Anda di halaman 1dari 70

Hiv Aids Pada Anak

Uploaded by Cecep Mulyana on Nov 21, 2019

 0 ratings · 248 views · 39 pages


Document Information 
makalah hiv/aids pada anak
Date uploaded
Nov 21, 2019
Download 
Copyright
© © All Rights Reserved

Available Formats
DOC, PDF, TXT or read online from Scribd

Share this document

Facebook Twitter


Email

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate? Report this Document

 
:
 

MAKALAH
 KEPERAWATAN ANAK II
PENYAKIT HIV/AIDS

Disusun Oleh:

CECEP MULYANA (AK 118.031)


ELI SUSILAWATI (AK 118.052)
GITA APRILIA (AK 118.070)
RINA MILANIA (AK 118.052)
ROBI MUHAMMAD FAZRIANSYAH (AK 118.155)
SANI ASCIPA SYA’ADAH (AK 118.163)
TANTI ROSDIANA (AK 118.184)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2019
:
 

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul dan membahas
tentang “HIV/AIDS”.Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak 
kekurangan-kekurangan baik teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak 
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
  Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
 bantuan ini sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal ’Alamiin.

Bandung, 19 November 2019


 

Penulis
:
 
:
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus HIV ( Human Immunodeficiency Virus) menyebabkan penyakit
AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu penyakit yang tidak 
dapat disembuhkan dan berakhor dengan kematian. Banyak orang dengan
 positif HIV mereka dengan tidak menyadari bahwa mereka mempunyai virus
tersebut dan akan menyebarkannya tanpa di sadari dengan kontak dengan
darah serta cairan tubuh.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006:3), pola
 penularan HIV pada pasangan seksual berubah pada saat ditemukan kasus
seorang ibu hamil diketahui telah terinfeki HIV. Bayi yang dilahirkan ternyata
 juga positif penderita HIV. Ini menjadi awal dari penambahan pola penularan
HIV/AIDS dari ibu ke bayi yamg dikandunganya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS ?
2. Menjelaskan Etilogi HIV/AIDS ?
3. Menjelaskan Patofisiologi HIV/AIDS ?
4. Apa saja Stadium pada HIV/AIDS ?
5. Bagaimana Manifestasi klinis HIV/AIDS ?
6. Bagaimana Pendekatan DIagnosa HIV/AIDS ?
7. Menjelaskan Pemeriksaan Diagnostik HIV/AIDS ?
8. Menjelaskan Penatalaksaan Medis HIV/AIDS ?
9. Menjelaskan Pencegahan HIV/AIDS ?
10. Asuhan Keperawatan pada anak dengan HIV/AIDS ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian HIV/AIDA
2. Mengetahui Etilogi HIV/AIDS ?
3. Mengetahui Patofisiologi HIV/AIDS ?
4. Mengetahui Stadium pada HIV/AIDS ?
5. Mengetahui Manifestasi klinis HIV/AIDS ?
6. Mengetahui Pendekatan Diagnosa HIV/AIDS ?
7. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik HIV/AIDS ?
8. Mengetahui Penatalaksaan Medis HIV/AIDS ?
9. Mengetahui Pencegahan HIV/AIDS ?
10. Asuhan Keperawatan pada anak dengan HIV/AIDS ?

1.4 Manfaat Penulisan


:
 

Agar para pembaca khusus nya mahasiswa dan mahasiswi dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang “HIV/AIDS pada anak “.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HIV/AIDS


:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.
:
:
:
 

mempunyai arti diagnostik yang lebih tinggi, dengan sensitifitas dan


spesifitas sampai 98%.
Pada umumnya diagnosa infeksi HIV pada anak ditegakkan atas dasar :
1. Tergolong dalam kelompok resiko tinggi.
2. Adanya infeksi oportunistik dengan atau tanpa keganasan
3. Adanya tanda-tanda defisiensi imun, seperti menurunnya T4 (ratio
T4:T8)
4. Tidak didapatkan adanya penyebab lain dari defisiensi imun.
Terbukti adanya HIV baik secara serologi maupun kultur.
Pembuktian adanya HIV dapat dengan mencari antibodinya (IgG, IgM
maupun IgA) yang dapat dikerjakan dengan metoda Elisa maupun Weste
Blot. Dapat pula dengan menentukan Antigen p-24 dengan metoda Elisa,
ataupun DNA –virus dengan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Pemeriksaan ini tentunya mempunyai arti diagnostik yang lebih tinggi.
Metoda lain yang sedang dikembangkan adalah IVAP (In vitro Antibody
Production), dengan mencari sel-sel penghasil antibodi dari darah bayi.
WHO telah menetapkan kriteria diagnosa AIDS pada anak sebagai berikut
:
Seorang anak (<12 tahun) dianggap menderita AIDS bila :
1. Lebih dari 18 bulan, menunjukkan tes HIV positif, dan sekurang-
kurangnya didapatkan 2 gejala mayor dengan 2 gejala minor. Gejala-
gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan-keadaan lain yang tidak 
 berkaitan dengan infeksi HIV.
2. Kurang dari 18 bulan, ditemukan 2 gejala mayor dan 2 gejala minor 
dengan ibu yang HIV positif. Gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh
keadaan-keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Tabel 1 : Definisi Klinis HIV pada anak di bawah 12 tahun (menurut
WHO).
Gejala Mayor :
a) Penurunan berat badan atau kegagalan pertumbuhan.
 b) Diare kronik (lebih dari 1 bulan)
c) Demam yang berkepanjangan (lebih dari 1 bulan)
:
 
:
 

d) Infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang parah dan menetap

Gejala Minor :
a) Limfadenopati yang menyeluruh atau hepatosplenomegali
 b) Kandidiasis mulut dan faring
c) Infeksi ringan yang berulang (otitis media, faringitis
d) Batuk kronik (lebih dari 1 bulan)
e) Dermatitis yang menyelurh
f) Ensefalitis

Metoda ini mempunyai spesifisitas yang tinggi, tetapi sensitivitas


“positive predictive value”nya yang rendah. Pada umumnya digunakan
hanya untuk melakukan surveillance epidemiologi.
Untuk keperluan pencatatan dalam melaksanakan surveillance
epidemiologi, CDC telah membuat klasifikasi penderita AIDS pada anak 
sebagai berikut :
(lihat tabel 2)
Tabel 2. Klasifikasi infeksi HIV pada anak di bawah umur 18 tahun
menurut Center for Disease Control (CDC)

Klas Subklas / kategori


P-0 Infeksi yang tak dapat dipastikan (indeterminate infection)
P1 Infeksi yang asimtomatik 
Subklas A : Fungsi immun normal
Subklas B : Fungsi immun tak normal
Subklas C : Fungsi immun tidak diperiksa
P-2 Infeksi yang simtomatik 
Subklas A : Hasil pemeriksaan tidak spesifik (2/lebih gejala
menetap lebih 2 bulan)
Subklas B : Gejala neurologis yang progressip
Subklas C : Lymphoid interstitial pneumonitis
Subklas D : Penyakit infeksi sekunder
:
 

Kategori D-1 Infeksi sekunder yang spesifik, sebagaimana


tercantum dalam daftar definisi surveillance
CDC untuk AIDS
Kategori D-2 Infeksi bakteri serius berulang
Kategori D-3 Penyakit infeksi sekunder yang lain
Subklas E : Kanker sekunder 
Kategori E-1 Kanker sekunder sebagaimana tercantum
dalam daftar definisi surveillance CDC untuk 
AIDS
Kategori E-2 Kanker lain yang mungkin juga disebabkan
karena infeksi AIDS
Subklas F : Penyakit-penyakit lain yang mungkin juga disebabkan
oleh infeksi H HIV

Anak-anak yang menderita penyakit dengan gejala klinis yang tidak 


sesuai dengan kriteria diagnosa infeksi HIV disebut “AIDS Related
Complex (ARC)”. Pada umumnya gejalanya berupa : limfadenopati,
 peumonitis interstitialis, diare menahun, infeksi berulang, kandidiasis
mulutyang menetap, serta pembesaran hepar, namun belum ada infeksi
oportunistik atau keganasan.
Untuk memudahan dalam membuat diagnosa ARC, oleh CDC telah pula
diberikan kriterianya seperti tercantum pada tabel 3

Tabel 3. Kriteria AIDS Related Complex (ARC) pada anak (CDC)

Kriteria Mayor :
- Pneumonitis interstitialis
- “Oral Thrush” yang menetap / berulang
- Pembesaran kelenjar parotis

Kriteria Minor :
- Limfadenopati pada 2 tempat atau lebih (bilateral dihitung 1)
- Pembesaran hepar dan lien
:
Belanja Fashion Terlengkap
Shopee

 
:
 

- Diare menahun / berulang


- Kegagalan pertumbuhan (“failure to thrive”)
- Ensefalopati idiopatik progresip

Kriteria Laboratorium :
- Peningkatan IgA / IgM dalam serum
- Perbandingan T4/T8 terbalik
- IVAP rendah

Diagnosa ARC ditegakkan apabila ada 1 kriteria mayor, 1 kriteria minor.


