Anda di halaman 1dari 3

NASKAH PIDATO HARI GURU NASIONAL 25 NOVEMBER 2019 by YUS HANDAYANTO

Hari Guru Nasional diperingati setiap tahun untuk mengapresiasi, mendukung, serta
mendorong kualitas guru Indonesia. Dengan cara ini, diharapkan kualitas pendidikan di
Indonesia semakin meningkat. Sebenarnya, Hari Guru tak hanya dirayakan di Indonesia.
Bahkan, beberapa negara menetapkannya sebagai hari libur sekolah. Hanya saja, Hari
Guru di negara lain diperingati dengan tanggal yang berbeda-beda, misalnya: Amerika
Serikat memperingati Hari Guru pada minggu pertama Mei Argentina pada 11
September Hong Kong pada 10 September Korea Selatan pada 15 Mei. Hari Guru di
Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Presiden No 78 Tahun 1994.

Saat Hari Guru Keppres ini menetapkan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) sekaligus sebagai Hari Guru Nasional. Melansir laman resmi PGRI, organisasi
PGRI ini berawal dari Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang telah berdiri sejak
1912. Organisasi tersebut merupakan bentuk dari perjuangan para guru pribumi di
zaman Belanda, yang anggotanya trdiri dari Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan
Penilik Sekolah. Umumnya, para guru yang tergabung dalam PGHB bertugas di Sekolah
Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Tujuan berdirinya organisasi tersebut adalah
untuk mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi
dengan pihak Belanda. Kemudian, pada 1932, PGHB berubah menjadi Persatuan Guru
Indonesia (PGI). Saat zaman kependudukan Jepang, PGI dilarang melakukan berbagai
aktiivtas karena segala jenis organisasi dilarang di waktu itu. Setelah Indonesia
merdeka pada 1945, Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta.
Dalam kongres tersebut, dibentuklah organisasi PGRI untuk mewadahi semua guru di
Indonesia.

Guru sebagai sosok panutan yang perlu dihargai profesinal dan jasanya, karena gurulah
yang membuka jendela membaca dunia. Guru patut dijadikan sebagai seorang pahlawan
karena dengan ketulusannya dalam mengajar, membimbing, melatih seseorang untuk
menjadi teladan menuju sebuah kemerdekaan. Pahlawan bukanlah hanya seseorang
yang rela berkorban darah demi sebuah tujuan, dan merdeka bukanlah hanya sebuah
pengakuan yang tertulis dan terlihat. Suatu kemerdekaan dari kebodohan serta
kemiskinan dengan ilmu yang telah diajarkan olehnya. Apakah pernah terpikirkan
seorang guru untuk menjadi pahlawan? Sungguh tidak, namun gelar itu telah tersemat
dengan gagah di pundaknya karena apa yang telah dilaksanakannya dengan mulia.

Melihat seorang guru bagaikan melihat sebuah masa depan cerah yang telah
terpampang dan menjanjikan untuk dunia ini. Ingatkah kita ketika Negara Jepang
pernah terpuruk dengan hancurnya kota Nagasaki dan Hiroshima oleh serangan bom
Amerika? Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal mencapai jutaan, bangunan
gedung mewah hangus bagaikan padang pasir putih yang mengkilau di pinggir pantai
tanpa halangan apapun, efek radiasi bom yang diperkirakan membutuhkan 50 tahun
lamanya untuk menghilangkan semuanya. Jepang saat itu terpaksa menyerah kepada
sekutu, dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jenderalnya yang masih
hidup dan menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang masih tersisa?“.

Para jenderalnya pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan
kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau
tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak
belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang, akan tetapi kita tidak tahu
bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar
bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih
tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan
bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”

Cerita diatas mengajarkan dan dijadikan sebagai renungan kita bersama terutama para
guru, apakah guru-guru yang dimiliki bangsa ini merupakan guru-guru yang pantas
dibanggakan sebagaimana guru-guru Jepang yang dibanggakan Kaisar Hirohito pada
tahun 1945 silam? Oleh karena itu, guru perlu dihargai karya pengabdiannya.

Penghargaan pengabdian kepada guru perlu ditingkatkan pada semua wilayah Kesatuan
Republik Indonesia. Guru sebagai pencetus generasi muda yang cemerlang untuk
mempertahankan Kedaulatan Negara. Sungguh luar biasa membicarakan sosok seorang
guru di mata dunia, di mata orang-orang sukses, di mata orang-orang pandai, karena
mereka pasti sepakat bahwa tak ada pahlawan yang lebih berjasa bagi mereka selain
guru

Guru dengan karya pengabdiannya akan mencetak generasi yang baik dan senantiasa
memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, serta
negaranya. Kondisi Bangsa Indonesia yang semakin hari semakin kehilangan jati diri
dan martabatnya sebagai bangsa yang maju, yang semakin hari semakin dijajah secara
tidak langsung oleh negara lain, maka tersirat sebuah kewajiban dan perintah untuk
segera membenahi segala hal, terutama membenahi generasi penerus bangsa ini untuk
meraih kemerdekaan yang sebenarnya. ingatlah satu hal bahwa generasi penerus yang
baik tersebut takkan pernah lahir dan takkan pernah siap untuk dipanen tanpa campur
tangan seorang guru. Hiduplah Guruku, Hiduplah Pahlawanku, aku Bangga menjadi
GURU.

Anda mungkin juga menyukai