Anda di halaman 1dari 67

Nama : Silmi Kaffah Khairinnisa

NPM : 194101054

Kelas : B Kesehatan Masyarakat 2019

Tugas 1 : Klasifikasi Karbohidrat

No Golongan Senyawa Pembentuk Gabungan Polimer Bahan alam


Tidak terdapat di alam
namun terdapat dalam
Monosakari tubuh sebagai
1. Gliserosa - Disakarida
da metabolisme pada
oksidasi heksosa dan
pentosa
Gliseraldehida - Disakarida -
Beet
Dihidroksi Aseton - Disakarida gula/tubuh/fermentasi
gliserin
Arabinoxilan +
Arabinosa - Disakarida Gom arab
Aarabinoglukan
Terdapat dalam asam
Asam-asam
Ribosa - Disakarida nukleat dan beberapa
nukleat
ko-enzim
Terdapat dalam asam
Ribulosa - Disakarida nukleat dan beberapa
ko-enzim
Tidak terdapat dialam
Galaktosa - Disakarida Galaktan bebas kecuali dalam
pencernaan usus
Manna (untuk roti
Mannosa - Disakarida Manobiosa
arab)
Fruktosa - Disakarida Fruktan Buah, madu, nektar
Amilum,selulos
Glukosa - Disakarida a,amilosa dan Nasi, tepung
pati
Sedoheptulosa - Disakarida Buah/sayur
Xilulosa - Disakarida Buah ceri dan anggur
Liksosa - Disakarida
Pohon konifer, batang
Arabinosa - Disakarida
kayuFlum ,getah ceri
Threosa - Disakarida Sirup
Eritrosa - Disakarida -
Pemanis derita
Xilosa - Disakarida
kencing manis
Alpukat, jaringan
Manoheptulosa - Disakarida Perseitol
mesocarp
Tagatosa - Disakarida Susu
Alga air tawar dan
Allosa - Disakarida
daun semak arika
Altrosa - -
Psikosa -
Eukariota dan
Gulosa -
archaebacteria
Sobosa - Vitamin C
Idosa - -
Putih telur,jagung
Talosa - Disakarida kacang panggang,
salmon
Culosa -
Erittrulosa - Strawberry merah
Glukosa + Gula tebu, beet, nanas
2. Disakarida Sukrosa Oligosakarida
Fruktosa dan wortel
Glukosa +
Maltosa Oligosakarida Gula malt
Glukosa
Glukosa +
Trehaltosa Oligosakarida jamur
Glukosa
Glukosa +
Laktosa Oligosakarida Gula dalam susu
Galaktosa
Glukosa + Hidrolisis selulosa
Selobiosa Oligosakarida
Glukosa Hewan pemamahbiak
Galaktosa+f
Laktulosa Oligosakarida Pengobatan sembelit
ruktosa
Manosa+ma
Manobiosa Oligosakarida
nosa
Glukosamin
Cangkang udang,
Kitobiosa +Glukosami Oligosakarida
Cangkang kepiting
n
Glukosa+Gl
Isomaltosa Disakarida Tebu
ukosa
3molekul
3. Polisakarida Maltotriosa Polisakarida Pembuatan bir
glukosa
6 glukosa +
Tanaman
1 galaktosa
Rafinosa Polisakarida legumoniseae, Akar
1 glukosa +
bit dan jamur
2 fruktosa
Glukosa+gl
. Amilum ukosa+Gluk Homosakarida Umbi, biji-bijian
osa
Glukosa+Gl Hewan=hati dan otot
Glikogen ukosa+Gluk Homosakarida (kapang,khamir,
osa bakteri)
Inulin Fruktan Homosakarida Umbi dan akarnya
Asetil dan B glukosa ikatan
Selulosa Homosakarida Daun, batang
glukosamin Beta (1,4)
Glukosa+Gl
Dinding sel hewan
Khitin ukosa+Gluk Homosakarida
cendana
osa
Gula
amino+ Pelumas, peredam
Glikosamidoglika
Asam Polisakarida kejut, Cangkang
n
Glukoronat/ kerang
glukosa
Tidak ada karena
Pati/Glikog
Dekstrin Polisakarida terdapat dalam
en
pembekuan darah
Amilosa
Beras, singkong, umbi,
Pati dan Polisakarida
jagung
amilopektin
Dinding sel primer
Pektin Galaktosa Polisakarida
tumbuhan terestial
Bevani (protein sapi)
Heparin Glukosa Polisakarida
atau heparin sodium
Galaktopira
Verbaskosa Polisakarida Kacang-kacangan
nosil+frukto
puranosaid+
glukopirano
sil
Lignin Propana Homosakarida Kayu
2galaktosa+
Tumbuhan dan
Stakiosa glukosa+fru Tetrasakarida
Kacang kacangam
ktosa
Serealia,Bawang
Fruktosa+gl
Fruktan Homosakarida putih,Bawang Merah
ukosa
dan Asparagus

Tugas 2 :Tentukan Atom C yang Menentukan D-Glukosa dan L-Glukosa

D (dekstro) : kanan = gugus terjauh dari hidroksil terletak di kanan pada C kiral

L (levo) : kiri = gugs terjauh dari hidroksil terlteak di kiri pada C kiral

Notasi D&L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris


seperti pada gliseraldehida.

Masing-masing dari empat karbon C-2 melalui C-5 yang kiral, artinya bahwa
empat obligasi tersebut terhubung ke empat bagian yang berbeda dari molekul. Dalam
D-glukosa, ke empat bagian harus dalam toga dimensi tertentu pengaturan. Yakni,
ketika molekul ditarik dalam proyeksi Fischer yang hidroxyls pada C-2, C-4,

dan C-5 harus berada di sisi kanan, sementara pada C-3 harus berada di sisi kiri.

PENAMAAN
Untuk gula dengan atom C asimetrik lebih dari 1, notasi D atau L ditentukan
oleh atom C asimetrik terjauh dari gugus aldehida atau keto. Gula yang ditemui di alam
adalah dalam bentuk isomer D.
Gula dalam bentuk D merupakan bayangan cermin dari gula dalam bentuk L.
Kedua gula tersebut memiliki nama yang sama, misalnya D-glukosa & L-glukosa.
Posisi keempat hydroxyls yang terbalik dalam diagram Fischer L-Glukosa; D- dan L-
glukosa adalah dua dari 16 kemungkinan aldoheksosa 14 lainnya allose , altrose ,
mannose , gulose , idose , galaktosa , dan talose , masing-masing dengan dua isomer,
'D -' dan 'L -'.

Pada gula yang lebih panjang, bentuk L- atau D- ditentukan dari atom karbon
kiral yang paling jauh dari gugus karbonil
Tugas 3 : Isomer, Enantiomer, Diastereomer, Polimer, Monomer

Isomer

Senyawa dimetil eter dan senyawa etanol, keduanya memiliki


rumus kimia yang sama yaitu C2H6O. Namun, keduanya memiliki sifat-sifat yang
cukup berbeda. Titik didih etanol adalah 78°C, sedangkan dimetil eter hanya −24°C.
Etanol dapat bereaksi dengan logam reaktif seperti Na menghasilkan gas H2, sedangkan
dimetil eter tidak dapat bereaksi. Kedua senyawa ini disebut isomer. Lantas, apa itu
isomer?
Hubungan antara dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus kimia sama
namun memiliki struktur atau konfigurasi yang berbeda disebut keisomeran
(isomerisme). Senyawa-senyawa demikian disebut isomer-isomer. Keisomeran dapat
digolongkan menjadi:
1. Isomer Struktur

Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar


atom-atom ataupun gugus-gugus fungsi dalam suatu molekul.
2. Isomer Kerangka

Senyawa-senyawa yang merupakan isomer kerangka mempunyai


rumus molekul dan gugus fungsi yang sama, namun kerangka (rantai karbon
utama) berbeda. Contohnya, butana dengan rantai utama C4 dan 2-metilpropana
dengan rantai utama C3.

3. Isomer Posisi

Senyawa-senyawa yang merupakan isomer posisi mempunyai rumus


molekul dan gugus fungsi yang sama, namun posisi gugus pada kerangka
berbeda. Contohnya, 1-butena dengan 2-butena berbeda posisi ikatan rangkap
C=C; dan 1-butanol dengan 2-butanol berbeda posisi gugus hidroksil (–OH).

4. Isomer Gugus Fungsi

Keisomeran gugus fungsi terdapat pada senyawa-senyawa dengan rumus


molekul sama, namun berbeda gugus fungsi. Beberapa pasangan deret homolog
yang berisomer gugus fungsi, yaitu:

a. alkanol (alkohol) dengan alkoksialkana (eter) – rumus umum: CnH2n+2O

Contohnya, etanol dengan metoksimetana (dimetil eter).


b. alkanal (aldehida) dengan alkanon (keton) – rumus umum: CnH2nO
Contohnya, propanal dengan propanon.
c. asam alkanoat (asam karboksilat) dengan alkil alkanoat (ester) – rumus
umum:CnH2nO2

Contohnya, asam propanoat dengan metil etanoat.


5. Isomer Ruang (Stereoisomerisme)

Keisomeran ruang terjadi akibat perbedaan konfigurasi atau


susunan atom-atom dalam ruang. Keisomeran ruang dapat dibedakan menjadi:
6. Isomer Geometri

Keisomeran geometri terjadi karena keterbatasan rotasi bebas pada


suatu ikatan dalam molekul. Pada ikatan tunggal C–C, atom karbon dapat
berotasi bebas terhadap atom karbon lainnya. Namun, pada ikatan rangkap dua
C=C, rotasi atom karbon cenderung terbatas oleh karena adanya ikatan pi. Oleh
karena itu, posisi atom atau gugus atom yang terikat pada kedua atom C pada
ikatan C=C tidak dapat berubah.
Keisomeran geometri umumnya ditemukan pada senyawa-senyawa
dengan ikatan C=C di mana masing-masing atom C mengikat dua atom atau
gugus atom yang berbeda. Berdasarkan posisi atom atau gugus atomnya,
isomer-isomer geometri dibedakan menjadi bentuk cis dan bentuk trans.

a. Isomer cis yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada sisi
yang sama.
b. Isomer trans yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada
sisi bersebrangan.
Sebagai contoh, cis-2-butena dengan trans-2-butena merupakan
pasangan isomer geometri cis-trans.
7. Isomer Optis

Keisomeran optis terjadi jika senyawa memiliki suatu atom asimetris. Pada
senyawa karbon, keisomeran optis terjadi pada senyawa yang mempunyai atom
karbon asimetris, yaitu atom karbon yang terikat pada 4 atom atau gugus atom yang
berbeda. Jika dua gugus pada atom asimetris tersebut ditukarkan posisinya, maka
akan terbentuk dua molekul berbeda yang merupakan bayangan cermin dari satu
sama lainnya. Kedua molekul ini tidak dapat saling ditindihkan satu sama lain (non-
superimposable). Sifat tidak saling tumpang tindih seperti tangan kiri di atas tangan
kanan dan sebaliknya disebut sebagai kiral.
Sebagai contoh, 2-butanol memiliki satu atom karbon kiral yaitu atom
karbon nomor 2 seperti terlihat pada gambar berikut. Atom karbon tersebut
berikatan dengan empat gugus berbeda, antara lain –C2H5, –H, –OH, dan –CH3.

Isomer-isomer optis tidak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat fisis


seperti titik didih dan titik leleh, sebagaimana isomer-isomer jenis lainnya yang
telah dijelaskan sebelumnya. Satu-satunya sifat fisis yang dapat membedakan
isomer optis adalah sifat optis, yaitu kemampuan untuk memutar (merotasikan)
bidang cahaya terpolarisasi. Senyawa yang dapat memutar polarisasi cahaya
disebut bersifat optis aktif.
Menurut aturan Le Bel–van’t Hoff, jumlah maksimum isomer optis dari
senyawa karbon yang tidak memiliki bidang simetri internal adalah sebanyak 2 n,
di mana n adalah jumlah atom karbon kiral. Jadi, senyawa yang mempunyai 3 atom
karbon kiral akan memiliki sebanyak-banyaknya 23 = 8 isomer optis.
Pasangan isomer optis yang merupakan bayangan cermin satu dengan
yang lainnya disebut pasangan enansiomer. Isomer-isomer optis yang bukan
bayangan cermin satu sama lain (bukan enansiomer) disebut diastereoisomer
(diastereomer).

Pada senyawa dengan satu atom karbon kiral, maka akan terdapat 2
isomer optis menurut aturan Le Bel–van’t Hoff. Kedua isomer optis ini merupakan
pasangan enansiomer. Namun, pada senyawa dengan lebih dari satu atom karbon
kiral, dari sejumlah isomer optis akan terdapat pasangan enansiomer dan juga
diastereomer. Hal ini terjadi karena adanya kemungkinan perbedaan konfigurasi
absolut R/S masing-masing atom karbon kiral sehingga membentuk isomer yang
bukan bayangan cerminnya (diastereomer).

Sebagai contoh, senyawa 2,3,4-trihidroksibutanal memiliki dua atom


karbon kiral, yaitu atom C nomor 2 dan C nomor 3. Oleh karena itu, menurut aturan
Le Bel–van’t Hoff, senyawa ini memiliki 22 = 4 isomer optis seperti terlihat pada
gambar berikut. Dari keempat isomer tersebut, terdapat dua pasangan enansiomer
yaitu pasangan (i) dengan (ii) dan pasangan (iii) dengan (iv). Masing-masing dari
pasangan enansiomer satu dengan pasangan enansiomer lainnya merupakan
stereoisomer bukan enansiomer, yang disebut juga dengan diastereomer. Masing-
masing isomer optis ini tidak bisa mengalami interkonversi menjadi isomer
lainnya dengan konfigurasi berbeda tanpa melalui pemutusan ikatan.
Enansiomer

Enansiomer adalah Dua senyawa dengan molekul mereka merupakan “gambar


cermin” satu sama lain yang tidak dapat ditumpangkan. Tidak mampu menumpangkan
satu molekul di atas yang lain berarti bahwa kedua molekul tidak setara atau identik.
Agar suatu senyawa dapat membentuk pasangan enansiomer, ia harus memiliki
molekul kiral.

Molekul kiral tidak boleh memiliki bidang simetri internal, dan mereka harus
memiliki stereosenter. Mereka terlihat seperti bola dan tongkat, di mana karbon tengah
disebut karbon asimetris. Ini karena ia melekat pada empat atom atau kelompok atom
yang berbeda. Enansiomer memiliki sifat fisik dan kimia yang identik, tetapi memiliki
reaksi kimia yang berbeda dengan enansiomer lain.

Satu-satunya perbedaan antara dua isomer tersebut adalah kemampuannya


untuk memutar cahaya terpolarisasi bidang dalam arah yang berlawanan, dan sifat fisik
ini disebut sebagai aktivitas optik. Mereka juga dikenal sebagai isomer optik.
Setiap isomer pasangan mampu memutar cahaya terpolarisasi bidang, dan
dengan demikian menunjukkan aktivitas optik. Ketika cahaya terpolarisasi bidang
dilewatkan melalui larutan dari masing-masing enansiomer, satu memutar bidangnya
searah jarum jam dengan jumlah derajat “x”, sementara yang lain memutarnya dalam
arah berlawanan dengan jumlah derajat yang sama.

Campuran 50:50 dari dua enansiomer senyawa disebut sebagai campuran


rasemat, dan memiliki efek netral pada cahaya terpolarisasi bidang. Jika enansiomer
adalah garam kristal seperti garam Tartrate Pasteur, maka mereka akan memiliki
penampilan yang berbeda ketika diamati dengan pembesaran dan seseorang dapat
memilihnya untuk memisahkannya, tetapi sebagian besar pasangan enansiomer
bukanlah garam dan karenanya terlihat sama.

Ini membuatnya sangat sulit untuk memisahkan kedua isomer jika keduanya
dicampur sesering mungkin. Ini sangat penting bagi orang-orang di industri farmasi
karena dua enantiomer obat mungkin tidak sama efektifnya dan bahkan dapat
menyebabkan efek samping.
Diastereomer

Diastereomer adalah jenis stereoisomer yang tidak mencerminkan gambar satu


sama lain. Mereka juga non-superimposable karena pengaturan tata ruang yang
berbeda. Diastereomer dapat memiliki lebih dari satu pusat kiral. Cis–trans isomer
adalah diastereomer karena mereka bukan gambar cermin dan tidak dapat
ditumpangkan.

Diastereomer memiliki titik leleh, titik didih, dan kepadatan yang berbeda.
Dengan kata lain, diastereomer memiliki sifat fisik dan reaktivitas yang berbeda. Tidak
seperti enansiomer, diastereomer tidak selalu dikenali berpasangan karena mereka
tidak memiliki gambar cermin satu sama lain. Mungkin ada beberapa molekul yang
merupakan diastereomer satu sama lain.

Kesamaan Antara Enantiomer dan Diastereomer

a. Enantiomer dan diastereomer adalah stereoisomer.


b. Keduanya memiliki pusat kiral dan aktif secara optik.
c. Enantiomer dan diastereomer adalah non-superimposable.

Perbedaan Antara Enantiomer dan Diastereomer

1) Definisi

Enantiomer: Enantiomer adalah stereoisomer yang merupakan gambar cermin


yang tidak dapat ditumpangkan.

Diastereomer: Diastereomer adalah stereoisomer yang non-superimposable dan


bukan gambar cermin.

2) Jumlah Isomer

Enantiomer: Enantiomer selalu berpasangan.


Diastereomer: Mungkin ada beberapa molekul yang merupakan diastereomer
satu sama lain.

3) Properti fisik

Enantiomer: Enantiomer memiliki sifat fisik yang identik kecuali kemampuan


untuk memutar cahaya terpolarisasi bidang.

Diastereomer: Diastereomer memiliki sifat fisik yang berbeda.

4) Morfologi

Enantiomer: Bentuk molekulnya mirip dengan enansiomer.

Diastereomer: Diastereomer memiliki bentuk molekul yang berbeda.

Polimer

Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang
tersusun dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang. Plastik
pembungkus, botol plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon termasuk material yang
disebut polimer.

Unit kecil berulang yang membangun polimer disebut monomer. Sebagai


contoh, polipropilena (PP) adalah polimer yang tersusun dari monomer propena.
Jenis-jenis Polimer

Jenis polimer berdasarkan sumbernya

a. Polimer alam,
yaitu polimer yang terdapat di alam. Contoh:

b. Polimer sintetis,
yaitu polimer yang tidak terdapat di alam. Contoh:

Jenis polimer berdasarkan monomer penyusunnya

a. Homopolimer,
yaitu polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Contoh: polietilena
(etena), polipropilena (propena), polistirena (stirena), PVC (vinil klorida),
PVA (vinil asetat), poliisoprena (isoprena), dan PAN (akrilonitril).

b. Kopolimer,
yaitu polimer yang tersusun dari dua jenis atau lebih monomer. Contoh: nilon
6,6 (heksametilendiamina + asam adipat), dakron (asam tereftalat + etilena
glikol), SBR (stirena + butadiena), dan ABS (akrilonitril + butadiena + stirena).
Jenis polimer berdasarkan sifatnya

a. Termoplas

yaitu polimer yang melunak jika dipanaskan, dan dapat dicetak kembali
menjadi bentuk lain. Sifat ini disebabkan oleh struktur termoplas yang terdiri
dari rantai-rantai panjang dengan gaya interaksi antar molekul yang lemah.
Sifat-sifat lain dari termoplas adalah ringan, kuat, dan transparan. Contoh
termoplas adalah polietilena, polipropilena, PET, dan PVC.

b. Termoset

yaitu polimer yang memiliki bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika
dipanaskan. Sifat ini disebabkan oleh ada banyaknya ikatan kovalen yang kuat
antara rantai-rantai molekul. Pemanasan termoset pada suhu yang terlalu tinggi
dapat memutuskan ikatan-ikatan tersebut dan bahkan membuat termoset
menjadi terbakar. Contoh termoset adalah bakelit dan melamin.
c. Elastomer

yaitu polimer yang elastis; bentuknya dapat diregangkan, namun dapat kembali
ke bentuk semula setelah gaya tariknya dihilangkan. Elastisitas ini disebabkan
oleh struktur elastomer yang terdiri dari rantai-rantai yang saling tumpang
tindih dengan adanya ikatan silang (cross-link) yang akan menarik kembali
rantai-rantai tersebut kembali ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer
adalah karet alam (poliisoprena) dan karet sintetis SBR.

Reaksi Polimerisasi

Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut reaksi polimerisasi.


Reaksi polimerisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Polimerisasi adisi

Polimerisasi adisi umumnya terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan


rangkap. Umumnya monomer yang direaksikan dalam polimerisasi adisi adalah
senyawa alkena dan turunannya. Dari reaksi polimerisasi adisi dihasilkan polimer
adisi sebagai produk tunggal. Contoh reaksi polimerisasi adisi:

a. Pembentukan polietilena (PE) dari etena

b. Pembentukan PVC dari vinil klorida

c. Pembentukan poliisoprena dari isoprena


2. Polimerisasi kondensasi

Polimerisasi kondensasi merupakan penggabungan monomer dengan reaksi


kimia yang terjadi antara dua gugus fungsi berbeda dari masing-masing monomer.
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang masing-masing mempunyai setidaknya
dua gugus fungsi reaktif. Dari hasil polimerisasi kondensasi dihasilkan polimer dan
juga molekul-molekul kecil, seperti H2O, HCl, dan CH3OH. Polimer seperti
poliester, poliamida, polikarbonat, dan poliuretana disintesis melalui reaksi
polimerisasi kondensasi. Contoh reaksi polimerisasi adisi:
a. Pembentukan poliester: PET dari dimetil tereftalat dan etilena glikol

b. Pembentukan poliamida: nilon 66 dari asam adipat dan heksametilendiamina


Aplikasi Polimer Sintetis

1. PVC
Poli (vinil klorida) (PVC) yang bersifat lunak digunakan untuk selang air, jas
hujan, dan insulasi listrik. Sedangkan, PVC yang bersifat kaku digunakan untuk pipa
dan pelapis lantai.

2. PS
Polistirena (PS) memiliki beberapa macam bentuk. Polistirena yang berbentuk
kaku dan mudah pecah digunakan untuk kotak kaset, peralatan makan—sendok,
garpu, dan pisau—plastik. Polistirena berbentuk foam, yakni styrofoam, memiliki
sifat insulator panas yang baik. Oleh karena itu, styrofoam banyak digunakan untuk
wadah makanan/minuman dan juga gabus penahan benturan dalam kemasan alat
elektronik.

3. PE (LDPE dan HDPE)


Polietilena (PE) memiliki beragam bentuk. HDPE (high-density polyethylene)
adalah polietilena dengan sifat lebih kuat dan kaku yang banyak digunakan untuk
botol plastik dan mainan. LDPE (low-density polyethylene) adalah polietilena dengan
sifat lebih plastis dan titik leleh lebih rendah dibanding HDPE. LDPE banyak
digunakan untuk plastik lembaran, kantong plastik, dan pembungkus kabel.

4. PP
Polipropilena (PP) digunakan untuk botol plastik, tali, karung plastik, karpet,
peralatan laboratorium, dan mainan.
5. PTFE
Politetrafluoroetilena (PTFE) yang dikenal juga dengan nama dagang Teflon,
memiliki sifat kuat, tidak reaktif, dan tahan panas. PTFE digunakan sebagai gasket,
pelapis tangki bahan kimia, dan pelapis panci anti lengket.

6. PMMA
Poli(metil metakrilat) (PMMA) yang dikenal juga dengan nama dagang Plexiglas
atau Lucite atau Perspex, memiliki sifat kuat, keras, ringan, dan transparan. PMMA
digunakan untuk alat optik, kaca jendela pesawat terbang, furnitur, dan glove box.

7. PET
Poli (etilena tereftalat) (PET) yang dikenal juga dengan nama dagang Dacron atau
Terylene, banyak digunakan sebagai serat tekstil. Selain itu, PET juga banyak
digunakan sebagai botol minuman. Dalam bentuk film tipis, PET dengan nama dagang
Mylar bersifat kuat dan tahan terhadap robekan, sehingga digunakan untuk pita
perekam magnetik, layar perahu, dan kemasan barang.

8. Nilon
Nilon merupakan polimer berbentuk serat yang bersifat kuat, ringan, dan tahan
terhadap tegangan. Oleh karena itu, nilon banyak digunakan untuk membuat tali, jala,
parasut, tenda, jas hujan, karpet, dan sebagainya.
Monomer

Monomer adalah sebuah atom atau molekul kecil yang dapat mengikat secara
kimia dengan monomer lain untuk membentuk Polimer (berarti banyak bagian).
Polimer didefinisikan sebagai molekul besar yang terdiri dari unit yang berulang secara
struktural. Ikatan monomer bersama untuk membentuk polimer selama reaksi kimia
disebut dengan Polimerisasi, di mana dua molekul terhubung bersama dengan berbagi
elektron.

Istilah Monomer berasal dari kata Yunani “mono” berarti “satu” dan “meros”
berarti “bagian”. Monomer alami yang paling umum adalah glukosa yang terkait dalam
ikatan glikosidik menjadi polimer seperti selulosa dan pati. Glukosa menyusun lebih
dari 76% dari berat semua tanaman. Paling sering istilah monomer merujuk pada
molekul organik yang membentuk polimer sintetik, misalnya vinil klorida yang
digunakan untuk menghasilkan polimer polivinil klorida.

Berapakah berat molekul Monomer?

Senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah yang tersusun dari monomer


juga disebut sebagai dimer, trimer, tetramer, pentamer dan oktamer, 20-mer dll,
masing-masing jika mereka memiliki 2, 3,4,5,8 atau 20 unit monomer. Sejumlah unit
monomer ini dapat diindikasikan dengan awalan Yunani, misalnya, dekamer terbentuk
dari 10 monomer. Sejumlah besar umumnya dinyatakan dalam bahasa Inggris atau
bukan dalam Bilangan Yunani. Molekul yang terbuat dari sejumlah unit kecil, sampai
beberapa lusin dikenal sebagai oligomer.
Apakah Contoh Monomer alami?

Monomer adalah sebuah atom atau molekul kecil yang dapat mengikat secara
kimia dengan monomer lain untuk membentuk Polimer (berarti banyak bagian).
Polimer didefinisikan sebagai molekul besar yang terdiri dari unit yang berulang secara
struktural.
Asam amino adalah monomer alami yang dipolimerisasi pada ribosom untuk
membentuk protein. Nuklotida yang merupakan monomer yang ditemukan dalam inti
sel dipolimerisasi untuk membentuk asam nukleat yakni DNA dan RNA. Monomer
glukosa dapat dipolimerisasi untuk membentuk pati, glikogen atau selulosa. Monomer
xilosa (gula kayu) dapat dipolimerisasi untuk membentuk Xylan.

Dalam semua kasus ini, atom hidrogen dan gugus hidroksil (OH) hilang untuk
membentuk, air (H2O) dan oksigen (O2) Link atom setiap unit monomer. Karena
pembentukan air sebagai salah satu produk, reaksi ini dikenal sebagai reaksi dehidrasi
atau kondensasi. Isoprena merupakan monomer alami dan berpolimerisasi untuk
membentuk karet alam, paling sering cis-1,4-poliisoprena.

Apa contoh Monomer dan Polimer?

Ada banyak contoh monomer dan polimer sintetis. Hidrokarbon, seperti fenil
etilena dan fenil etana adalah monomer yang digunakan untuk membuat plastik
termasuk polistiren, yang merupakan salah satu plastik yang paling banyak digunakan.
Monomer sintetis umum lainnya termasuk asam akrilik dan akrilik amida
Tugas 4 : Degradasi Asam Amino

Degradasi adalah pembongkaran molekul-molekul yang lebih besar menjadi


molekul-molekul yang lebih kecil. Contohnya adalah degradasi asam amino. Asam-
asam amino yang melebihi kebutuhan sintesis protein tidak dapat disimpan dan tidak
dapat diekskresikan. Kelebihan asam amino ini cenderung digunakan bahan bakar.
Pada degradasi asam amino, gugus α-amino dihilangkan dari kerangka karbon
sehingga dihasilkan satu atau lebih intermediet metabolic utama dan digunakan sebagai
bahan bakar metabolic.
Kerangka karbon dari 20 asam amino standar diubah menjadi 7 molekul, yaitu
piruvat, asetil CoA, asetoasetil CoA, α-ketoglutarat, suksinil CoA, fumarat dan
osaloasetat. Asam amino yang didegradasi menjadi piruvat, α-ketoglutarat, suksinil
CoA, fumarat dan osaloasetat disebut asam amino glukogenik karena asam amino ini
dapat digunakan untuk mensintesis glukosa. Hal ini disebabkan oleh intermediet siklus
asam sitrat dan piruvat dapat diubah menjadi fosfoenolpiruvat dan kemudian menjadi
glukosa melalui jalur gluconeogenesis. Berbeda halnya dengan asam amino yang
didegradasi menjadi asetil CoA atau asetoasetil CoA. Asam amino ini disebut dengan
asama amino ketogenik karena asam amino ini menghasilkan benda-benda keton, asetil
CoA atau asetoasetil CoA dapat juga digunakan untuk mensintesis lipid. Dari 20
asam amino standar, hanya leusin dan lysine yang merupakan asam amino ketogenik
murni. Ile, Phe, Trp, dan Tyr merupakan asam amino ketogenik dan glukogenik karena
beberapa dari atom karbonnya membentuk asetil CoA atau asetoasetil CoA, sedangkan
atom karbon yang lain membentuk precursor untuk biosintesis glukosa. 14 asam amino
sisanya merupakan asam amino glukogeneik murni.
Tahapan Degradasi Asam Amino

Proses oksidasi adalah salah satu dari perubahan yang terjadi pada asam amino
terutama setelah gugus aminonya dihilangkan terlebih dahulu. Jalan yang ditempuh
tergantung dari jenis asam aminonya. Reaksi yang menghilangkan gugus amino,
sebagian besar berlangsung melalui dua jalur yaitu transaminasi dan deaminasi.

Transaminasi
Sebelum metabolism kerangka karbon asam amino menjadi intermediet
metabolic utama, gugus α-amino dari asam amino harus dihilangkan melalui proses
yang disebut transaminasi. Pada proses ini gugus α-amino dari kebanyakan asam amino
ditransfer ke asam α-ketoglutarat untuk membentuk glutamate dan asam α-keto yang
berhubungan.

Asam α-amino + α-ketoglutarat asam α-keto + glutamat

Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah transaminase atau amino
transaminase. Enzim ini spesifik bagi ketoglutarat sebagai penerima gugus amino
namun tidak spesifik bagi asam amino sebagai pemberi gugus amino. Transaminasi
mempunyai gugus prostetik, piridoksal fosfat, pada sisi aktifnya yang berfungsi
sebagai senyawa antara pembawa gugus amino menuju ketoglutarat. Molekul ini
mengalami perubahan dapat balik di antara bentuk aldehidanya (piridoksal fosfat),
yang dapat menerima gugus amino, dan bentuk teraminasinya (piridoksamin fosfat).
Ada sekitar 12 asam amino protein yang mengalami reaksi transaminasi dalam proses
degradasinya.

Beberapa asam amino lain mengalami proses deaminasi dan dekarboksilasi.


Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan
glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat. Berikut adalah gambar
contoh reaksi transaminasi, alanine mengalami transaminasi menjadi glutamate dengan
bantuan enzim alanin aminotransferase. Berikut adalah contoh reaksi dikatalisis oleh
alanine transaminase.

Tugas 4 : Lemak Trans Cis Baik dan Jahat

Lemak Trans

Lemak trans adalah salah satu jenis lemak tak jenuh yang umum ditemukan di
alam namun bisa disintesis secara buatan. Hidrokarbon adalah atom karbon dengan
atom hidrogen yang saling tersambung dengan ikatan tunggal maupun rangkap. Ikatan
rangkap dapat berupa ikatan trans maupun cis. Dalam dunia tumbuhan dan hewan,
asam lemak umumnya membentuk ikatan cis dan tidak jenuh. Dalam produksi
makanan, lemak cis tak jenuh seperti minyak nabati merupakan input dari proses
hidrogenasi untuk menciptakan lemak jenuh seluruhnya atau parsial yang mampu
meleleh pada temperatur yang diinginkan, umumnya 30-40 °C. Lemak trans adalah zat
pengotor yang muncul dari isomerisasi pada hidrogenasi parsial.

Lemak tak jenuh adalah molekul lemak yang mengandung ikatan ganda antara
atom karbon. Karena karbon berikatan ganda, maka atom karbon yang terhubung
dengan hidrogen lebih sedikit. Cis dan trans adalah istilah yang mengacu pada susunan
dua kelompok substituen antara kedua ikatan. Pada susunan cis, kelompok substituen
antara kedua ikatan pada sisi yang sama berikatan rangkap dua. Pada susunan trans
kelompok substituen antara kedua ikatan pada sisi yang berlawanan berikatan rangkap
dua. Ikatan rangkap tidak dapat dirotasi pada kondisi biasa, tetapi katalis seperti nickel
mampu memecah ikatan rangkap dan ikatan tunggal yang tersisa dapat berotasi.

Lemak Trans, Lemak yang Banyak Kita Temui dan Perlu diwaspadai

Ada dua konfigurasi dari ikatan rangkap yaitu 'cis' dan 'trans'. Pada dasarnya
'cis' diartikan sebagai sisi yang sama dan menjadi sturktur paling umum ditemukan.
Berbeda dengan 'trans', yang diartikan sebagai sisi yang berseberangan.

Singkat penjelasan, lemak trans adalah lemak tidak jenuh dengan atom
hidrogen berada pada sisi bersebrangan dari ikatan rangkapnya atau dikatakan sebagai
lemak tidak jenuh yang mengalami hidrogenasi.

Lemak trans bisa ditemui secara alami maupun buatan. Secara alami, lemak
trans terdapat pada daging dan produk susu, dimana lemak trans yang dikandung
didalamnya tidak membahayakan bagi tubuh. Berbeda dengan lemak trans buatan
manusia, yang secara industri dikenal dengan sebutan lemak hidrogenasi/
'hydrogenated fat'.

Lemak ini dibuat melalui proses penambahan molekul hidrogen ke dalam


minyak nabati. Proses yang mengubah struktur minyak dari yang awalnya berupa
cairan menjadi bentuk padatan.

Setelah dihidrogenasi, minyak nabati akan memiliki daya simpan lebih lama
dan menjadi padatan dalam suhu ruang, menyerupai lemak jenuh (saturated fats).

Hal yang membuat lemak trans perlu diwaspadai karena lemak trans diketahui
dapat meningkatkan kolesterol 'jahat' (LDL) --yang dapat mengakibatkan penyempitan
dan pengerasan arteri---dan justru menurunkan kolesterol 'baik' (HDL).

Bahaya yang perlu diwaspadai lainnya adalah karena selain dari segi daya
simpan, harga minyak nabati dihidrogenasi yang murah membuat produk ini banyak
ditemukan dipasaran terutama pada produk olahan.

Makanan yang mengandung lemak trans juga akan menambah cita rasa menjadi
lebih enak.

Kalau begitu, mana yang lebih jahat antara lemak trans dan lemak jenuh?

Yang membuat lemak trans dan lemak jenuh sedikit berbeda adalah
pengaruhnya terhadap kolesterol baik HDL. Lemak jenuh tidak memengaruhi kadar
kolesterol baik dalam darah. Sementara itu lemak trans meningkatkan kadar kolestrol
jahat dan juga menurunkan kadar kolestrol baik. Efek penurunan kadar kolesterol baik
inilah yang menjadikan lemak trans 2 kali lipat lebih berbahaya dari asam lemak jenuh.

Di dalam tubuh, kolesterol HDL bertugas mengangkut kolesterol jahat kembali


ke dalam hati. Di dalam hati, kolesterol ini akan dihancurkan atau dikeluarkan oleh
tubuh melalui kotoran. Kolesterol HDL justru sangat dibutuhkan tubuh
untuk mencegah penyakit jantung.

Meskipun lemak trans lebih berbahaya, tetapi bukan berarti bahwa Anda harus
memperbanyak mengonsumsi lemak jenuh atau mengganti asupan lemak trans Anda
dengan lemak jenuh. Risiko kesehatan antara lemak trans dan lemak jenuh tetap sama
persis jika dikonsumsi terlalu banyak. Maka, kedua jenis lemak ini sama-sama perlu
dikurangi porsinya dalam menu makan harian Anda

Tugas 5 : LDL HDL

1. LDL Low Density Lipoprotein (LDL)

LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian


dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan ekstrahepatika (seperti
testis, ovarium, glandula adrenal yang mempunyai reseptor LDL). Sebagian lagi
dari LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger- A
(SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar
LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap
oleh sel makrofag. JumLah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar
kolesterol yang terkandung di LDL (Adam, 2007).

Oksidasi LDL (kolesterol yang telah dioksidasi oleh radikal bebas) dapat
mengendap di dinding pembuluh dan mengakibatkan aterosklerosis yang
berdampak terjadinya penyakit jantung koroner (Tjay & Rahardja, 2007).
Kolesterol LDL merupakan sumber kolesterol untuk jaringan ekstrahepatika.
Sekitar 30% LDL diuraikan di jaringan ekstrahepatik dan 70% di hati. Bila LDL
berlebih, sistem ambilan LDL akan jenuh sehingga LDL yang berlebih dapat
diambil oleh makrofag, karena makrofag memiliki reseptor lipoprotein yang
disebut scavenger receptor (Mayes, 2009). 7 Protein utama yang membentuk LDL
adalah Apo-B (apolipoproteinB). Kolesterol LDL dianggap sebagai lemak yang
"jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh
darah dan terjadi penyumbatan pembuluh darah. Jika sumbatan terjadi pada otak
akan menimbulkan stroke. Dan jika terjadi penyumbatan pada jantung akan
menimbulkan PJK (Sudoyo, dkk., 2006).

Defisiensi aktivitas reseptor LDL menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia


tipe IIa (hiperkolesterolemia familial) (Munaf S, 2009). Peningkatan kadar
kolesterol LDL (> 175 mg%) dan TG (trigliserida) (> 310 mg%) merupakan faktor
risiko terjadinya hiperlipidemia. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam darah
berkaitan secara positif dengan penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung
koroner, sedangkan kadar kolesterol HDL yang tinggi dalam darah berkaitan secara
negatif dengan Penyakit Jantung Koroner. Penurunan kolesterol LDL dalam darah
dapat dilakukan dengan cara menurunkan berat badan dan diet dengan mengurangi
lemak jenuh dan kolesterol serta peningkatan asupan lemak tak jenuh, serat dan
protein nabati (Tjay & Rahardja, 2007; Sacher & McPherson, 2004). National
Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) telah
membuat satu batasan kolesterol LDL yang dapat dipakai secara umum tanpa
melihat faktor risiko koroner seseorang.

8 Tabel 2. Klasifikasi kadar kolesterol LDL menurut NCEP ATP III

Kadar kolesterol LDL

<100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Diinginkan
160-189 Tinggi
≥190 Sangat tinggi

2. HDL High Density Lipoprotein (HDL) atau lipoprotein berdensitas tinggi


HDL bisa disebut juga α-lipoprotein adalah salah satu kelompok utama
lipoprotein plasma yang berperan dalam transport kolesterol dan trigliserid
serta pada metabolisme VLDL dan kilomikron. High Density Lipoprotein
(HDL) adalah tempat penyimpanan apolipoprotein-C (Apo-C) dan
apolipoprotein-E (Apo-E) yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan
VLDL. Apolipoprotein adalah protein yang berikatan dengan lipoprotein
(Murray, dkk., 2006). High Density Lipoprotein (HDL) memiliki jalur
metabolsme yang disebut dengan Reverse Cholesterol Ttransverse (RCT)
(Noto, 2011).
Peran HDL dalam RCT adalah memfasilitasi pemindahan kolesterol
dari membrane sel perifer ke hati dan usu (Fauci, dkk., 2008). Jalur RCT
dimulai dari apo A-1 yang disekresikan hati dan usus mendapatkan fosfolipid
dan kolesterol tidak teresterifikasi dari tempat apo A-1 disintesis yaitu hati dan
usus melalui membrane protein ATP-binding cassette protein A-1 (ABCA1).
Proses ini menghasilkan formasi partikel HDL discoidal (Fauci, dkk., 2008).
Apo A-1 adalah protein utama dari HDL dan memiliki sepuluh transmembran
amphipathik α helix. Menurut 9 fungsinya, apo A-1 membentuk struktur awal
HDL discoidal dan dikenali oleh beberapa protein paling penting yang terlibat
dalam RCT, termasuk LCAT,ABCA1 dan SR-B1 (Daniels, dkk., 2009). Ashen
& Blumenthal (2005) menyatakan hal yang hampir sama bahwa apo A-1 dan
preβ-HDL rendah lipid berinteraksi dengan ABCA1 yang terdapat di dinding
arterial makrofag, kemudian meyebabkan lemak bebas yang ada di dalam
makrofag keluar dan bergabung dengan partikel tersebut (Apo A-1 dan preβ-
HDL rendah lipid), sehingga terbentuklah HDL nascent / HDL discoid.
High Density Lipoprotein (HDL) discoid akan menambah kolesterol
tidak teresterifikasi dari makrofag dan sel perifer. Dalam partikel HDL,
kolesterol tidak teresterifikasi tersebut mengalami esterifikasi oleh LCAT
(Lecitin: Cholesterol Asetiltransferase) sehingga menjadi kolesterol ester yang
akan bergerak menuju inti dari partikel HDL dan terbentuklah HDL mature
(Fauci, dkk., 2008). Selama pematangan HDL, HDL discoid diubah menjadi α-
HDL yang bulat melalui LCAT yang memediasi perubahan kolesterol menjadi
CE. Protein LCAT berjumLah 416 asam amino disintesis di hepar dan
disekresikan ke sirkulasi (Daniel, dkk., 2009).
HDL mature menerima kolesterol dari jaringan melalui SR-B1 dan
kemudian kolesterol diesterifikasi oleh LCAT, yang memperbesar ukuran
partikel untuk membentuk HDL yang kurang padat (Murray, dkk., 2009). Pada
partikel HDL, LCAT mentransfer kelompok sn-2-acyl dari lesitin ke kelompok
hidroksil dari kolesterol, menghasilkan pembentukan CE (Cholesterol Esters)
yang akan disimpan dalam inti HDL sehingga mengubah HDL nascent
discoidal menjadi bentuk bulat (Daniel, dkk., 10 2009). CE lebih hidrofobik
dari pada FC dan terakumulasi di pusat partikel HDL, menyebabkan perubahan
geometri dari discoidal menjadi bulat. Proses ini penting untuk efluks kolesterol
karena membantu dalam menjaga konsentrasi gradien mendukung dalam
penambahan kolesterol bebas ke HDL (Daniel, dkk., 2009).
Scavenger receptor B1 (SR-B1; reseptor pembersih kelas B1)
diidentifikasi sebagai reseptor HDL yang berperan ganda dalam metabolisme
HDL (Murray, dkk., 2009), yaitu: a. Di hati dan di jaringan steroidogenik,
reseptor ini mengikat HDL melalui apo A-1, dan cholesteryl ester (CE) secara
selektif disalurkan ke sel meskipun SR-B1 dan apo A-1 tidak ikut diserap
(Murray, dkk., 2009). b. Di jaringan lain, SR-B1 memerantarai penerimaan
kolesterol dari sel ke HDL yang kemudian mengangkutnya ke hati untuk
disekresikan melalui empedu (baik sebagai kolesterol atau setelah diubah
menjadi asam empedu) dalam proses yang dikenal sebagai transport kolesterol
terbalik (Reverse Cholesterol Transport) (Murray, dkk., 2009).

Gambar 1. Metabolisme HDL dalam RCT, (LCAT, Lechitin: Cholesterol


Asiltransferase; C, cholesterol; CE, Cholesteril ester; PL, Phasfolipid;
A-1, Liporptein A-1; SR-B1, scavenger receptor B-1; ABCA1, ATP-
Binding Casette Transporter A-1; praβ-HDL).

Peningkatan asam lemak bebas ke hati dengan keadaan simpanan


glikogen yang masih adekuat menyebabkan meningkatnya produksi
trigliserid, yang selanjutnya menstimulasi sekresi dari apoB dan kolesterol
VLDL (Mooradian, 2009).
Mekanisme penting untuk RCT melibatkan ATP-Binding Casette
Transporter A1 (ABCA1). ATP-Binding Casette Transporter A1
(ABCA1) cenderung memindahkan kolesterol dari sel ke partikel yang
kurang memiliki lipid, misalnya preβ-HDL atau apo A-1 yang kemudian
diubah menjadi HDL mature melalui HDL discoid. Preβ-HDL adalah
bentuk paling poten HDL yang menginduksi efluks kolesterol dari
jaringan (Murray, dkk., 2009).
Perubahan dari kadar lipid plasma, aktifitas enzim yang terlibat
dalam metabolisme partikel HDL dan reseptor yang memerantarai
pengambilan dan pengeluaran kolesterol bebas atau CE dari atau menuju
HDL menghasilkan perubahan dalam subkelas HDL dan ukuran
partikelnya (Li Tian, dkk., 2012). Konsentrasi HDL-C (High-Density
Lipoprotein Cholesterol) yang rendah adalah kelainan paling umum dari
lipoprotein di pasien dengan Coronary Heart Disease (CHD) dan nilai
HDL-C menunjukkan prediksi yang kuat dari CHD (Noto, 2011).
Tabel 3. Klasifikasi kadar kolesterol HDL pada manusia menurut

Kadar kolesterol HDL

<40 Rendah

≥60 Tinggi

Tugas 7: Siklus Kori


Apa itu Siklus Cori?

Siklus Cori adalah siklus energi yang dibentuk antara lintasan yang
menghasilkan tiga senyawa yaitu asam laktat, asam piruvat dan alanina, dengan
lintasan glukoneogenesis Sehingga siklus Cori merupakan siklus energi yang terbentuk
karena adanya interaksi antara lintasan glikolisis dalam satu sel yang akan berpasangan
dengan lintasan glukoneogenesis dalam sel lain melalui mediasi plasma darah sehingga
menghasilkan asam laktat dan asam piruvat

Siapa Penemu Silkus Cori?

Penemu siklus cori adalah Carl Cori dan Gerty Cori,

Kapan Siklus Cori Bekerja?

Siklus cori terjadi saat otot lurik berkontraksi, setelah itu akan mendifusikan
asam laktat dan asam piruvat keluar ke sirkulasi darah. Asam laktat lebih banyak
disekresi oleh karena rasio NADH:NAD+ saat kontraksi otot akan mengubah sebagian
asam piruvat menjadi asam laktat. Asam laktat akan terdifusi masuk ke dalam hati oleh
karena rasio NADH:NAD+ yang rendah, untuk dioksidasi menjadi asam piruvat dan
dikonversi menjadi glukosa.

Di mana Siklus Cori Bekerja?

Siklus Cori biasa terjadi antara sel otot lurik dan organ hati.

Mengapa Siklus Cori Bekerja?

Bagaimana Siklus Cori Bekerja?

Otot yang sangat aktif waktu olahraga menggunakan glikogen sebagai sumber
energi menghasilkan laktat melalui glikoslisis anaerobik. Pada waktu pemulihan laktat
ini dibawa ke hati dan digunakan untuk pembentukan glukosa. Glukosa yang dibentuk
di dalam hati di bawa ke otot melalui darah >> terjadi glikolisis di otot (glukosa >
piruvat > laktat) >>laktat yang terbentuk di otot dibawa ke hati melalui darah untuk
gluconeogenesis ( laktat > piruvat > glukosa ) >> dipakai oleh otot kembali.

Tugas 8: Meneliti Minyak Di lingkugan Sekitar, tentukan mana minyak yang


mudah mengendap di suhu dingin dan suhu lingkungan. Tentukan jenis minyak
yang cocok untuk dikonsumsi.

Minyak goreng berasal dari bahan baku seperti kelapa, kelapa sawit, jagung,
kedelai, biji bunga matahari dan lain-lain. Kandungan utama dari minyak goreng secara
umum adalah asam lemak yang terdiri dari asam lemak jenuh (saturated fatty acids)
misalnya asam plamitat, asam stearat dan asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty
acids) misalnya asam oleat (Omega 9) dan asam linoleat (Omega 6). Asam lemak tak
jenuh ini yang memiliki ikatan karbon rangkap, yang mudah terurai dan bereaksi
dengan senyawa lain, sampai mendapatkan komposisi yang stabil berupa asam lemak
jenuh. Komposisi dan kandungan bermacam-macam asam lemak ini yang sangat
menentukan mutu dari minyak goreng.

Penyebab perubahan atau kerusakan minyak goreng terutama minyak nabati,


baik secara fisik atau kimia, salah satunya karena proses oksidasi. Minyak dengan
kandungan asam lemak tak jenuh ini dapat teroksidasi secara spontan oleh udara dalam
suhu kamar. Oksidasi spontan ini secara langsung akan menurunkan tingkat kejenuhan
minyak, dan menyebabkan minyak menjadi tengik. Peristiwa ketengikan (rancidity)
lebih dipercepat apabila ada logam (tembaga, seng, timah) dan terdapat panas (cahaya
penerangan). Oleh karena itu kerusakan minyak goreng bisa terjadi karena kondisi
penyimpanan yang kurang baik dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu sebaiknya
disimpan dalam tempat tertutup dan tidak langsung terkena cahaya matahari. Jika
minyak goreng berbau tengik sebaiknya tidak digunakan, karena telah rusak.
Dengan proses penggorengan yang bersuhu tinggi, ikatan rangkap pada asam
lemak tak jenuh akan terurai menjadi jenuh. Pada saat pemanasan akan terjadi proses
degradasi, oksidasi dan dehidrasi dari minyak goreng. Penggunaan yang berkali-kali
dapat menyebabkan ikatan rangkap teroksidasi membentuk gugus peroksida dan
monomer siklik. Dengan proses pada suhu tinggi tersebut juga menyebabkan reaksi
dekomposisi karena panas dan terbentuk akrolein, senyawa yang bersifat racun. Jadi
proses pemanasan pada minyak goreng akan dapat membentuk radikal bebas dan
senyawa toksik yang bersifat racun.

Oleh karena itu, sebaiknya memang minyak goreng tidak digunakan berulangkali.
Apalagi jika berubah warna kehitaman, sebaiknya langsung dibuang meskipun baru
dipakai sekali. Sebagai contoh, ketika menggoreng ikan, maka untuk sekali pakai
minyak sudah berubah warna menjadi kecoklatan atau kehitaman. Ini harus langsung
dibuang saja. Bagaimana mensiasatinya?

Sangat penting untuk menyesuaikan jumlah minyak goreng dengan bahan makanan
yang hendak digoreng, sehingga tidak perlu ada minyak 'jelantah' atau minyak bekas
yang jumlahnya berlebihan sehingga dibuang-pun tidak masalah. Selain itu juga
perhatikan urutan menggoreng bahan yang rasanya sama terlebih dahulu. Misalnya
setelah menggoreng tahu, tempe, baru terakhir menggoreng ikan

Mengenal minyak Goreng yang tak layak dikonsumsi

1. Warna Minyak menjadi Hitam

Warna minyak goreng secara alamiah adalah kekuningan, karena bahan yang
terkandung dalam minyak dan ikut terekstrak bersama minyak. Zat warna tersebut
antara lain α dan β karoten yang berwarna kuning dan xantofil yang berwarna
kuning kecoklatan. Sedangkan warna gelap, berasal dari degradasi zat warna
alamiah atau oksidasi vitamin E (tokoferol) dan bahan untuk membuat minyak yang
telah rusak yang dapat terikut dalam produk minyak goreng. Jadi minyak goreg
yang berwarna tidak gelap adalah lebih bagus.

2. Minyak berbau tengik


Jika sudah berbau tengik, sudah dipastikan minyak sudah tidak bisa dipakai.
Selain itu, warna minyak juga akan berubah menjadi lebih gelap.Minyak yang
sudah berbau tengik tidak disarankan untuk dipakai memasak karena bisa
menghilangkan cita rasa masakan.Bau masakan juga akan berubah menjadi bau
tengik dari penggunaan minyak yang sudah tak layak pakai. Selain itu, minyak
yang sudah tengik bisa berbahaya bagi kesehatan dalam jangka panjang, khususnya
pada pencernaan.

Cara Menyimpan Minyak yang Benar

Minyak dalam kemasan botol yang sudah dibuka tutupnya dapat bertahan selama 2
tahun.Sebaiknya, begitu sudah membuka tutup botol, langsung simpan minyak di
tempat yang tidak terkena cahaya ataupun panas langsung.

Percobaan

Siapkan Minyak :

1. Minyak Eceran Tanpa Merek ( Curah )

2. Bimoli

3. Fortune

4. Sunco.

5. Rose Brand.

6. Tropical.

7. Sovia

8. Resto
Takar minyak dalam takaran yang sama, masukan kedalam wadah. Sebagian
masukan kedalam kulkas, sebagian lagi simpan di tempat terbuka. Tunggu hingga
beberapa hari. Setelah beberapa hari hasilnya:

1. Dalam Suhu Ruangan

Semua Minyak bermerek masih sama, tidak ada perubahan berarti.Yang


berbeda hanya minyak goreng eceran tanpa merk yang sudah mulai ada
endapan.
2. Percobaan Minyak dalam Kulkas
Kesimpulan :

Semua minyak baik bermerk / tidak, cepat mengendap di suhu dingin. Berdasarkan
urutan minyak yang cepat mengendap yaitu :

1. Minyak Kelapa Eceran

2. Minyak Rosebrand

3. Minyak Resto

4. Minyak Bimoli

5. Minyak Sania

6. Minyak Sovia

7. Minyak Tropical

Dengan hal ini didapati kesimpulan, dari beberapa minyak yang sudah diteliti, minyak
yang baik untuk dikonsumsi adalah jenik minyak berlabel. Minyaknya yaitu di urutkan
dari minyak yang sulit mengendap yaitu minyak Tropical

Tugas 9 : Cari Lemak Jenuh dan Lemak Tak Jenuh

Lemak jenuh adalah lemak yang terdiri dari trigliserida dengan hanya asam
lemak jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rantai ganda di antara atom-
atom karbonnya sehingga disebut penuh dengan hidrogen. Asam lemak jenuh memiliki
jumlah atom karbon yang bervariasi mulai dari tiga (asam propionat) hingga 36 (asam
heksatriakontanoat).

Asam lemak jenuh terdapat dalam berbagai jenis produk makanan. Produk
hewani yang mengandung banyak lemak jenuh diantaranya adalah krim, keju, mentega,
minyak samin, suet, lemak babi, dan lemak yang menempel pada daging.Sedangkan
hasil tanaman yang mengandung banyak lemak jenuh diantaranya adalah minyak
kelapa, minyak biji kapas, minyak inti sawit, dan mentega coklat. Produk dan makanan
yang diproses dari bahan dengan lemak jenuh dipastikan akan mengandung lemak
jenuh tinggi.

Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap. Oleh karena itu, asam lemak jenuh
adalah asam lemak yang jenuh dengan hidrogen (karena ikatan rangkap mengurangi
jumlah hidrogen pada masing-masing karbon). Masing-masing karbon dalam rantai
memiliki 2 atom hidrogen (kecuali karbon omega di ujung yang memiliki 3
hidrogen), karena asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal.

Asam arakidat, sebuah asam lemak jenuh.

Contoh Asam Lemak Jenuh

Nama umum Struktur kimia C:D

Asam kaprilat CH3(CH2)6COOH 8:0

Asam kaprat CH3(CH2)8COOH 10:0


Asam laurat CH3(CH2)10COOH 12:0

Asam miristat CH3(CH2)12COOH 14:0

Asam palmitat CH3(CH2)14COOH 16:0

Asam stearat CH3(CH2)16COOH 18:0

Asam arakidat CH3(CH2)18COOH 20:0

Asam behenat CH3(CH2)20COOH 22:0

Asam lignokerat CH3(CH2)22COOH 24:0

Asam kerotat CH3(CH2)24COOH 26:0

Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh :

1. Susu

Kendati memiliki banyak manfaat bagi tubuh, susu adalah makanan yang
mengandung lemak jenuh tinggi. Tak hanya susu murni, sejumlah produk yang
terbuat dari susu sapi segar seperti yogurt juga diperkaya oleh kandungan lemak
jenuh.

2. Keju

Keju adalah produk olahan susu yang juga masuk ke dalam kategori makanan
yang mengandung lemak jenuh tinggi. Kadar lemak jenuh dalam keju yang
mengandung kalsium dan protein ini bergantung pada jenis keju, seperti tertera
di bawah ini:

a. Keju cheddar (105 persen DV/100 gram)


b. Keju susu kambing (123 persen DV/100 gram)
c. Keju Fontina (96 persen DV/100 gram)

3. Es Krim

Masih dari produk olahan susu, makanan yang mengandung lemak jenuh
selanjutnya adalah es krim. Makanan yang lezat dan menyegarkan ini terbuat
dari kombinasi susu, gula, dan bahan tambahan lainnya seperti cokelat, juga
vanilla. Bisa dibayangkan berapa jumlah lemak jenuh yang dikandung es krim,
tentu banyak, bukan?

Terlalu sering makan es krim akan meningkatkan kadar lemak jenuh di dalam
tubuh Anda. Selain itu, kandungan gulanya juga tidak baik bagi tubuh jika
dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

4. Whipped Cream

Whipped cream adalah bahan tambahan makanan yang biasanya


dijadikan topping kue tart maupun kopi. Meskipun nikmat, whipped cream juga
perlu dibatasi konsumsinya karena termasuk makanan yang mengandung lemak
jenuh, yakni mencapai 14 persen atau 69 persen DV untuk setiap 100 gram-
nya.

5. Mentega

Kerap dijadikan bahan tambahan kue maupun roti, mentega adalah bahan
makanan dengan kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi. Pada setiap 100
gram mentega, kandungan lemak jenuhnya bisa mencapai 15 gram, atau sekitar
257 persen DV. Bahkan, satu sendok makan mentega saja sudah menyumbang
36 persen angka asupan lemak jenuh harian.

6. Mayones

Makan hamburger atau pizza, agaknya kurang lengkap jika tidak dibarengi
dengan mayones. Hati-hati dalam mengonsumsi mayones karena bahan
tambahan makanan yang satu ini memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi.

Satu sendok makan mayones saja sudah mengandung sekitar 1,5 gram lemak
jenuh. Banyak mengonsumsi mayones tak hanya membuat berat badan Anda
bertambah, tetapi juga meningkatkan kolesterol jahat (LDL) sehingga tubuh
lebih rentan terhadap penyakit jantung.

7. Daging Merah

Daging merah adalah bahan makanan yang mengandung lemak jenuh dalam
jumlah banyak, khususnya di beberapa bagian tubuh hewan tersebut yang
berlemak, seperti rib eye, sirloin, dan T-bone.

Akibat terlalu sering mengonsumsi daging merah adalah naiknya kadar


kolesterol jahat di dalam tubuh Anda, yang secara otomatis turut meningkatkan
risiko penyakit-penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.
8. Daging Olahan

Tidak hanya daging merah segar, daging yang sudah diolah menjadi produk
daging olahan pun tak lepas dari kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi.
Produk-produk seperti sosis dan bakso sapi mengandung tak kurang dari 15
persen atau 63 persen DV lemak jenuh per 85 gram.

9. Kelapa

Minum kelapa di siang hari saat matahari sedang terik-teriknya memang


menyegarkan sekaligus menyehatkan. Tapi tahukah Anda jika kelapa juga
termasuk jenis makanan yang mengandung lemak jenuh? Ya, untuk setiap 100
gram buah kelapa, terdapat sekitar 57 gram lemak jenuh atau 286 persen DV.

10. Minyak

Minyak (khususnya yang sudah terhidrogenisasi) adalah bahan makanan kaya


akan kadnungan lemak jenuh atau kita biasa sebut sebagai lemak ‘jahat’. Hal
ini terjadi karena pada minyak jenis tersebut, ikatan karbon sudah terkena efek
jenuh dari ikatan hidrogen.

Kadar lemak jenuh di dalam minyak mencapai angka 433 persen DV per 100
gram, jumlah yang tentunya sangat tinggi.

11. Minyak Hati Ikan Cod

Minyak hati ikan cod kaya akan asam lemak omega-3 sehingga banyak
manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Kendati demikian, minyak ikan cod juga
mengandung lemak jenuh, yaitu 23 persen DV, sehingga perlu dikendalikan
pemakaiannya.

12. Kacang-kacangan

Selama ini, kacang dianggap sebagai makanan yang menyehatkan. Anggapan


tersebut sama sekali tidak salah, namun perlu diketahui juga bahwasanya
kacang juga mengandung lemak jenuh di dalamnya, dan bisa menimbulkan
dampak negatif bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan.

Sebagai contoh, jenis kacang Brasil mengandung sekitar 15 persen DV lemak


jenuh, sementara kacang mete mengandung tak kurang dari 10 persen DV
lemak jenuh.

13. Cokelat Hitam

Cokelat hitam memang menggugah selera, namun ada baiknya jika Anda
membatasi konsumsi makanan yang satu ini. Memang, cokelat hitam diperkaya
oleh zat antioksidan yang baik untuk menangkal radikal bebas. Tetapi, cokelat
hitam juga diperkaya lemak tak jenuh, yakni sekitar 162 persen DV atau 32
gram per 100 gram-nya.

Kendalikan konsumsi cokelat hitam agar manfaat cokelta hitam ini tetap bisa
dinikmati tanpa khawatir bahaya lemak jenuh
Lemak Tak Jenuh

Lemak tak jenuh adalah asam lemak yang baik untuk tubuh. Jenis lemak yang
juga dikenal dengan istilah unsaturated fat ini lebih sehat dari lemak jenuh dan banyak
ditemukan pada sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan juga beberapa jenis ikan.
Lemak ini dapat ditemukan dalam bentuk cair seperti minyak zaitun, minyak kacang,
dan minyak jagung. Minyak ini menjadi rekomendasi para ahli karena khasiatnya yang
baik untuk jantung dan juga bagian tubuh lainnya.

Lemak tak jenuh terdiri dari dua jenis asam lemak

1. Asam lemak tak jenuh tunggal

Asam lemak ini disebut juga dengan MUFA (monounsaturated fats)


yang menandakan bahwa lemak hanya memiliki satu ikatan rangkap. Yang
termasuk dengan asam lemak ini adalah asam palmitoleic, asam oleat, dan
asam vaksinasi adalah jenis asam yang paling umum dan dapat ditemukan
pada 90% makanan yang direkomendasikan saat diet.

2. Asam lemak tak jenuh ganda

Asam lemak ini disebut juga dengan polyunsaturated fat yang


menandakan bahwa lemak memiliki banyak ikatan rangkap. Ada dua jenis
asam lemak ini, yaitu asam lemak omega 3 dan asam lemak omega 6. Kedua
asam ini dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan fungsi otak dan
pertumbuhan sel.

Asam lemak omega 3 melindungi jantung dengan beberapa cara, yaitu:

a. Mengurangi trigliserida, sejenis lemak dalam darah


b. Mengurangi risiko detak jantung tidak beraturan (aritmia)
c. Menunda penumpukan plak di pembuluh arteri
d. Mengurangi tekanan darah

Asam lemak omega 6 juga memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda
dengan asam lemak omega 3, yaitu membantu mengendalikan gula darah,
mengurangi risiko diabetes, dan menurunkan tekanan darah. Tubuh
menggunakan asam lemak tidak jenuh ganda ini sebagai energi cadangan.
Oleh karena itu, jenis lemak ini merupakan pilihan yang tepat untuk orang
yang sedang menjalani diet.

Beberapa makanan yang tinggi dengan asam lemak ini adalah biji bunga
matahari, ikan salmon, ikan tuna, minyak jagung, dan minyak kacang
kedelai.

Tugas 10: Cari yang Termasuk Asam Lemak Rantai Ganjil

Akan tetapi ada juga jalur-jalur khusus yang lain yaitu untuk degradasi asam lemak
tak jenuh, degradasi asam lemak dengan atom C ganjil.
β Oksidasi Asam Lemak dengan atom C ganjil
Oksidasi asam lemak dengan atom C ganjil (contoh: asam propionat dalam bentuk
Propionyl CoA)

Pada asam lemak dengan jumlah atom C ganjil, setelah pengambilan acetyl-
CoA (2C) sisanya adalah residu propionyl- CoA (3C). Propionyl-CoA ini masuk
ke siklus Krebs lewat Succinyl-CoA. Dalam hal ini propionyl-CoA dikarboksilasi
menjadi D-metylmalonyl-CoA, kemudian diubah menjadi Succinyl-CoA melalui
intermediet L- metylmalonyl-CoA. Jumlah energi yang dihasilkan dalam 1 siklus krebs
jika masuk lewat Succinyl-CoA hanya sebesar 6 ATP Karena masuk siklus krebs lewat
Succinyl-CoA maka degradasi asam lemak dengan atom C ganjil lebih cepat
dibandingkan dengan degradasi asam lemak dengan atom C genap. Hal ini penting
untuk memberikan konsumsi pada orang atau makhluk hidup yang membutuhkan
energi dengan cepat, misal orang Eskimo.
Bagi penderita anemia pernisiosa sebagai akibat kekurangan vitamin B, kerja
enzim methylmalonyl-CoA mutase terganggu, sehingga L-Methylmalonyl-CoA tidak
bisa diubah
menjadi Succinyl-CoA. Dalam urin penderita ini ditemukan L-methylmalonyl-CoA
maupun propionyl-CoA dalam jumlah yang besar.
Tiap 1 beta oksidasi dari propionyl co-A (C3) menghasilkan energi sebesar :
β oksidasi =1
asetil co-A = 1 x 12 = 12 ATP
FaDH2 =1x2 = 2 ATP
NaDH = 1 x 3 = 3 ATP
Succinyl =1x6 = 6 ATP
JUMLAH ATP = 23 ATP
Tugas 11: Cari Gambar Siklus Urea Krebs
Tugas 12 : Struktur DNA dan RNA

Struktur DNA
DNA tersusun atas molekul nukleotida yang saling sambung-menyambung
menjadi struktur yang sangat panjang. Bahkan bila rantai DNA dalam satu sel manusia
direntangkan dapat sangat mencapai jarak antara bumi dan bulan. Nukleotida adalah
molekul yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa nitrogen. Basa nitrogen
akan terikat pada atom C nomor 1 gula deoksiribosa, sedanagkan fosfat akan terikat
pada atom C nomor 5 pada gula tersebut. Struktur nukleotida adalah sebagai berikut.

Basa nitrogen penyusun DNA dapat digolongkan menjadi kelompok purin dan
pirimidin. Basa nitrogen yang masuk golongan purin adalah adenin (A) dan guanin (G),
sedangkan basa nitrogen yang masuk golongan pirimidin adalah sitosin (C) dan timin
(T). Ketika membentuk DNA, adenin selalu berikatan dengan timin melalui
tebentuknya 2 ikatan hidrogan. Sedangkan guanin akan berikatan dengan sitosin
melalui terbentuknya 3 ikatan hidrogen.
Ikatan antar basa nitrogen

Oleh karena jumlah ikatan hidrogen yang berbeda inilah, proses pemisahkan A-T lebih
mudah daripada pemisahkan G-C. Proses pemisahan DNA ini biasanya diaplikaikan
dalam teknologi PCR (Polimerase Chain Reaction) yang akan saya jelaskan di lain
kesempatan. Karena tersusun atas banyak molekul nukleotida, DNA disebut sebagai
polinukleotida. DNA makhluk hidup memiliki jumlah A-T dan G-C yang berbeda-
beda.

Struktur RNA

RNA memiliki struktur tunggal, tidak ganda seperti DNA. RNA terbentuk atas
gula ribosa, fosfat, dan basa nitrogen. (ingat bahwa gula pembentuk DNA adalah
deoksiribosa). Struktur dari molekul RNA adalah sebagai berikut.
Struktur RNA dan DNA

Basa nitrogen RNA juga digolongkan menjadi purin ydan pirimidin. Purin tersusun
atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidin tersusun atas sitosin (C) dan urasil
(U). Basa nitrogen timin pada DNA digandtikan oleh urasil pada RNA.

Terdapat beberapa jenis RNA dalam sel makhluk hidup. Jenis-jenis RNA adalah
sebagai berikut.

RNA duta (RNA d) atau messenger RNA (RNA m)


RNA d dibentuk dalam nukleus dan akan dikeluarkan menuju sitolasma sebagai
pembawa informasi dari DNA untuk membentuk protein tertentu. Dalam RNA d
terdapat rangkaian 3 basa nitrogen yang disebut kodon, yang akan berpasangan
dengan antikodon pada RNA t.
RNA transfer (RNA t)
RNA t terletak pada sitoplasma dan akan membawa asam amino khusus sebagai
bahan pembentuk protein. Antikodon pada RNA t akan berpasangan dengan kodon
pada RNA d. Setelah terbentuk ikatan kodon dan antikodon, asam amino akan
dilepaskan sebagai bahan baku protein.

RNA ribosom (RNA r)


RNA r merupakan struktur yang membentuk organel ribosom tempat terjadinya
pembentukan prtein. Ribosom terbentuk dari gabungan antara RNA r dengan protein-
protein tertentu.

Perbedaan DNA dan RNA

Molekul DNA

 Terdapat dalam nukleus, mitokondria, dan kloroplas


 Berupa rantai ganda
 Kadarnya tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein
 Basa nitrogennya adalah adenin (A), guanin (G), sitosin (C), dan timin (T)
 Gula penyusunnya adalah deoksiribosa, yaitu ribosa yang kekurangan satu atom
oksigen.
Molekul RNA

 Terdapat dalam nukleus, sitoplasma, dan ribosom


 Strukturnya berupa rantai tunggal
 Kadarnya dipengaruhi kecepatan sintesis protein
 Basa nitrogennya adalah adenin (A), guanin (G), sitosin (C), dan urasil (U)
 Gula penyusunnya adalah ribosa
Tugas 13 : Sifat Protein

Sifat – Sifat Protein

Protein mempunyai sifat-sifat yaitu :

1. Ionisasi

Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan
ion negatif.

2. Denaturasi

Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya


berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu
dalam tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.

3. Viskositas

Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di


dalam zat cair yang mengalir.

4. Kristalisasi

Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam


ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada
titik isoelektriknya.

