PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Klasifikasi HIV menurut CDC pada anak menggunakan 2 parameter yaitu status
klinis dan derajat gangguan imunologis, lihat tabel 2.1 dan tabel 2.2.
KATEGORI IMUNOLOGIS
JUMLAH CD4+ DAN PERSENTASI TOTAL LIMFOSIT
EFINISI STATUS
TERHADAP USIA
IMUNOLOGIS
<> 1-5 tahun 6-12 tahun
µL % µL % µL %
1. Nonsuppressed ≥ 1500 ≥ 25 ≥ 1000 ≥ 25 ≥ 500 ≥ 25
2. Moderate suppression 750-1499 15-24 500-999 15-24 200-499 15-24
3. Severe suppression <> <15 <> <15 <> <15
Tabel 1 Klasifikasi HIV pada Anak Kurang dari 13 Tahun Berdasarkan Jumlah CD4 dan
Persentasi Total Limfosit Terhadap Usia
Klasifikasi Secara Klinis
N : Tanpa A : Gejala B : Gejala C : Gejala
DEFINISI STATUS
Gejala dan dan dan
IMUNOLOGIS
dan Tanda Tanda Tanda
Tanda Ringan Sedang Berat
1. Nonsuppressed N1 A1 B1 C1
2. Moderate suppression A2 C2 B2 C2
3. Severe suppression A3 C3 B3 C3
Tabel 2 Klasifikasi HIV menurut CDC pada Anak Kurang dari 13 Tahun Secara Klinis
Kriteria klinis untuk infeksi HIV pada anak-anak kurang dari 13 tahun.
Anemia
Meningitis bakterial, pneumonia, atau sepsis (terjadi dalam satu episode).
Candidiasis orofaring yang terjadi lebih dari dua bulan pada anak-anak berusia
enam bulan atau kurang.
Kardiomiopati.
Infeksi CMVyang terjadi lebih dari satu bulan.
Diare
Hepatitis
Stomatitis yang disebabkan oleh HSV (rekuren, minimal terjadi 2 kali dalam
satu tahun).
Bronkitis yang disebabkan oleh HSV, pneumonitis, atau esofagitis yang terjadi
sebelum usia satu bulan.
Herpes zoster yang terjadi dalam dua episode berbeda pada satu dermatom.
Leiomyosarcoma
Pneumonia limfoid interstitiel, atau hiperplasia kelenjar limfoid pulmonal
kompleks.
Nefropati.
Nocardiosis.
Demam yang berlangsung selama satu bulan atau lebih.
Toksoplasmosis yang timbul sebelum usia satu bulan.
Varicella diseminata atau dengan komplikasi.
Stadium Klinis 1
Tanpa gejala (asimtomatis)
Limfadenopati generalisata persisten
Malanutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak membaik dengan terapi baku
Diare terus-menerus tanpa alasan (14 hari atau lebih)
Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas 37,5°C, sementara atau terus-
menerus, lebih dari 1 bulan)
Kandidiasis oral terus-menerus (setelah usia 6-8 minggu)
Oral hairy leukoplakia (OHL)
Gingivitis atau periodonitis nekrotising berulkus yang akut
Tuberkulosis pada kelenjar getah bening
Tuberkulosis paru
Pneumonia bakteri yang parah dan berulang
Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis
Anemia (<8g/dl)
Infeksi virus
(2-3 minggu)
kematian
1. Adanya bukti supresi imun yang ditandai dengan menurunnya jumlah CD4
atau persentasenya.
2. Usia
3. Bagi anak berusia > 1 tahun asimtomatis dengan status imunologi normal,
terdapat 2 pilihan :
a. Awali pengobatan tidak bergantung kepada gejala klinis.
b. Tunda pengobatan pada keadaan resiko progresifitas perjalanan
penyakit rendah atau adanya faktor lain misalnya pertimbangan
lamanya respon pengobatan, keamanan dan kepatuhan.
Pada kasus seperti ini faktor lain yang harus dipertimbangkan ialah :
Cara pencegahan ini bisa menggunakan prinsip ABCDE yang telah dilakukan
secara internasional sebagai cara efektif mencegah infeksi HIV/AIDS lewat
hubungan seksual.
