Tempe itu masih belum juga berubah, belum menyatu oleh kapas-kapas
ragi putih.
Tapi, dng memaksa senyum, dia berdiri.
Dia yaqin.., Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti
akan jadi.
Dia yaqin..., Allah tdk akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah.
Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dlm keranjang,dia berdoa
lagi..
"Ya Allah, aku tau tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu.
Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe...
Karena
itu ya Allah, jadikanlah...! Bantulah aku, kabulkan doaku...".
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun
pembungkus tempe.
Pasti telah jadi sekarang, batinnya.
Dengan berdebar, dia
intip dari daun itu, dan... belum jadi.
Kacang kedelai itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian
kacang kedelai tsb.
"Keajaiban Tuhan akan datang... pasti..!",
Yaqin-nya.
Dia pun berjalan ke pasar...
Di sepanjang perjalanan itu, dia yaqin..., "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan
proses peragian atas tempe2nya.
Ber-kali2i dia
memanjatkan doa...
Ber-kali2 dia yaqinkan diri, Allah pasti mengabulkan
doanya.
Sampai di pasar, di tmpt dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang2 itu...
"Pasti sekarang telah jadi tempe..", batinnya.
Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan2.
Dan... dia terlonjak.
Tempe itu masih tak ada
perubahan.
Masih sama spt ketika pertama kali dia buka di dapur tadi.
Air mata pun menitiki keriput pipinya.
Kenapa doaku tidak dikabulkan...?
Sahabat semua..., dlm kehidupan sehari2, kita acap berdoa, dan "memaksakan"
Allah memberikan apa yg menurut kita paling cocok utk kita.
Dan jika doakita tdk dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa dan merasa
ditinggalkan...
Padahal Allah paling tau apa yg paling cocok utk kita.
Bahwa semua rencananya adalah SEMPURNA..
Tempe 1/2 jadi tsb tdk akan pernah dlm waktu singkat menjadi tempe, krn itu
melawan takdir qauniyah yg telah Allah tetapkan.
Takdir qauniyah ini atau
takdir kausalitas (sunnatullah) itu akan berjalan seperti biasanya... Itulah hukumnya.
Seperti air akan mengalir dari tempat yg tinggi ke tempat yg rendah..
Namun kita berharap dng takdir ghaibiyah yg Allah tetapkan, spt pertolongan
yg Allah berikan dr arah yg tdk pernah kita duga..