Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI


BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
BIOLOGI DI SMA NEGERI SATU ATAP
LEMBONGAN

Disusun oleh:
Nama : Nia Bonis Marthidayah, S.Pd.
NIP : 19960312 201903 2 005

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XLIX
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI BALI
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nama : Nia Bonis Marthidayah, S.Pd.


NIP/ NDH : 19960312 201903 2 005/ 10
Unit Kerja : SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Jabatan : Guru Biologi Ahli Pertama
Judul Rancangan : Metode Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Biologi di
SMA Negeri Satu Atap Lembongan

Telah memenuhi syarat dan mendapat persetujuan untuk mengikuti Seminar


Laporan Aktualisasi Kegiatan Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil pada
hari Sabtu, 16 November 2019 di Kampus I BPSDM Provinsi Bali.

Denpasar, 14 November 2019


Pembimbing/ Coach Mentor

A.A Rai Kartini, S.Sos., M.Si. I Kadek Artawan, S.S.


NIP. 19680107 198809 2 001 NIP. 19760407 201101 1 004

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nama : Nia Bonis Marthidayah, S.Pd.


NIP/ NDH : 19960312 201903 2 005/ 10
Unit Kerja : SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Jabatan : Guru Biologi Ahli Pertama
Judul : Metode Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik dalam Pembelajaran Biologi di SMA Negeri Satu Atap
Lembongan

Telah diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan masukan-masukan pada


Seminar Laporan Kegiatan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil
Negara di Kampus I BPSDM Provinsi Bali yang dilaksanakan pada tanggal 16
November 2019.

Denpasar, 14 November 2019


Pembimbing/ Coach Mentor

A.A Rai Kartini, S.Sos., M.Si. I Kadek Artawan, S.S.


NIP. 19680107 198809 2 001 NIP. 19760407 201101 1 004

Penguji

Drs. Ida Bagus Anom, M.Pd.


NIP. 19551231 197903 1 125

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
aktualisasi ini. Penulisan laporan aktualisasi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan XLIX.
Laporan aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada A.A Rai Kartini, S.Sos., M.Si. selaku Coach, I
Kadek Artawan, S.S. selaku mentor dan Bapak/Ibu Widya Iswara (WI) yang
senantiasa membimbing penulis dalam menyusun laporan aktualisasi ini, serta
membimbing teman-teman Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
III Angkatan XLIX Tahun 2019 yang saling mendukung dalam penulisan laporan
aktualisasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap semoga penulisan laporan
aktualisasi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya
bagi para pembaca serta pengembangan kegiatan pembelajaran di sekolah
terutama pada mata pelajaran Biologi.

Denpasar, 14 November 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Unit Kerja ........................................................................................... 2
1.4 Core Issue .......................................................................................... 6
BAB II RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ................................ 9
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 9
2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................................ 15
2.3 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi ........................................... 29
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI ............................................................ 32
3.1 Membuat RPP dengan Model STAD ................................................. 32
3.2 Membuat Naskah Pembelajaran Role Playing ................................... 33
3.3 Membagi Peran Naskah Pembelajaran Role Playing ......................... 35
3.4 Membuat LKPD ................................................................................. 36
3.5 Penyusunan Instrumen Evaluasi ........................................................ 37
3.6 Melaksanakan Pembelajaran dengan Metode Role Playing .............. 39
3.7 Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 40
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 44

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis Kualitas Isu AKPL ........................................................... 7


Tabel 1.2 Analisis Kualitas Isu USG ............................................................. 8
Tabel 2.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ................................................... 15
Tabel 2.2 Jadwal Pelaksanaan Rancangan Kegiatan Aktualisasi................... 29
Tabel 3.1 Intepretasi Angket Respon Siswa .................................................. 38

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peserta Didik Berdiskusi Mengenai Peran yang Telah


dibagikan .................................................................................... 35
Gambar 3.2 Pembelajaran Sub Materi Sintesis Protein Menggunakan
Metode Role Playing ................................................................ 39

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................... 45


Lampiran B Naskah dan Pembagian Peran Pembelajaran Role Playing ....... 49
Lampiran C Foto ............................................................................................ 53
Lampiran D Daftar Hadir Peserta Didik ........................................................ 54
Lampiran E Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ......................................... 55
Lampiran F Hasil Kuis Individual ................................................................. 56
Lampiran G Angket Respon Peserta Didik Pembelajaran Role Playing ....... 57
Lampiran H Analisis Angket Respon Peserta Didik Pembelajaran
Role Playing .............................................................................. 58

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, hal tersebut tercantum dalam udang-undang nomor 5 tahun 2014
pasal 1. ASN adalah pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan (Presiden Republik Indonesia, Indonesia, 2014 (online)). ASN
memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang profesional,
kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA
yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (Darmayanti, 2018 (online)).
ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Berdasarkan jabatan, ASN terbagi atas
jabatan administrasi, jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan tinggi. Jabatan
fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu (Presiden Republik Indonesia, Indonesia, 2014
(online)). Jabatan fungsional pegawai negeri sipil dilakukan dalam rangka
peningkatan profesionalisme penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan agar dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna
yang berorientasi kepada usaha-usaha inovasi untuk pencapaian tujuan
pembangunan nasional (Azis dan Jufri, 2015:27).
Guru termasuk salah satu profesi dari jabatan fungsional. Profesi guru
berkedukukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pembelajaran
dan tugas tertentu pada jenjang pendidikan dasar dan mengengah. Jabatan
fungsional guru adalah jabatan yang memiliki ruang lingkup tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
(Riyanto, 2018 (online)). Pada proses pembelajaran, motivasi belajar peserta
didik merupakan salah satu faktor penting selama proses pembelajaran.
Motivasi belajar adalah dorongan psikologis seseorang yang melakukan suatu
tindakan untuk mencapai tujuan belajar (Badaruddin, 2015:19). Peserta didik
dengan motivasi belajar yang tinggi dan yang rendah akan memiliki
perbedaan selama proses pembelajaran. Sesuai dengan salah satu fungsi
motivasi belajar, yaitu “Menentukan arah perbuatan kepada tujuan yang
dicapai, yaitu tujuan belajar” (Badaruddin, 2015:27).
Namun, tidak semua peserta didik memiliki motivasi dalam belajar.
Sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran. Hal tersebut dapat
dipengaruhi beberapa faktor, baik secara internal maupun eksternal. Salah
satu faktor eksternal adalah belum optimalnya upaya pendidik untuk
1
menumbuhkan motivasi peserta didik selama proses pembelajaran. Selama 3
bulan penulis mendapat pengalaman mendidik di SMA Negeri Satu Atap
Lembongan, terlihat belum optimalnya motivasi belajar peserta didik saat
pembelajaran Biologi, terutama kelas 12. Hal tersebut didukung dengan hasil
angket motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik kelas 12 SMA
Negeri Satu Atap Lembongan. 45 % peserta didik menjawab “Ya” pada poin,
“Guru membuat suasana membosankan ketika pembelajaran berlangsung”.
57, 9 % peserta didik menjawab “Ya” dan 10, 5 % lainnya menjawab
“Terkadang” pada poin, “Saya sering melamun di dalam kelas”. Hanya 10,5
% peserta didik menjawab “Tidak” pada poin, “Saya merasa terlalu lelah,
mengantuk, dan kurang bersemangat untuk belajardengan baik”. Hanya 40 %
peserta didik menjawab “Ya” untuk poin, “Guru menggunakan bermacam-
macam teknik mengajar yang menarik”. “Metode Role Playing untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Biologi di
SMA Negeri Satu Atap Lembongan” dilakukan sebagai upaya penulis dalam
memberikan pelayanan untuk menumbuhkan motivasi peserta didik dalam
pembelajaran Biologi, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

1.2 Tujuan
Tujuan dari rencana kegiatan aktualisasi ini adalah:
1. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA yang merupakan nilai
dasar PNS di tempat Calon PNS bertugas, sehingga dapat menjadi suatu
kebiasaan (habituasi).
2. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
Biologi di SMA Negeri Satu Atap Lembongan.
3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan.

1.3 Unit Kerja


1.3.1 Profil Unit Kerja
Profil unit kerja atau instansi yang dijadikan tempat kegiatan
aktualisasi, yaitu:
1) Nama Sekolah : SMA Negeri Satu Atap Lembongan
2) NPSN : 69873946
3) Status Sekolah : Negeri
4) Alamat
a. Jalan :
b. Desa/ Kelurahan : Lembongan
c. Kecamatan : Nusa Penida
d. Kabupaten/ Kota : Klungkung
e. Provinsi : Bali
f. Kode Pos : 80771
g. E-mail :
5) Tahun Berdiri Sekolah : 2014
6) Status Akreditasi Tahun : Belum
2
1.3.2 Visi dan Misi Unit Kerja
Visi dari SMA Negeri Satu Atap Lembongan, yaitu:
Mewujudkan Sekolah yang Berkarakter, Berprestasi, dan Terampil
serta Berwawasan Lingkungan
Indikator Visi SMA Negeri Satu Atap Lembongan:
1) Mempersiapkan lulusan yang berkarakter dan berperan aktif
dalam pembangunan
2) Keikutsertaan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan lomba
akademik dan non akademik
3) Kerukunan antar peserta didik dan tenaga pendidik khususnya dan
warga masyarakat pada umumnya
4) Terciptanya lulusan yang menguasai kemampuan pengetahuan
dan keterampilan potensi daerah

Misi dari SMA Negeri Satu Atap Lembongan, yaitu:


1) Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa
2) Melaksanakan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran
3) Melaksanakan pembinaan dan pelatihan olahraga sesuai dengan
bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik
4) Membudayakan senyum, dalam, dan sapa di lingkungan sekolah
dan masyarakat
5) Melaksanakan pembelajaran tentang perkembangan potensi
daerah melalui ekstrakulikuler