A: Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual
B: Be faithful, setia atau tidak berganti-ganti pasangan
C: Condom, gunakan condom untuk mencegah
Terutama jika luka terbuka akan bersentuhan atau terkena kontak dengan
pasien HIV. Karena virus tersebut bisa menular melalui luka yang terbuka.
b) Lakukan vaksin
Pencegahan HIV selanjutnya adalah melakukan vaksin hepatitis A dan
hepatitis B, serta melakukan tes secara teratur sangat baik untuk
melindungi diri dari HIV.
TELAAH JURNAL
3.1.Analisis jurnal
No Nama Judul Metode pilihan Tujuan penelitian Waktu dan
peneliti tempat
1 Brian Eley, Antiretroviral Studi Untuk 1 Agustus
Mary-Ann treatment for retrospektif mengetahui 2002 – 31
Davies, Patti children yang respon anak Desember
Apolles, menggambarkan dalam satu tahun 2004
Carol ARV sektor pertama terhadap Red Cross
Cowburn, publik terapi War
Heloise program antiretroviral Memorial
Buys, Marco pengobatan Children’s
Zampoli, untuk anak-anak Hospital, a
Heather yang terinfeksi tertiary
Finlayson, HIV. Terapi referral
Spasina kombinasi tiga hospital
king, James kombinasi affiliated to
Nuttall terdiri dari 2 the
nukleosida University of
reverse Cafe Town
transcriptase
inhibitor
(NRTis) plus
nonnucleoside
reverse
transcriptase
inhibitor
(NNRTI) atau
protease
inhibitor (PI)
diberikan sesuai
dengan
rekomendasi
dosis pediatrik
konvensional.
2 Athiyah, Siti Pengaruh Rancangan non Untuk Agustus
Fatimah pemberian equivalent menganalisis 2018,
Pradigdo, ekstrak daun control group pengaruh Semarang
Suyatno jambu biji pemberian ekstrak
terhadap daun jambu biji
perubahan terhadap IMT
indeks masa pada ODHA di
tubuh pada KDS Arjuna Plus
orang dengan Semarang
HIV-AIDS
(Studi
kelompok
dukungan
sebaya arjuna
plus semarang)
3 Puspa Evektivitas Penelitian yang Untuk 1 Januari
Wardhani pemberian jus bersifat mengetahui 2016, di
dan Nurbani nanas dan jus eksperimental pengaruh Klinik
pepaya sebagai semu kandungan enzim Mawar
pendamping bromeilin dalam RSUD Dr.
ARV dalam buah nanas dan Abdul Aziz
meningkatkan kandungan enzim Singkawang
kadar CD papain dalam
buah pepaya
dalam
meningkatkan
kadar CD
penderita HIV
3.2.PICO
N Judul Tahu Penulis P I C O
o n
1. Antiretrovir 2002 Brian Aid Terapi 1.Jurnal 1.
al treatment - Eley, s kombinasi “PENGARUH pemberian
for children 2004 Mary- tiga PEMBERIAN ekstrak daun
Ann kombinasi EKSTRAK jambu biji
Davies, terdiri dari 2 DAUN JAMBU berpengaruh
Patti nukleosida BIJI terhadap
Apolles, reverse TERHADAP indeks masa
Carol transcriptase PERUBAHAN tubuh.
Cowburn inhibitor INDEKS MASA Kandungan
, Heloise (NRTis) plus TUBUH PADA flavonoid,
Buys, nonnucleosi ORANG tanin dan
Marco de reverse DENGAN HIV- fenolat
Zampoli, transcriptase AIDS (STUDI merupakan
Heather inhibitor KELOMPOK senyawa
Finlayso (NNRTI) DUKUNGAN yang
n, atau SEBAYA berperan
Spasina protease ARJUNA PLUS sebagai
king, inhibitor (PI) SEMARANG) “ antioksidan
James diberikan yang
Nuttall sesuai terbukti
dengan memiliki
rekomendasi aktivitas
dosis anti-HIV
pediatrik pada sel
konvensiona monosit
l. yang telah
Rencana terinfeksi
pemantauan kronis dan
termasuk kandungan
klinis minyak
bulanan atsiri yang
penilaian terkandung
untuk 6 dalam daun
bulan jambu biji
pertama dapat
terapi dan meningkatk
sesudahnya an nafsu
sebagian makan.
besar ulasan
3 bulanan,
baseline dan
jumlah CD4
6 bulanan
dan viral
load
2. Jurnal 2. Hasil
“EFEKTIVITAS penelitian
PEMBERIAN menunjukan
JUS NANAS adanya
DAN JUS perbedaan
PEPAYA kadar CD
SEBAGAI yang
PENDAMPING bermakna
ARV DALAM diantara
MENINGKATK sebelum dan
AN KADAR CD sesudah
pemberian
jus nanas
dan pepaya
pada
kelompok
intervensi.
Sedangkan
pada
kelompok
kontrol
menghasilka
n nilai
probabilitas
sebesar
0,867 (p
value >
0,05), yang
menunjukka
n tidak
adanya
perbedaan
kadar CD
yang
bermakna
diantara
sebelum dan
sesudah
perlakuan
pada
kelompok
kontrol.
Hasil
analisis ini
menunjukka
n bahwa
pemberian
jus annas
dan pepaya
sebagai
pendamping
ARV efektif
meningkatk
an kadar CD
pada
penderita
HIV. Sari
buah nanas
dengan
kandungan
enzim
bromelin-
nya ternyata
memiliki
potensi yang
besar
sebagai
jalan
aternatif
pengobatan
herbal,
untuk
mengurangi
kesakitan
penderita
penyakit
HIV.
3.3.Hasil telaah jurnal
3.3.1. Jurnal utama
Hasil : ART dapat meningkatkan kesehatan banyak anak yang terinfeksi HIV
dengan penyakit lanjut, termasuk mereka yang berusia lanjut.
2. Evektivitas pemberian jus nanas dan jus pepaya sebagai pendamping ARV
dalam meningkatkan kadar CD
Hasil : Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan kadar CD yang
bermakna diantara sebelum dan sesudah pemberian jus nanas dan pepaya
pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,867 (p value > 0,05), yang
menunjukkan tidak adanya perbedaan kadar CD yang bermakna diantara
sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa pemberian jus annas dan pepaya sebagai pendamping
ARV efektif meningkatkan kadar CD pada penderita HIV. Sari buah nanas
dengan kandungan enzim bromelin-nya ternyata memiliki potensi yang
besar sebagai jalan aternatif pengobatan herbal, untuk mengurangi
kesakitan penderita penyakit HIV.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV.
Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) adalah kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
2. Evektivitas pemberian jus nanas dan jus pepaya sebagai pendamping ARV
dalam meningkatkan kadar CD
Hasil : Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan kadar CD yang
bermakna diantara sebelum dan sesudah pemberian jus nanas dan pepaya
pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,867 (p value > 0,05), yang
menunjukkan tidak adanya perbedaan kadar CD yang bermakna diantara
sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa pemberian jus annas dan pepaya sebagai pendamping
ARV efektif meningkatkan kadar CD pada penderita HIV. Sari buah nanas
dengan kandungan enzim bromelin-nya ternyata memiliki potensi yang
besar sebagai jalan aternatif pengobatan herbal, untuk mengurangi
kesakitan penderita penyakit HIV.
4.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap, setelah
membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui tentang HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Yulrina. dkk. 2015. Bahan Ajar AIDS Pada Asuhan Kebidanan. Ed.1.
Yogyakarta : Deepublish
Nurcholish, Ahmad. dkk. 2015. Seksualitas & Agama Kesehatan Reproduksi dalam
Perspektif Agama-Agama. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Eley Brian. dkk. 2004. Antiretroviral Treatment for Children
Siti, Athiyah. dkk. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji Terhadap
Perubahan Indeks Masa Tubuh Pada Orang Dengan HIV-AIDS (Studi
Kelompok Dukungan Sebaya Arjuna Plus Semarang). Semarang
Wardhani Puspa. dkk. 2016. Evektivitas Pemberian Jus Nanas dan Jus Pepaya
sebagai Pendamping ARV dalam Meningkatkan Kadar CD. Klinik Mawar
RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang