Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Daftar Isi.........................................................................................................................i

Kata Pengantar................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat..............................................................................................1

Bab II Originalitas Ide....................................................................................................2

Bab III Pembahasan........................................................................................................5

3.1 Alat ......................................................................................................................5

3.2 Bahan....................................................................................................................5

3.4 Perangkaian..........................................................................................................5

Bab IV Ide Turunan.........................................................................................................8

4.1 Peluang keterwujudan..........................................................................................8

4.2 Nilai-Nilai Inovasi................................................................................................8

4.3 Perkiraan Dampak................................................................................................8

Bab V Penutup................................................................................................................10

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................10

5.2 Saran.....................................................................................................................10

Daftar Pustaka.................................................................................................................11

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan karuniaNYA
penyusunan rekayasa ide ini selesai sesuai dengan apa yang diharapkan. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW dan tak lupa saya
ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan rekayasa ide.

Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi. Meskipun saya berharap isi dari rekayasa ide ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh Karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar rekayasa ide ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata saya
berharap agar rekayasa ide ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, 30 Mei 2018

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu kendala yang dihadapi Indonesia dewasa ini adalah ketidakseimbangan
antara kebutuhan konsumsi listrik pelanggan dibandingkan dengan kemampuan PLN
dalam menyediakan energi listrik. Begitu juga tentang isu makin menipisnya cadangan
minyak. Sebagaimana diketahui bahwa bahan bakar untuk memproduksi sumber energi
listrik berasal dari sumber energi fosil seperti batu bara dan bahan bakar minyak lain.
Sumber energi fosil sendiri sewaktu-waktu bisa habis jika dilakukan pemakaian terus
menerus. Untuk mengatasi hal tersebut maka PLN melakukan penghematan energi listrik
kepada konsumen dengan mencari sumber energi alternatif untuk meningkatkan efisiensi
sumber energi yang ada.

Salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik adalah
energi panas(termal). Energi panas dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan
pemanfaatan perpindahan kalor. Dalam hal ini kita akan menggunakan perpindahan kalor
konveksi yang bergantung pada viskositas fluida disamping ketergantunganya kepada
sifat-sifat termal fluida itu (konduktivitas termal, kalor spesifik, densitas), hal ini dapat
dimengerti karena viskositas mempengaruhi profil kecepatan, dan karena itu,
mempengaruhi laju perpindahan energi.

Perpindahan energi sebagai panas selalu bertolak dari suatu benda yang
temperaturnya lebih tinggi ke benda yang temperaturnya lebih rendah. Temperatur dapat
dipandang sebagai potensial pendorong bagi berlangsungnya perpindahan energi sebagai
panas. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik maka digunakan alat yang
bernama Thermoelektrik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana memanfaatkan energi panas menjadi energi listrik?

2. Bagaimana termoelektrik dapat bekerja?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan pengemukaan ide ini adalah untuk memanfaatkan sumber energi panas
menjadi sumber energi listrik yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari sembari
memberi pasokan energi listrik cadangan ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN.
Selain itu hal ini dilakukan sembari membuktikan bahwa energi panas dapat diubah
menjadi energi listrik dan hal ini berkaitan dengan energi apasaja yang dapat diubah
menjadi energi listrik.

Manfaat pengemukaan ide ini adalah agar mahasiswa dapat mengembangkan ide-ide
yang berguna dalam memanfaatkan energi.

1
BAB II

ORIGINALITAS IDE

Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann
Seebeck pada tahun 1821. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian,
dimana antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Kemudian jarum kompas
tersebut bergerak, ketika salah satu sisi logam tersebut dipanaskan dan sisi logam yang
lainnya didinginkan.
Bergerakannya jarum kompas tersebut oleh karena perbedaan temperatur yang terjadi,
menyebabkan adanya aliran listrik pada logam dan menimbulkan medan magnet. Medan magnet
inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek
Seebeck, yang kemudian digunakan sebagai prinsip pengukuran temperatur dengan termokopel.
Arus listrik dialirkan pada dua buah logam yang disambungkan dalam sebuah rangkaian, maka
terjadilah beda temperatur di kedua sambungan tersebut alat ini disebut dengan generator
termoelektrik.
Termolektrik merupakan konversi langsung dari energi panas menjadi energi listrik.
Termoelektrik didasarkan pada sebuah efek yang disebut efek Seebeck. Prinsip kerja dari
efek Seebeck yang bekerja pada pembangkit termoelektrik adalah jika ada dua buah material
atau lempeng logam yang tersambung berada pada lingkungan dengan suhu yang berbeda
maka di dalam material atau lempeng logam tersebut akan mengalir arus listrik. Teknologi
termoelektrik relatif lebih ramah lingkungan, tahan lama dan bisa digunakan dalam skala
yang besar.

Gambar. Struktur termoelektrik dan perpindahan panas secara konveksi

Termoelektrik itu sendiri umumnya menggunakan bahan yang bersifat semikonduktor


atau dengan kata lain menggunakan solid-state technology. Adapun struktur dari
2
termoelektrik dapat dilihat pada Gambar diatas. Pada Gambar tersebut ditunjukkan struktur
termoelektrik yang terdiri dari suatu susunan elemen tipe-P, yakni material yang kekurangan
elektron, dan terdiri juga dari susunan elemen tipe-N, yakni material yang kelebihan elektron.
Panas masuk pada salah satu sisi dan dibuang dari sisi lainnya. Transfer panas tersebut
menghasilkan suatu tegangan yang melewati sambungan termoelektrik dan besarnya
tegangan listrik yang dihasilkan sebanding dengan gradien suhu.

Dapat disimpulkan apabila batang logam dipanaskan dan didinginkan pada 2 buah
kutub logam, elektron pada sisi panas logam akan bergerak aktif dan memiliki kecepatan
aliran yang lebih tinggi dibandingkan dengan sisi dingin logam. Dengan kecepatan yang lebih
tinggi, maka elektron dari sisi panas akan mengalami difusi ke sisi dingin dan menyebabkan
timbulnya medan listrik pada logam atau material tersebut. Elemen termolektrik yang terdiri
dari semikonduktor tipe-P dan tipe-N yang dihubungkan dalam sebuah rangkain tertutup yang
terdapat pada beban. Maka perbedaan suhu yang ada pada tiap junction dan tiap
semikonduktor tersebut akan menyebabkan perpindahan elektron dari sisi panas menuju sisi
dingin. Proses ini diilustrasikan pada gambar dibawah ini.

Gambar. Proses termolektrik mengubah energi panas menjadi listrik

Umumnya, ada beberapa material atau bahan dari generator termoelektrik yang sudah
diproduksi antara lain silicon germanium, lead telluride dan bismuth telluride. Ketiga bahan
ini diklasifikasikan menurut suhu kerjanya. Bahan silikon germanium memiliki suhu kerja
yang paling tinggi diantara bahan generator termoelektrik lainnya. Material ini bisa menyerap
panas dalam suhu 750°C sampai dengan 1000°C rotor. Bahan ini dapat menyerap beda
potensial yang paling tinggi dari material termolektrik yang lainnya.
Adapun material lead telluride merupakan material generator termoelektrik yang bekerja
pada suhu menengah. Pada material ini suhu kerja rentang antara 400° C sampai dengan
650°C.

3
Namun pada umumnya bahan generator termoelektrik yang digunakan adalah material
jenis bismuth telluride. Material ini bekerja pada suhu rendah dengan rentang suhu kerja
hingga 350°C. Material ini umumnya dipakai untuk elemen pendingin pada aplikasi
pendingin, atau kombinasi pendingin dan pemanasan dengan adanya perbedaan suhu yang
mengakibatkan timbulnya energi listrik.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Alat

 Gunting  Termoelektrik

 Obeng positif (+) dan negatif (-)

 Multi tester

3.2. Bahan

 Termoelektrik  Power bank kapasitas 12000 mAh


 Plat baja  Kabel
 Elemen pendingin(Heat Shink)  Selotif
 Lem(Thermal Interface Material  Baut dan mur
(Thermal Pasta))

3.3. Perangkaian

Dalam perakitan termoelektrik dilakukan dengan cara:

Gambar. Termoelektrik dan Heat Shink.

Pertama tempelkan termoelektrik dengan heat shink di satu sisi. Posisikan untuk
menempelkan dengan erat, gunakan lem termal pasta.

5
Pada sisi lainnya akan diposisikan pada permukaan dinding kompor langsung.
Termoelektrik hanya di posisikan menempel pada dinding kompor tidak di tekan dengan
kuat. Hal ini akan dikarenakan akan dapat merusak termoelektrik, apabila termoelektrik
diletakkan didalam kompor.

Sebagai dudukan gunakan alumunium yang memiliki sekat-sekat seperti digambar agar
angin masuk dapat terkontrol dan sebelum termoelektrik itu ditempelkan pada dinding
kompor, maka terlebih dahulu ditempelkan pada alumunium tersebut dengan menggunakan
lem begitu juga dengan kipas untuk pengaturan suhu pada sisi yang berbeda agar tetap
dingin.

Setelah termo elektrik dan kipas sudah terpasang dengan kuat maka dapat langsung
ditempelkan pada dinding kompor yang mana termoelektrik nya dilem agar menempel
dengan kuat. Lalu tutup dengan lempengan seng atau besi agar tidak jatuh maka di baut
dengan mur yang telah di sediakan.

Setelah selesai diposisikan, selanjutnya sambungkan kabel dan rangkai agar dapat
terhubung dengan power bank (mencas powerbank). Di sini power bank berfungsi menerima
arus yang dihasilkan dan disimpan sementara pada powerbank. Arus yang diterima power
bank dapat digunakan untuk menghidupkan beberapa lampu aksesoris yang berukuran arus
sedang dan dapat juga digunakan untuk mengecas baterai HP.

6
Dalam pemasangan ini hendaklah diperiksa terlebih dahulu arus yang didapat dari panas
kompor dan suhu dingin dari heat shink. Agar lebih aman dan tidak merusak komponen
gunakan penstabil arus(Dioda).

Setelah rangkaian selesai dan berfungsi maka arus dapat digunakan untuk berbagai hal.
Diharapkan rajin memeriksa posisi termoelektrik agar dapat bekerja dengan baik.

7
BAB IV

IDE TURUNAN

4.1. Peluang Keterwujudan

Dalam penerapan ide ini, peluang bekerjadengan baiknya termoelektrik ini sekitar
60:30. Dengan 60 sebagai peluang berhasil dan 30 sebagai peluang gagal. Peluang
keberhasilan ditaksir berdasarkan sistem kerja yang sederhana dan mudah di bentuk.
Selain itu adanya alat termoelektrik yang sudah tersedia di toko-toko elektronik.

Sedangkan peluang kegagalan ini dapat terjadi jika komponen pengeleman


termoelektrik tidak merata dan tidak kuat maka arus yang dihasilkan tidak stabil, maka
listrik yang dihasilkan lemah.

Keterwujudan sistem ini juga dipengaruhi oleh ketepatan dalam memilih bahan bakar
yang dapat tahan lama serta menghasilkan api yang baik sehingga suhu panas yang
dihasilkan stabil dan pemilihan bahan pembuatan kompor mempengaruhi yang mana
ketebalan dari bahan tersebut menjadi faktor utama pentransfer panas ke termoelektriknya.

4.2. Nilai-Nilai Inovasi

Dalam inovasi pemanfaatan energi panas cakram menjadi energi listrik ini memiliki
nilai keterampilan. Nilai keterampilan dalam inovasi ini adalah pembuatan alat penopang
termoelektrik agar tetap stabil pada posisi yang telah ditentukan. Selain itu keterampilan
dalam merakit juga dilatih agar rangkaian menjadi lebih efisien, efektif, dan berfungsi
dengan baik.

Selain nilai keterampilan, ada juga nilai ketelitian dalam membuat rangkaian agar
tidak terjadi konsleting atau terjadi kerusakan pada komponen. Nilai pengetahuan juga
diasah dengan mengembangkan rangkaian menjadi lebih efektif dalam pemanfaatannya.

Banyak nilai-nilai yang didapat dalam inovasi termoelektrik, dimana kerja sama
dalam perencanaan ide dibangun menjadi lebih hidup dan dapat menerima pendapat-
pendapat orang lain sehingga menambah wawasan.

4.3. Perkiraan Dampak

Dalam perancangan ide ini memiliki perkiraan dampak. Dampak yang dapat
ditimbulkan dari ide ini adalah meliputi dampak positif dan dampak negatif.
8
Dampak positif yang ditimbulkan adalah adanya hasil dari perubahan energi panas
menjadi sebuah energi listrik yang dapat dimanfaatkan menjadi banyak hal. Dampak
positif ini juga meliputi terjalinnya kerja sama dalam perangkaian. Sehingga setiap ilmu
dapat terbagi-bagi.

Dampak negatif yang ditimbulkan tidak ada karena penggunaan alat tersebut sangat
lah efisien dan tidak membahayakan.

9
BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Ketidakseimbangan antara kebutuhan konsumsi listrik pelanggan dibandingkan


dengan kemampuan PLN dalam menyediakan energi listrik. Salah satu sumber energi
yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik adalah energi panas(termal). Energi panas
dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan pemanfaatan perpindahan kalor. Dalam
perpindahan kalor ini dapat digunakan alat yang bernama termoelektrik.
Termolektrik merupakan konversi langsung dari energi panas menjadi energi listrik.
Termoelektrik didasarkan pada sebuah efek yang disebut efek Seebeck. Prinsip kerja dari
efek Seebeck yang bekerja pada pembangkit termoelektrik adalah jika ada dua buah
material atau lempeng logam yang tersambung berada pada lingkungan dengan suhu yang
berbeda maka di dalam material atau lempeng logam tersebut akan mengalir arus listrik.
Teknologi termoelektrik relatif lebih ramah lingkungan, tahan lama dan bisa digunakan
dalam skala yang besar.
Dalam hal ini, pemanfaatan energi panas diambil dari panas kompor biomasa. Dengan
memanfaatkan panas kompor biomasa menggunakan alat termoelektrik, energi listrik yang
dihasilkan dapat digunakan untuk menghidupkan aksesoris lampu atau mengisi daya HP.
Sebagai penampung arus yang dihasilkan ini digunakan powerbank yang memiliki
kapasitas yang besar sehingga dapat menyimpan banyak arus.

5.2. Saran

Dalam perakitan sistem kerja pemanfaatan energi panas menjadi energi listrik
diharapkan dikerjakan dengan teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal. Jika kurang
memahami tentang fungsi alat-alat elektronika bisa juga mengajak guru/dosen/mahasiswa
yang paham dan mengerti pada hal-hal yang berbaur elektronik.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://abrarridwan.files.wordpress.com/2013/11/jurnal-hibah-bengkalis.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai