuk lebih
mudah memahami materi” memperoleh persentase penilaian sebesar 85 % dengan kategori sangat baik. Aspek kesembilan, “Saya senang bila
pembelajaran seperti ini diterapjan pada bab selanjutnya” mendapatkan persentase penilaian 72 % dengan kategori baik. Sedangkan pada aspek
terakhir, “Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat memotivasi saya untuk mempelajari Biologi lebih lanjut.” Memperoleh persentase penilaian 75 %
dengan kategori baik. Maka dari itu, didapat rata-rata seluruh aspek angket respon siswa sebesar 78 % dengan kategori baik. Artinya pembelajaran
menggunakan metode Role Playing dalam sub materi sintesis protein secara baik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
59