1.3.3 Tugas Pokok Guru


Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang-
undang No. 14 Tahun 2005, tugas pokok guru adalah: a) guru sebagai
pendidik; b) guru sebagai pengajar; c) guru sebagai pembimbing; d)
guru sebagai pengarah; e) guru sebagai pelatih; f) guru sebagai penilai
dan pengevaluasi peserta didik.
1) Guru sebagai pendidik, karena memiliki tanggung jawab utuh
terhadap hasil yang dicapai peserta didik dalam semua aspek,
menjadi tokoh serta panutan bagi para peserta didik dan
lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar
kualitas pribadi tertent, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri, dan disiplin. Pendidik harus memahami nilai-nilai,
norma-moral sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai
dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung
jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di
sekolah.
2) Guru sebagai pengajar, membantu peserta didik yang sedang
berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya,
3
membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang
dipelajari. Guru berperan dalam melakukan transfer ilmu dan nilai
sehingga tujuan pendidikan mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya dapat tercapai.
3) Guru sebagai pembimbing, karena membimbing perjalanan yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggung
jawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan
secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan
yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta
menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
peserta didik.
4) Guru sebagai pengarah, karena mengarahkan pesera didik dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi,
mengarahkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan.
Sebagai pengaruh, guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta
didik dalam mengembangkan potensi, sehingga peserta didik
dapat membangun karakter baik bagi dirinya dalam menghadapi
kehidupan nyata di masyarakat.
5) Guru sebagai pelatih, karena aspek pendidikan mencakup
kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga proses pendidikan
dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik
intelektual maupun motorik. Sebagai pelatih, guru dituntut
bertindak sebagai pelatih, melatih peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-
masing peserta didik.
6) Guru sebagai penilai, karena tidak ada pembelajaran tanpa
penilaian, sehingga penilaian merupakan proses menetapkan
kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik. Sebagai suatu
proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan teknik
yang sesuai. Penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang
jelas, meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak
lanjut (Octavia, 2019:29-30).
Sesuai Permendikbud No. 15 Tahun 2018, guru memiliki lima
kegiatan pokok. Kegiatan pokok yang pertama adalah merencanakan
pembelajaran atau pembimbingan, yang dilakukan melalui kegiatan:
1) Mengkaji kurikulum dan silabus pembelajaran, pembimbingan,
dan program kebutuhan khusus pada satuan pendidikan
2) Menyusun program tahunan dan semester sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing
3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembimbingan sesuai standar proses
Kegiatan pokok kedua adalah melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan yang dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan kedua ini merupakan
4
pelaksanaan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau
Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB). Pelaksanaan pembelajaran
terpenuhi apabila guru mata pelajaran paling sedikit mengajar 24 jam
dan paling banyak 40 jam Tatap Muka/minggu. Sedangkan
pelaksanaan pembimbingan oleh Guru BK atau TIK dengan
membimbing paling sedikit 5 (lima) rombongan belajar per tahun.
Kegiatan pokok ketiga adalah menilai hasil pembelajaran atau
pembimbingan. Menilai merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi hasil pembelajaran atau pembimbingan.
Kegiatan penilaian ini digunakan untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik pada tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kegiatan pokok keempat adalah membimbing dan
melatih peserta didik. Membimbing dan melatih peserta didik dapat
dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan kokurikuler dan/atau
kegiatan ekstrakurikuler. Tugas Pokok Guru Sesuai Permendikbud 15
Tahun 2018. Kegiatan pokok kelima adalah melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai
dengan Beban Kerja Guru. Tugas tambahan yang diemban oleh guru
memiliki ekuivalensi dengan beban mengajar. Artinya tugas
tambahan dari guru disetarakan dengan jam mengajar tatap
muka/minggu (Dhelilik, 2019 (online)).
Sebagai profesional, guru memiliki lima tugas pokok yaitu,
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajara,
mengevaluasi hasil pembelajaran, menindaklanjuti hasil pembelajaran,
serta melakukan bimbingan dan konseling kelima tugas tersebut
mutlak dilakukan oleh setiap guru di sekolah. Sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran, seorang guru harus mampu membuat
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran berfungsi
untuk mempermudah guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya.
Pembuatan perencanaan pembelajaran harus dilakukan guru secara
cermat dan hati-hati.
Guru yang efektif dengan mudah mempraktikkan perencanaan
pembelajaran di kelas. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu aktivitas inti guru di sekolah. Guru harus siap mental,
metodologi, media, dan strategi pembelajaran. Guru dengan mudah
dapat melaksanakan perannnya jika langkah pertama, yaitu membuat
perencanaan pembelajaran berhasil dilakukan dengan cermat. Setelah
melakukan proses kegiatan pembelajaran, selanjutnya adalah
mengevaluasi hasil pembelajaran. Kegiatan evaluasi pembelajaran
bertujuan untuk mendapatkan umpan balik (feed back) dari peserta
didik. Melalui evaluasi pembelajaran, guru dapat mengetahui daya
serap peserta didik untuk mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan. Evaluasi pembelajaran juga bertujuan untuk mengetahui
efektivitas pembelajaran. Tanpa kegiatan evaluasi pembelajaran,

5
seorang guru tidak dapat mengetahui perkembangan peserta didik dan
dirinya dalam proses pembelajaran.
Setelah melakukan evaluasi, guru memahami kemampuan
peserta didiknya. Hasil evaluasi dapat ditemukan peserta didik yang
mencapai ketuntasan belajaran dan yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Sehinga guru dituntut melakukan upaya perbaikan dan
pengayaan. Perbaikan dilakukan untuk peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pengayaan dilakukan
terhadap peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar untuk
meningkatkan kemampuannya (Izzan, 2012:43-45).
Secara terperinci, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) seorang guru
adalah bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam melaksanakan
KBM, meliputi:
1) Membuat kelengkapan mengajar denganbaik dan lengkap
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan, dan
ujian
4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6) Mengisi daftar nilai peserta didik
7) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan
pengetahuan), kepada guru lain dalam proses pembelajaran
8) Membuat alat pelajaran/ alat peraga
9) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan
kurikulum
11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12) Mengadakan pengembangan program pembelajaran
13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar peserta didik
14) Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
16) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkat (John, 2019(online)).

1.4 Core Issue


Identifikasi isu dan core issue yang dipilih dalam kegiatan aktualisasi
adalah sebagai berikut:
1.4.1 Identifikasi Isu
Terdapat beberapa kriteria untuk menetapkan suatu isu. Isu harus
memiliki beberapa kriteria, seperti Aktual (A), Kekhalayakan (K),
Problematik (P), dan Kelayakan (L). Aktual (A) memiliki arti bahwa isu
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Kekhalayakan (K),
artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik
(P) adalah isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehigga
perlu diberikan solusi pemecahannya. Kelayakan (L), yaitu isu masuk
6
akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya. Isu dikatakan valid apabila memenuhi semua kriteria A, K,
P, dan L. Namun, jika isu tidak memenuhi semua kriteria, maka dapat
dikatakan isu tersebut tidak valid. Identifikasi isu menggunakan kriteria
A, K, P, dan L pada rancangan aktualisasi ini ditunjukkan pada Tabel
1.1.

Tabel 1.1 Analisis Kualitas Isu AKPL


Kritera
No Isu Keterangan
A K P L
Penggunaan teknologi yang belum optimal
1. dalam pembelajaran Biologi di SMA Negeri √ X X √ Tidak Valid
Satu Atap Lembongan
Belum optimalnya pelayanan untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik
2. √ √ √ √ Valid
saat pembelajaran Biologi di SMA Negeri
Satu Atap Lembongan
Rendahnya penguatan karakter peserta didik
3. √ √ √ √ Valid
di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Keterangan:
A = Aktual
K = Kekhalayakan
P = Problematik
L = Kelayakan
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa, dari ketiga isu yang ada hanya
dua isu yang memenuhi kriteria A, K, P, dan L. “Penggunaan teknologi
yang belum optimal dalam pembelajaran Biologi di SMA Negeri Satu
Atap Lembongan” dikatakan tidak valid karena tidak memnuhi kriteria
Kekhalayakan (K) dan Problematik (P), karena meskipun penggunaan
teknologi belum optimal, tetapi proses pembelajaran tetap berjalan
dengan memanfaatkan sumber pembelajaran lainnya. “Belum
optimalnya pelayanan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik saat pembelajaran Biologi di SMA Negeri Satu Atap Lembongan”
dan “Rendahnya penguatan karakter peserta didik di SMA Negeri Satu
Atap Lembongan” dikatakan valid karena memenuhi semua kriteria A,
K, P, dan L.

1.4.2 Isu yang diangkat


Isu yang diangkat merupakan isu prioritas hasil identifikas dengan
menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), dan Growth (G).
Urgency (U), maksudnya seberapa mendesak suatu isu sehingga perlu
dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness (S), artinya
seberapa serius suatu isu sehingga perlu dibahas dan dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan. Growth (G), memiliki arti seberapa besar
kemungkinan memburuknya suatu isu jika tidak segera ditindaklanjuti
sebagaimana seharusnya. Isu prioritas adalah isu yang memiliki total
poin kriteria U, S, dan G paling besar. Identifikasi isu menggunakan

7
kriteria U, S, dan G, pada rancangan aktualisasi ini ditunjukkan pada
Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Analisis Kualitas Isu USG


Kriteria
No. Isu Total Nilai
U S G
Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan
1. motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran 3 3 3 9
Biologi di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Rendahnya penguatan karakter peserta didik di
2. 2 3 3 8
SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Keterangan:
1 = Kurang
2 = Sedang
3 = Sangat

1.4.3 Gagasan pemecahan isu


Pemecahan isu diperlukan untuk menyelesaikan isu yang
diangkat, yaitu “Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran Biologi di SMA Negeri
Satu Atap Lembongan”, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Terkait isu “Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik saat pembelajaran Biologi di SMA Negeri Satu
Atap Lembongan”, maka gagasan pemecahan isunya adalah
memberikan inovasi pada pembelajaran Biologi melalui metode yang
menarik, seperti Role Playing untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik di SMA Negeri Satu Atap Lembongan. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam upaya pemecahan isu diupayakan untuk
mengajak peserta didik agar berpartisipasi secara aktif selama proses
pembelajaran. Adanya peran peserta didik dalam proses pembelajaran,
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajarnya, sehingga
mencapai tujuan pembelajaran.

1.4.4 Dampak Apabila Isu Tidak Terselesaikan


Apabila isu “Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran Biologi di SMA Negeri
Satu Atap Lembongan” tidak terselesaikan, maka tidak ada perubahan
terhadap motivasi belajarnya. Selain itu, belum ada bukti nyata
habituasi nilai-nilai ANEKA dari seorang ASN dan menyebabkan
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu dari ASN.
Sehingga tujuan pembelajaran pun tidak dapat tercapai. Jika hal ini
terjadi, maka indikator visi SMA Negeri Satu Atap Lembongan yang
ke-4 juga tidak dapat tercapai.

8
BAB II
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Nilai-nilai Dasar ANEKA
Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN)
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang profesional, kompeten
dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA yaitu
mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait
nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki
konsep yang berbeda. Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggungjawab. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
• Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
• Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
• Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
• Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu
menyediakan kontrol demokratis, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika
berarti dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan
akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel dan beretika sangat
penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap
masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. Dalam praktiknya,
penempatan kepentingan umum berarti bahwa memastikan tindakan
dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan
mematuhi prinsip-prinsip due process; Akuntabel dan transparan;
melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien; berperilaku
sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik etika sesuai

9
dengan organisasinya; serta mendeklarasikan secara terbuka bila
terjadi adanya potensi konflik kepentingan.
Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel,
maka diperlukan beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai
dasar akuntabilitas, antara lain kepemimpinan, integritas, tanggung
jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan
konsistensi. Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada
pelaksanaan pemerintahan antara lain:
• Terciptanya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat;
• Terwujudnya masyarakat madani yang berintegrasi dengan
pemerintah;
• Terciptanya Good Governance dan tercapainya tujuan nasional
yakni Indonesia Jaya;
• Adanya dukungan serta legitimasi masyarakat terhadap
Pemerintah;
• Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;
• Masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai
kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik
di pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan
nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi
PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan
tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan
kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan
yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas
segalanya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus
berpegang pada prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh
berperilaku diskriminatif serta harus obyektif, jujur, transparan.
Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu
kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil
dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan mampu menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan
masyarakat sekitar.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
10
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia
dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan
sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang
dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
pasal 4 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
• Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
• Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
• Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
• Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
• Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
• Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
• Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
• Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
• Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
• Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
• Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
• Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
• Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

11
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik mengatur perilaku agar
pegawai ASN:
• Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
• Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
• Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
• Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
• Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
• Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
• Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
• Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
• Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
• Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan
• Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan
masing-masing yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan
luas kekuasaan seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari
penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas
etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat
dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum.
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and
clean governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat
ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan
tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai dengan
harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi pada
layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga
pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola
paternalisitik dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola

12
pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa mengedepankan
kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder
pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS,
semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan
kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target
stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah.
Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan
jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya,
dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari
kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik
utama yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas
adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari
capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena adanya dorongan
kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan
suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna. Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang
berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak
bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan
melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak
sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian
Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan
curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai
yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu:
13
• Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan
tidak curang.
• Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap
lingkungan sekitar.
• Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya
tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
• Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
• Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatu.
• Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja,
pendirian keberanian.
• Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
• Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan
dan membela kebenaran.
• Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Untuk menjadi PNS yang professional, hendaknya kita
memiliki karakter ANEKA. Marilah kita implementasikan nilai-nilai
ANEKA dalam kehidupan kita sehari-hari. Penulis berharap, melalui
tulisan yang sederhana ini, nilai-nilai ANEKA dapat
tersosialisasikan kepada seluruh pegawai ASN, sehingga dapat
diaktualisasikan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
(Darmayanti, 2018 (online)).

14
2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Identifikasi Isu : 1. Penggunaan teknologi yang belum optimal dalam pembelajaran Biologi di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
2. Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran Biologi di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan
3. Rendahnya penguatan karakter peserta didik di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran Biologi di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan
Gagasan Pemecahan Isu : Memberikan inovasi pada pembelajaran Biologi melalui metode yang menarik, seperti Role Playing untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Kegiatan : 1. Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions)
2. Pembuatan naskah pembelajaran Role Playing
3. Pembagian peran naskah pembelajaran Role Playing
4. Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
5. Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing
6. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing
7. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing

Tabel 2.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Penguatan
Keterlibatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Pembuatan Rancangan 1. Pembuatan Perangkat Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pembuatan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Pembelajaran 1. Akuntabilitas Pelaksanaan Pembelajaran

15
(RPP) dengan model Pencapaian berupa Pembuatan Rancangan Pelaksanaan (RPP) dengan model
pembelajaran STAD Kompetensi Rancangan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran STAD
(Student Teams 2. Penentuan Materi Pelaksanaan pembelajaran STAD (Student Teams (Student Teams
Achievement Divisions) Pembelajaran Pembelajaran Achievement Divisions) pada bab materi Achievement Divisions)
3. Penentuan Metode (RPP) Mata genetika mengandung indikator nilai pada bab materi genetika
Pembelajaran Pelajaran akuntabilitas, yaitu tanggung jawab dan mendukung indikator visi
4. Penyusunan Biologi bab kejelasan target. Pembuatan RPP merupakan sekolah pada poin ke-4.
Rancangan Materi Genetik salah satu tanggung jawab seorang guru, Karena kegiatan ini
Kegiatan sehingga adanya RPP merupakan bukti nyata merupakan salah satu upaya
Pembelajaran bahwa seorang guru telah memenuhi salah untuk menciptakan lulusan
satu tanggung jawabnya. RPP berisi rincian yang menguasai
tanggung jawab guru untuk memberikan kemampuan pengetahuan
pelayanan publik, yaitu proses pembelajaran dan keterampilan potensi
Biologi pada peserta didik. Adanya RPP juga daerah.
memudahkan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran, karena telah menyiapkan
rangcangan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Nasionalisme
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi
genetika mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, disiplin,
tanggung jawab, dan kerja keras. RPP
merupakan salah satu langkah dari usaha
seorang guru untuk mencerdaskan peserta
didik demi kehidupan bangsa dan negara
yang lebih maju.
3. Etika Publik
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi

16
genetika mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu bertanggung jawab, integritas
tinggi, cermat, disiplin, dan taat perintah.
Pembuatan RPP merupakan tindakan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik bagi seorang guru. Sehingga kegiatan
ini mencerminkan nilai-nilai dasar etika
publik yaitu, menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak, membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerja kepada publik; memiliki kemampuan
dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; serta memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun.
4. Komitmen Mutu
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi
genetika mengandung nilai komitmen mutu,
yaitu efektivitas dan berorientasi mutu. RPP
merupakan usaha dari seorang guru untuk
menjamin mutu pendidikan yang akan
diberikan kepada peserta didik.
5. Anti Korupsi
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada bab materi
genetika mengandung indikator nilai anti

17
korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras, dan peduli. Pembuatan RPP
dengan unsur-unsur yang telah ditentukan
secara lengkap tanpa mengurangi unsur-
unsur dengan tujuan mempercepat waktu
penyelesaian.
2. Pembuatan naskah 1. Pengumpulan bahan Naskah Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pembuatan naskah
pembelajaran Role Playing materi Role Playing pembelajaran 1. Akuntabilitas pembelajaran Role Playing
2. Pemilihan tokoh Role Playing Pembuatan naskah pembelajaran Role mendukung indikator visi
pemeran Playing mengandung indikator nilai sekolah pada poin ke-4.
3. Pembuatan dialog akuntabilitas, yaitu tanggung jawab, Karena kegiatan ini
setiap tokoh kejelasan target, netral, mendahulukan merupakan salah satu upaya
kepentingan publik, dan adil. Kegiatan ini untuk menciptakan lulusan
menunjukkan tanggung jawab dan dedikasi yang menguasai
seorang guru sebagai pengajar yang kemampuan pengetahuan
berkaitan dengan pemahaman materi oleh dan keterampilan potensi
peserta didik dan mendahulukan kebutuhan daerah.
peserta didik. Kejelasan target, berupa
peningkatan motivasi belajar peserta didik
mulai terlihat dalam kegiatan ini. Netralitas
pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing dipertahankan agar tidak ada rasa
diskriminatif antar peserta didik sehingga
menimbulkan rasa keadilan.
2. Nasionalisme
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, adil, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini
menunjukkan dedikasi seorang guru yang
amanah, tanggung jawab, dan kerja keras
karena berupaya mewujudkan tujuan
pembelajaran melalui metode Role Playing.
3. Etika Publik

18
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu jujur, bertanggung jawab,
integritas tinggi, cermat, dan disiplin.
Kegiatan ini menunjukkan integritas
seorang guru, yaitu jujur karena naskah
sesuai dengan materi yang ada. Pembuatan
naskah ini dilakukan secara cermat dan
disiplin, sebagai wujud sebuah tanggung
jawab guru dalam memfasilitasi proses
pembelajaran peserta didik.
4. Komitmen Mutu
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Pembuatan naskah
pembelajaran Role Playing adalah upaya
seorang guru untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik sehingga meningkatkan
kompetensi mereka/ menjamin mutu
pembelajaran.
5. Anti Korupsi
Pembuatan naskah pembelajaran Role
Playing mengandung indikator nilai anti
korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, mandiri dan peduli.
Kegiatan ini dikatakan memiliki nilai
mandiri karena guru membuat naskah
pembelajaran Role Playing sesuai
pemikirannya sendiri, dikatakan peduli
karena guru memfasilitasi naskah tersebut
bagi peserta didik.
3. Pembagian peran naskah 1. Pembagian naskah Peran yang Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pembagian peran naskah
pembelajaran Role Playing pembelajaran Role didapatkan 1. Akuntabilitas pembelajaran Role Playing

19
Playing kepada peserta didik Pembagian peran naskah pembelajaran berkaitan denganindikator
peserta didik sesuai naskah Role Playing mengandung indikator nilai visi sekolah pada poin ke-4.
2. Pembagian peran pembelajaran tanggung jawab, jujur, netral, adil, dan Karena kegiatan ini
naskah Role Playing. transparan. Pembagian peran naskah merupakan salah satu upaya
pembelajaran Role pembelajaran yang terbuka, berarti guru untuk menciptakan lulusan
Playing tersebut mengaplikasikan nilai jujur, netral, yang menguasai
adil, dan transparan. Tanggung jawab pada kemampuan pengetahuan
kegiatan ini karena pembagian naskah dan keterampilan potensi
merupakan tahapan dalam mewujudkan daerah.
upaya peningkatan motivasi belajar peserta
didik
2. Nasionalisme
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu jujur, amanah, adil,
persamaan derajat, tidak diskriminatif,
tanggung jawab, dan kerja keras. Kegiatan
ini dikatakan jujur dan amanah karena
pembagian peran dilakukan secara terbuka
di depan peserta didik; adil, persamaan
derajat, dan tidak diskriminatif karena
pembagian peran tanpa membeda-bedakan
peserta didik dari berbagai sisi; serta
tanggung jawab dan kerja keras karena
merupakan salah 1 upaya guru dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Etika Publik
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
etika publik, yaitu jujur, bertanggung
jawab, integritas tinggi, cermat, dan
disiplin. Integritas tinggi, cermat, dan
disiplin ditunjukkan melalui ketepatan guru

20
membagikan peras kepada peserta didik.
Kegiatan ini mengandung nilai-nilai dasar
etika publik yaitu, menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak;
membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada publik;
memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah;
memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun; serta
menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama.
4. Komitmen Mutu
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Efektivitas ditunjukkan
dengan pembagian peran kepada peserta
didik, sehingga setiap peserta didik dapat
merasakan pengalaman belajar yang
berbeda dan diikuti perkembangan mutu
proses pembelajaran.
5. Anti Korupsi
Pembagian peran naskah pembelajaran
Role Playing mengandung indikator nilai
anti korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kerja keras
ditunjukkan melalui pemilihan aktor yang
sesuai dengan peran dalam naskah
sehingga menghasilkan proses
pembelajaran yang baik.
4. Pembuatan Lembar Kerja 1. Pengumpulan Lembar Kerja Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pembuatan Lembar Kerja

21
Peserta Didik (LKPD) materi bahan Peserta Didik 1. Akuntabilitas Peserta Didik (LKPD)
diskusi LKPD (LKPD) Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik berkaitan dengan indikator
2. Penentuan tujuan (LKPD) mengandung indikator nilai visi sekolah pada poin ke-4.
LKPD tanggung jawab, kejelasan target, dan Karena kegiatan ini
3. Penyusunan soal- mendahulukan kepentingan publik. merupakan salah satu upaya
soal diskusi LKPD Tanggung jawab dan mendahulukan untuk menciptakan lulusan
kepentingan publik ditunjukkan karena yang menguasai
pembuatan LKPD ini untuk memfasilitasi kemampuan pengetahuan
peserta didik dalam proses pembelajaran. dan keterampilan potensi
Kejalasan target ditunjukkan karena dengan daerah.
LKPD ini bertujuan untuk memudahkan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Nasionalisme
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini
dikatakan amanah dan kerja keras karena
merupakan salah 1 upaya guru untuk
kelancaran proses pembelajaran.
3. Etika Publik
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu bertanggung jawab, cermat,
dan disiplin. Cermat dan disiplin karena
dalam pembuatan LKPD perlu kedua nilai
tersebut agar menghasilkan instrumen yang
tepat digunakan saat proses pembelajaran
4. Komitmen Mutu
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Efektivitas dan
berorientasi mutu karena kegiatan ini

22
bertujuan untuk kelancaran dan kualitas
proses pembelajaran.
5. Anti Korupsi
Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) mengandung indikator nilai anti
korupsi, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan
kerja keras. Kerja keras karena kegiatan ini
merupakan salah 1 upaya untuk mendukung
proses pembelajaran yang baik.
5. Penyusunan instrumen 1. Pembuatan kisi-kisi Instrumen Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Penyusunan instrumen
evaluasi pelaksanaan soal evaluasi 1. Akuntabilitas evaluasi pelaksanaan
pembelajaran 2. Pembuatan kartu pelaksanaan Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan
menggunakan metode Role soal pembelajaran pembelajaran menggunakan metode Role metode Role Playing
Playing 3. Penyusunan soal- menggunakan Playing mengandung indikator nilai mendukung indikator visi
soal evaluasi metode Role tanggung jawab, kejelasan target, dan sekolah pada poin ke-4.
Playing mendahulukan kepentingan publik. Karena kegiatan ini
Tanggung jawab dan mendahulukan merupakan salah satu upaya
kepentingan publik ditunjukkan karena untuk menciptakan lulusan
penyusnan instrumen evaluasi bertujuan yang menguasai
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemampuan pengetahuan
metode Role Playing saat proses dan keterampilan potensi
pembelajaran. Kejalasan target ditunjukkan daerah.
karena penyusunan instrumen evaluasi
untuk bahan evaluasi proses pembelajaran
menggunakan metode Role Playing.
2. Nasionalisme
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu amanah, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini
dikatakan amanah dan kerja keras karena
merupakan salah 1 upaya untuk
mendapatkan feedback dari proses

23
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing yang nantinya digunakan untuk
perbaikan pada kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
3. Etika Publik
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai etika
publik, yaitu bertanggung jawab, cermat,
dan disiplin. Cermat dan disiplin karena
dalam penyusunan instrumen evaluasi perlu
kedua nilai tersebut agar menghasilkan
instrumen yang tepat digunakan sebagai
feedback dari proses pembelajaran.
4. Komitmen Mutu
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Efektivitas dan
berorientasi mutu karena kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui hasil dari
proses pembelajaran dan perbaikan pada
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
5. Anti Korupsi
Penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing mengandung indikator nilai anti
korupsi, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan
kerja keras. Kerja keras karena kegiatan ini
merupakan salah 1 upaya untuk mendukung
proses pembelajaran selanjutnya yang lebih
baik.
6. Pelaksanaan pembelajaran 1. Persiapan skenario Motivasi belajar Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Pelaksanaan Pembelajaran

24
dengan metode “Role yang akan peserta didik 1. Akuntabilitas dengan metode “Role
Playing” ditampilkan meningkat saat Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Playing” pada sub materi
2. Penyampaian mengikuti “Role Playing” pada sub materi sintesis sintesis protein mendukung
tujuan pembelajaran protein mengandung indikator nilai indikator visi sekolah pada
pembelajaran baik secara akuntabilitas, yaitu tanggung jawab dan poin ke-4. Karena kegiatan
3. Penampilan individu partisipatif. Pelaksanaan pembelajaran ini merupakan salah satu
peserta didik maupun dengan metode “Role Playing” pada sub upaya untuk menciptakan
menggunakan kelompok materi sintesis protein merupakan usaha lulusan yang menguasai
skenario yang melalui metode seorang guru untuk memberikan kemampuan pengetahuan
sudah dipersiapkan “Role Playing”. pengalaman baru bagi peserta didik dan dan keterampilan potensi
4. Proses diskusi meningkatkan keaktifan peserta didik daerah.
skenario yang telah dalam pembelajaran Biologi. Usaha
diperankan pada tersebut dilakukan untuk membantu
lembar kerja mencapai tujuan pembelajaran sehingga
peserta didik tanggung jawab seorang guru dapat
(LKPD). terpenuhi.
5. Presentasi hasil 2. Nasionalisme
diskusi Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
6. Penyimpulan “Role Playing” pada sub materi sintesis
materi protein mengandung indikator nilai
nasionalisme, yaitu kerja sama, amanah,
disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik selama pembelajaran,
sehingga dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran tersebut dan meningkatkan
kompetensi seorang peserta didik untuk
kemajuan bangsa dan negara.
3. Etika Publik
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein mengandung indikator nilai etika

25
publik, yaitu bertanggung jawab, integritas
tinggi, dan cermat. Pelaksanaan
pembelajaran dengan metode “Role
Playing” pada sub materi sintesis protein
merupakan alternatif lain jika tidak
memiliki fasilitas laboratorium di sekolah
serta tindakan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik bagi seorang guru. Sehingga
kegiatan ini mengandung nilai-nilai dasar
etika publik yaitu, menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak;
membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada publik;
memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah;
memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun; serta
menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerja sama.
4. Komitmen Mutu
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein mengandung indikator nilai
komitmen mutu, yaitu efektivitas, inovasi,
dan berorientasi mutu. Pelaksanaan
pembelajaran dengan metode “Role
Playing” pada sub materi sintesis protein
adalah upaya seorang guru untuk
meningkatkan keaktifan peserta didik
sehingga meningkatkan kompetensi

26
mereka/ menjamin mutu pembelajaran
dengan keterbatasan tidak adanya fasilitas
laboratorium di sekolah.
5. Anti Korupsi
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein mengandung indikator nilai, yaitu
tanggung jawab dan kerja keras.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
“Role Playing” pada sub materi sintesis
protein dengan unsur-unsur yang telah
ditentukan secara lengkap tanpa
mengurangi unsur-unsur dengan tujuan
mempercepat waktu penyelesaian.
7. Evaluasi pelaksanaan 1. Pembagian Hasil analisis Nilai ANEKA yang diaktualisasikan: Evaluasi pelaksanaan
pembelajaran instrumen evaluasi evaluasi 1. Akuntabilitas pembelajaran menggunakan
menggunakan metode Role kepada peserta pelaksanaan Evaluasi pelaksanaan pembelajaran metode Role Playing
Playing didik pembelajaran menggunakan metode Role Playing mendukung indikator visi
2. Pengisian menggunakan mengandung indikator nilai tanggung sekolah pada poin ke-4.
instrumen evaluasi metode Role jawab, kejelasan target, dan mendahulukan Karena kegiatan ini
3. Analisis hasil Playing kepentingan publik. Tanggung jawab dan merupakan salah satu upaya
evaluasi mendahulukan kepentingan publik untuk menciptakan lulusan
ditunjukkan karena kegiatan ini bertujuan yang menguasai
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemampuan pengetahuan
metode Role Playing saat proses dan keterampilan potensi
pembelajaran. Kejalasan target ditunjukkan daerah.
karena kegiatan ini untuk mengevaluasi
proses pembelajaran menggunakan metode
Role Playing.
2. Nasionalisme
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai nasionalisme,
yaitu amanah, tanggung jawab, dan kerja

27
keras. Kegiatan ini dikatakan amanah dan
kerja keras karena merupakan salah 1 upaya
untuk mendapatkan feedback dari proses
pembelajaran menggunakan metode Role
Playing yang nantinya digunakan untuk
perbaikan pada kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
3. Etika Publik
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai etika publik,
yaitu bertanggung jawab, cermat, dan
disiplin. Cermat dan disiplin karena
kegiatan ini perlu kedua nilai tersebut agar
kegiatan pembelajaran selanjutnya berjalan
lebih baik.
4. Komitmen Mutu
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai komitmen
mutu, yaitu efektivitas dan berorientasi
mutu. Efektivitas dan berorientasi mutu
karena kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui hasil dari proses pembelajaran
dan perbaikan kualitas kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
5. Anti Korupsi
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing
mengandung indikator nilai anti korupsi,
yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kerja
keras. Kerja keras karena kegiatan ini
merupakan salah 1 upaya untuk mendukung
proses pembelajaran selanjutnya yang lebih

28
baik.

2.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jadwal pelaksanaan rancangan kegiatan aktualisasi disusun dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jadwal Pelaksanaan Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Waktu Pelaksanaan
September Oktober
No Kegiatan
20 21 23 24 25 26 27 28 30 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19
F S M T W T F S M T W T F S M T W T F S M T W T F S
Penyusunan
Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) dengan
model
1. pembelajaran
STAD (Student
Teams
Achievement
Divisions)
(Hasil/ Output :
Dokumen RPP)
Pembuatan
naskah
pembelajaran
2. Role Playing
(Hasil/ Output :
Naskah Role
Playing)
Pembagian peran
3.
naskah

29
pembelajaran
Role Playing
(Hasil/ Output :
Foto)
Pembuatan
Lembar Kerja
4. Peserta Didik
(LKPD) (Hasil/
Output : LKPD)
Penyusunan
instrumen
evaluasi
pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
5.
metode Role
Playing (Hasil/
Output : Kisi
soal, kartu soal,
dan soal
evaluasi)
Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
metode Role
6.
Playing (Hasil/
Output : Video,
foto, dan daftar
hadir)
Evaluasi
pelaksanaan
7. pembelajaran
menggunakan
metode Role

30
Playing (Hasil/
Output: Daftar
nilai, hasil
angket respon
siswa, dan
analisis angket
respon siswa)
Keterangan: Tanggal 20 Oktober 2019 – 30 Oktober 2019 menyusun laporan aktualisasi.

31
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI

Kegiatan aktualisasi yang telah dirancang dari tanggal 20 September 2019


hingga 19 Oktober 2019 dapat terlaksana sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil
telah didokumentasikan dalam bentuk file cetak, foto, dan video. Setiap kegiatan
aktualisasi yang telah dilakukan mengandung lima karakter ANEKA, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

3.1 Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model


pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions)
Kegiatan aktualisasi membuat RPP KTSP Biologi kelas XII
dilaksanakan dari tanggal 20-24 September 2019. Terdapat 4 tahapan dalam
membuaat RPP, yaitu membuat indikator pencapaian kompetensi,
menentukan materi pembelajaran, menentukan metode pembelajaran, dan
menyusun kegiatan pembelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
berdasarkan dari KD yang telah dipilih yaitu materi genetika. Sehingga
didapat dua indikator pencapaian kompetensi, yaitu menjelaskan kode genetik
dan mendeskripsikan proses sintesis protein. Kegiatan pembelajaran
mencakup dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit setiap
pertemuannya. Urutan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan sintaks
pada model STAD (Student Achievement Divisions) yang menggunakan
metode Role Playing. Sintaks dalam model pembelajaran STAD, ialah
Pengarahan, Membuat Kelompok Heterogen, Mendiskusikan Lembar
Diskusi, Presentasi Hasil Diskusi, Kuis Individual, Mengumumkan Rekor,
dan Memberikan Reward. Output/ hasil dari kegiatan yang pertama ini berupa
RPP Biologi Materi Genetik Kelas XII SMA (Lampiran A halaman 45).
Kegiatan aktualisasi yang pertama ini mengandung nilai-nilai ANEKA.
Nilai Akuntabilitas terwujud karena menunjukkan sebuah tanggung jawab
seorang pendidik dalam memberikan pelayanan publik, yaitu proses
pembelajaran kepada peserta didik. RPP juga menunjukkan kejelasan target
karena mengandung poin tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari sebuah
proses belajar. Nasionalisme dalam kegiatan ini ditunjukkan dengan indikator
nilai amanah, disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras. Adanya RPP
menunjukkan seorang pendidik menjalankan tugas yang telah diberikan oleh
negara (amanah). Setiap urutan sintaks dalam RPP dilengkapi dengan alokasi
waktu secara terperinci sehingga dapat membantu pendidik untuk disiplin
waktu dalam menjalankan kegiatan pembelajaran. Membuat RPP dengan
inovasi untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik tidaklah mudah,
pendidik dituntut kreatif namun disesuaikan dengan realita yang ada di
lapang, sehingga proses belajar dapat terlaksana.
Membuat RPP merupakan tindakan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik bagi
seorang pendidik. Sehingga kegiatan ini mencerminkan nilai-nilai dasar etika
32
publik, yaitu menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak,
membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian, mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerja kepada publik, memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kebijakan dan program pemerinah, serta memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun. Nilai Komitmen Mutu pada kegiatan yang pertama
ini, ialah efektivitas dan komitmen mutu. RPP dapat membantu pendidik
dalam memberikan pelayanan publik berupa kegiatan pembelajaran yang
efektif kepada peserta didik dan merupakan sebuah usaha pendidik dalam
menjamin mutu pendidikan yang akan diberikan. Nilai Anti Korupsi dalam
membuat RPP ditunjukkan dengan lengkapnya unsur-unsur yang telah
ditetapkan tanpa dikurangi dengan tujuan mempercepat waktu penyelesaian.
3.1.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang pertama ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Sebab
RPP merupakan perangkat untuk membantu pendidik selama proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar, salah satunya dalam
bidang kognitif bagi peserta didik.
3.1.2 Analisis Dampak
Membuat RPP sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung,
pada dasarnya adalah sebuah kewajiban bagi seorang pendidik.
Kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi pendidik lain di sekolah untuk
turut membuat RPP terlebih dahulu sebelum proses kegiatan
pembelajaran sehingga dapat memudahkan untuk mencapai tujuan
belajar. RPP dengan model pembelajaran STAD akan memudahkan
penulis untuk melaksankan kegiatan aktualisasi selanjutnya.

3.2 Membuat Naskah Pembelajaran Role Playing


Naskah Role Playing dibuat pada tanggal 25 September 2019 hingga 1
Oktober 2019. Naskah Role Playing disesuaikan dengan sub materi yang akan
dipelajari, yaitu sintesis protein di mana terdiri atas 2 tahap (transkripsi dan
translasi). Dialog serta adegan dalam naskah disesuaikan dengan kondisi di
dalam kelas, namun tetap sesuai dengan materi yang dibawa. Terdapat
penambahan improvisasi dalam dialog yang bertujuan agar Role Playing yang
ditampilkan dapat menarik minat peserta didik sehinga meningkatkan
motivasi belajarnya. Jumlah tokoh dalam naskah Role Playing disesuaikan
dengan jumlah peserta didik sehingga semua peserta didik dapat turut
berpartisipasi dalam pembelajaran. Output/ hasil dari kegiatan ini berupa
dokumen naskah pembelajaran Role Playing (Lampiran B halaman 49).
Kegiatan aktualisasi yang kedua ini mengandung nilai-nilai ANEKA.
Membuat naskah pembelajaran Role Playing menunjukkan indikator nilai
Akuntabilitas, yaitu tanggung jawab, kejelasan target, netral, mendahulukan
kepentingan publik, dan adil. Kegiatan ini menunjukkan tanggung jawab dan
dedikasi seorang guru sebagai pengajar yang berkaitan dengan pemahaman
33
materi oleh peserta didik dan mendahulukan kebutuhan peserta didik.
Kejelasan target, berupa peningkatan motivasi belajar peserta didik saat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode Role Playing yang dibantu
dengan adanya naskah. Netralitas dalam membuat naskah pembelajaran Role
Playing dipertahankan agar tidak ada rasa diskriminatif antar peserta didik
sehingga menimbulkan rasa keadilan. Kegiatan kedua ini mengandung
indikator nilai Nasionalisme, yaitu amanah, adil, tanggung jawab, dan kerja
keras. Dikatakan amanah, sebab penulis melaksanakan pelayanan publik
dengan memfasilitasi naskah Role Playing dalam membantu kelancaran
proses kegiatan belajar. Adil, sebab penulis berusaha membuat naskah yang
mencakup seluruh peserta didik kelas XII IPA SMA Negeri Satu Atap
Lembongan. Naskah Role Playing membutuhkan kerja keras agar cerita di
dalamnya sesuai dengan materi pembelajaran yang dibawa, mencakup seluruh
peserta didik kelas XII IPA, dan tidak monoton sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar.
Kegiatan membuat naskah pembelajaran Role Playing mengandung
indikator nilai Etika Publik, yaitu jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi,
cermat, dan disiplin. Kegiatan ini menunjukkan integritas seorang guru, yaitu
jujur karena naskah sesuai dengan materi yang ada. Naskah dibuat secara
cermat dan disiplin, sebagai wujud sebuah tanggung jawab guru dalam
memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik. Kegiatan kedua ini
mengandung indikator nilai Komitmen Mutu, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Pembuatan naskah pembelajaran Role Playing adalah
upaya seorang guru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga
meningkatkan kompetensi mereka/ menjamin mutu pembelajaran. Kegiatan
ini mengandung indikator nilai Anti Korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, mandiri dan peduli. Kegiatan ini dikatakan memiliki nilai
mandiri karena penulis membuat naskah pembelajaran Role Playing sesuai
pemikirannya sendiri, dikatakan peduli karena guru memfasilitasi naskah
tersebut bagi peserta didik untuk melancarkan proses kegiatan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing.
3.2.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang kedua ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Sebab
dengan adanya naskah Role Playing dapat memudahkan peserta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode Role Playing
dan memudahkan memahami materi.
3.2.2 Analisis Dampak
Membuat naskah Role Playing dalam pembelajaran Biologi
memberikan pengalaman kepada penulis untuk lebih kreatif dan
berinovasi sebagai seorang pendidik. Adanya naskah Role Playing
membantu peserta didik untuk menampilkan alur cerita sesuai dengan
materi namun tetap menyenangkan.

34
3.3 Membagi Peran Naskah Pembelajaran Role Playing
Peran naskah Role Playing dibagikan kepada seluruh peserta didik kelas
XII IPA pada tanggal 2 Oktober 2019 dan beberapa perubahan hingga tanggal
4 Oktober 2019 seperti pada gambar 3.1. Seluruh peserta didik kelas XII IPA
terbagi menjadi 2 kelompok besar, kelompok pertama menampilkan alur
cerita sintesis protein tahap transkripsi, sedangkan kelompok kedua
menampilkan alur cerita sintesis protein tahap translasi. Pendidik membagi
peran dengan jumlah yang sama dalam setiap kelompok, sehingga seluruh
peserta didik mendapatkan peran dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran. Output/ hasil dari kegiatan ketiga ini seluruh peserta didik
mendapatkan peran sesuai dalam naskah pembelajaran Role Playing
(Lampiran B halaman 49).

Gambar 3.1 Peserta Didik Berdiskusi Mengenai Peran yang Telah dibagikan

Kegiatan kedua ini mengandung indikator nilai Akuntabilitas, yaitu


tanggung jawab, jujur, netral, adil, dan transparan. Terbuka, berarti pendidik
mengaplikasikan nilai jujur, netral, adil, dan transparan. Tanggung jawab
pada kegiatan ini karena pendidik harus memastikan seluruh peserta didik
mendapatkan peran dalam bermain Role Playing. Membagi peran naskah
pembelajaran Role Playing mengandung indikator nilai nasionalisme, yaitu
jujur, amanah, adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, tanggung jawab,
dan kerja keras. Kegiatan ini dikatakan jujur dan amanah karena dilakukan
secara terbuka di depan peserta didik; adil, persamaan derajat, dan tidak
diskriminatif karena dilakukan tanpa membeda-bedakan peserta didik dari
berbagai sisi; serta tanggung jawab dan kerja keras karena merupakan salah 1
upaya pendidik dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran
Pembagian peran naskah pembelajaran Role Playing mengandung
indikator nilai etika publik, yaitu jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi,
cermat, dan disiplin. Integritas tinggi, cermat, dan disiplin ditunjukkan
melalui ketepatan guru membagikan peras kepada peserta didik. Kegiatan ini
mengandung nilai-nilai dasar etika publik yaitu, menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak; membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

35
memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; serta menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
Kegiatan ini mengandung indikator nilai Etika Publik, yaitu jujur,
bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat, dan disiplin. Integritas tinggi,
cermat, dan disiplin ditunjukkan melalui ketepatan guru membagikan peras
kepada peserta didik. Kegiatan ini mengandung nilai-nilai dasar Etika Publik
yaitu, menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian; mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerjanya kepada publik; memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah; memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun; serta menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. Indikator
nilai Komitmen Mutu dalam kegiatan ini, yaitu efektivitas dan berorientasi
mutu. Efektivitas ditunjukkan dengan peran yang didapat seluruh peserta
didik sehingga dapat turut serta dalam kegiatan pembelajaran, sehingga setiap
peserta didik dapat merasakan pengalaman belajar yang berbeda dan diikuti
perkembangan mutu proses pembelajaran. Kegiatan ini mengandung
indikator nilai Anti Korupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, dan kerja
keras. Kerja keras ditunjukkan melalui pemilihan aktor yang sesuai dengan
peran dalam naskah sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang baik.
3.3.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang ketiga ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Sebab
dengan seluruh peserta didik mendapat peran dalam bermain Role
Playing memudahkan peserta didik memahami materi dan
meningkatkan motivasi belajarnya.
3.3.2 Analisis Dampak
Melalui kegiatan ini, semua peserta didik turut serta dalam
keiatan pembelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar baru
yang menarik. Kegiatan ini memudahkan saat kegiatan melaksanakan
pembelajaran dengan metode Role Playing.

3.4 Membuat lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Penulis membuat LKPD pada tanggal 5-9 Oktober 2019. LKPD
berguna untuk membantu peserta didik dalam memahami materi dari Role
Playing yang dimainkan oleh kelompok lain. Sebab materi yang dimainkan
antar kelompok merupakan tahapan sintesis protein yang berbeda. Sehingga
belum tentu kelompok 1 paham dengan materi yang dibawakan oleh
kelompok 2, begitu sebaliknya. Namun dengan adanya LKPD yang
mencakup seluuh tahapan sintesis protein, semua kelompok akan paham
dengan semua tahapan sintesis protein. Butir-butir soal di dalam LKPD

36
disesuaikan dengan materi yang dimainkan dalam Role Playing. Output/ hasil
dari kegiatan ini berupa dokumen LKPD (Lampiran E halaman 55).
Indikator nilai Akuntabilitas dalam kegiatan keempat, adalah tanggung
jawab, kejelasan target, dan mendahulukan kepentingan publik. Tanggung
jawab dan mendahulukan kepentingan publik ditunjukkan karena pembuatan
LKPD ini untuk memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kejalasan target ditunjukkan karena dengan LKPD ini bertujuan untuk
memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan membuat Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) mengandung indikator nilai Nasionalisme, yaitu
amanah, tanggung jawab, dan kerja keras. Kegiatan ini dikatakan amanah dan
kerja keras karena merupakan salah 1 upaya pendidik untuk kelancaran
proses pembelajaran
Indikator nilai Etika Publik dalam kegiatan keempat, yaitu bertanggung
jawab, cermat, dan disiplin. Cermat dan disiplin karena dalam membuat
LKPD perlu kedua nilai tersebut agar menghasilkan instrumen yang tepat
digunakan saat proses pembelajaran. Kegiatan membuat Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) mengandung indikator nilai Komitmen Mutu, yaitu
efektivitas dan berorientasi mutu. Efektivitas dan berorientasi mutu karena
kegiatan ini bertujuan untuk kelancaran dan kualitas proses pembelajaran.
Indikator nilai Anti Korupsi dalam kegiatan ini, yaitu disiplin, tanggung
jawab, dan kerja keras. Kerja keras karena kegiatan ini merupakan salah 1
upaya untuk mendukung proses pembelajaran yang baik.
3.4.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang keempat ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Sebab
dengan adanya LKPD akan memudahkan peserta didik memahami
materi yang dimainkan oleh kelompok lain.
3.4.2 Analisis Dampak
LKPD merupakan fasilitas bagi peserta didik untuk memahami
seluruh materi yang dimainkan, termasuk dari kelompok lain,
Sehingga kegiatan pembelajaran menggunakan metode Role Playing
tidak hanya meningkatkan motivasi belajar peserta didik, namun juga
pengetahuannya.

3.5 Menyusun Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan


Metode Role Playing
Instrumen evaluasi pelaksanaan pembelajaran dibuat pada tanggal 10-
12 Oktober 2019. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
Role Playing berupa kuis individu yang merupakan salah satu sintaks dalam
model pembelajaran STAD dan angket respon siswa. Instrumen yang dibuat
untuk kuis individu, yaitu kisi-kisi soal dan kartu soal. Angket respon siswa
digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan motivasi belajar siswa
setelah pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Hasil persentase

37
dari angket respon siswa akan diinterpretasikan menggunakan tabel kategori
intepretasi respon siswa pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Interpretasi Angket Respon Siswa


No. Persentase Kategori
1 25 % - 43,75 % Tidak Baik
2 43,76 % - 62,51 % Cukup Baik
3 62,52 % - 81,27 % Baik
4 81,28 % - 100 % Sangat Baik
(Puji et al., 2014:61)

Kegiatan kelima ini mengandung indikator nilai Akuntabilitas tanggung


jawab, kejelasan target, dan mendahulukan kepentingan publik. Tanggung
jawab dan mendahulukan kepentingan publik ditunjukkan karena penyusnan
instrumen evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
metode Role Playing saat proses pembelajaran. Kejalasan target ditunjukkan
karena penyusunan instrumen evaluasi untuk bahan evaluasi proses
pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Indikator nilai
Nasionalisme dalam kegiatan ini, yaitu amanah, tanggung jawab, dan kerja
keras. Kegiatan ini dikatakan amanah dan kerja keras karena merupakan salah
1 upaya untuk mendapatkan feedback dari proses pembelajaran menggunakan
metode Role Playing yang nantinya digunakan untuk perbaikan pada kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
Kegiatan kelima ini mengandung indikator nilai Etika Publik, yaitu
bertanggung jawab, cermat, dan disiplin. Cermat dan disiplin karena dalam
penyusunan instrumen evaluasi perlu kedua nilai tersebut agar menghasilkan
instrumen yang tepat digunakan sebagai feedback dari proses pembelajaran.
Indikator nilai Komitmen Mutu pada kegiatan ini, yaitu efektivitas dan
berorientasi mutu. Efektivitas dan berorientasi mutu karena kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran dan perbaikan
pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan ini mengandung indikator
nilai Anti Korupsi, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras. Kerja
keras karena kegiatan ini merupakan salah 1 upaya untuk mendukung proses
pembelajaran selanjutnya yang lebih baik.
3.5.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang kelima ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Sebab
dengan adanya instrumen evaluasi akan membantu pendidik untuk
meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik.
3.5.2 Analisis Dampak
Kegiatan menyusun instrumen evaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode Role Playing meningkatkan rasa
tanggung jawab, disiplin, dan profesional penulis. Sebab untuk
memberikan pelayanan publik yang baik, harus diikuti dengan kerja
keras yang konsisten.

38
3.6 Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Role Playing
Pembelajaran menggunakan metode Role Playing dilaksanakan dalam 2
pertemuan, yaitu hari Senin, 14 Oktober 2019 dan 17 Oktober 2019 dengan
alokasi waktu 2 x 45 menit setiap pertemuan. Kegiatan ini berpedoman dari
RPP yang telah dibuat. Pada pertemuan pertama, terbagi menjadi 3 kegiatan
yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir yang disesuaikan dengan sintaks model
pembelajaran STAD. Namun sintaks yang dilakukan pada pertemuan pertama
hanya memberikan arahan kegiatan dan membagi peserta didik menjadi dua
kelompok besar. Pertemuan pertama, pendidik menjelaskan terlebih dahulu
tentang komponen penyusun molekul DNA dan RNA, struktur DNA,
replikasi DNA, struktur RNA, tipe-tipe RNA, sintesis protein, dan kode
genetik. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan awal
mengenai materi.
Pada pertemuan kedua, sintaks yang terlaksana yaitu mendiskusikan
lembar diskusi, presentasi hasil diskusi, kuis individual, mengumumkan
rekor, dan memberikan reward. Peserta didik bermain Role Playing
mengenai sintesis protein pada kegiatan inti di tahap eksplorasi seperti pada
gambar 3.2. Pada tahap elaborasi, peserta didik mendiskusikan lembar diskusi
sesuai dengan Role Playing yang dimainkan kelompoknya dan kelompok lain
serta mengemukakan hasilnya. Tahap konfirmasi, melaksanakan sintaks
model STAD, yaitu kuis individual. Pendidik memberikan reward kepada
peserta didik yang menjawab benar kuis individual dengan memberikan nilai.

Gambar 3.2 Pembelajaran Sub Materi Sintesis Protein Menggunakan Metode Role
Playing

Pembelajaran dengan metode Role Playing pada sub materi sintesis


protein mengandung indikator nilai Akuntabilitas, yaitu tanggung jawab dan
partisipatif. Kegiatan ini merupakan usaha seorang guru untuk memberikan
pengalaman baru bagi peserta didik dan meningkatkan keaktifan peserta didik
dalam pembelajaran Biologi. Usaha tersebut dilakukan untuk membantu
mencapai tujuan pembelajaran sehingga tanggung jawab seorang guru dapat
terpenuhi. Indikator nilai Nasionalisme kegiatan ini, yaitu kerja sama,
amanah, disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras. Pembelajaran dengan
metode Role Playing pada sub materi sintesis protein untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik selama pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan

39
dari pembelajaran tersebut dan meningkatkan kompetensi seorang peserta
didik untuk kemajuan bangsa dan negara.
Kegiatan keenam ini mengandung indikator nilai Etika Publik, yaitu
bertanggung jawab, integritas tinggi, dan cermat. Pembelajaran ini merupakan
alternatif lain jika tidak memiliki fasilitas laboratorium di sekolah serta
tindakan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik bagi seorang guru. Sehingga kegiatan ini
mengandung nilai-nilai dasar etika publik yaitu, menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak; membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; serta menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerja sama. Indikator nilai Komitmen Mutu
dalam kegiatan ini, yaitu efektivitas, inovasi, dan berorientasi mutu, karena
merupakan upaya seorang pendidik untuk meningkatkan keaktifan peserta
didik sehingga meningkatkan kompetensi mereka/ menjamin mutu
pembelajaran dengan keterbatasan tidak adanya fasilitas laboratorium di
sekolah. Kegiatan keenam ini mengandung indikator nilai Anti Korupsi, yaitu
tanggung jawab dan kerja keras karena pembelajaran dilaksanakan dengan
unsur-unsur yang telah ditentukan secara lengkap tanpa mengurangi unsur-
unsur dengan tujuan mempercepat waktu penyelesaian.
3.6.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang keenam ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Melalui
pembelajaran seperti ini, akan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Karena dapat memberikan pengalaman belajar baru dan
menyenangkan. Sehingga dapat menambah pengetahuannya mengenai
sintesis protein.
3.6.2 Analisis Dampak
Kegiatan keenam ini dapat memberikan contoh untuk pendidik
lain di sekolah dalam memberikan pembelajaran yang menyenangkan
bagi peserta didik, sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada publik.
Melalui kegiatan ini pula, penulis dapat mengaplikasikan nilai-nilai
ANEKA. Pembelajaran ini merupakan pengalaman baru dalam
biologi bagi peserta didik, sehingga menarik minat dalam mempelajari
materi, yang nantinya berdampak pada meningkatnya motivasi
belajar. Meningkatnya motivasi belajar peserta didik dapat
meningkatkan pengetahuannya mengenai materi yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

3.7 Mengevaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Role Playing


Kegiatan evaluasi terdiri dari kuis individual yang berisi dua butir soal
dan angket respon siswa. Berdasarkan hasil kuis individual, terdapat 5 peserta
40
didik yang memperoleh nilai maksimal 100, namun masih ada yang
memperoleh 75 (Lampiran F halaman 56). Sedangkan nilai rata-rata yang
didapat kelas XII IPA adalah 77,5, nilai tersebut sudah berada di atas kkm
untuk mata pelajaran biologi. Angket respon siswa berisi 10 aspek yang
menunjukkan minat terhadap pembelajaran, kegunaan mengikuti
pembelajaran, dan ketertarikan mengikuti pembelajaran untuk bab
selanjutnya. Setiap aspek memiliki nilai dari 1-4, sehingga nilai maksimal
untuk angket respon siswa adalah 400. Berdasarkan rekapitulasi hasil angket
respon siswa (Lampiran H halaman 58) secara berturut-turut nilai persentase
yang didapat pada aspek 1 hingga 10, ialah 76 % (Baik), 78 % (Baik), 78 %
(Baik), 75 % (Baik), 80 % (Baik), 72 % (Baik), 87 % (Sangat Baik), 85 %
(Sangat Baik), 72 % (Baik), dan 75 % (Baik). Kategori “Sangat Baik” berada
pada aspek ke-7 dan ke-8, yang artinya peserta didik mampu bekerja sama
dengan peserta didik lainnya melalui kegiatan pembelajaran menggunakan
metode Role Playing dan peserta didik merasa terbantu oleh pendidik untuk
memahami materi. Apabila dirata-rata, maka persentase angket respon siswa
yang didapat, yaitu 78 % yang menunjukkan kategori baik berdasarkan tabel
3.1.
Indikator nilai Akuntabilitas pada kegiatan ini, yaitu tanggung jawab,
kejelasan target, dan mendahulukan kepentingan publik. Tanggung jawab dan
mendahulukan kepentingan publik, karena kegiatan ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh metode Role Playing selama proses
pembelajaran. Kejalasan target, karena kegiatan ini dapat mengevaluasi
proses pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Kegiatan terakhir
ini mengandung indikator nilai Nasionalisme, yaitu amanah, tanggung jawab,
dan kerja keras. Amanah dan kerja keras karena merupakan salah 1 upaya
untuk mendapatkan feedback dari proses pembelajaran menggunakan metode
Role Playing yang digunakan untuk perbaikan pada kegiatan pembelajaran
selanjutnya. Indikator nilai Etika Publik, yaitu bertanggung jawab, cermat,
dan disiplin. Cermat dan disiplin karena kegiatan ini perlu kedua nilai
tersebut agar kegiatan pembelajaran di masa mendatang berjalan lebih baik
daripada sebelumnya.
Kegiatan ini mengandung indikator nilai Komitmen Mutu, yaitu
efektivitas dan berorientasi mutu. Efektivitas dan berorientasi mutu karena
kegiatan ini dapat mengetahui hasil dari proses pembelajaran dan perbaikan
kualitas kegiatan pembelajaran selanjutnya. Indikator nilai Anti Korupsi pada
kegiatan terakhir ini, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras. Kerja
keras karena kegiatan ini merupakan salah 1 upaya untuk mendukung proses
pembelajaran selanjutnya yang lebih baik.
3.7.1 Keterlibatan terhadap Visi-Misi Organisasi
Kegiatan aktualisasi yang terakhir ini mendukung indikator visi
sekolah poin ke-4, yaitu “Terciptanya lulusan yang menguasai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan potensi daerah. Melalui
kegiatan evaluasi, pendidik dapat mengetahui di mana kekurangan dan
kelebihan dari pelaksanaan pembeajaran menggunakan metode Role
41
Playing. Kelebihan yang ada dapat dipertahankan dan ditingkatkan
pada pembelajaran selanjutnya. Kekurangan pada pembelajaran ini
menjadi bahan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
pembelajaran selanjutnya. Sehingga dapat menghasilkan kegiatan
pembelajaran yang menunjang indikator visi sekolah poin ke-4.
3.7.2 Analisis Dampak
Melalui kegiatan terakhir ini, penulis dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing. Sehingga dapat menjadi bahan
untuk meningkatkan dan memperbaiki kegiatan pembelajaran di masa
yang akan datang. Adanya peningkatan dan perbaikan kegiatan
pembelajaran tersebut menunjukkan sebuah pelayanan publik yang
baik oleh penulis sebagai ASN serta pengamalan nilai-nilai ANEKA
secara berkelanjutan.

42
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan aktualisasai nilai-nilai dasar profesi pegawai
negeri sipil yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa:
a. Pembelajaran Biologi sub materi Sintesis Protein menggunakan metode
Role Playing tergolong baik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik dengan persentase penilaian 78 %.
b. Kegiatan-kegiatan dalam “Metode Role Playing untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Biologi di SMA
Negeri Satu Atap Lembongan” mengandung nilai-nilai dasar ANEKA,
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi.
c. Kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai-nilai dasar ANEKA dapat
membantu tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam kegiatan aktualisasai nilai-nilai dasar
profesi pegawai negeri sipil adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis, memberikan waktu persiapan lebih bagi peserta didik
dalam bermain Role Playing, sehingga properti yang digunakan lebih
baik untuk memudahkan pemahaman materi yang disampaikan.
b. Bagi pendidik, diharapkan pembelajaran menggunakan metode Role
Playing dapat dijadikan sebagai referensi kegiatan pembelajaran Biologi,
terutama sub materi Sintesis Protein.

43
DAFTAR PUSTAKA

Azis dan Jufri. 2015. Implementasi Aparatur Sipil Negara dalam Bidang
Kesehatan untuk Pembinaan Karir Jabatan Fungsional Epidemiologi
Kesehatan. Kendari: Adiprima Pustaka.
Badaruddin, A. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik melalui
Konseling Klasikal. Padang: CV. Abe Kreatifindo.
Darmayanti. 2018. Nilai-nilai Dasar ANEKA.
https://kkp.go.id/brsdm/bdasukamandi/artikel/6311-nilai-nilai-dasar-aneka.
[Diakses pada tanggal 15 September 2019].
Dhelilik. 2019. Tugas Pokok Guru sesuai Permendikbud 15 Tahun 2018.
https://bertema.com/tugas-pokok-guru-sesuai-permendikbud-15-tahun-
2018. [Diakses pada tanggal 12 September 2019].
Izzan, A. 2012. Membangun Guru Berkarakter. Malang: Humaniora.
Octavia, S.A. 2019. Sikap dan Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Deepblish.
Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Republik Indonesia.
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2014/5TAHUN2014UU.HTM.
[Diakses pada tanggal 9 September 2019].
Puji, K. M., F. Gulo, dan A. R. Ibrahim. 2014. Pengembangan Multimedia
Interaktif untuk Pembelajaran Bentuk Molekul di SMA. Jurnal Pendidikan
Kimia. 1(1): 59-65.
Riyanto, A. 2018. Jenjang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit yang
dipersyaratkan. https://www.amongguru.com/jenjang-jabatan-fungsional-
guru-dan-angka-kredit-yang-dipersyaratkan/. [Diakses pada tanggal 10
September 2019].
John. D. 2019. TUPOKSI Tugas Pokok dan Fungsi Semua Perangkat Sekolah.
https://www.silabus.web.id/tupoksi/. [Diakses pada tanggal 12 September
2019].

44
LAMPIRAN
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/ Semester : XII/ 1
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan
prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya
pada saling temas
Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom
3.2 Menjelaskan hubungan gen, DNA-RNA-
Polipeptida dan proses sintesis protein
Tujuan : Peserta didik mampu membedakan dan menjelaskan
tentang gen, DNA, dan kromosom; Peserta didik
mampu menjelaskan hubungan antara gen, DNA,
RNA, polipeptida, dan proses sintesis protein.
Nilai yang ditanamkan : Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab,
Peduli lingkungan);
Karakter peserta didik yang diharapkan : Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab,
Peduli lingkungan.

I. Indikator Pencapaian Kompetensi


• Menjelaskan kode genetik (Kodon)
• Mendeskripsikan proses sintesis protein

II. Materi Ajar


• Kode genetik
• Sintesis protein

III. Metode Pembelajaran


• Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Division)
• Sintaks Model : Pengarahan
Membuat Kelompok Heterogen
Mendiskusikan Lembar Diskusi
Presentasi Hasil Diskusi
Kuis Individual
Mengumumkan Rekor
Memberikan Reward
• Metode : Role Playing dan Diskusi

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran


Pertemuan I (2 × 45 menit)
A. Kegiatan awal (10 menit)
• Guru memberikan pengarahan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan
B. Kegiatan inti (70 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :

45
• Guru bersama peserta didik mendiskusikan komponen penyusun molekul DNA
dan RNA, struktur DNA, replikasi DNA, struktur RNA, tipe-tipe RNA, sintesis
protein, dan kode genetik (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi,
Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli
lingkungan);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
• Peserta didik menggambar struktur DNA dan RNA sesuai dengan penjelasan yang
telah diberikan oleh guru (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi,
Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli
lingkungan)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Peserta didik:
• Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya mengenai materi yang telah
disampaikan dan saling menanggapi pendapat antar peserta didik (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
C. Kegiatan akhir (10 menit)
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan komponen penyusun molekul DNA dan
RNA, struktur DNA, replikasi DNA, struktur RNA, tipe-tipe RNA, sintesis
protein, dan kode genetik (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi,
Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli
lingkungan);
• Guru membagi peserta didik ke dalam 2 kelompok untuk melaksanakan
pembelajaran Role Playing pada pertemuan selanjutnya

Pertemuan II (2 × 45 menit)
A. Kegiatan awal (10 menit)
• Guru memberikan pengarahan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan
B. Kegiatan inti (75 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
• Peserta didik secara berkelompok menampilkan proses dalam sintesis protein
dengan bermain peran (Role Playing) dan berpedoman pada naskah yang telah
diberikan guru (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin
tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
• Setiap kelompok mengerjakan lembar diskusi (LKPD) dan mengemukakan
hasilnya (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin
tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Peserta didik:
• Peserta didik menjawab soal-soal kuis individual mengenai sintesis protein (nilai
yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
C. Kegiatan akhir (5 menit)
• Guru memberikan reward kepada peserta didik yang memiliki nilai kuis tertinggi
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan).

V. Alat / Bahan/ Sumber


• Sembiring, Langkah dan Sudjino. 2009. Biologi. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
46
VI. Penilaian
• Kuis Individual
KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis Sekolah : SMA Negeri


Mata Pelajaran : Biologi
Kurikulum : KTSP
Alokasi Waktu : 10 menit
Jumlah Soal : 2
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi Cakupan Level Indikator Nomor
No. Materi
yang diuji Materi Kognitif Soal Soal
Menganalisis
3.2
proses dalam
1. Menjelaskan C4 1
sintesis
hubungan gen,
Substansi Sintesis protein
DNA-RNA-
Genetik Protein Menerangkan
Polipeptida dan
proses dalam
2. proses sintesis C2 2
sintesis
protein
protein

• Soal Kuis Individual


1. Apa yang akan terjadi bila terdapat kekeliruan penerjemahan basa-basa nitrogen pada
peristiwa translasi?
2. Bagaimana protein dapat terjadi?

KARTU SOAL KUIS INDIVIDUAL


Sekolah : SMAN Satu Atap Lembongan
Penyusun : Nia Bonis Marthidayah, S.Pd
Mata Pelajaran : Biologi
Tahun : 2019/2020
Kelas/ Semester : X IPA/ Ganjil
Bentuk Soal : Uraian
KD INDIKATOR MATERI
Menjelaskan hubungan gen, DNA-RNA-Polipeptida dan proses Sintesis
3.2
sintesis protein Protein
No. Soal 1. Apa yang akan terjadi bila terdapat kekeliruan penerjemahan basa-basa
1 nitrogen pada peristiwa translasi?
PEMBAHASAN Skor
Akan terjadi kekeliruan asam amino yang disintesis. Apabila 50
asam amino yang disintesis tidak sesuai, maka akan Buku Sumber
mengganggu kerja tubuh dalam membentuk hormon, enzim, Sembiring, Langkah dan
dll. Sudjino. 2009. Biologi.
Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

KD INDIKATOR MATERI
Menjelaskan hubungan gen, DNA-RNA-Polipeptida dan proses Sintesis
3.2
sintesis protein Protein
No. Soal 2. Bagaimana protein dapat terjadi?
2
PEMBAHASAN Skor
Substansi dasar nukleus terdiri atas nukleoprotein yang 50
dibangun oleh senyawa protein dan asam nukleat. Ada 2 jenis Buku Sumber
47
asam nukleat yang berkaitan dengan hereditas yaitu, DNA Sembiring, Langkah dan
dan RNA. DNA merupakan cetakan kode genetik yang Sudjino. 2009. Biologi.
menghasilkan informasi genetik. Sintesis protein terjadi Jakarta: Departemen
dalam 2 tahap yaitu transkripsi dan translasi. Pada transkripsi Pendidikan Nasional
terjadi penyalinan kode genetik DNA oleh mRNA. Pada
tahap translasi terjadi penerjemahan kode yang dibawa
mRNA oleh tRNA hingga terbentuk urutan-urutan asama
amino penyusun protein.

Klungkung, 24 September 2019


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Atap Lembongan Guru Biologi

Drs. I Made Kemoja Nia Bonis Marthidayah, S.Pd.


NIP. 19631231 199403 1 096 NIP. 19960312 201903 2 005

48
B. Naskah dan Pembagian Peran Pembelajaran Role Playing
Naskah Role Playing (Bermain Peran) Sintesis Protein
Kelas XII IPA SMA Negeri Satu Atap Lembongan
Tahun Ajaran 2019/ 2020

1. Transkripsi (Kelompok 1) 12 peserta didik


Narator : Rahayu
Bella dan 3 Basa Kedua mRNA : Luhde
DNA 1 : Febri Putu
3 Basa Pertama DNA dan mRNA : Darmadi
Kode T, A, C DNA : Ryas
3 Basa kedua DNA : Slamet
Kode G, C, T DNA : Puspa
DNA 2 : Taman
Enzim RNA Polymerase : Febri Luh
DNA3 dan 4 : Taman
DNA 5, 6, dan 7 : Apri
3 Basa Pertama mRNA : Mayumi
Narator : Bella adalah peserta didik kelas XII IPA SMA Negeri Satu
Atap Lembongan. Seperti biasa, sebelum ia berangkat
sekolah, mamanya selalu menyiapkan sarapan untuk Bella.
Sarapan ibarat amunisi dan bahan bakar sebelum memulai
hari, maka dari itu sangat penting untuk mengawali sarapan
di pagi hari. Hari ini, Bella sarapan dengan telur mata sapi
yang mengandung protein. Makanan yang Bella makan
nantinya akan dicerna dalam sistem pencernaan kemudian
diolah menjadi energi dalam tubuh. Dalam proses
pencernaan makanan ada istilah yang disebut dengan
sintesis protein.
DNA : Sintesis protein secara garis besar memiliki 2 proses, yaitu
transkripsi dan translasi. Pada proses transkripsi, yang
terjadi adalah pencetakan kode genetik dari DNA kepada
mRNA di dalam inti sel. Jadi, sebagai cetakan pada proses
ini.
DNA : Perkenalkan, ini adalah beberapa kode genetikku/ kodon
3 Basa Pertama DNA : Kami adalah 3 basa pertama di kodon DNA
Kode T : Hai, saya kode T atau Timin. Saya hanya mau berpasangan
dengan kode A
Kode A : Hai, saya kode A atau Adenin. Saya hanya mau
berpasangan dengan kode U
Kode C : Hai, saya kode C atau Sitosin. Saya hanya mau berpasangan
dengan kode G
3 Basa Kedua DNA : Kami adalah 3 basa kedua di kodon DNA
Kode G : Hai, saya kode G atau Guanin. Saya hanya mau
berpasangan dengan kode C
Kode C : Hai, saya kode C atau Sitosin. Saya hanya mau berpasangan
dengan kode G
Kode T : Hai, saya kode T atau Timin. Saya hanya mau berpasangan
dengan kode A
DNA : Tapi, untuk mencetak kode saya, kita membutuhkan
bantuan enzim RNA polymerase. Apakah kalian melihat
RNA polymerase?
Enzim RNA Polymerase : (Tiba-tiba datang) Hai, DNA aku datang!

49
DNA : Enzim RNA Polymerase, fungsimu dalam proses
transkripsi ini apa?
Enzim RNA Polymerase : Aku berfungsi sebagai biokatalisator, untuk mempercepat
proses `pencocokan basa nitrogen ke kamu. Ayo, ijinkan
aku membantumu! Aku akan menempel ke kamu terlebih
dahulu, DNA. Tahap ini disebut inisiasi.
DNA : Oh, jadi inisiasi itu saat kamu menempel ke aku?
Enzim RNA Polymerase : Iya, benar, DNA (menempel pada DNA)
DNA : Enzim, mengapa untaian gandaku membuka?
Enzim RNA Polymerase : Tidak apa-apa, DNA. Ini merupakan proses pencetakan
kode dari kamu ke mRNA
DNA : Siapakah mRNA itu?
Enzim RNA Polymerase : DNA, mRNA memiliki kepanjangan (messenger RNA) atau
nama lainnya adalah RNA-duta. mRNA ini merupakan
hasil dari proses transkripsi ini.
3 Basa Pertama Penyusun mRNA
Kode A : Hai, saya kode A atau Adenin. Saya akan berikatan dengan
kode T
Kode U : Hai, saya kode U atau Urasil. Saya akan berikatan dengan
kode A
Kode G : Hai saya kode G atau Guanin. Saya akan berikatan dengan
kode C
(Enzim RNA Polymerase berjalan sembari menerjemahkan kode-kode genetik di DNA)
Kode C : Hai, saya kode C atau Sitosin. Saya akan berikatan dengan
kode G
Kode G : Hai, saya kode G atau Guanin. Saya akan berikatan dengan
kode C
Kode A : Hai saya kode A atau Adenin. Saya akan berikatan dengan
kode T
Enzim RNA Polymerase : Nah ini merupakan tahap elongasi
DNA : Tahap elongasi ini akan berjalan hingga kapan?
Enzim RNA Polymerase : Nah, kamu lihat area terminator itu? Saat kita mencapai itu,
maka kita mencapai tahap terakhir di proses ini yaitu
terminasi. Proses transkripsi ini pun selesai, kemudian
terbentuklah mRNA/ RNA-duta.
(Enzim RNA Polymerase mencapai area terminator, kemudian terbentuklah mRNA/RNA-duta
yang merupakan kumpulan cetakan kode-kode genetik dari DNA)
mRNA : Hai, aku sudah terbentuk! Aku memiliki tugas untuk
membawa pesan kode dari DNA untuk diterjemahkan pada
proses translasi dan membentuk polipeptida
(Kemudian mRNA keluar dari inti sel menuju sitoplasma untuk melanjutkan proses
selanjutnya, yaitu translasi)
Narator : Setelah proses transkripsi yang terjadi di dalam inti sel
berakhir, mRNA pergi dari inti sel melalui pori-pori inti sel
menuju sitoplasma yang nantinya akan dilanjutkan dengan
proses translasi

