Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN TUGAS BESAR

PENGAMAN SISTEM TENAGA LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI OVER CURRENT RELAY, GROUND


FAULT RELAY, DIFFERENTIAL RELAY, DAN UNDER FREQUENCY RELAY
PADA SISTEM DISTRIBUSI 17 BUS

DISUSUN OLEH
Affan Ikhwanul A Dani Dwi Putra Huda Natiand
NIM 04151004 NIM 04161016 NIM 04161029

DOSEN PENGAMPU
Firilia Filian, S.T.,M.T.

Program Studi Teknik Elektro


Jurusan Teknologi Industri dan Proses
Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan
2019
PEMBAHASAN
Pada pengerjaan tugas besar mata kuliah Pengaman Sistem Tenaga Listrik di
Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Kalimantan ini mahasiswa
ditugaskan untuk merancang sistem proteksi pada sistem tenaga listrik dengan
koordinasi yang baik. Pengerjaan tugas besar ini dilakukan dengan menggunakan
minimal 3 jenis rele dengan menggunakan simulasi pada software ETAP. Sistem
yang akan diberikan perancangan proteksi adalah sistem tenaga listrik dengan
minimal 15 bus.

A. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada tugas besar mata kuliah
Pengaman Sistem Tenaga Listrik ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana cara setting Over Current Relay pada sistem tenaga listrik
2. Bagaimana cara setting Ground Fault Relay pada sistem tenaga listrik
3. Bagaimana perhitungan dalam setting rele diferensial
4. Bagaimana cara koordinasi OCR dan GFR pada sistem tenaga listrik

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pengerjaan tugas besar mata kuliah Pengaman Sistem
Tenaga Listrik ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana cara setting Over Current Relay pada sistem tenaga listrik
2. Bagaimana cara setting Ground Fault Relay pada sistem tenaga listrik
3. Bagaimana perhitungan dalam setting rele diferensial
4. Bagaimana cara koordinasi OCR dan GFR pada sistem tenaga listrik

Adapun outline yang akan dibahas pada tugas besar ini adalah sebagai berikut

1. Single Line Diagram


2. Parameter komponen dan beban
3. Setting Over Current Relay
4. Setting Ground Fault Relay
5. Koordinasi OCR
6. Gangguan pada Komponen
7. Perhitungan rele diferensial

1. Single Line Diagram

Pada pengerjaan tugas besar ini, digunakan sistem tenaga listrik dengan
sistem radial yang terdiri dari 17 bus. Single Line Diagram yang digunakan pada
tugas besar ini mengacu pada suatu paper dengan sedikit modifikasi rangkaian dan
beban. Adapun gambar SLD yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1. Single Line Diagram

2. Komponen dan Beban

Pada tugas besar perancangan sistem proteksi dalam sistem tenaga listrik ini
menggunakan beberapa komponen seperti transformator, kabel, power grid, Current
Transformator, dan rele. Beban yang terdapat dalam sistem adalah lump load.
 Transformator
Transformator yang digunakan adalah transformator step-down 150kV/22kV
dengan nilai rating sebagai berikut

Gambar 2. Nilai Rating Transformator

 Power Grid
Power Grid yang digunakan adalah power grid 150kV dengan nilai rating
sebagai berikut
Gambar 3. Nilai Rating Power Grid

 Current Transformator
Current Transformator digunakan pada setiap bus dan terhubung dengan rele.
Nilai spesifikasi CT yang digunakan bergantung pada nilai yang mendekati
dengan nilai arus full load .
 Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung antara komponen-komponen yang
digunakan. Kabel yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut
Gambar 4. Spesifikasi Kabel

 Rele
Rele merupakan salah satu komponen pengaman yang digunakan pada sistem
tenaga listrik dalam mengamankan suatu jaringan ketika terjadi gangguan.
Rele yang digunakan pada sistem ini adalah dengan merk Schneider Electric.

 Parameter FLA dan nCT


Nilai FLA diperoleh dari hasil simulasi loadflow yang terdapat pada setiap
bus ketika running loadflow . Nilai nCT diperoleh dari nilai yang nCT yang
terdapat CT di pasaran dengan penentuan nilainya berdasarkan nilai yang
terdekat dengan nilai FLA yang diperoleh. Berikut ini merupakan sampel
hasil simulasi loadflow untuk mengetahui nilai FLA

Gambar 5. Sampel Simulasi Loadflow untuk Mendapatkan Nilai FLA

Berdasarkan hasil running loadflow diatas, diperoleh nilai FLA dan nCT
untuk semua komponen pada table dibawah ini

Tabel 1. Hasil FLA dan nCT dari SLD

Komponen Rele FLA nCT


TRAFO trf sec 2624 3.44
TRAFO trf prim 384.9 0.465
KABEL2 bus2 3.3 3.41
KABEL3 bus3 57.7 3.41
KABEL4 bus4 77.8 3.42
KABEL5 bus5 84.4 3.43
KABEl6 bus6 104.3 3.43
KABEL7 bus7 132.2 3.44
KABEL8 bus8 171.9 3.44
KABEL11 bus11 77.6 3.45
KABEL12 bus12 196.9 3.44
KABEL13 bus13 245.5 3.44
KABEL14 bus14 270.6 3.44
KABEL15 bus15 308.8 3.44
KABEL16 bus16 391 3.44
KABEL17 bus17 410.1 3.44
KABEL18A BUS18 185.2 3.44
KABEL18B BUS18 418.7 3.44
LUMP1 BUS1 3.3 10
LUMP2 BUS2 54.4 50
LUMP3 BUS3 38.2 50
LUMP4 BUS4 6.6 10
LUMP5 BUS5 19.9 20
LUMP6 BUS6 27.8 30
LUMP7 BUS7 39.8 40
LUMP8 BUS8 13.3 10
LUMP10A bus10 6.5 10
LUMP10B BUS10 71.1 75
LUMP11 BUS11 119.4 100
LUMP12 BUS12 48.5 50
LUMP13 BUS13 25.2 25
LUMP14 BUS14 38.2 50
LUMP15 BUS15 82.2 100
LUMP16 BUS16 19.1 20
LUMP17 BUS17 8.6 10

 Parameter Isc Max


Nilai Isc Max diperoleh dari hasil simulasi run 3-phase LL maximum pada
sistem jaringan. Dibawah ini merupaka gambar ketika run 3-phase LL pada
saat simulasi
Gambar 6. Sampel Simulasi untuk Mendapatkan Nilai Isc Max

Berdasarkan hasil simulasi diatas, diperoleh nilai-nilai Isc Max pada tabel dibawah
ini

Tabel 2. Nilai Isc Max Hasil Simulasi

Komponen Rele Isc Max


TRAFO trf sec 3.44
TRAFO trf prim 0.465
KABEL2 bus2 3.41
KABEL3 bus3 3.41
KABEL4 bus4 3.42
KABEL5 bus5 3.43
KABEl6 bus6 3.43
KABEL7 bus7 3.44
KABEL8 bus8 3.44
KABEL11 bus11 3.45
KABEL12 bus12 3.44
KABEL13 bus13 3.44
KABEL14 bus14 3.44
KABEL15 bus15 3.44
KABEL16 bus16 3.44
KABEL17 bus17 3.44
KABEL18A BUS18 3.44
KABEL18B BUS18 3.44
LUMP1 bus1 3.41
LUMP2 BUS2 3.44
LUMP3 BUS3 3.44
LUMP4 BUS4 3.44
LUMP5 BUS5 3.44
LUMP6 BUS6 3.44
LUMP7 BUS7 3.44
LUMP8 BUS8 3.44
LUMP10A bus10 3.43
LUMP10B BUS10 3.43
LUMP11 BUS11 3.45
LUMP12 BUS12 3.44
LUMP13 BUS13 3.44
LUMP14 BUS14 3.44
LUMP15 BUS15 3.44
LUMP16 BUS16 3.44
LUMP17 BUS17 3.44

3. Setting OCR
Isetting yang digunakan pada OCR ada 2, yaitu untuk high setting dan untuk
low setting. Dibawah ini merupakan contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai I
setting berdasarkan nilai parameter yang sudah diperoleh pada run simulasi
sebelumnya
Low Setting Trafo Primer

1,05. 𝐼𝑓𝑙 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 1,4. 𝐼𝑓𝑙

1,05. 2624 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 1,4. 2624

2755.2 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 3673.6

2755.2 3673.6
≤ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ≤
𝑛𝐶𝑇 𝑛𝐶𝑇

2755.2 3673.6
≤ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ≤
2500 2500

1,10208 ≤ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ≤ 1.46944

High Setting Trafo Primer

1,5. 𝐼𝑓𝑙 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 0.8. 𝐼𝑠𝑐 𝑚𝑎𝑥

1,5. 2755.2 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 0.8. 3440

3936 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 2752

3936 2752
≤ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ≤
2500 2500

1,574 ≤ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ≤ 1,101

Dengan menggunakan persamaan yang sama pada perhitungan diatas, maka


diperoleh nilai Isetting untuk semua komponen pada tabel dibawah ini

Tabel 3. Hasil Perhitungan I setting pada OCR

Komponen Rele Low Setting High Setting


Min Max Min Max
TRAFO trf sec 1.10208 1.46944 1.574 1.101
TRAFO trf prim 1.0103625 1.34715 1.443 0.930
KABEL2 bus2 0.3465 0.462 0.495 272.800
KABEL3 bus3 1.00975 1.3463333 1.443 45.467
KABEL4 bus4 1.0892 1.4522667 1.556 36.480
KABEL5 bus5 0.8862 1.1816 1.266 27.440
KABEl6 bus6 1.09515 1.4602 1.565 27.440
KABEL7 bus7 0.9254 1.2338667 1.322 18.347
KABEL8 bus8 0.902475 1.2033 1.289 13.760
KABEL11 bus11 1.0864 1.4485333 1.552 36.800
KABEL12 bus12 1.033725 1.3783 1.477 13.760
KABEL13 bus13 1.0311 1.3748 1.473 11.008
KABEL14 bus14 0.9471 1.2628 1.353 9.173
KABEL15 bus15 1.0808 1.4410667 1.544 9.173
KABEL16 bus16 1.026375 1.3685 1.466 6.880
KABEL17 bus17 1.0765125 1.43535 1.538 6.880
KABEL18A BUS18 0.9723 1.2964 1.389 13.760
KABEL18B BUS18 1.0990875 1.46545 1.570 6.880
LUMP1 bus1 0.3465 0.462 0.495 272.800
LUMP2 BUS2 1.1424 1.5232 1.632 55.040
LUMP3 BUS3 0.8022 1.0696 1.146 55.040
LUMP4 BUS4 0.693 0.924 0.990 275.200
LUMP5 BUS5 1.04475 1.393 1.493 137.600
LUMP6 BUS6 0.973 1.2973333 1.390 91.733
LUMP7 BUS7 1.04475 1.393 1.493 68.800
LUMP8 BUS8 1.3965 1.862 1.995 275.200
LUMP10A bus10 0.6825 0.91 0.975 274.400
LUMP10B BUS10 0.9954 1.3272 1.422 36.587
LUMP11 BUS11 1.2537 1.6716 1.791 27.600
LUMP12 BUS12 1.0185 1.358 1.455 55.040
LUMP13 BUS13 1.0584 1.4112 1.512 110.080
LUMP14 BUS14 0.8022 1.0696 1.146 55.040
LUMP15 BUS15 0.8631 1.1508 1.233 27.520
LUMP16 BUS16 1.00275 1.337 1.433 137.600
LUMP17 BUS17 0.903 1.204 1.290 275.200

4. Setting GFR
Isetting yang digunakan pada GFR hanya ada satu. Dibawah ini merupakan
contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai I setting berdasarkan nilai parameter
yang sudah diperoleh pada run simulasi sebelumnya

5%. 𝐼 𝐿 − 𝐺 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 50%. 𝐼 𝐿 − 𝐺


5%. 1040 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 50%. 1040
52 ≤ 𝐼𝑝𝑢 ≤ 520
52 520
≤ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ≤
1000 1000
0,052 ≤ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ≤ 0,520

Dengan menggunakan persamaan yang sama pada perhitungan diatas, maka


diperoleh nilai Isetting untuk semua komponen pada table dibawah ini

Tabel 4. Hasil Perhitungan I setting pada GFR

Komponen Rele IscL-G nCT Min Max


TRAFO trf sec 1.04 1000 0.052 0.520
TRAFO trf prim 0.234 200 0.059 0.585
KABEL2 bus2 1.03 1000 0.052 0.515
KABEL3 bus3 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL4 bus4 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL5 bus5 1.04 1000 0.052 0.520
KABEl6 bus6 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL7 bus7 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL8 bus8 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL11 bus11 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL12 bus12 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL13 bus13 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL14 bus14 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL15 bus15 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL16 bus16 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL17 bus17 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL18A BUS18 1.04 1000 0.052 0.520
KABEL18B BUS18 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP1 BUS1 1.03 1000 0.052 0.515
LUMP2 BUS2 1.03 1000 0.052 0.515
LUMP3 BUS3 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP4 BUS4 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP5 BUS5 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP6 BUS6 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP7 BUS7 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP8 BUS8 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP10A bus10 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP10B BUS10 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP11 BUS11 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP12 BUS12 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP13 BUS13 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP14 BUS14 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP15 BUS15 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP16 BUS16 1.04 1000 0.052 0.520
LUMP17 BUS17 1.04 1000 0.052 0.520
5. Koordinasi OCR
Dalam pengaturan koordinasi dari OCR pada tugas besar ini, digunakan
metode trial and error. Data I pick up yang sudah dihitung berdasarkan persamaan
yang ada akan dimasukkan kedalam setting OCR bagian over current dan
instantaneous. Hasil simulasi akan mengeluarkan kurva alur kejadian rele aktif.
Kurva rele yang akan bekerja harus berada diseblah kiri garis merah [gangguan]. Jika
hasil simulasi rele tidak sesuai urutan, maka kurva rele tersebut dapat digeser secara
manual menggunakan kurva. Diagram alir pengerjaan koordinasi OCR dapat dilihat
pada gambar dibawah ini

Gambar 7. Diagram Alir Koordinasi OCR


6. Gangguan pada Komponen GFR
Dibawah ini merupakan hasil simulasi dalam pengujian GFR pada sistem
ketika diberi gangguan pada bus. Saat diberi gangguan pada Bus 1, maka urutan rele
yang bekerja adalah “rele bus1” untuk membuka CB01, “rele bus2” untuk membuka
CB002” dan “rele bus3” untuk membuka CB03. Hasil simulasi pada ETAP ketika
diberikan gangguan pada Bus1 sesuai dengan teori. Hasil simulasi dengan case
gangguan pada lump1 dapa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 8. Hasil Simulasi Gangguan pada Bus untuk GFR

Gambar 9. Hasil Kurva Simulasi Gangguan pada Bus untuk GFR


7. Gangguan pada Komponen OCR
Pada pengerjaan tugas besa ini, diberikan case untuk menguji sistem
pengaman dengan memberi ganggguan pada beban, bus dan trafo. Dibawah ini
merupakan hasil pengujian gangguan pada beberapa sampel komponen

 Gangguan pada Beban Lump


Pada tugas besar ini, diberikan case gangguan pada beban. Saat diberi
gangguan pada beban Lump14, maka urutan rele yang bekerja adalah “rele
bus33” untuk membuka CB18, “rele bus10” untuk membuka CB010” dan
“rele bus11” untuk membuka CB11. Hasil simulasi pada ETAP ketika
diberikan gangguan pada Lump1 sesuai dengan teori. Hasil simulasi dengan
case gangguan pada lump1 dapa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 10. Hasil Simulasi Gangguan pada Beban Lump


Dibawah ini merupakan urutan kejadian pada beban Lump14

Gambar 11. Hasil Urutan Kerja Rele Saat Terjadi Gangguan pada Beban

Dibawah ini merupakan kurva urutan kerja rele ketika diberi gangguan pada
beban lump14. Garis vertical merah merupakan garis gangguan yang diberikan.
Bentuk kurva dari rele yang muncul berada disebelah kiri garis gangguan yang
menunjukkan bahwa OCR sudah bekerja secara baik dan berurutan.
Gambar 12. Kurva Hasil Simulasi Gangguan pada Beban Lump

 Gangguan pada Beban Bus


Pada tugas besar ini, diberikan case gangguan pada bus. Saat diberi gangguan
pada BUS2, maka urutan rele yang bekerja adalah “rele bus2” untuk
membuka CB02, “rele bus3” untuk membuka CB03” dan “rele bus4” untuk
membuka CB04”. Hasil simulasi pada ETAP ketika diberikan gangguan pada
Bus sesuai dengan teori. Hasil simulasi dengan case gangguan pada BUS2
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 13. Hasil Simulasi Gangguan pada Bus

Dibawah ini merupakan urutan kejadian pada bus

Gambar 14. Hasil Urutan Kerja Rele Saat Terjadi Gangguan pada Bus

Dibawah ini merupakan kurva urutan kerja rele ketika diberi gangguan pada
BUS2. Garis vertical merah merupakan garis gangguan yang diberikan. Bentuk kurva
dari rele yang muncul berada disebelah kiri garis gangguan yang menunjukkan bahwa
OCR sudah bekerja secara baik dan berurutan.
Gambar 15. Kurva Hasil Simulasi Gangguan pada Bus

 Gangguan pada Beban Trafo


Pada tugas besar ini, diberikan case gangguan pada trafo. Saat diberi
gangguan pada trafo, maka urutan rele yang bekerja adalah “rele trf sec”
untuk membuka CB018, dan “rele trf prim” untuk membuka CB019”. Hasil
simulasi pada ETAP ketika diberikan gangguan pada trafo sesuai dengan
teori. Hasil simulasi dengan case gangguan pada trafo dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 16. Hasil Simulasi Gangguan pada Trafo

Dibawah ini merupakan urutan kejadian pada trafo

Gambar 17. Hasil Urutan Kerja Rele Saat Terjadi Gangguan pada Trafo

Dibawah ini merupakan kurva urutan kerja rele ketika diberi gangguan pada
Trafo. Garis vertical merah merupakan garis gangguan yang diberikan. Bentuk kurva
dari rele yang muncul berada disebelah kiri garis gangguan yang menunjukkan bahwa
OCR sudah bekerja secara baik dan berurutan.
Gambar 18. Kurva Hasil Simulasi Gangguan pada Trafo

8. Perhitungan Rele Diferensial

Rele diferensial digunakan pada komponen transformator karena memiliki


perbedaan pada level tegangan. Untuk setting TAP pada diffrential relay dilakukan
perhitungan menggunakan spesifikasi dari transformator utama bagian primer dan
sekunder didapatkan sebagai berikut :

𝐼 𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟


𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 =
𝑛𝐶𝑇
384,9
𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 =
400

𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 0,96225

Pada bagian sekunder

𝐼 𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟


𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 =
𝑛𝐶𝑇

2624
𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 =
2500

𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 1,0496

Dilakukan pula perhitungan dengan nilai error 5% pada setting TAP Primer dan
TAP Sekunder dan didapatkan hasil sebagai berikut :

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 1,05 𝑋 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 1,05 𝑋 0,96225

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 1,0103625

Pada bagian sekunder

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 1,05 𝑋 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 1,05 𝑋 1,0496

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 1,10208

Dengan menggunakan perhitungan yang sama, didapatkan hasil untuk setting


TAP dari setiap relay yang digunakan adalah seperti Tabel dibawah ini :
Tabel 5. Hasil Perhitungan Setting TAP Diffrential Relay

TAP TAP TAP TAP


Relay Primer Sekunder Primer Sekunder
5% 5%

Trafo Utama 0,96225 1,10208 1,0103625 1,10208

Setelah setting TAP, dilakukan perhitungan untuk menentukan arus diffrential


relay yang digunakan dengan menggunakan Tap Primer dan Sekunder dari main trafo
1 adalah sebagai berikut :

∆𝐼 = |𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 − 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟|

∆𝐼 = |1,10208 − 0,96225|

∆𝐼 = 0,13983

Dilakukan pula perhitungan nilai error 5% untuk ∆𝐼 denga perhitungan sebagai


berikut :

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% ∆𝐼 = |𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 − 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟|

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% ∆𝐼 = |1,10208 − 1,0103625|

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% ∆𝐼 = 0,0917175

Dengan cara yang sama maka didapatkan untuk setiap transformator yang
digunakan adalah seperti Tabel 6. dibawah ini :
Tabel 6. Hasil Perhitungan Arus Diffrential Relay

Relay ∆𝑰 Error 5%
∆𝑰

Trafo Utama 0,13983 0,0917175

Dilanjutkan dengan perhitungan % Slope dari Diffrential Relay dengan


menggunakan data dari main transformator 1 adalah sebagai berikut :

∆𝐼
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 + 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
( )
2

0,13983
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
0,96225 + 1,10208
( )
2

𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 = 0,13559

Dilakukan pula perhitungan error 5% untuk Slope dengan perhitungan sebagai


berikut :

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% ∆𝐼
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 + 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑇𝐴𝑃 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
( )
2

0,0917175
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
1,0103625 + 1,10208
( )
2

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 5% 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 = 0,08680264

Dengan perhitungan yang sama didapatkan Slope dari diffrential relay adalah
seperti Tabel dibawah ini :
Tabel 7. Hasil Perhitungan Slope Diffrential Relay

Relay Slope Error 5% Slope


Trafo Utama 0,13559 0,08680264

Perhitungan selanjutnya adalah menentukan setting TAP Diffrential Relay Min


dan Max pada bagian primer serta bagian sekunder dengan perhitungan sebagai
berikut :

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑀𝑖𝑛 = 0,1 𝑋 𝐼 𝐹𝑢𝑙𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑀𝑖𝑛 = 0,1 𝑋 384,9

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑀𝑖𝑛 = 38,49

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑀𝑖𝑛 = 0,1 𝑋 𝐼 𝐹𝑢𝑙𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑀𝑖𝑛 = 0,1 𝑋 2624

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑀𝑖𝑛 = 262,4

Untuk TAP Diffrential Relay Primer dan Sekunder Max

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑀𝑎𝑥 = 0,3 𝑋 𝐼 𝐹𝑢𝑙𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑀𝑎𝑥 = 0,3 𝑋 384,9

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑀𝑎𝑥 = 115,47


𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑀𝑎𝑥 = 0,3 𝑋 𝐼 𝐹𝑢𝑙𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑀𝑎𝑥 = 0,3 𝑋 2624

𝑇𝐴𝑃 𝐷𝐼𝐹 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑀𝑎𝑥 = 787,2

Dengan menggunakan perhitungan yang sama maka di dapatkan setting TAP


Diffrential Relay Min dan Max pada bagian primer serta bagian sekunder adalah
seperti Tabel. dibawah ini :

Tabel 8. Tabel Batas setting Differential relay pada Simulasi menggunakan ETAP
12.6.0

TAP Dif TAP Dif TAP Dif TAP Dif


Relay Primer Primer Sekunder Sekunder
Min Max Min Max
Trafo Utama 38,49 115,47 262,4 787,2

Setelah dilakukan koordinasi setting rele diferensial pada Simulasi didapatkan


data seperti berikut:

Tabel 9. Tabel hasil setting Differential relay pada Simulasi menggunakan ETAP
12.6.0

Relay Operation Time


Main Trafo 1 0,02

Pada rele diferensial dalam simulasi ETAP ini hanya ada masukan nilai
operation time. Sehingga diperoleh hasil simulasi dari rele diferensial didapatkan nilai
operation time yang digunakan pada setting rele diferensial adalah 0,1detik. Dibawah
ini merupakan hasil simulasi saat rele diferensial bekerja akibat trafo diberi gangguan
Gambar 19. Hasil Simulasi Rele Diferensial

Gambar 20. Hasil Urutan Kerja Rele Diferensial

Rele 6 merupakan rele diferensial yang memiliki output CB019. Saat diberi
gangguan pada transformator, maka rele diferensial akan bekerja dan membuka
CB019.
9. Under Frequency Relay
UFR ini merupaka rele yang berfungsi untuk membuka CB ketika frekuensi
pada sumber kurang dari frekuensi yang ditentukan. Pada tugas besar ini, frekuensi
disetting sebesar 50Hz. Pengujian UFR adalah dengan memberikan gangguan
frekuensi yang rendah pada sumber. Pada gambar 21( a ) ketika sistem masih belum
mengalami gangguan under frequency. Pada gambar 21( b ) ketika diberi gangguan,
maka CB akan membuka setalh 1,181 detik. Dibawah ini merupakan gambar hasil
simulasi ketika pengujian UFR pada sistem

(a) (b)
Gambar 21. Hasil Simulasi Kerja UFR
KESIMPULAN

Dari hasil analisis perhitungan dan setting overcurrent relay, ground fault
relay, differential relay, dan under frequency relay pada rangkaian jaringan yang
dibuat dengan menggunakan software ETAP 12.6.0, diperoleh beberapa kesimpulan
berikut

 Pengerjaan Sistem Pengaman Tenaga Listrik 17 bus menggunakan 4 rele,


yaitu overcurrent relay, ground fault relay, differential relay, dan under
frequency relay
 Tipe rele yang digunakan pada OCR adalah Schneider Electric, karena rele ini
dapat digunakan untuk setting OCR dan GFR
 Data yang diperlukan dalam perhitungan setting OCR adalah data Ifl yang
diperoleh dari simulasi loadflow dan nCT untuk menghitung nilai Low Setting
dan High Setting pada OCR
 Arus pickup Overcurrent relay pada low setting adalah sebesar 1.1 kali hingga
1.5 kali dari arus beban maksimum.
 Arus pickup Overcurrent relay pada high setting adalah sebesar 1.5 kali dari
arus beban maksimum.hingga √3/2 arus short circuit 3-fasa minimum
 Penggunaan waktu delay dalam High Setting OCR adalah dimulai dari 0,1
detik dan kemudian bertambah 0,2 detik setiap tingkat rele.
 Semakin jauh letak relay overcurrent dari pembangkit, maka setting waktu
dan arus harus lebih kecil dibanding dengan relay yang lebih dekat dengan
pembangkit agar terkoordinasi dengan baik.
 Dalam setting OCR yang tidak terkoordinasi dengan baik, digunakan metode
trial and error, yaitu dengan cara menggeser kurva urutan kerja rele hasil
simulasi sampai sesuai dengan urutan yang diinginkan.
 Semakin dekat ground fault relay dengan beban maka relay harus memiliki
arus pickup dan waktu delay yang lebih kecil dibandingkan dengan relay yang
lebih jauh dari beban.
 Rele diferensial hanya digunakan pada trafo saja, karena rele diferensial
berfungsi untuk mengamankan komponen yang memiliki beda tegangan
seperti trafo. Operating Time yang digunakan dalam setting rele diferensial
adalah 0,1 detik.
 UFR merupaka rele yang digunakan pada sumber tenaga listrik. Rele ini
dipasang untuk mengamankan komponen ketika terjadi gangguan seperti
frekuensi yang rendah pada sumber yang dihasilkan. Ketika diberi gangguan
frekuensi yang rendah, UFR ini bekerja 1,181 detik setelah diberi gangguan.

Anda mungkin juga menyukai