Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksplorasi terhadap sumber sekunder sangat berguna pada tahapan-tahapan hierarki


seperti yang disarankan oleh proses riset eksplorasi, yang dimodelkan dengan hierarki
pertanyaan riset-manajemen. Namun demikian sebagian besar periset menjumpai bahwa
meninjau ulang sumber-sumber sekunder rawan terhadap loncatan dari pertanyaan
manajemen yang kemudian menjadi pertanyaan riset. Pada saat meloncat dari pertanyaan
manajemen ke pertanyaan riset, periset menggunakan sumber sekunder internal dan eksternal.
(Donald R. Cooper / Pamela S. Schindler, 2006 : 188)

Pada sebagian besar kasus, fase eksplorasi dimulai dengan pencarian literatur berupa
tinjauan buku, artikel pada jurnal atau literatur profesional yang berkaitan dengan dilemma
manajemen. Pencarian literatur mensyaratkan penggunaan katalog perpustakaan online dan
satu atau lebih basis data bibliografi atau indeks. Untuk beberapa topik tertentu, akan lebih
baik bila pertama-tama mengacu pada buku pegangan atau ensiklopedia khusus untuk
mengembangkan daftar istilah penting, daftar orang atau kejadian yang memengaruhi topik
dan juga untuk menentukan publikasi dan pengarang yang akan banyak digunakan. (Donald
R. Cooper / Pamela S. Schindler, 2006 : 189)

Para manajer pada dasarnya melakukan riset bisnis untuk memahami bagaimana dan
mengapa sesuatu terjadi. Jika manajer hanya ingin tahu apa yang terjadi, atau seberapa sering
suatu hal terjadi, metodologi riset kuantitatif akan menjawab kebutuhan tersebut. Akan tetapi
untuk memahami perbedaan makna yang diatribusikan seseorang pada pengalamannya
masing-masing, sering membutuhkan teknik riset yang menggali lebih dalam mengenai
interpretasi, pemahaman, dan motivasi seseorang yang tersembunyi di dalam hatinya. Riset
kualitatif didesain untuk memberitahu periset bagaimana (proses) dan mengapa (makna)
sesuatu terjadi sebagaimana adanya. (Donald R. Cooper / Pamela S. Schindler, 2006 : 226)

Sebagian dari apa yang kita ketahui berasal dari observasi. Keanekaragaman manfaat
dari observasi membuatnya menjadi metode sumber utama yang penting dan merupakan
pelengkap untuk metode-metode lain. Selain mengumpulkan data secara visual, observasi
melibatkan aktivitas mendengar, membaca, membaui dan menyentuh. (Donald R. Cooper /
Pamela S. Schindler, 2006 : 260)

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa tujuan dari tahap eksplorasi dalam proses riset menggunakan data sekunder?
2. Apa sajakah jenis sumber sekunder dan tingkat sumber sekunder?
3. Apa sajakah jenis sumber informasi dan faktor yang harus dipertimbangkan pada saat
mengevaluasi kualitas sumber informasi?
4. Bagaimanakah proses pencarian basis data bibliografi?
5. Bagaimanakah proses pencarian informasi di World Wide Web?
6. Bagaimanakah penjelasan mengenai penambangan sumber internal?
7. Apa yang dimaksud dengan riset kualitatif?
8. Apakah perbedaan antara riset kualitatif dan riset kuantitatif?
9. Bagaimanakah proses riset kualitatif?
10. Apa sajakah metodologi riset kualitatif?
11. Bagaimana cara menggabungkan metodologi kualitatif?
12. Bagaimana cara menyatukan metodologi kualitatif dan kuantitatif?
13. Apa yang dimaksud dengan observasi dan apa saja kegunaan observasi?
14. Bagaimanakah hubungan antara pengobservasian dengan peserta?
15. Bagaimanakah proses dalam menjalankan sebuah studi observasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui tujuan dari tahap eksplorasi dalam proses riset menggunakan data
sekunder.
2. Untuk mengetahui jenis sumber sekunder dan tingkat sumber sekunder.
3. Untuk mengetahui jenis sumber informasi dan faktor yang harus dipertimbangkan
pada saat mengevaluasi kualitas sumber informasi.
4. Untuk mengetahui proses pencarian basis data bibliografi.
5. Untuk mengetahui proses pencarian informasi di World Wide Web.
6. Untuk mengetahui penjelasan mengenai penambangan sumber internal.
7. Untuk mengetahui maksud dari riset kualitatif.
8. Untuk mengetahui perbedaan riset kualitatif dan riset kuantitatif.
9. Untuk mengetahui proses riset kualitatif.
10. Untuk mengetahui metodologi riset kualitatif.

2
11. Untuk mengetahui cara menggabungkan metodologi kualitatif.
12. Untuk mengetahui cara menyatukan metodologi kualitatif dan kuantitatif.
13. Untuk mengetahui maksud dari observasi dan kegunaan observasi.
14. Untuk mengetahui hubungan antara pengobservasian dengan peserta.
15. Untuk mengetahui proses dalam menjalankan sebuah studi observasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Tahap Eksplorasi Menggunakan Data Sekunder

Tahap eksplorasi dalam proses riset menggunakan data sekunder untuk


mengembangkan pemahaman tentang dilemma manajemen, mencari langkah-langkah yang
pernah diambil oleh orang lain dalam menyelesaikan masalah yang mirirp dengan dilema
manajemen atau pertanyaan manajemen yang sedang dihadapi, mengumpulkan informasi
latar belakang topik untuk meyempurnakan pertanyaan riset, mengidentifikasi informasi yang
harus dikumpulkan untuk memformulasi pertanyaan investigasi, mengidentifikassi sumber-
sumber serta pertanyaan aktual yang mungkin digunakan sebagai pertanyaan pengukuran dan
mengidentifikasi sumber-sumber serta kerangka contoh aktual yang mungkin digunakan
dalam desain contoh.

2.2 Jenis Sumber Sekunder dan Tingkat Sumber Sekunder

2.2.1 Jenis Sumber Sekunder

Ada dua jenis sumber sekunder yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Sumber
internal terdiri dari basis data dan dokumen serta dokumen manajemen. Sumber eksternal
terdiri dari sumber pemilik dan sumber publik.

2.2.2 Tingkat Sumber Sekunder

Ada tiga tingkat sumber sekunder yaitu sumber primer, sekunder dan tersier. Sumber
primer adalah pekerjaan asli periset atau data mentah tanpa adanya interpretasi. Sumber
sekunder adalah interpretasi dari data primer contohnya ensiklopedi, buku teks, buku
pegangan, artiel di majalah dan koran, dan sebagian besar pemberitaan di media massa.
Sumber tersier merupakan interpretasi dari sumber sekunder atau yang lebih umum,
misalnya alat bantu pencarian seperti indeks, biblografi, dan mesin pencarian internet.

2.3 Jenis Sumber Informasi dan Mengevaluasi Sumber Informasi

2.3.1 Jenis Sumber Informasi

a. Indeks dan Bibliografi adalah koleksi utama dari perpustakaan karena sangat
membantu dalam mengidentifikasikan dan menemukan lokasi suatu buku atau
artikel jurnal dari jutaan yang telah diterbitkan.

4
b. Kamus digunakan untuk memeriksa penggunaan kosakata atau tata bahasa atau
untuk menjabarkan peristilahan.
c. Buku pegangan adalah koleksi fakta-fakta khusus mengenai suatu topik
d. Buku petunjuk digunakan untuk menemukan nama dan alamat serta data-data.

2.3.2 Mengevaluasi Sumber Informasi

Lima faktor yang harus dipertimbangkan pada saat mengevaluasi kualitas sumber
informasi adalah tujuan, jangkauan, otoritas, audiensi, dan format.

2.4 Mencari Basis Data Bibliografi

Dalam sebuah basis data bibliografi, masing-masing catatan adalah sebuah cuplikan
bibliografi dari suatu artikel disebuah buku atau jurnal. Proses pencarian basis data
bibliografi adalah sebagai berikut: pilih satu basis data yang sesuai dengan topik, buatlah
pertanyaan pencarian, simpanlah hasil pencarian tersebut, susun kembali artikel yang tidak
tersedia di basis data dan padukan hasil pencarian dengan informasi dari sumber web.

2.5 Mencari Informasi di World Wide Web

World Wide Web adalah sumber informasi, bisnis, dan hiburan yang sangat besar dan
sangat sulit dan hampir tidak mungkin untuk di abaikan. Proses pencarian melalui Web
adalah sebagai berikut: pilih mesin pencarian atau buku petunjuk, tentukan pilihan pencarian,
buat pertanyaan pencarian, simpan hasil pencarian tersebut, dan lengkapi hasil pencarian
dengan informasi dari sumber non Web.

2.6 Penambangan Sumber Internal

Istilah penambangan data menjelaskan proses penggalian pengetahuan dari basis data
yang disimpan dalam penyimpan data atau gudang data. Tujuan dari penambangan data
adalah untuk mengidentifikasi validitas, kemutakhiran, kegunaan dan pola dari data.
Teknologi penambangan data menyediakan dua kemampuan unik bagi periset atau manajer;
pertama adalah penemuan pola dan tren peramalan dan kedua adalah perilaku. Perangkat
penambangan data dilakukan melalui analisis statistik eksplorasi dan konfirmasi untuk
menggali dan memvalidasi hubungan. Perangkat ini bahkan memperluas pendekatan statistik
konfirmasi dengan membiarkan dilakukannya uji otomatis terhadap sejumlah besar hipotesis.
Jenis data yang tersedia dan sifat dari informasi yang dicari menentukan mesin pencarian data

5
mana yang akan dipilih dari yang sejumlah mesin yang tersedia. Proses penambangan data
ada lima tahap yaitu pengambilan sampel, eksplorasi, modifikasi, model dan penilaian.

2.7 Riset Kualitatif

Riset kualitatif terdiri dari suatu rangkaian teknik interpretasi yang akan menjelaskan,
mentransformasikan, menerjemahkan dan menjelaskan makna bukan frekuensi dari suatu
kejadian dalam dunia sosial yang kurang lebih terdiri secara alami. Teknik kualitatif
digunakan pada tahap pengumpulan data dan analisis data dalam suatu proyek. Riset
kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam akan suatu situasi. Riset
kualitatif mengambil data dari berbagai sumber, termasuk beberapa sumber berikut ini:
Masyarakat (secara individu dan kelompok); organisasi atau institusi; teks; lingkungan dan
latar belakang; objek, artifak, produk media; serta kejadian.

2.8 Perbedaan Riset Kualitatif dan Kuantitatif

Kualitatif Kuantitaif
Fokus Riset Pemahaman dan penjelasan Penjabaran, penjelasan dan perkiraan
Keterlibatan Tinggi-periset adalah peserta atau Terbatas; dikontrol untuk mencegah
Periset katalisator bias
Tujuan Riset Pemahaman mendalam: Jelaskan atau perkirakan;
pengembangan teori mengembangkan dan menguji teori
Desain Sampel Nonprobabilitas, bertujuan Probabilitas
Ukuran Sampel Kecil Besar
Desain Riset Dapat berkembang dan dirubah Ditentukan sebelum pelaksanaan
pada saat proyek berjalan, sering proyek, menggunakan metode tunggal
menggunakan beberapa metode atau campuran, konsistensi sangat
secara bersamaan atau berurutan, penting, menggunakan pendekatan
konsistensi tidak begitu lintas bagian atau longitudinal
diharapkan, dan melibatkan
pendekatan longitudinal
Persiapan Adanya pra-penugasan Tidak ada persiapan yang dibutuhkan
Peserta untuk menghindari bias peserta
Jenis dan Deskripsi secara verbal atau Penjabaran verbal; diciutkan menjadi
persiapan data gambar; diciutkan menjadi kode kode numerik untuk analisis dengan
verbal (kadangkala dengan menggunakan komputer
bantuan komputer)
Analisis data Analisis manusia setelah Analisis dengan komputer-metode
pengkodean oleh komputer atau statistik dan matematik dominan,
manual terutama nonkuantitatif, analisis dapat dilaksanakan pada saat
memaksa periset untuk melihat proyek berjalan, mempertahankan

6
kerangka kontekstual dari perbedaan yang jelas antara fakta dan
fenomena yang sedang diamati, kebijakan
selalu dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan proyek
Gambaran dan Tingkat pemahaman yang lebih Dibatasi oleh peluang untuk menggali
makna dalam adalah normanya; responden dan kualitas perangkat
ditentukan oleh jenis dan kuantitas pengumpul data orisinal, pemahaman
dari pertanyaan respon-bebas, diperoleh setelah terkumpulnya dan
partisipasi periset dalam dimasukkannya data, dengan
pengumpulan data memungkinkan kemampuan untuk mewawancara
terbentuknya pemahaman yang ulang peserta yang terbatas
dapat langsung diuji selama proses
berjalan

2.9 Proses Riset Kualitatif

Tiga perbedaan utama yang disebutkan pada bagian sebelumnya benar-benar


mempengaruhi proses riset yaitu tingkatan pengembangan pertanyaan dalam hierarki
pertanyaan riset-manajemen sebelum pelaksanaan riset kualitatif dijalankan, persiapan
peserta sebelum mengalami riset, dan sifat dan tingkatan data yang diperoleh dari pengarahan
kepada pengamat atau pewawancara. Sebagian besar riset kualitatif melibatkan persiapan
yang rinci bagi para peserta yang disebut dengan pra-latihan atau penugasan awal. Penugasan
awal jarang sekali digunakan dalam studi observasi dan dianggap sebagai sumber kesalahan
utama dalam studi kuantitatif. Dalam riset kuantitatif terkecuali periset mengumpulkan
sendirinya datanya, pewawancara atau pengumpul data jarang sekali terlibat dalam tahap
interpretasi dari analisis data.

2.10 Metodologi Riset Kualitatif

Periset memilih metodologi riset kualitatif berdasarkan pada tujuan proyek,


penjadwalan, termasuk kecepatan untuk segera mendapatkan wawasan, anggaran, isu atau
topik yang distudi, jenis peserta yang diperlukan, dan keahlian, kepribadian serta pilihan
periset.

2.10.1 Pengambilan Sampel

Ukuran sampel untuk riset kualitatif berbeda sesuai dengan teknik yang digunakan
tetapi pada umumnya kecil. Riset kualitatif menggunakan pengambilan sampel
nonprobabilitas dimana tidak dilakukan upaya yang cukup besar untuk mendapatkan

7
jumlah sampel yang mewakili. Beberapa jenis pengambilan sampel nonprobabilitas yang
umum:

a. Pengambilan sampel bertujuan,periset memilih peserta secara langsung


berdasarkan karakteristik yang unik atau pengalaman, sikap atau persepsi merek.
b. Pengambilan sampel bola salju, peserta memberitahu kepada periset akan orang
lain yang memiliki karakteristik, pengalaman, atau sikap yang mirip atau berbeda
dari mereka.
c. Pengambilan sampel kemudahan, periset memilih dari individu-individu yang
telah tersedia sebagai peserta.

2.10.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data utama dalam metodologi kualitatif.


Periset memilih baik wawancara tak terstruktur (tidak ada pertanyaan khusus atau urutan
topik yang akan didiskusikan, dimana masing-masing wawancara disesuaikan dengan
masing-masing peserta, biasanya dimulai dengan narasi seorang peserta) atau wawancara
semi terstruktur (biasanya dimulai dengan beberapa pertanyaan khusus dan selanjutnya
sudut pandang masing-masing individu sejalan dengan penggalian lebih jauh oleh
pewawancara) atau wawancara terstruktur (sering menggunakan petunjuk wawancara
yang rinci). Sebagian besar riset kualitatif didasarkan pada wawancara tak terstruktur atau
semi terstuktur. Ada beberapa aspek yaitu bergantung pada pengembangan dialog antara
pewawancara dan peserta, membutuhkan kreativitas pewawancara yang lebih tinggi,
menggunakan keahlian pewawancara untuk mendapatklan variasi data yang lebih banyak
dan lebih luas, dan menggunakan pengalaman dan keahlian pewawancara untuk
mendapatkan jawaban sejelas-jelasnya dan lebih rinci.

a. Teknik projektif dapat digunakan dalam struktur wawancara. Beberapa teknik


yang digunakan yaitu asosiasi kata atau gambar, pelengkap kalimat, kartun atau
gelembung kosong, uji apersepsi tematisemilahan komponen, pemilahan sensori,
penjenjengan atau rantai manfaat, latihan imajinasi, alam semesta khayalan ,
pengunjung dari planet lain, personifikasi, figur otorisasi, ambiguitas dan
paradoks, pemetaan semantik serta pemetaan merek.
b. Kualifikasi pewawancara. Pewawancara harus mampu menarik informasi dari
seorang peserta yang terbuka yang sering sekali tidak menyadari bahwa dia

8
memiliki informasi yang diperlukan. Secara umum oleh karena itu pewawancara
adalah seorang konsultan dengan tanggung jawab yang luas.
c. Wawancara Mendalam Individu. Suatu wawancara mendalam individu/ individual
depth interview adalah interaksi antara seorang pewawancara dengan seorang
peserta tunggal. Wawancara mendalam individu biasanya direkam dan kemudian
diterjemahkan sehingga dapat memberikan rincian yang kaya bagi periset, dan ini
adalah sasaran dari penggunaan metodologi tersebut.
d. Wawancara Kelompok. Wawancara kelompok adalah metode pengumpulan data
dengan menggunakan pewawancara tunggal denganlebih dari satu peserta riset.
Dalam hal komposisi, kelompok dapat berupa kelompok heterogen (berisikan
individu yang berbeda, beragam opini, latar belakang, tindakan) atau homogen
(berisikan individu yang mirip,pendapat,latar belakang, dan tindakan yang
seragam). Kelompok juga berisikan pakar dan bukan pakar. Kelompok fokus
adalah suatu panel yang umumnya terdiri dari 6 hingga 10 orang dipimpin oleh
seorang moderator terlatih.

2.11 Menggabungkan Metodologi Kualitatif

2.11.1 Studi Kasus

Studi kasus yang disebut juga dengan riwayat kasus adalah suatu metodologi riset
yang sangat bermanfaat yang menggabungkan wawancara individu dan kelompok dengan
analisis rekaman dan observasi. Dalam studi kasus peserta wawancara diminta untuk
menceritakan riwayat pengalaman mereka, pengalaman yang dipilih adalah yang
mewakili berbagai tingkatan dalam organisasi yang sama atau perspektif yang berbeda
dari situasi atau proses yang sama yang memungkinkan adanya kedalaman perspektif.

2.11.2 Riset Tindakan

Riset tindakan didesain untuk menjawab masalah yang rumit, praktis, dan belum
banyak diketahui-belum ada solusinya.

2.12 Menyatukan Metodologi Kualitatif dan Kuantitatif

Triangulasi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengkombinasian dari


beberapa metode kualitatif atau pengkombinasian metode kualitatif dengan kuantitatif. Empat
strategi umum pengkombinasian metodologi dalam riset pemasaran:

9
a. Studi kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan secara bersamaan.
b. Studi kualitatif dapat dilakukan sementara beberapa studi kuantitatif juga dilakukan,
mengukur perubahan perilaku dan sikap waktu demi waktu.
c. Studi kualitatif sebelum studi kuantitatif dan studi kualitatif kedua dilakukan setelah
studi kuantitatif untuk mencari klarifikasi lebih lanjut.
d. Studi kuantitatif dapat mengikuti suatu studi kualitatif.

2.13 Observasi dan Kegunaan Observasi

Observasi merupakan salah satu dari beberapa pilihan yang ada untuk mengkaji
catatan, proses mekanis, hewan kelas rendah, anak-anak kecil, dan proses interaktif kompleks.
Observasi dikategorikan sebagai penyelidikan ilmiah apabila diarahkan secara khusus untuk
menjawab sebuah pertanyaan riset, direncanakan dan dijalankan secara sistematis,
menggunakan kendali-kendali yang sesuai dan menyediakan catatan yang sah serta dapat
diandalkan mengenai apa yang terjadi. Observasi melibatkan rentang penuh dari kegiatan
pemantauan aktivitas dan kondisi perilaku (behavioral) maupun bukan perilaku
(nonbehavioral).

2.13.1 Observasi Perilaku

a. Perilaku Nonverbal. Adalah yang paling penting diantara kategori tersebut dan
melibatkan gerakan tubuh, ekspresi motorik, dan bahkan pertukaran mata.
b. Perilaku Linguistik. Merupakan bentuk kedua dari observasi perilaku yang seringkali
digunakan.
c. Ekstralinguistik. Merupakan perangkat komunikasi yang sama pentingnya dengan
perilaku linguistik. Seorang penulis telah menyarankan adanya empat dimensi
aktifitas ekstralinguistik yaitu, vokal, temporal, interaksi,gaya bahasa verbal.
d. Hubungan Antarmanusia(spatial relationships). Mempelajari bagaimana orang-orang
mengatur wilayah seputar mereka dan bagaimana mereka menjaga jarak kesopanan
diantara mereka dan orang lain.

2.13.2 Observasi Bukan Perilaku

a. Analisis Rekaman. Hal ini bisa melibatkan rekaman masa lalu atau masa kini dan
rekaman umum maupun pribadi. Rekaman tersebut dapat berupa tulisan, cetakan,
rekaman suara, foto, maupun video.

10
b. Analisis Kondisi Fisik. Dicontohkan dengan audit toko terhadap ketersediaan barang
dagang, studi atas kepatuhan prosedur keamanan pabrik, analisis kondisi persediaan,
dan analisis laporan keuangan.

2.14 Hubungan Pengobservasian dengan Peserta

2.14.1 Sifat Langsung Observasi

a. Observasi Langsung. Terjadi ketika pengobservasian hadir secara fisik dan


memonitor secara personal apa yang terjadi.pendekatan ini sangat fleksibel karena
memungkinkan pengobservasi untuk menanggapi dan melaporkan aspek tak
kentara dari kejadian dan perilaku saat berlangsung.
b. Observasi Tidak Langsung. Terjadi ketika perekaman dilakukan dengan perangkat
mekanis fotografi atau elektronik. Observasi tidak langsung kurang fleksibel bila
dibanding dengan observasi langsung tetapi mengurangi terjadinya pembiasan dan
dan dapat pula mengurangi ketidakkonsistenan akurasi.

2.14.2 Penyembunyian

Faktor kedua yang mempengaruhi hubungan antara pengobservasi-peserta mengenai


apakah peserta seharusnya mengetahui kehadiran pengobservasi. Ketika pengobservasi
diketahui terdapat risiko adanya aktifitas yang tidak lazim dilakukan peserta.
Pengobservasi menggunakan penyembunyian untuk melindungi diri dari objek observasi
mereka, metode ini mengurangi risiko bias pengobservasi tetapi mendatangkan masalah
etika. Observasi tersembunyi adalah salah satu bentuk pengintaian dan masalah beradab
tidaknya aksi ini harus dikaji ulang dengan cermat.

2.14.3 Partisipasi

Masalah pengobservasi-peserta ketiga adalah apakah pengobservasi seharusnya


berpartisipasi ke dalam situasi sambil melakukan observasi. Observasi peserta muncul
ketika pengobservasi memasuki wilayah sosial dan berperan baik sebagai pengobservasi
maupun peserta. Kadang -kadang identitasnya sebagai pengobservasi diketahui oleh
sebagian atau semua peserta, kadang-kadang identitasnya sebagai pengobservasi
disembunyian.

