Tugas Olahraga
Tugas Olahraga
DISUSUN OLEH:
KELAS: VII-C
PENGERTIAN
Lari sprint juga dikenal dengan istilah lari jarak pendek di mana jenis lari ini termasuk
yang paling sering diperlombakan. Karena lari jarak pendek, maka jarak yang
ditempuh oleh pelari adalah antara 100 meter, 200 meter atau 400 meter dan pelari
harus melakukannya dalam kecepatan tinggi. Tak hanya lari dengan ketiga jarak
tempuh tersebut, lari sambung atau teknik lari estafet pun adalah salah satu jenis
dari lari sprint.
1.Teknik Start
Start yang benar perlu sprinter lakukan dengan konsentrasi penuh sambil
menyiapkan sikap yang pas dan pada teknik start, posisi dan sikap tubuh yang
benar adalah dengan berjongkok. Namun tidak sampai di situ saja, start jongkok
terdiri dari 3 tahapan tergantung dari aba-aba yang diberikan, seperti di bawah ini:
Di awal start jongkok, akan ada aba-aba “bersedia” di mana posisi dan gerakan
tubuh harus benar, yakni dengan seperti berikut:
Setelah kata “bersedia,” aba-aba selanjutnya adalah “siap” dan gerakan atau posisi
tubuh perlu diubah dengan cara:
Sesudah “bersedia” dan “siap” itu artinya sprinter harus lebih waspada karena akan
segera berlari pasca aba-aba “ya” dan inilah sikap dan gerakan tubuh yang benar:
Saat berlari, langkah kaki tak hanya harus cepat namun juga panjang-
panjang.
Ujung telapak kakilah yang harus menapak saat kaki tumpuan mendarat
sambil membengkokkan lutut sedikit.
Lengan diayunkan bergantian dari belakang mengarah ke depan sambil
menekuk/membengkokkan sedikit bagian siku.
Tubuh dicondongkan ke depan sewaktu berlari dengan penolakan kaki
sekuat-kuatnya agar bisa berlari secepat mungkin.
Langkah kaki pun sebaiknya lebar-lebar sambil gerakan lengan tangan
diarahkan ke dagu.
Posisi kepala harus tegak dan tidak boleh menunduk.
Pastikan bahwa punggung dan kepala ada dalam satu garis lurus.
Sambil terus memfokuskan pandangan ke arah depan, rilekskan otot rahang
dan area leher.
3.Teknik Finish
Ada beragam teknik atau cara dalam memasuki garis finish, seperti di bawah ini:
Memiringkan/memutar bahu atau tubuh pada salah satu sisi – Cara melewati
garis finish dengan cara ini memang mungkin lebih sulit dilakukan. Hanya saja,
cara ini justru terbukti lebih menguntungkan ketimbang berlari lurus ke depan
tanpa adanya perubahan posisi tubuh.
Menjatuhkan tubuh ke arah depan – Cara ini pun sama menguntungkannya
dengan cara sebelumnya, namun tingkat kesulitannya pasti jauh lebih tinggi.
Rata-rata sprinter yang sudah profesional dan terkenal-lah yang menggunakan
cara memasuki garis finish satu ini.
Berlari lurus terus tanpa perubahan sikap tubuh – Bila kedua cara sebelumnya
memiliki tingkat kesulitan agak tinggi, maka cara satu ini sebenarnya adalah yang
paling mudah. Sayangnya menjadi kurang menguntungkan bagi si pelari sendiri
sebab tak adanya perubahan posisi tubuh.
Kombinasi memiringkan dan merebahkan tubuh ke depan – Supaya lebih
menguntungkan lagi, mengombinasikan cara pertama dan kedua adalah ide
yang cemerlang dan layak untuk dicoba.
Tak hanya cara-cara bagaimana memasuki garis finish yang benar yang perlu
diperhatikan, para pelari pun harus tahu apa saja yang tidak diperbolehkan sewaktu
melewati garis finish. Pelari tak boleh melompat sewaktu masuk ke garis finish,
pelari juga tak boleh dengan tangan mencoba meraih pita garis finish, dan satu lagi
pelari saat sudah di garis finish tak boleh berhenti secara tiba-tiba.
Catatan waktu Zohri ini sekaligus memecahkan rekor nasional junior atas namanya
sendiri yakni 10,25 detik.
Pencapaian Zohri merupakan sejarah baru dalam cabang olahraga atletik Indonesia.
Sebelumnya, prestasi terbaik atlet Indonesia di Kejuaraan Dunia Atletik Junior nomor
lari 100 meter adalah finis kedelapan di babak penyisihan tahun 1986.
Pada ajang Kejuaraan Asia Atletik Junior 2018 di Jepang, Zohri juga berhasil meraih
medali emas untuk lari 100 meter dengan catatan waktu 10,27 detik.Dalam
sebuahpernyataannya—sebagaimana termaktub dari BBC Indonesia, bahwa ia juga
akan bersiap dalam menghadapi Asian Games 2018.
Pada Pesta Olahraga Asia 2018, Zohri mencapai final namun finis di urutan ke-7
dengan catatan waktu 10,20 detik dalam nomor lari 100 m.Namun, dia dan rekan-
rekan atletnya berhasil memenangkan medali perak di nomor estafet 4×100 m. Zohri
merupakan pelari kedua dalam nomor tersebut.
Pada Kejuaraan Atletik Asia 2019, Zohri berhasil meraih medali perak dengan
catatan waktu 10,13 detik yang dicapainya pada babak final. Catatan waktu tersebut
juga memecahkan rekor nasional lari 100 meter yang sebelumnya dipegang oleh
Suryo Agung Wibowo dengan catatan waktu 10,17 detik
Informasi pribadi
Kewarganegaraan Indonesia
Lahir 1 Juli 2000 (umur 19)
Lombok Utara, Nusa Tenggara
Barat, Indonesia
Olahraga
Olahraga Atletik
Rekam medali
Mewakili Indonesia
Pesta Olahraga Asia
Perak Jakarta-Palembang 4×100 m
2018 estafet
Kejuaraan Asia
Perak Doha 2019 100 m
Kejuaraan U20 Dunia
Emas Tampere 2018 100 m
Kejuaraan Junior Asia
Emas Gifu 2018 100 m
Statistik
Kompetisi internasional
Cata
Tahun Ajang Tempat Posisi Jarak
tan
Asian Junior
Gifu, Jepang ke-1 100 m 10.27
Championships
World U20
Tampere, Finlandia ke-1 100 m 10.18
Championships
2018
Kuala Lumpur,
Malaysia Open ke-1 100 m 10.20
Malaysia
10.03
Seiko Golden Grand Prix Osaka, Jepang ke-3 100 m
Ia tampil dalam Kejuaraan Tertutup Dunia 2003, Kejuaraan Dunia 2003, dan Olimpiade
Beijing 2008 namun gagal melewati babak penyisihan. Catatan waktunya di Beijing adalah
10,46 detik.
Catatan waktu terbaiknya 10,17 detik yang dicetak pada SEA Games 2009 memecahkan
rekor sea games sebelumnya 10,25 detik yang juga dicetak oleh Suryo pada SEA Games
2007 di Nakhon Ratchasima. Selain itu rekor baru ini juga memecahkan rekor nasional
10.20 detik atas nama Mardi Lestari yange telah bertahan selama 20 tahun dan merebut
medali emas di nomor Lari 200 meter. Di SEA GAmes 2007, ia juga meraih medali emas
pada nomor lari 200 m serta medali perak di nomor estafet 4 x 100 m bersama dengan John
Herman Muray, Asrul Akbar dan Taufik Rahmadi.
Informasi pribadi
Informasi klub
Nomor 7
Karier senior*
Tamp
Tahun Tim il (Gol)
Catatan medali
Mewakili Indonesia
Agus Prayugo
Lahir 23 Agustus 1985
Bogor
Kebangsaan Indonesia
Pekerjaan Atletik
Prestasi
Medali emas lari 5000m Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2001.
Medali emas lari 5000m Asean school Thailand 2001.
Medali emas lari 1500m Asean school Thailand 2001.
Medali emas lari 5000m Asean school Brunei Darusallam 2002.
Medali emas lari 5000m Asean school Jakarta 2003.
Medali emas lari 10000m Asean school Jakarta 2003.
Medali emas lari 5000m Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2003.
Medali perunggu lari 5000m PON Palembang 2004.
Medali perunggu lari 10000m PON Palembang 2004.
Podium 2 Extra Joss 10k 2005.
Podium 1 Bali Tv 10k 2007.
Lulusan terbaik Sekolah Calon Bintara th 2008 Rindam IV Diponegoro.
Medali emas lari 10000m SEA Games Laos 2009.
9th Asian Games GuangZhou 2010 (pecah rekor Nasional 5000m &
10000m).
Medali emas lari 5000m SEA Games Indonesia 2011.
Medali emas lari 10000m SEA Games Indonesia 2011.
Medali emas lari 5000m PON Riau 2012.
Medali emas lari 10000m PON Riau 2012.
Medali emas cross country Malaysia 2013.
Juara 1 Jakarta 10k 2014.
Juara 1 Jakarta marathon 2014.
Medali perak lari 5000m SEA Games Singapore 2015.
Medali emas lari 10000m SEA Games Singapore 2015.
Juara 1 Borobudur Half Marathon 2015.
Juara 1 Balikpapan 10k 2016.
Juara 1 Pocari Sweat Run Medan Surabaya n Jakarta 2016.
Podium 1 lari 5000m (dengan rekor 14:54) PON Jawa Barat 2016.
Purnomo menikahi R.Ay. Endang Irmastiwi dan dikaruniai empat orang anak laki-
laki. Setelah mundur dari lintasan, ia aktif di organisasi olahraga yang mengurus
mantan atlet-atlet Olimpiade Indonesia. Belakangan, ia juga aktif di politik sebagai
kader Partai Gerakan Indonesia Raya, menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang
Pemuda dan Olahraga.[
Pada tanggal 15 Februari 2019, Purnomo meninggal karena penyakit kanker yang
telah beberapa tahun dideritanya.
Prestasi
Medali perak Kejuaraan Atletik Asia Jakarta 1985
Medali perak Kejuaraan Atletik Asia Jakarta 1985
Medali emas Kejuaraan Atletik Asia Jakarta 1985
Medali emas lari 200 m SEA Games Bangkok 1985
Medali emas estafet 4 x 100 m SEA Games Bangkok 1985 (bersama Tim
Indonesia)
Medali perunggu lari 100 m SEA Games 1985
Mardi Lestari
Afdiharto Mardi Lestari (lahir di Binjai, Indonesia, 1 Juli 1968; umur 50 tahun) adalah
seorang pelari Indonesia spesialis 100 meter. Mardi pada masa jayanya dikenal
sebagai manusia tercepat se Asia karena pernah menembus semifinal (16 besar)
Olimpiade Seoul 1988 dan bertanding dengan para atlet top dunia seperti Ben
Johnson Atlet bertinggi 166 cm dan berat 63 kg ini pada masa jayanya merupakan
pemegang rekor nasional dengan catatan waktu 10,20 detikRekor ini
menumbangkan rekor sebelumnya 10,29 detik atas nama Purnomo Yudhi dan
mampu bertahan 20 tahun sebelum dipecahkan oleh Suryo Agung Wibowo pada
tahun 2009 dengan catatan10,17 detik. Rekor pribadi Mardi Lestari untuk nomor Lari
200m adalah 21,47 detik.
Catatan medali
Mardi Lestari
Mardi Lestari
Mewakili Indonesia
Atletik Pria
SEA Games[1]
Triyaningsih
Minat Triyaningsih pada atletik muncul setelah mendapat dorongan dari sang
kakak, Ruwiyati, yang sudah menjadi pelari terkenal. Triyaningsih kemudian berlatih
di klub atletik Lokomotif di Salatiga sejak 2002. Dia langsung di bawah pengawasan
pelatih Alwi Mugiyanto, yang sejak awal sudah melihat bakat Triyaningsih sebagai
pelari. Triyaningsih mengaku jatuh cinta pada atletik karena melihat kakaknya
berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Dia juga melihat bahwa menjadi
atlet bisa mengharumkan nama bangsa. Triyaningsih pertama kali ikut Pesta
Olahraga Asia Tenggara 2003 atau SEA Games tahun 2003 di Vietnam, untuk
nomor 5.000 meter. Ia finis pada urutan keempat, tetapi berhasil memecahkan rekor
nasional yunior dengan waktu 16 menit 21 detik. Tahun 2005, Triyaningsih dicoret
dari tim SEA Games karena ada permasalahan. Tahun 2007, Triyaningsih
memperkuat tim SEA Games untuk nomor 5.000 meter dan 10.000 meter. Di sini,
dia memecahkan rekor nomor 5.000 meter dengan waktu 15 menit 54,32 detik. Pada
SEA Games 2009 Triyaningsih turun lagi di nomor 5.000 meter dan 10.000 meter.
Triyaningsih adalah pelari yang berlari paling jauh dalam cabang atletik SEA Games
XXVI/2011 di Jakabaring, Palembang,Sumatra Selatan. Ia ikut tiga nomor lari, yaitu
5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton (42,195 kilometer). Jika dijumlah, dia berlari
sejauh 57,195 kilometer. Ia sempat mewakili Indonesia di ajang Olimpiade London
2012 di nomor Marathon dan masuk finish di urutan 84. Di SEA Games XXVII di
Nyapyidaw, Myanmar, tahun 2013, Ia kembali meraih satu medali emas di nomor
10.000 meter. Sesudah itu, Triyaningsih sempat dibekap cedera dan harus
menjalani perawatan intensif selama hampir 6 bulan di bawah pantauan ahli asal
Australia dan Inggris Declan Halpin dan Roberth Ashton yang mengharuskannya
melewatkan kesempatan berlaga di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Namun, Juni 2015, atlet yang dijuluki 'Ratu Jalan Raya' Indonesia ini kembali meraih
medali emas SEA Games XXVIII di SIngapura. dua medali emas dari nomor 5000 m
dan 10000 m berhasil ia raih.
Prestasi
Medali emas SEA Games XXVIII/2015 atau Pesta Olahraga Asia Tenggara
2015 nomor 5000 meter dan 10.000 meter.
Medali emas SEA Games XXVII/2013 atau Pesta Olahraga Asia tenggara
2013 nomor 10.000 meter.
Medali emas SEA Games XXVI/2011 atau Pesta Olahraga Asia Tenggara
2011 nomor 5.000 meter, 10.000 meter, dan marathon.
Medali emas SEA Games XXV/2009 atau Pesta Olahraga Asia Tenggara
2009 nomor 5.000 meter dan 10.000 meter.
Medali emas SEA Games XXIV/2007 atau Pesta Olahraga Asia Tenggara
2007 nomor 5.000 meter dan 10.000 meter.