Anda di halaman 1dari 3

ILMU PENGLARIS

*ILMU PENGLARIS BAGIAN #1*

Bisnis rame dan sepi itu biasa, omzet naik turun juga biasa, alamiah, wajar, semua
mengalami..

Yang punya bisnis kuliner dan mainan sosmed pasti sudah tau cara ngundang massa, difoto
makanannya dengan cantik, atur posisi sana-sini, geser kesini toppingnya biar menarik
mata, kasih tambahan kuah dan saos biar menggoda selera, lalu jepreeettt!! upload ke
instagram, facebook atau twitter. Dikasih hastag yang bikin puyeng pembaca.. Hehe, asal
banyak hastagnya berharap ada yang menemukan postingan di warungnya..

Saya? Aaah sama sadja.. Ketika masuk Google maps kamu ketik "Tengkleng Hohah"
langsung terdeteksi lokasinya, pencet tanda gambar mobilnya dan kamu akan dipandu
hingga ke lokasi warung penyuka kambing ini. Atau kamu masuk aplikasi Gojek, pilih
GoFood, cari Tengkleng Hohah, pilihan menu dan makanan bisa kamu pilih, klik pesan,
Tengkleng and thegank siap diantarkan..

Apakah semua eksistensi di sosmed itu bakal bikin warungmu langsung rame? Beluuum
tentu.. Emang kalau pasang baliho paling besar jaminan bakal orang berduyun-duyun mau
datang?

Hehe, inilah uniknya dunia usaha. Rejeki itu bukan dari konsumen, mereka itu hanya
perantara sadja, *rejeki itu tetap hak mutlaknya Allah, ada kekuatan SUPER X yang bisa
menggiring massa mendatangi warungmu, makan, dan dengan suka rela mereka
mengeluarkan dompetnya makan di warungmu..*

Kekuatan SUPER X itu gak sembarangan orang tau caranya, atau paham ilmunya, tapi
begitu powerfullnya hingga bisa menggerakkan hati orang-orang yang lewat di dekat
warungmu mau mengendorkan gas lalu memarkir kendaraannya, Kekuatan yang bisa
menggerakan mata pengendara yang lewat, tiba-tiba tertarik dengan plang warungmu dan
dalam sekian detik dia memutuskan untuk mampir..

*Apa itu mas?*


Apa hayooo....? Hehe mau tau buanget atau mau tau ajaaah.. Mrengess dulu dooong 😁

Ketika saya mengisi seminar bareng mas Jody Broto Suseno, Owner jaringan Waroeng
Steak n Shake yang rame itu, saya mendengar langsung dia berkata begini..

"Saya punya beberapa warung di sekitaran jalan Gejayan Jogja, ada Waroeng Steak n
Shake, Bebek pak Slamet, the penyeters, Warung Ayam Kampung, dan The Icon, tiap saya
lewat daerah sana, saya selalu bershalawat, saya doakan semua warung di sekitar sana
rame semua.. Saya tengok kanan *sholawat*, tengok kiri *sholawat*, gak peduli itu
warungnya siapa, pokoknya saya doakan.. *Doa yang baik itu akan kembali kepada yang
mendoakan*, ketika saya mendoakan semua rame, Alhamdulillah warung saya juga rame.."
Tuuh.. Udah dipraktekkan oleh masternya kuliner Jogja, doa yang baik, bukan doa yang
penuh kebencian, bukan doa yang mendoakan usaha orang lain sepi, atau hancur
berantakan..

Energi positif akan mengundang energi positif, energi negatif akan mengundang energi
negatif pula. Makanya orang yang selalu berfikir dan berkelakuan negatif, dia mengundang
kesialan beruntun dalam hidupnya..

@Saptuari

ILMU PENGLARIS 2

*ILMU PENGLARIS BAGIAN #2*

Waktu itu usai Isya saya duduk sendirian di depan warung, saya tanya kepada manager
warung bagaimana penjualan hari ini,
"Agak sepi nih mas, mungkin karena akhir bulan pada belum gajian, jadi pada ngirit gak
jajan di luar.." Katanya

Dari jauh ada lelaki tua naik sepeda memboncengkan dua anak kecil.. Aaah bapak itu,
muadzin di masjid kampung sebelah. Saya mengenalnya, suara paraunya setiap subuh
sudah bergema, dia yang mewakafkan tanah di sebelah rumahnya untuk di jadikan masjid,
dialah orang kaya sesungguhnya.. Setiap pagi dengan sepeda yang sudah karatan
berangkat ke sawah sebagai buruh tani, mengerjakan sawah orang lain dengan bayaran tak
seberapa.

"Pak.. Pak.. Sekedap pak!" Saya memanggilnya.


"Pripun mas? Sehat to panjenengan..?"
"Sehat pak, Alhamdulillah.. Saya nyuwun panjenengan meninggalkan doa Al Fatehah untuk
warung saya malam ini, doa dari panjenengan langsung.."

Dengan berdiri memegang stang sepeda pak tua itu menunduk, membacakan Al Fatehah
seperti yang saya minta.. Menutupnya dengan mengusap wajahnya..
"Sampun mas.. Kulo lanjut nggih, ajeng ngeterke anak kulo tumbas buah".

Saya langsung menyelipkan selembar uang kepada anak-anak itu, mereka menerimanya
dengan mata berbinar-binar.. *Ilmu sedekah di muka..*
Bayangan tubuh mereka naik sepeda sekilas tampak dari sorot lampu mobil yang
bersliweran..

Saya duduk lagi, tak lama berselang sebuah mobil berhenti.. 3 orang masuk ke dalam,
pesan tengkleng dan sate bebarengan..

Tiba-tiba berhenti dua mobil lagi, rombongan yang baru pulang wisata di Gunung Kidul..
Satu.. Dua.. Tiga.. Empat... Sepuluh orang turun bebarengan, riuh rendah dengan suara
candaan..

Satu.. dua motor ikut berhenti..


Satu lagi mobil kebagian parkir di timur sana..
Tidak ada setengah jam, seluruh meja telah terisi wajah-wajah orang kelaparan.. Lima
karyawan warung tampak kewalahan.. Saya pun turun tangan, ikut menata piring-piring sate
untuk dihidangkan..

Hampir jam setengah sepuluh malam, saya bertanya pada Agus manager saya,
"Piye gus?"
"Ludessss boss! Ludeeesss...!"

Aaahh, sambil berjalan pulang saya memandang langit penuh bintang...


Gusti Allah itu mboten sare..
Sungguh..
Allah itu tak pernah tidur..

@Saptuari

Anda mungkin juga menyukai