Anda di halaman 1dari 9

BIOLOGI, EKOLOGI DAN POLA PERSEBARAN BINTANGUR (Calophyllum sp.

)
SEBAGAI TUMBUHAN ENDEMIK PAPUA

OLEH

AHMAD AL JABAR KHADAFI

1817021065

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019
I. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Papua sudah diakui dunia karena tingginya keanekaragaman hayati yang ter-kandung di di
dalamnya. Dengan luas 416.000 km2 dan lebih dari 90% dari luas tersebut masih tertutup hutan,
sehingga memungkinkan flora fauna yang berada di dalamnya masih dalam keadaan utuh. Papua
juga telah dikenal sebagai daerah yang memiliki tipe ekosistem terlengkap di dunia, mulai dari
ekosistem pantai sampai ekosistem pegunungan alpin. Lengkapnya tipe ekosistem yang terdapat
di dalamnya mendorong semua pihak un-tuk menjaga kelestariannya. Hal tersebut diwujudkan
dengan banyaknya bagian atau wilayah dari Papua yang dijadikan sebagai wilayah konservasi.
Hal positif yang didapat dari adanya kawasan kon-servasi adalah masih banyak hutan utuh yang
memberikan perlindungan bagi sumber plasma nutfah yang terkandung di dalamnya.

Minyak nyamplung yang berasal dari tanaman nyamplung yang dikenal dengan nama bintangur atau
dalam bahasa latin disebut Calophyllum inophyllum. Tanaman ini merupakan salah satu tumbuhan
endemik papua. Bagian kayu dari tanaman ini umumnya digunakan untuk kebutuhan konstruksi,
furniture, kapal, dan lain-lain. Sedangkan, getah dari kulit kayu tanaman nyamplung dapat dijadikan
obat. Selain itu, biji buah nyamplung yang sering dianggap tidak berguna pun ternyata dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak tanah. Tanaman nyamplung memiliki biji
yang berpotensi menghasilkan minyak nyamplung, terutama biji yang sudah tua.. Kandungan
minyaknya mencapai 50-70% dan mempunyai ketahanan bakar enam kali lipat lebih lama
dibandingkan minyak tanah (Heyne, 1987). Tanaman nyamplung (Calophyllum inophyllum)
merupakan salah satu bahan baku alternatif biodiesel yang mempunyai potensi cukup besar, produksi
biji nyamplung per tahun mencapai 10-20 ton/ha (tergantung jarak tanam yang digunakan).
Kandungan minyak relatif tinggi yaitu antara 40-73%, dibandingkan dengan sawit 46-56%, jarak
pagar 40-60%, saga hutan 14-28%, kesumba 30-40% dan kelor 29-40%. Satu liter minyak nyamplung
dihasilkan dari 2.5 kg biji nyamplung, sedangkan jarak membutuhkan 4 kg untuk menghasilkan satu
liter minyak.
Tujuan penulisan

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui tumbuhan bintangur sebagai salah satu
spesies tumbuhan endemik papua (biologi,ekologi,dan pola sebarannya).
KERANGKA TEORITIS

Tanaman Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Sifat-Sifat Tanaman Nyamplung Nyamplung


mempunyai nama daerah bintangor, bintol, mentangur, penanga di Sumatera, bunut, nyamplung,
bintangur, sulatri, punaga di Jawa, bataoh, bentangur, butoo, jampelung, jinjit, mahadingan,
maharunuk di Kalimantan, betau, bintula, dinggale, pude, wetai di Sulawesi, balitoko, bintao, bitaur,
petaule di Maluku, dan bentango, gentangir, mantau, samplong di NTT (Martawijaya et al. 1981).

Negara Malaysia mengenal nyamplung sebagai bintangor, bakokol, entangor, mentangor dan penanga
laut (Martawijaya et al. 1981). Calophyllum inophyllum L. atau Calophyllum bintangor Roxb.) di
Inggris diketahui sebagai Alexandrian Laurel, Tamanu, Pannay Tree, Sweet Scented Calophyllum
(Dweek dan Meadows 2002).

Daerah penyebaran di Indonesia meliputi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung,
Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur (Martawijaya
et al. 1981).

Taksonomi nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) adalah sebagai berikut: dunia : Plantae
(tumbuhan) super divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji) divisi: Magnoliophyta (berbunga)
kelas:magnoliopsida (berkeping dua) subkelas: Dilleniidae ordo: Theales famili: Clusiaceae genus:
Calophyllum spesies: Calophyllum inophyllum L. Kayu nyamplung dapat digunakan untuk berbagai
keperluan yaitu: tiang layar, dayung, balok, tiang rumah, papan lantai perumahan, peti, tiang listrik,
roda, sumbu gerobak, kano, tong dan kepala pemukul golf (Martawijaya et al. 1981).

Tanaman nyamplung tumbuh di hutan tropis dengan curah hujan A dan B, pada tanah berawa dekat
pantai sampai pada tanah kering berbukit-bukit sampai ketinggian 800 m dari permukaan laut
(Martawijaya et al. 1981i. Sumber: Friday dan Okano Buah nyamplung berbentuk bulat seperti peluru
dengan ujung berbentuk lancip berwarna hijau terusi selama masih bergantung pada pohon tetapi
menjadi kekuning-kuningan atau berwarna seperti kayu yang sudah luruh setelah masak, daging
buahnya tipis yang lambat laun menjadi keriput, rapuh dan mengelupas, di dalamnya terdapat sebuah
inti yang berwarna kuning terutama jika dijemur (Heyne 1987).
Biji digunakan untuk mengobati kudis, bila dimakan akan mengakibatkan mabuk bahkan kematian
akan tetapi minyaknya dapat digunakan untuk menyembuhkan borok dan penumbuh rambut dan
untuk penerangan (Heyne 1987). Inti nyamplung mengandung abu 1,7%, protein kasar 6,2%, minyak
55,5 %, pati 0,34%, air 10,8%, hemiselulosa 19,4 %, dan selulosa 6,1% (Wilde et al. 2004). Sumber:
[26 Juni 2005]. Gambar 1 Tanaman dan buah nyamplung Minyak Biji Nyamplung Inti (kernel)
nyamplung mempunyai kandungan minyak yang sangat tinggi yaitu sebesar 75% (Dweek dan
Meadows 2002), 71,4% pada inti yang kering dengan kadar air 3,3% (Heyne 1987), % (Soerawidjaja
2005), 55,5% pada inti yang segar dan 70,5% pada inti yang benar-benar kering (Greshoff dalam
Heyne 1987). Pada inti yang kering proses pengepresan dapat menghasilkan minyak 60% (Dweek dan
Meadows 2002). Produksi biji nyamplung mencapai 100 kg per pohon (Dweek dan Meadows 2002;
Friday dan Okano 2005).

\
ISI

Tumbuhan bintangur merupakan jenis hutan hujan tropika dataran rendah, tetapi beberapa spesiesnya
ditemukan hidup di hutan hujan pegunungan. Kebanyakan didapati hidup di wilayah lembab
hutan dipterokarpa yang berdrainase baik, hutan perbukitan, hutan rawa
gambut,rawa riparian atau rawa-rawa yang lain; beberapa jenisnya tumbuh pada habitat yang lebih
kering atau lebih terbuka.Namun tidak ada catatan mengenai jenis Calophyllum yang tumbuh di
atas tanah kapur. Umumnya hidup di tepian laut sepanjang pantai dan kadang-kadang dijumpai di
tanah berpasir sampai pada ketinggian 200 m dpl. Penyebaran di area dataran renadah di daerah pantai
Papua dan sangat sedikit di kepulauan.

Getah putih dari daun dilarutkan dengan air, larutan tersebut digunakan untuk mengobati iritasi mata
bahkan sakit mata. Air rebusan dari daun kering digunakan untuk infeksi kulit, luka baru atau teriris
dan luka. Daun segar yang dipanaskan di atas api sampai lunak dan hangat digunakan untuk kompres
luka borok dan bisul.

Kandungan senyawa kimia : Amentoflavone, epicatechin, leucocyanidin,


myricetin dan glucoside, pyranoamentoflavone, quercetin, quercetrin, leucocyanidin, beta-amyrin,
canophyllic acid, canophyllal, canophyllol, canophyllum, epifredelanol, friedelin, erythrodiol-3-
acetate, sixteen xanthones including buchanaxanthone, calophyllumin A, caloxanthones A-E,
euxanthone, jacareubins, macluraxanthone, apetalolide, calaustralin, calophyllolide, costatolid,
inophyllolide, 12-dihydro-inophyllolide, inophyllums, ponnalide, calophyllic acid, isocalophyllic acid,
peudobrasilic acid, calophynic acid, cinnamic acid, inophyrone, campesterol, cholesterol, beta-
sitosterol, stigmasterol, inophenic acid, inophyllic acid, arachidic acid, erucic acid, oleic acid,
palmitic acid, palmitoleic acid, stearic acid. Mempunyai aktivitas farmakologi : antibakteri, antifungi,
antivirus, anti-HIV, hipotensif, spasmolitik, pengentalan cairan sperma, nematosida (aktivitas lemah),
racun ikan, pisisida, anticrustacea.
Manfaat lain yang bisa diperoleh dari Pohon Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L) adalah
sebagai berikut; kayunya untuk kebutuhan konstruksi, furnitur, pembuatan lemari, kapal, alat musik,
dan lain-lain. Kulit kayu yang direbus, airnya diminum merupakan jamu setelah melahirkan. Air
rendaman daun selama semalam digunakan untuk mendinginkan mata yang terasa panas. Bunga
Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L) yang harum dipakai di sanggul atau disimpan di dalam
lemari pakaian. Buahnya yang setengah tua kadang-kadang dibuat asinan. Hanya daging buahnya
yang tipis itu saja yang bisa dimakan. Getah resin yang dikeluarkan dari batang, terkadang dipakai
untuk mengobati gatal-gatal. Bijinya yang dibakar, dipakai sebagai obat luar untuk menyembuhkan
penyakit kudis. Minyak dari biji juga dapat dijadikan bahan pembuat sabun.
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penulisan makalah tentang bintangur sabagai tumbuhan endemik
papua sebagai beikut yaitu :

1. Tumbuhan bintangur termasuk salah satu spesies endemik yang ada di papua
2. Getah putih dari daun dilarutkan dengan air, larutan tersebut digunakan untuk mengobati
iritasi mata bahkan sakit mata.
3. Air rebusan dari daun kering digunakan untuk infeksi kulit, luka baru atau teriris dan luka.
Daun segar yang dipanaskan di atas api sampai lunak dan hangat digunakan untuk kompres
luka borok dan bisul.

4. Penyebaran tumhbuhan bintangur di area dataran rendah di daerah pantai Papua dan sangat
sedikit di kepulauan.

5. kayunya untuk kebutuhan konstruksi, furnitur, pembuatan lemari, kapal, alat musik, dan lain-
lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://alamendah.org/2010/12/10/pengertian-spesies-asli-endemik-dan-introduksi/

https://id.wikipedia.org/wiki/Calophyllum

https://irwantoforester.wordpress.com/bintangur-pantai-callophylum-inophylum-l/

http://fara21061997.web.unej.ac.id/2015/09/17/tumbuhan-langka/

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/08/16/5-buah-khas-papua-yang-memiliki-banyak-
khasiat

Anda mungkin juga menyukai