Serta 2 kriteria laboratorium selama lebih dari 3 bulan.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik 


1) Elisa : Enzyme-linked imunosorbent assay (uji awal yang umum) – 
mendeteksi antibodi terhadap antigen HIV (umumnya dipakai untuk 
skrining HIV pada individu yang berusia lebih dari 2 tahun).
2) Western blot (uji konfirmasi yang umum) – mendeteksi adanya
antibodi terhadap beberapa protein spesifik HIV.
3) Kultur HIV – standar emas untuk memastikan diagnosis pada bayi.
4) Reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction [PCR]) – 
mendeteksi asam deoksiribonukleat (DNA) HIV (uji langsung ini
 bermanfaat untuk mendiagnosis HIV pada bayi dan anak.
5) Uji antigen HIV – mendeteksi antigen HIV.
6) HIV, IgA, IgM – mendeteksi antibodi HIV yang diproduksi bayi
(secara eksperimental dipakai untuk mendiagnosis HIV pada bayi).
Mendiagnosis infeksi HIV pada bayi dari ibu yang terinfeksi HIV
tidak mudah. Dengan menggunakan gabungan dari tes-tes di atas,
diagnosis dapat ditetapkan pada kebanyakan anak yang terinfeksi sebelum
 berusia 6 bulan.
1) Temuan laboratorium ini umumnya terdapat pada bayi dan anak-anak 
yang terinfeksi HIV : Penurunan rasio CD4 terhadap CD8.
2) Limfopenia.
:
Accessthe
ultimatelibrary
withScribd.
Millionsofebooks,audiobooks,
documents,andmoreforfree.

Startyourfree30days

Only$11.99/monthaftertrial.Cancelanytime.

SHOE
DOG.
LAB

EMOIRRYSTHET

HAPPINES PHIL
PUSHKIN KNIGH"
THEANEWYORKTOMESRESTSELLIN

10%HAPPIER
WITHDANHARRIS LEONARD
STUFF
YOU
SHOULD
KNOW
ANINCOMPLETE
COMPENDIUMOF
HEADTRIANGTHEREDITHAPIONTA
WALTER INTERESTINGTHINGS
JOSHCLARKIN*CHUCKBRYANI
NETFLIX
ISAACSON

MariaHinojosa
Entrepreneu

 
:
 

3) Anemia, trombositopenia.
4) Hipergammaglobulinemia (IgG, IgA, IgM).
5) Penurunan respon terhadap tes kulit (candida albican, tetanus).
6) Respon buruk terhadap vaksin yang didapat (dipteria, tetanus,
morbili )
7) Haemophilus influenzae tipe B
8) Penurunan jumlah limfosit CD4+ absolut.
9) Penurunan persentase CD4+.
Bayi yang lahir dari ibu HIV positif yang berusia kurang dari 18
 bulan dan yang menunjukkan uji positif untuk sekurang-kurangnya 2
determinasi terpisah dari kultur HIV, reaksi rantai polimerase – HIV, atau
antigen HIV, maka dia dapat dikatakan “terinfeksi HIV”. Bayi yang lahir 
dari ibu HIV-positif, berusia kurang dari 18 bulan, dan tidak positif 
terhadap ketiga uji tersebut dikatakan “terpajan pada masa perinatal”.
Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV yang ternyata antibodi HIV negatif 
dan tidak ada bukti laboratorium lain yang menunjukkan bahwa ia
terinfeksi HIV, maka ia dikatakan “Seroreverter”.
  ( Cecily L. B, 2002, 212 )

2.8 Penatalaksanaan Medis


I. Penalaksanaan perinatal terhadap bayi yang dilahirkan dari ibu yang
terbukti terinfeksi HIV.
Pembersihan bayi segera setelah lahir terhadap segala cairan yang
 berasal dari ibu baik darah maupun cairan-cairan lain, sebaiknya
segala tindakan terhadap si bayi dikerjakan secara steril. Pertimbangan
untuk tetap memberikan ASI harus dipikirkan masak-masak, bahkan
ada yang menganjurkan untuk penunjukan orang tua asuh. Penting
untuk senantiasa memonitor anti HIV, sejak si ibu hamil sampai
melahirkan, demikian juga sang bayi sampai berumur lebih dari 2
tahun. Ada pula yang menganjurkan untuk melakukan terminasi
kehamilan, bagi ibu yang jelas terkena infeksi HIV, karena
kemungkinan penularan pada bayinya sampai 50%.
:
Fashion Terkini
Shopee

 
:
 

II. Penatalaksanaan bayi/anak yang telah tertular 


1. Terhadap Etiologi
Diberikan obat-obata antiretroviral
Tabel 4. Macam-macam antiretroviral
Golongan obat Nama generik Singkatan
 Nucleoside-reserve Azidotimidin/zidovudin AZT
Transcriptase Didanosin DDI
Stavudin D4T
Zalbitabin DDC
Lamivudin 3TC

Protease Inhibitor (PI) Indinavir   IDV


Ritonavir 
Saquinavir 

 Non-Nucleoside-Reserve
Transcriptase Inhibitor (NNRTI) Nevirapin

Pada pemberian pengobatan dengan antiretroviral sebagai


indikator pemakaian/ kemajuan sering dipakai perhitungan jumlah
CD4 serta menghitung beban viral (viral load).

Tabel 5. Terapi antiretroviral menurut tahapan klinis infeksi-HIV


Keadaan klinis penyakit Pedoman terapi
Sindroma Retroviral Akut (2-4 minggu PI + (1 atau 2 NRTI)
setelah terpajan)
Asimtomatik dengan beban virus Didanosin
< 10.000/ml Kombinasi 2 NRTI
Simtomatik / asimtomatik PI + (1 atau 2 NRTI)
Dengan beban virus > 10.000/ml
Berlanjutnya penyakit setelah terapi Pindah ke terapi PI – NRTI
dengan 2 NRTI
:
Beli Jam Berkualitas
Shopee

 
:
 

Pada wanita hamil dengan infeksi HIV dapat diberi AZT 2 kali
sehari peroral sejak minggu ke 36 kehamilan sampai persalinan
tanpa memandang jumlah CD4, serta dianjurkan untuk tidak 
menyusui bayinya. Pada bayi yang baru lahir bila ibunya HIV
 positif, dapat diobati dengan AZT sampai 6 minggu. Sebenarya
 pada bayi / anak pengukuran viral-load penting karena rentang
 jumlah CD4 yang sangat bervariasi selama masa pertumbuhannya.
Sebagai profilaksis pasca pajanan dapat diberikan AZT sampai 4
minggu. Zidovudin (Azidothymidine), mempunyai efek 
mempengaruhi proses replikasi virus.
Dosis yang dianjurkan untuk anak-anak 80, 120, 160 mg/m 2,
diberikan secara intravena setiap 6 jam, selama 1-2 bulan, diikuti
 peroral selama 1-2 bulan dengan dosis satu sampai satu
setengah kali dosis intravena.
Efek samping obat berupa neutropenia dan anemia, biasanya
segera membaik dengan pengurangan dosis, atau penghentian
 pemberian obat. Dengan pemberian obat ini penderita PCP 73%
dapat bertahan sampai 44 minggu.
Pada umumnya adanya perbaikan ditandai dengan :
- Adanya peningkatan berat badan
- Pengecilan hepar dan lien
- Penurunan immunoglobulin (IgG, IgM)
- Peningkatan T4
- Perbaikan klinis / radiologis
- Peningkatan jumlah trombosit
2. Terhadap Infeksi Sekunder
2.1 Infeksi Protozoa
Yang terpenting terhadap : Penumocystis carinii, Toxoplasma dan
Cryptosporidium.
2.1.1 Terhadap Pneucystis Carinii, penyebab pneumonia
(Pneumocystis Carinii Pneumonia/PCP)
:
 

a. Pentamidin (IV/IM) 4 mg/kg/hr, selama 2 minggu, dosis


tunggal.
 b. Efek samping berupa : neuse, diare, hipotensi,
hipoglikemia dan gangguan fungsi ginjal
c. Cotrimoxazole (IV/oral), 20 mg/kg/hr, dibagi dalam 4
dosis. Hati-hati bagi bayi kurang dari 3 bulan. Pada
infeksi yang berat dapat diberikan kortikosteroid.
2.1.2 Terhadap Toxoplasma
Dapat menyebabkan CNS syndrome akibat lesi serebral /
space occupying lesions
a. Pyrimethamine (oral), 12,5-25 mg/hari
 b. Sulfadiazin (oral) 2-4 gr/hari
2.1.3 Terhadap Cryptosporidium
Dapat menyebabkan diare kronik. Obat kausal spiramycine,
yang penting pengobatan suportif dan simtomatik terutama
rehidrasi.
2.2 Infeksi Jamur 
Manifestasi klinik berupa kandidiasis, pada umumnya
memberikan respon yang baik dengan nystatin topikal amfoterisin
B. 0,3 – 0,5 mg/kg/hari, ketoconazole 5 mg/kg/hr.

2.3 Infeksi Virus


Yang penting : Virus herpes, cytomegalovirus (CMV),
 papovavirus (penyebab progressive multifocal leucoencephalopaty
/ PML)
a. Acyclovir 7,5 – 15 mg/kg/hr (IV) dibagi dalam 3 dosis
diberikan selama 7 hari.
 b. Gancyclovir 7,5 – 15 mg/kg/hr (IV) dibagi dalam 2 dosis baik 
untuk CM
Di samping obat-obat di atas, perlu dipertimbangkan pemberian :
1. Vaksinasi dengan vaksin influenza A dan influenza B, setiap
tahun.
:
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