11
2.15 Menjalankan Sebuah Studi Observasi

2.15.1 Jenis Studi

a. Observasi Sederhana. Pengumpulan data observasi ditemukan di hampir semua


studi ridet setidaknya pada tahap eksplorasi, deperti diduga tidak ada bentuk yang
baku untuk praktiknya karena sifat dasar penemuan dari riset eksplorasi.
b. Observasi Sistematis. Observasi sistematis ialah jika studi menjadi sesuatu yang
tidak bersifat eksplorasi yang menerapkan prosedur yang telah dibakukan,
pengobservasi terlatih, jadwal perekaman, dan perangkat lain bagi pengobservasi
yang mencerminkan prosedur ilmiah dati metode primer lain.

2.15.2 Spesifikasi Isi

Kondisi, kejadian atau aktifitas spesifik yang ingin kita amati menentukan sistem
pelaporan observasi. Untuk merinci isi observasi kita harus memasukan baik variabel
utama yang kita amati maupun variabel lain yang mungkin mempengaruhinya. Untuk
setiap variabel yang dipilih kita harus memberikan sebuah definis operasional jika
terdapat pertanyaan tentang ambiguitas konsep atau makna khusus.

2.15.3 Pelatihan Pengobservasi

Terdapat beberapa panduan umum untuk kualifikasi dan seleksi pengobservasi :

a. Konsentrasi : Kemampuan bekerja ditempat yang penuh gangguan


b. Berpikiran Rinci : Kemampuan mengingat rincian sebuah pengalaman
c. Unobtrusive : Kemampuan berbaur dengan lingkungan dan tidak menyolok.
d. Tingkat Pengalaman : Kemampuan mengambil sebaik mungkin dari studi
observasi.

2.15.4 Pengumpulan Data

Rincian pengumpulan data menentukan rincian tugas. Pada dasarnya hal itu
menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, bagaimana, dan di mana.

12
BAB III

SIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Tahap eksplorasi dalam proses riset menggunakan data sekunder untuk


mengembangkan pemahaman tentang dilema manajemen, mencari langkah-langkah yang
pernah diambil oleh orang lain dalam menyelesaikan masalah yang mirip dengan dilema
manajemen atau pertanyaan manajemen yang sedang dihadapi. Ada dua jenis sumber
sekunder yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Ada tiga tingkat sumber sekunder yaitu
sumber primer, sekunder dan tersier. Ada empat jenis sumber informasi yaitu indeks atau
bibliografi, kamus, buku pegangan dan buku petunjuk.

Riset kualitatif terdiri dari suatu rangkaian teknik interpretasi yang akan menjelaskan,
mentransformasikan, menerjemahkan dan menjelaskan makna bukan frekuensi dari suatu
kejadian dalam dunia sosial yang kurang lebih terdiri secara alami. Perbedaan riset kualitatif
dan kuantitatif dapat dilihat dari fokus riset, keterlibatan periset, tujuan riset, desain sampel,
ukuran sampel, desain riset, persiapan peserta, jenis dan persiapan data, analisis data serta
gambaran dan makna. Metodologi riset kualitatif terdiri dari pengambilan sampel dan
wawancara. Triangulasi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengkombinasian
dari beberapa metode kualitatif atau pengkombinasian metode kualitatif dengan kuantitatif.

Observasi dikategorikan sebagai penyelidikan ilmiah apabila diarahkan secara khusus


untuk menjawab sebuah pertanyaan riset, direncanakan dan dijalankan secara sistematis,
menggunakan kendali-kendali yang sesuai dan menyediakan catatan yang sah serta dapat
diandalkan mengenai apa yang terjadi. Observasi melibatkan rentang penuh dari kegiatan
pemantauan aktivitas dan kondisi perilaku (behavioral) maupun bukan perilaku
(nonbehavioral).

13

Anda mungkin juga menyukai