2. Translasi (Kelompok 2) 13 peserta didik


Narator : Dian
mRNA : Melia
tRNA1 : Novita
tRNA2 : Dirga
Ribosom Kecil : Safitri
Kode A mRNA : Mia

50
Kode U mRNA : Restu
Kode A tRNA : Setyawati
Kode C tRNA : Lisna
Kode U tRNA : Augest
Ribosom Besar : Eka Satya
Kode C mRNA : Pusti
Kode G tRNA : Panji
Narator : Setelah menyelesaikan proses transkripsi di dalam inti sel, sintesis
protein dilanjutkan dengan proses translasi yang terjadi di sitoplasma.
Translasi merupakan proses penerjemahan kode yang dibawa mRNA
oleh tRNA. tRNA memiliki arti transfer-RNA. mRNA tidak dapat
mengenali asam amino secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan
tRNA untuk membaca kode-kode yang dibawa mRNA. Di dalam
sitoplasma banyak terdapat tRNA, asam amino, dan enzim amino asil
sintetase. Asam amino tersebut diaktifkan menggunakan ATP dan
enzim amino asil sintetase sehingga dihasilkan Amino Asil Adenin
Monofosfat (AA-AMP).
mRNA : Bagaimana informasi dalam untai diriku diterjemahkan menjadi
protein? Basa nitrogen di dalam diriku dikelompokkan menjadi 3,
disebut kodon. Kodonku ini harus berpasangan dengan antikodon yang
dibawa tRNA untuk menspesifikasikan asam amino. Apakah kalian
melihat tRNA?
(Kemudian tRNA datang)
tRNA1 : Wah, ternyata kamu sudah datang ya, mRNA. Selamat datang di
sitoplasma
mRNA : Iya, mRNA. mRNA aku butuh bantuanmu untuk menyocokkan basa
nitrogen di antikodonmu dengan basa nitrogen di kodonku.
tRNA2 : Eits, sebelumnya, kamu harus melalui tahap inisiasi terlebih dahulu.
mRNA : Wah iya, kamu benar, tRNA
(Ribosom kecil yang sedari tadi melihat percakapan keduanya pun menghampiri mereka
berdua)
Ribosom Kecil : Hai, proses ini harus melalui tahap inisiasi dulu, di mana aku menempel
pada mRNA, kemudian disusul temanku si Ribosom Besar saat
antikodon tRNA telah berpasangan dengan kodon mRNA
mRNA : Baiklah mari kita lakukan supaya metabolisme sel si Bella tidak
terhambat.
(Ribosom Kecil mendekati/ menempel pada mRNA)
tRNA1 : mRNA, bagaimana urutan basa pertamamu?
Kode A mRNA : Aku si Adenin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Urasil atau Kode U
Kode U mRNA : Aku Urasil di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Adenin atau Kode A
Kode G mRNA : Aku Guanin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Sitosin atau Kode C
tRNA1 : Baiklah, aku membawa urutan 3 basa pertama yang akan berpasangan
dengan kalian serta Amino untuk membentuk protein
Kode U tRNA : Hai, aku Urasil. Aku akan berpasangan dengan kamu, Adenin
Kode A tRNA : Hai, aku Adenin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Urasil
Kode C tRNA : Hai, aku Sitosin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Guanin
Narator : Setelah basa Nitrogen milik mRNA telah berpasangan dengan basa
Nitrogen yang diikat tRNA, datanglah Ribosom Besar
Ribosom Besar : Hai kawan-kawan semua! Aku Ribosom Besar. Ingat ya, saat aku
melekat kepada kalian semua, itu artinya kita melakukan tahap inisiasi
Semua : Baik, Ribosom Besar

51
(Ribosom Besar berikatan dengan yang lain)
mRNA : Ribosom, masih ada 3 basa Nitrogenku yang belum diterjemahkan!
Gawat!
Ribosom Besar : Tenang, mRNA. Kamu tahu tahap apa setelah inisiasi?
mRNA : Pasti elongasi!
Ribosom Besar : Benar! Selama elongasi, kita akan terus berjalan menelusuri untaian
mRNA sembari menerjemahkan basa Nitrogen pada kodon mRNA.
Selama itu pula amino-amino yang turut dibawa tRNA akan membentuk
urutan polipeptida yang akan menjadi protein.
tRNA2 : Nah, bagaimana urutan 3 kode selanjutnya milikmu, wahai mRNA?
Kode C mRNA : Aku si Sitosin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Guanin atau Kode G
Kode G mRNA : Aku Guanin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Sitosin atau Kode C
Kode A mRNA : Aku Adenin di kodon mRNA. Aku hanya mau berpasangan dengan
Urasil atau Kode U
tRNA2 : Baiklah, aku membawa urutan 3 basa pertama yang akan berpasangan
dengan kalian serta Amino untuk membentuk protein
Kode G tRNA : Hai, aku Guanin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Sitosin
Kode C tRNA : Hai, aku Sitosin. Aku akan berpasangan dengan kamu, Guanin
Kode U tRNA : Hai, aku Urasil. Aku akan berpasangan dengan kamu, Adenin
mRNA : Proses ini akan berakhir sampai kapan, ya?
Ribosom Kecil : Kamu lihat batas bertuliskan “Stop Kodon” itu? Kalau sampai di situ
kita berada di tahap terminasi, artinya tahap terakhir di proses ini,
kemudian asam amino yang telah terkumpul akan membentuk protein.
Narator : Setelah tahap terminasi selesai, semua komponen saling melepaskan diri
untuk memulai kembali pada tahap inisiasi, begitu seterusnya. Tujuan
proses translasi adalah untuk menghasilkan polipeptida. Polipeptida
yang terbentuk akan mengalami modifikasi pada organel sel lainnya
untuk protein yang berbeda. Protein diperlukan agar sebagian besar
fungsi fisiologis tubuh berjalan dengan baik, seperti memecah partikel
makanan dalam pencernaan.

52
C. Foto

Peserta Didik Kelas XII IPA Berdiskusi Materi Role Playing

Konsultasi Kegiatan Aktualisasi dengan Mentor

Penulis Meminta Izin kepada Kepala Sekolah untuk Melakukan Kegiatan-


kegiatan Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil

53
D. Daftar Hadir Peserta Didik

54
E. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

55
F. Hasil Kuis Individual

NO. NAMA SISWA L/P NILAI KUIS INDIVIDUAL


1 I Kadek Dirga Mustiasa L 100
2 I Kadek Slamet Widiantara L 80
3 I Ketut Panji Suantara L 80
4 I Ketut Putra Darmadi L 75
5 I Putu Eka Satya Juni Astawan L 75
6 I Putu Hella Augesta Tangkas L 85
7 I Wayan Restu Aditya Putra L 75
8 Luh Ayu Aprianti P 85
9 Ni Kadek Dian Wati P 80
10 Ni Kadek Mayumi Agustiana Dewi P 80
11 Ni Kadek Setiawati P 80
12 Ni Ketut Puspadewi P 85
13 Ni Luh Ayu Wulandari P 90
14 Ni Luh De Paramita Sari P 80
15 Ni Luh Komang Melia Puspita Dewi P 100
16 Ni Luh Putu Febrianti P 90
17 Ni Luh Putu Libriana Lisna Dewara P 90
18 Ni Luh Rahayu Budi Antari P 100
19 Ni Luh Riandani Rita Safitri P 100
20 Ni Luh Taman Sanji Giana Wati P 85
21 Ni Nyoman Pusti Istani P 100
22 Ni Putu Febriyanti P 85
23 Ni Putu Meynia Putri Serkiani P 80
24 Ni Putu Rias Sintya Dewi P 90
25 Ni Wayan Novita Dewi P 90

56
G. Angket Respon Peserta Didik Pembelajaran Role Playing

57
H. Analisis Angket Respon Peserta Didik Pembelajaran Role Playing
Aspek ke-
NO. NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 I Kadek Dirga Mustiasa 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
2 I Kadek Slamet Widiantara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 I Ketut Panji Suantara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 I Ketut Putra Darmadi 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2
5 I Putu Eka Satya Juni Astawan 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
6 I Putu Hella Augesta Tangkas 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
7 I Wayan Restu Aditya Putra 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
8 Luh Ayu Aprianti 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2
9 Ni Kadek Dian Wati 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
10 Ni Kadek Mayumi Agustiana Dewi 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3
11 Ni Kadek Setiawati 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3
12 Ni Ketut Puspadewi 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
13 Ni Luh Ayu Wulandari 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3
14 Ni Luh De Paramita Sari 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3
15 Ni Luh Komang Melia Puspita Dewi 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3
16 Ni Luh Putu Febrianti 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
17 Ni Luh Putu Libriana Lisna Dewara 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3
18 Ni Luh Rahayu Budi Antari 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
19 Ni Luh Riandani Rita Safitri 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
20 Ni Luh Taman Sanji Giana Wati 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2

58
21 Ni Nyoman Pusti Istani 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4
22 Ni Putu Febriyanti 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
23 Ni Putu Meynia Putri Serkiani 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
24 Ni Putu Rias Sintya Dewi 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
25 Ni Wayan Novita Dewi 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
TOTAL 76 78 78 75 80 72 87 85 72 75
PERSENTASE 76 % 78 % 78 % 75 % 80 % 72 % 87 % 85 % 72 % 75 %
KATEGORI Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik

Analisis:
Berdasarkan hasil angket respon siswa yang telah dilakukan, pada aspek pertama “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya senang”
memiliki persentase penilaian sebesar 76 % dengan kategori baik. Pada aspek kedua, “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya tertarik untuk
mempelajari materi” memperoleh persentase penilaian sebesar 78 % dengan kategori baik. Aspek ketiga, “Kegiatan pembelajaran seperti ini
memudahkan saya memahami materi” memiliki persentase 78 % dengan kategori baik. Pada aspek keempat, “Kegiatan pembelajaran seperti ini
membuat saya berani untuk mengungkapkan pendapat saya” memperoleh persentase 75 % dengan kategori baik. Aspek kelima, “Kegiatan
pembelajaran seperti ini mebuat saya mampu mengembangkan pengetahuan saya” mendapat persentase penilaian 80 % dengan kategori sangat baik.
Pada aspek keenam, “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya mampu mengembangkan keterampilan psikomotorik saya” memperoleh
persentase penilaian 72 % dengan kategori baik. Aspek ketujuh, “Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat saya mampu bekerja sama dengan teman
yang lain” mendapatkan persentase penilaian sebesar 87 % dengan kategori sangat baik. Pada aspek kedelapan, ” Guru membantu saya untuk lebih
mudah memahami materi” memperoleh persentase penilaian sebesar 85 % dengan kategori sangat baik. Aspek kesembilan, “Saya senang bila
pembelajaran seperti ini diterapjan pada bab selanjutnya” mendapatkan persentase penilaian 72 % dengan kategori baik. Sedangkan pada aspek
terakhir, “Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat memotivasi saya untuk mempelajari Biologi lebih lanjut.” Memperoleh persentase penilaian 75 %
dengan kategori baik. Maka dari itu, didapat rata-rata seluruh aspek angket respon siswa sebesar 78 % dengan kategori baik. Artinya pembelajaran
menggunakan metode Role Playing dalam sub materi sintesis protein secara baik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

59

Anda mungkin juga menyukai