2. Pemberian amantidin untuk pencegahan infeksi virus influenza


A.
3. Immunoglobulin Varicella-Zoster 125 u/kg (maksimum 625
u). Diberikan dalam waktu 96 jam setelah kontak dengan
 penderita.
4. Immunoglobulin campak : 0,5 ml/kg (maksimum 15 ml)
dalam waktu 6 hari setelah kontak dengan penderita
2.4 Infeksi Bakteria
Yang penting adalah : Mycobacterium TBC, Mycobacterium
avium intra cellulare, streptococcus, staphylococcus, dll. Diatasi
dengan pemberian antibiotika yang spesifik. Kadang-kadang
dipertimbangkan pemberian immunoglobulin.
3. Mengatasi Status Defisiensi Immun
Pada umumnya pemberian obat-obatan pada keadaan ini tidak 
 banyak memberikan keuntungan. Obat yang pernah dicoba :
a. Biological respons modifier, misalnya alpha / gamma
interferron, interleukin 2, thymic hormon, tranplantasi sumsum
tulang, transplantasi timus.
 b. Immunomodulator misalnya isoprinosine.
4. Mengatasi Neoplasma
 Neoplamsa yang terpenting adalah sarkoma kaposi. Kalau masih
 bersifat lokal, diatasi dengan eksisi dan radio terapi, kalau sudah
lanjut, hanya radioterapi, dikombinasi dengan kemoterapi /
interferron.
5. Pemberian Vaksinasi
Pada penelitian ternyata, bahwa anak yang terkena infeksi HIV,
masih mempunyai kemampuan immunitas terhadap vaksinasi yang
 baik sampai berumur 1-2 tahun. Kemampuan ini menurun setelah
 berusia di atas 2 tahun, bahkan ada yang mengatakan
menghilang pada umur 4 tahun. Karenanya vaksinasi rutin sesuai
dengan “Program Pengembangan Immunisasi yang ada di
:
 
:
 

Indonesia dapat tetap diberikan, dengan pertimbangan yang lebih


terhadap pemberian vaksin hidup, terutama BCG dan Polio.

Tabel 2 Penetapan kategori imun berdasarkan usia dan jumlah CD4


Kelompok Usia :
Kategori Imun Jumlah CD4 dan Persentase
0 – 11 bulan 1 – 5 tahun 6 – 12 tahun
1) Tidak ada tanda- >1500 >1000 >500
tanda supresi >25% >25% >25%
2) Tanda-tanda 750-1499 500-999 200-499
supresi sedang 15-25% 15-25% 15-25%
3) Tanda supresi <750 <500 <200
hebat <15% <15% <15%

2.9 Pencegahan
Pemberian zidovudin selama kehamilan efektif dalam menurunkan resiko
infeksi janin dari wanita hamil yang terinfeksi HIV-1 pada minggu ke 14-
34 kehamilan yang belum mendapat obat ini karena memiliki limfosit
³
CD4 yang jumlahnya lebih dari 200 sel/mm tanpa gejala klinis AIDS. Ibu
mendapat terapi zidovudin oral ( 100 mg lima kali sehari ) selama sisa
masa kehamilan.
Saat persalinan obat diberikan secara intravena ; dosis awal 2 mg/kg
diberikan selama 1 jam dan disertai dengan infus sebanyak 1 mg/kg/jam
hingga bersalin.
Bayi baru lahir mendapat terapi antivirus selama 6 minggu ( sirup
zidovudin dosis 2 mg/kg setiap 6 jam ) mulai pada 8-12 jam pascalahir.
Hal ini mengakibatkan penurunan resiko relatif sebesar 67,5% .
( Behrman, dkk, 1999 : 653 )
:
Fashion Pria Terbaik
Shopee

 
:
 

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

 
3.1 Pengkajian
  A. Biodata klien

a. Nama :Nn.Y
 b. Umur : 5 tahun
c. Jeniskelamin :Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Ds.CibogoRT/RW 24/12
f. Tanggal masuk : 25 Juli 2018
g. Tanggal Pengkajian : 27 Juli2018
:
Fashion Terkini
Shopee

 
:
 

h. Nomor Merdek :4066408


i. Ruang/ Kelas : Bad II
 j. Diagnosa Medis :-

B. Biodata Penanggung Jawab


a. Nama : Ny.D
 b. Umur :30tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IbuRumahTangga
e. Alamat :Ds.Cibogo RT/RW 24/12
f. Hubungan Dengan Klien : ibu

3.2 . Riwayat Kesehatan

  A. KeluhanUtama

Demam dan diare berkepanjangan, Takhipnea, batuk, sesak nafas


dan hipoxia
  B. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat pengkajian tanggal 27- juli- 2018 pukul 05.30 WIB ibu
klien mengatakan anaknya Berat badan dan tinggi badan yang
tidak naik, Diare lebih dari 1 bulan, Demam yang berkepanjangan
( lebih dari 1 bulan ). Mulut dan faring dijumpai bercak-bercak 
 putih, Limpha denophati yang menyeluruh, Infeksi berulang (otitis
media, pharingitis), Batuk yang menetap (lebih dari 1 bulan)
Dermatitis yang menyeluruh.
  C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada saat pengkajian klien mengatakan anaknya pernah ada
riwayat pemberian tranfusi
  D. Riwayat Penyakit Keluarga

Pada saat pengkajian ibu klien mengatakan bahwa suaminya yang


terinfeksi HIV.
  E. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
- Ibu selama hamil terinfeksi HIV  50% tertular untuk anaknya
:
 

- Penularan dapat terjadi pada minggu ke 9 – 20 dari kehamilan


- Penularan pada proses melahirkan, terjadi kontak darah ibu dan
 bayi
- Penularan setelah lahir dapat terjadi melalui air susu ibu.
F. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan
Kegagalan pertumbuhan (failure to thrive)
G. Riwayat Makanan
Anoreksia, mual, muntah
H. Riwayat Imunisasi
Jadwal immunisasi bayi dan anak dengan infeksi HIV
UMUR VAKSIN
2 bulan DPT, Polio, Hepatitis B
4 bulan DPT, Polio, Hepatitis B
6 bulan DPT, Polio, Hepatitis B
12 bulan Tes Tuberculin
15 bulan MMR, Hepatitis
18 bulan DPT, Polio, MMR  
24 bulan Vaksin Pnemokokkus
4 – 6 tahun DPT, Polio, MMR  
14 – 16 Tahun DT, Campak  

- Immunisasi BCG tidak boleh diberikan kuman hidup


- Immunisasi polio harus diberikann inactived poli vaccine, bukan
tipe live attenuated polio vaccine virus mati bukan virus hidup
- Immunisasi dengan vaksin HIV diberikan setelah ditemukan HIV
(+)
3.3 Pola Aktivitas

N Aktivi Di Rumah Di RS
o. tas
:
:
 

1.  Nutrisi:
a. Makan 1. 3 kali sehari 1. 1-2 kali sehari
1. Frekuen 2. Nasi,sayuran dan lauk  2. Bubur dan sayuran
si  pauk  3. Porsi makan tidak habis
2. Jenis 3. Porsi habis 4.. Klien merasa mual
4. Tidak ada keluhan 5. Rendah garam-garam
3. Porsi rendah protein 40gr.
4. Keluhan
5. Diet 1.7-8 gelas sehari 1. 1000 cc
  2.Air putih 2. Air putih
 b. Minum
1. Frekue
nsi
2. Jenis
2 Pola
2 Eliminasi:
a. B 1.1-2 kali sehari 1. 1-2 kali sehari
AB 2. lembek  2. Lembek 
1. Frekuen 3. Kuning 3. Kuning
si
1. 4-5 kali sehari 1. 2-3 kali sehari
2. Jenis
2. Kuning jernih 2. Kuning pekat
3. Warna
3. 750ccdalam 24 jam 3. 600cc dalam 24 jam
 b. B
AK 
1. Frekuen
si
2. Warna
3. Kuantita
s
3 Pola
3 Istirahattidur:
a. A. 1. 7-8 jam perhari 1. 4-5 jam perhari
Malam 2. Tidakadagangguan 2. Sering terbangun karena
1. Frekuensi klien tidak nyaman dan gelisah
1. 2. Gangguan 1. Tidak pernah tidur 

1-2 jam perhari


 b. B. Tidak ada gangguan
Siang
1. 1. Frekuensi
2. 2. Gangguan
4 Pola personal

. hygiene:
a. Mandi 2 kali sehari 1x perhari (di seka)
 b. Gosokgigi 2 kali sehari 1x perhari
1 kali perhari  belumpernah
:
 
:
 

c. Cucirambu
t

  3.4 . Pemeriksaan fisik 

A. Keadaan Umum
- Penampilan : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
  B. Keadaan Status Gizi
- Tinggi Badan : 120 Cm
- Berat Badan
- Dirumah : 40 kg
- Di RS : 35 kg
- Penurunan BB : 5 kg
  3.Tanda – Tanda Vital
- Tensi Darah :100/70 mmHg
- Nadi :78x/menit
- Respirasi :20x/menit
- Suhu : 38,4 0 C

  4. Head toe-toe
a. Kepala
  Inspeksi : Bentuk kepala simetris,
rambut hitam keriting,
kulit kepala kering,
tidak ada ketombe.

 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

 b. Mata
Inspeksi : Sklera putih, dapat melihat
dengan jelas, bola mata
simetris, konjungtiva merah
muda, ada reaksi terhadap
cahaya (miosis) tidak
mengguakan alat bantu
 penglihatan, fungsi
 penglihatan normal.

  Palpasi : Tidak nyeri tekan.


:
Belanja Fashion Terlengkap
Shopee

 
:
 

c. Hidung
  Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak
ada sekret.

  Palpasi : tidak ada nyeri


tekan, tidak ada
 benjolan dan
 pembengkakan.

d. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak
ada kelainan dikedua
telinga,ada lesi dan
serumen.

  Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri


tekan.

e. Mulut
Inspeksi : Gigi tampak kuning,
lidah bersih, mukosa
mulut lembab.

Palpasi : Otot rahang kuat.

Search f. Leher  
Inspeksi : Ada
 pembesaran kelenjar getah
 bening. Palpasi : Tidak ada


nyeri tekan.
Download g. Thoraks (paru-paru)
Inspeksi : Dada simetris, tidak
ada lesi, respirasi 40
kali per menit,
terdapat retraksi
dinding dada.
:
Promo Produk Fashion Pria
Shopee

 
:
 

Palpasi

: Tidak ada
nyeri tekan.

 Auskultasi

: Bunyi napas
ronkhi.

Perkusi : Batas paru-paru normal.


:
Promo Produk Fashion Pria
Shopee

 
:
 

h. Thoraks (jantung)
Inspeksi : Ictus cordis terlihat, terlihat
tatto di dada sebelah kanan.

Palpasi

: Ictus cordis teraba.

Auskultasi : S1 dan S2 reguler.

Perkusi : Batas jantung normal.

i. Abdomen
Inspeksi : lesi, luka sukar sembuh

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

  Auskultasi : Bising usus 8 kali per menit.

 Perkusi : Timpani.

 j. Genetalia
(pasien menolak untuk dikaji karena menyangkut masalah pribadi).

k. Ekstremitas

Kanan 5555 5555 Kiri

5555 5555

Keterangan:

Terpasang infus di tangan kiri (RL 20 TPM).

0 : Tidak mampu bergerak sama sekali


1 : Hanya mampu menggerakkan ujung ektremitas.
2 : Hanya mampu menggerser sedikit.
3 : Mampu mengangkat tangan dengan
 bantuan, saat bantuan di lepaskan
tangan ikut jatuh.
4 : Kekuatan otot sedikit berkurang,

31

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

 
:
 

mampu melawan gravitasi sesaatlalu


 jatuh.
5 : Kekuatan otot utuh mampu melwan gravitasi.

3.5 Data Penunjang


  A. Pemeriksaan Laboratorium
  HbsAg : Non-reaktif 

  HIV : R/Reaktif

BTA :+
LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
RBC 3,57 3,50-5,50 12⁄
MCV 7,47 75,0-100,0 fl 
RDW% 63,1 1,0-1,6 %
HCT 26,7 35,0-55,0 %
PLT 386 100-400 10 ⁄
MPV 6,3 8,0-11,0 fl 
PCT 0,24 0,01-99,9 %

11,5-16,5
HGB 10,2 ⁄
 HL
WBC 13,5 3,5-10 10 ⁄

  B. Therapi Medis
 
No Nama Dosis
Obat Pembe-rian

1. IVFD RL (Ringer Laktat) 20x tetes/Menit

2. Ceftriaxe 1 x 2 gr  

3. NTR 3 x 1 mg
:
Promo Produk Fashion Pria
Shopee

 
:
 

4. Lasix 1 x 1 mg

3.6 A NALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1 DO
- Adanya lesi Sistem imun Resiko terjadinya Infeksi
- adanya luka sukar sembuh menurun sehingga
tubuh mudah
DS terinfeksi dari luar
- Demam terus (virus, bakteri,
menerus  jamur, parasit ) maka
- Kulitnya apabila terjadi luka
Merah-merah sukar sembuh
- Luka yang
tidak sembuh-sembuh

2 DS    Nutrisi kurang dari


- Klien Terjadi gangguan kebutuhan tubuh
mengatakan berat badannya  pada
menurun gastrointeristinal dan
- Nafsu makan kesulitan menelan
 berkurang sehingga nafsu
- Mual makan berkurang
- Muntah serta mual muntah

33
:
Belanja Fashion Terlengkap
Shopee

 
:
 

DO
- Anoreksia

3. 7 DiagnosaKeperawatan

1. Resiko terjadi infeksi sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.


2. Gangguan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) sehubungan dengan

nyeri, anoreksia, diare.

3.8 Rencana keperawatan

 No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Resiko terjadi Anak bebas dari tanda dan gejala infeksi 1.
infeksi sehubungan Kriteria Hasil : Kaji tanda-tanda infeksi

dengan penurunan Tanda-tanda vital dalam batas ( demam, peningkatan nadi,
daya tahan tubuh normal.  peningkatan RR, kelemahan

Badan tampak lebih kuat / berenergi. tubuh / letargi ).

Tidak ada tanda-tanda kemerahan 2.
 pada tubuh. Monitor tanda-tanda vital tiap 4

Anak tidak terserang batuk dan  jam.
rhinorhea. 3.

Jumlah sel darah putih dan hitung Berikan antibiotik, anti viral,
 jenis dalam batas normal. anti jamur sesuai advis

Kulit tidak abrasi / rash dokter..
:
Promo Produk Fashion Pria
Shopee

 
:
 

4.
Berikan Intra Venus Gamma
Globulin sesuai advis
dokter..
5.
Gunakan teknik aseptik dengan
 prosedur yang tepat.
6.
Kaji batuk, hidung tersumbat,
 pernafasan cepat dan suara
nafas tambahan tiap 8 jam.
7.
Pertahankan higiene pulmonar 
yang adekuat
8.
Monitor SDP dan hitung jenis
setiap hari.
9.
Kaji kulit setiap hari.
10.
Jaga kulit tetap bersih, kering
dan kelembaban baik.

35
:
Promo Produk Fashion Pria
Shopee

 
:
 

 b.
2. Gangguan kebutuhan
nutrisi (kurang dari Kebutuhan nutrisi terpenuhi. 1. Timbang berat badan setiap
kebutuhan) Kriteria Hasil : hari.

sehubungan dengan Berat badan meningkat. 2. Monit

nyeri, anoreksia, Intake dan output or intake dan output tiap 8
diare seimbang.  jam dan turgor kulit.

Turgor kulit baik. 3. Berik  

Anak mengkonsumsi diet an makanan tinggi kalori
 berkalori tinggi. tinggi protein.
4. Rencanakan makanan

enteral atau parenteral.


:
Promo Produk Fashion Pria
Shopee

 
:
 

3.9 Catatan perkembangan

 No Implementasi Evaluasi


1 - mengkaji tanda-tanda infeksi klien S – Klien mengatakan demam terus menerus
- mengobservasi tanda-tanda vital O – mengurangi infeksi
- memberikan obat antibiotik   - mengurangi adanya lesi
- Mengkaji kuit agar   A - Tujuan belum tercapai
tetap bersih dan terjaga P - Intervensi dilanjutkan

2 - Mengobservasi BB klien
- Monitor intake dan output S - Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual
- Memberikan dan muntah
makanan dengan tinggi kalori dan O - Klien tidak lemah lagi
 protein A - Tujuan sebagian tercapai
P - Intervensi dilanjutkan

37
:
 

38

BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang tidak dapat hidup diluar tubuh manusia.
Kerusakan sistem kekebalan tubuh ini akan menyebabkan kerentanan
terhadap infeksi penyakit. Sedangkan, AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit akibatnya
menurunya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.
HIV/AIDS di anak penyebabnya perinatal/ibu hamil mengidap HIV
kepada bayi yang dikandungnya.
HIV/AIDS pada anak terbagi menjadi 3 stadium yaitu : stadium infeksi
akut, stadium infeksi kronis dan stadium AIDS.

38
:
Promo Produk Fashion Pria
Shopee

 
:
 

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, dkk (1999) Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra : EGC

Betz, Cecily L (2002) Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E (2001)  Rencana Keperawatan Maternal / Bayi. Edisi 2.


Jakarta : EGC

Rampengan & Laurentz (1997) Ilmu Penyakit Tropik pada Anak . Jakarta : EGC

Robbins, dkk (1998) Dasar Patologi Penyakit . Edisi 5. Jakarta : EGC

RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR (2000), Instalasi Rawat Inap Anak , Surabaya.

Syahlan, JH (1997)  AIDS dan Penanggulangan. Jakarta : Studio Driya Media

Wartono, JH (1999)  AIDS Dikenal Untuk Dihindari. Jakarta :  Lembaga


Pengembangan Informasi Indonesia

39

Share this document


    

You might also like

Document 38 pages

Hiv Aids Pada Anak


Kolidha Septy
No ratings yet
:
Document 36 pages

MAKALAH HIV
Cecep Mulyana
No ratings yet

Document 23 pages

Askep Sistem Imun


nurafnilativa
No ratings yet

Magazines Podcasts

Sheet music

Document 22 pages

Materi 2
Regina
No ratings yet
:
Document 18 pages

Kelompok 5 Hiv Aids


Dewasa
NAHNU
No ratings yet

Document 39 pages

KEL 1 HIV AIDS & FLU


BURUNG KMB1 (1)
Aldofal Azzaqi Sandro
No ratings yet

Document 17 pages

TUGAS KEPERAWATAN HIV


AIDS
Heni Azizah
No ratings yet

Document 48 pages

askep HIV
pratiwi suga
No ratings yet
:
Document 37 pages

Review askep HIV


Dewi Murdaah
No ratings yet

Document 39 pages

makalah patofisiologi HIV


AIDS
rozalita
100% (1)

Document 41 pages

MAKALAH HIVAIDS
Meliza Rismayana
No ratings yet

Document 20 pages

askep hiv bumil (CHINDY


MARISKHA ANDRIANI)
Chindy Mariskha Andriani
No ratings yet

Show more
:
About Support

About Scribd Help / FAQ

Press Accessibility

Our blog Purchase help

Join our team! AdChoices

Contact us Publishers

Invite friends
Social
Gibs

Scribd for enterprise Instagram

Twitter
Legal Facebook

Terms Pinterest

Privacy

Copyright

Cookie Preferences

Do not sell or share my personal


information

Get our free apps

Audiobooks • Books • Documents • Magazines • Podcasts •


Sheet music • Snapshots

Language: English

Copyright © 2023 Scribd Inc.


:
:

Anda mungkin juga menyukai