Anda di halaman 1dari 3

Sebuah Memori

Karya: Rica Valentina

Cakrawala beralih menjadi jingga


Angin sepoi merasuki jiwa
Bersila di kursi lawas
Memenungkan kenangan yang kelam

Dalam bayangan ku...


Masih jelas raut wajahmu
Menempa ku bertitikan air mata

Kini kenangan tinggalah puingan kaca


Pelangi indah
Menjadi tak berwarna

Ku menghasrat kepada Sang Pencipta


Akan diberi kedamaian hati
Sanggup menada semua ini

Ada kata yang tidak bisa ku ucapkan


Kata yang membuat mu bahagia
Tetapi bertukar menjadi penyesalan
Menyesal lantaran mengabaikan ku
Aku mencintaimu...
Bahagia Itu Sederhana
Karya: Rica Valentina

Hari yang cerah, angin berhembus dengan cepat, panas yang terik
menyinari lapangan sekolah. Di bawah langit yang terik terdapat dua
perempuan, yang satu bernama Rani dan yang satu bernama Siska. Mereka
berdua sahabatan sejak kecil. Rani dan Siska sangat mengidolakan boyband
korea yaitu BTS.
“Ehh, kamu udah ngucapin ulang tahun ke Suga belum?
Sekarangkan dia ulang tahun.” Tanya Rani.
“Emang sekarang Suga ulang tahun?” Jawab Siska.
“Iya, jangan-jangan kamu ga tau? Katanya Army ko ulang tahun
membernya aja ga tau. Mendingan gausah jadi Army aja sekalian!” Kata Rani.
”Bukannya saya ga tau tapi saya lupa, yaudah bentar mau ngucapin
dulu ke Suga.” Jawab Siska dengan nada ngambek.
Siska membuka handphone nya, lalu membuka akun Bangtan Boys.
Kemudian ia mengucapkan ulang tahun. Setelah selesai, Siska bertanya kepada
Rani.
“Ran, kamu tau ga hari ini ada temen kamu yang ulang tahun, bisa
dibilang dia sahabat kamu. Kamu inget ga siapa yang ulang tahun?” Tanya Siska
dengan mengkode keras.
“Gatau, setau aku yang ulang tahun hari ini cuman Suga doang ga
ada yang lain, Sis!” Jawab Rani.
Siska cemberut, lalu ia pergi ke kantin. Setibanya ia di kantin, ia di
hampiri oleh seorang cowok yang tak lain cowok tersebut disukai Rani karena
rambut nya mirip dengan Jimin ia bernama Brandon.
“Siska, ko kamu sendirian aja, Rani kemana?” Tanya Brandon.
“Ngapain kamu kesini, gausah nanya-nanya tentang Rani, saya
engga tau dimana Rani!” Jawab Siska.
“Ko marah sih, kayanya mood kamu lagi ga baik. Yaudah saya pergi
dulu, bye!” Kata Brandon.
Tak berapa lama bel pelajaran terakhir pun berbunyi. Bu Marni pun
masuk ke kelas IX D. Yang tak lain adalah kelas Rani, Siska, dan Brandon.
“Pagi anak-anak, sekarang ibu engga bisa ngajar kalian karna ibu
harus ke rumah sakit. Tapi ibu ngasih kalian tugas, sekarang kalian kerjakan
buku paket halaman 150, pakai soal di kumpulkan sekarang!” Ucap Bu Marni.
“Siap bu.” Jawab para murid.
Bu Marni pun meninggal kan kelas. Setelah Bu Marni keluar, di
kelas mulai ribut dan berisik.
“Sis, kamu ada pulpen lagi engga? Aku engga bawa tempat pensil
nih.” Tanya Rani.
Siska sama sekali tidak menjawab pertanyaan Rani. Siska terdiam
seperti tidak menghiraukan Rani berbicara.
“Sis, kok kamu diam sih? Kamu kenapa? Emang aku ada salah apa
ke kamu?” Tanya Rani.
Siska tetap terdiam, kemudian ia pergi ke tempat duduk Brandon,
meminta Brandon untuk berpindah tempat duduk. Sepanjang jam pelajaran
terakhir Siska memikirkan Rani yang tidak mengingat tanggal ulang tahunnya.
Dan kenapa ia berbicara yang membuat hati Siska sedih.
Tak berapa lama bel pulang pun berbunyi. Bel tersebut membuat
Siska terkejut. Saat ia ingin mengambil tas ternyata Rani sudah tidak ada, hal
itu membuat Siska kesal. Saat ia jalan di lorong kelas, Siska terkejut dengan
adanya Rani dan Brandon yang sedang membawa kue dan kado.
“Selamat ulang tahun Siska!” Ucap Rani dan Brandon.
“Kamu ga lupa tanggal ulang tahun aku, Ran?” Tanya Siska
“Yah, engga lah Sis. Mana mungkin aku ngelupain tanggal ulang
tahun kamu. Udah sekarang kamu tiup lilin nya!” Ucap Rani
“Bahagia itu sederhana yah!” Kata Siska
Rani memberi kado kepada Siska, lalu Siska meniup lilin tersebut
dan memeluk Rani dengan erat.

Anda mungkin juga menyukai