5. Sistem koloid

Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil
yang terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.

Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :

a) Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein.


b) Jumlah tiap macam asam amino itu.
c) Susunan asam amino dalam tiap molekul protein (Sediaoetama,
1991)

Tugas 14 : Menentukan Asam Amino yang Essensial dan Non Essensial

Asam Amino Esensial

No. Nama Asam Fungsi Sumber bahan


Amino makanan

1. Isoleusin Berperan pada oksidasi Ayam, domba

2. Leusin Meningkatkan rasa makanan Buncis, beras

3. Lisin Penyerapan kalsium Kacang, ayam

4. Fenilalanin Pereda nyeri Keju, tahu

5. Arginin Membantu pembelahan sel Susu, kacang

6. Metionin Pembentukan asam nukleat Padi, daging

7. Treonin Melindungi hati Daging, ikan

8. Valin Memacu koordinasi otot Kacang tanah, wijen

9. Triptofan Prekursor vitamin niasin Ikan, yoghurt

10. Histidin Mengurangi ketulian Buah, daging


Asam Amino Non Esensial

No. Nama Asam Fungsi Sumber bahan


Amino makanan

1. Alanin Mengubah glukosa menjadi energi Buncis, beras merah

2. Glisin Menunda penurunan fx otak Terong, anggur

3. Asparagin Memproduksi amino Ikan, telur

4. Aspartat Memproduksi glukosa Alpukat, serpi oat

5. Sistein Antioksida Unggas, telur

6. Glutamin Memperbaiki kebosoran usus Gandum, kedelai

7. Prolin Menjaga kecantikan kulit Jeruk, vitamin C

8. Tirosin Membantu produksi melanin Keju, alpukat

9. Serin Produksi antibodi Protein serat sutra

10. Taurin Menjaga kesehatan otot jantung Vitamin A,D,E,K


Tugas 15: Proses Lipogenesis dan Lipolisis

Lipogenesis

Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati.


Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan
sebagai trigliserida. Sebagian kecil glukosa tersimpan dalam bentuk glikogen, serta
protein disimpan di dalam cadangan asam amino.
Sebagian besar atom karbon yang berasal dari glukosa dan asam amino yang
berlebihan akan disintesis menjadi trigliserida (lipogenesis). Lipogenesis
membutuhkan ATP serta vitamin-vitamin seperti biotin, niasin, dan asam
pantotenat. Atom-atom karbon yang berasal dari glukosa dan asam-asam amino
diubah menjadi asetil KoA, dengan melalui beberapa tahap reaksi bagian asetat dari
asetil KoA akan membentuk asam-asam lemak jenuh berupa asam palmitat (C16),
asam stearat (C18), atau asam arakidonat (C20). Asam lemak ini akan melakukan
esterifikasi dengan gliserol (diproduksi dalam glikolisis) dan menghasilkan aliran
darah sebagai very low density lipoprotein (VLDL) yang digunakan untuk
menghasilkan energi atau disimpan dalam sel-sel lemak.
Hasil pencernaan lipid diabsorbsi ke dalam membran mukosa usus halus
dengan cara difusi. Sebelum diabsorbsi kolestrol mengalami esterifikasi kembali yang
dikatalis oleh asetil Koenzim A dan kolestrol asetiltransferase.
Hasil pencernaan lipid absorbsi
Gliserol
Diserap langsung ke dalam darah dan
Asam lemak rantai pendek
dibawa ke hati untuk oksidasi
Asam lemak rantai sedang
Asam lemak rantai panjang Diubah menjadi trigliserida di dalam
Monogliserida sel-sel usus halus
Trigliserida Membentuk kilomikron dan masuk
Kolesterol ke dalam limpa, kemudian ke
Fosfolipida dalam aliran darah
Lipoprotein adalah alat angkut lipid, terdiri atas kilomikron, LDL (low density
lipoprotein), VLDL (very low density lipoprotein), dan HDL (high density
lipoprotein). Kilomikron mengangkut lipid dari saluran cerna ke dalam tubuh. Lipid
yang diangkut terutama trigliserida. Di dalam aliran darah, trigliserida yang ada pada
kilomikron dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein.
Sebagian besar asam lemak yang terbentuk di dalam tubuh diabsorbsi oleh sel-
sel otot, sel lemak, dan sel-sel lain. Asam lemak ini dapat langsung digunakan sebagai
zat energi atau diubah menjadi trigliserida. Sel-sel otot cenderung menggunakannya
sebagai energi, sedangkan sel lemak menyimpannya sebagai trigliserida. Hati
merupakan alat yang memproduksi lipid utama di dalam tubuh, sedangkan sel-sel
lemak tidak membuat lemak tetapi hanya menyimpan lemak.
VLDL adalah lipoprotein dengan densitas sangat rendah, terutama terdiri atas
trigliserida. LDL adalah lipoprotein dengan densitas rendah (kolestrol jahat). HDL
adalah lipoprotein dengan densitas tinggi (kolestrol baik).
Pada retikulum endoplasmik berpermukaan licin terjadi penyusunan kembali
triasil gliserol dari dua, mono asilgliserol yang diesterifikasi oleh asam lemak. Pada
retikulum endoplasmik berpermukaan kasar akab disintesis gliserol fosfolipida melalui
gliserol-3-fosfat dan apoprotein spesifik. Pada saat ini kilomikron (salah satu
pengankut lipid) dibungkus oleh fosfolipida, kolestrol, dan apoprotein. Agar dapat
diangkut ke luar sel, kilomikron masuk ke badan golgi.
Pada badan golgi, kilomikron ditambah komponen glusidik dan lipoprotein, dan
terjadi pembentukan sistem membran sehingga memungkinkan dapat diangkut ke luar
sel dan selanjutnya masuk ke dalam ruang antar sel, selanjutnya terus masuk ke dalam
kapiler limpatik. Ukuran kilomikron 0,1 – 3,5 µm. VLDL dan kolomikron dapat
diangkut ke luar sel (ke ruang antar sel) baik secara langsung oleh retikulum
endoplasmik maupun melalui perantaraan badan golgi (vacuola golgi).
Fungsi mitokondria pada lipogenesis
Diketahui bahwa asetil KoA merupakan bakal pada awal sintesis asam lemak
rantai panjang. Enzim-enzim pembentuk asam lemak terdapat dalam sitosol; sehingga
diperlukan suatu jalur agar asetil KoA yang dihasilkan di dalam mitokondria dari
karbohidrat, asam amino atau prekrusor jenis karbohidrat lainnya bisa menemukan
jalan untuk masuk ke dalam sitosol. Keadaan bila gizi berkecukupan glukosa dan asam-
amsam amino melebihi keperluan metabolisme, energi yang berlebihan akan diubah
menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa. Transaminasi asam amino
langsung menghasilkan zat-antara siklus Krebs sitrat dalam mitokondria.
Sitrat akan dikeluarkan dari mitokondria ke sitosol, di dalam sitosol di mana
tempat enzim sitrat liase yang akan memecahnya menjadi oksaloasetat dan asetil KoA.
Oksaloasetat akan diubah ke malat oleh MDH sitosol kemudian malat dengan mudah
diangkut kembali ke dalam mitokondria. Asetil KoA yang dihasilkan oleh sitrat liase
sekarang dapat digunakan di sitosol untuk biosintesis asam lemak. Sitrat bukan saja
wahana utama untuk mengangkut gugus asetil dari mitokondria ke sitosol; zat ini juga
berperan sebagai efektor alosterik yang positif pada langkah pertama biosintesis asam
lemak.Biosintesis asam lemak juga memerlukan NADPH. Fungsi mitokondria pada
lipogenesis antara lain:
1. Mitokondria menghimpun senyawa-senyawa berkarbon dua atau empat dari berbagai
sumber.
2. Sitrat intramitokondria pada konsentrasi tinggi dengan mudah dikeluarkan ke dalam
sitosol.
3. Sitrat merupakan sumber utama asetil KoA dalam sitosol yaitu sebagai bahan utama
biosintesis asam lemak.
4. Sitrat diperlukan sebagai efektor alosterik dalam tahap pertamanya untuk biosintesis
asam lemak.
5. Konsentrasi ATP yang tinggi menggeser pola oksidasi glukosa ke arah produksi
NADPH yang diperlukan untuk biosintesis asam lemak
Lipolisis

Lipolisis adalah proses dimana lemak dipecah dalam tubuh kita melalui enzim
dan air, atau hidrolisis. Lipolisis terjadi di tempat jaringan adiposa kits, yang
merupakan jaringan lemak yang melindungi dan melapisi tubuh dan organ kita.
Bahkan, lemak dapat dianggap hanya sebagai energi yang tersimpan. Lemak sudah siap
dan tersedia saat simpanan glukosa kita rendah di antara waktu makan, dan itu masuk
akal untuk lipolisis terjadi karena akan memfasilitasi pergerakan lemak yang disimpan
ini melalui aliran darah kita. Memecah “energi potensial” ini menjadi asam lemak yang
bergerak bebas kemudian dapat memungkinkan mereka untuk dialihkan atau
dikeluarkan sebagai bahan bakar.

Lipolisis sebenarnya memiliki hubungan dengan berbagai proses dalam tubuh


kita. Asam lemak bebas adalah komunikator sel-ke-sel vital, adalah bahan
pokok glukoneogenesis dan respirasi seluler, dan dapat meningkatkan transkripsi
protein seperti saluran proton yang memisahkan jalur membran mitokondria – yang
akan menghambat sintesis ATP tanpa mengganggu rantai pernapasan.

Singkatnya, lipolisis adalah proses biologis kunci yang menopang kehidupan;


meskipun, pada akhir-akhir ini, itu mengambil makna baru di klinik kecantikan di
seluruh dunia karena janjinya untuk memuntahkan lemak yang tidak diinginkan!
Sementara untuk senama mereka, kedua proses secara teknis “melisiskan” atau
memecah lemak, cara di mana mereka mencapai ini jelas berbeda – yang terakhir
memanfaatkan laser dingin atau panas untuk mengurangi sel-sel lemak.

Mekanisme Lipolisis

Trigliserida tidak diragukan lagi merupakan molekul energi utama dalam sel
eukariotik. Trigliserida adalah turunan gliserol yang disimpan sebagai tetesan lipid
dalam jaringan lemak kita, dan di sini terjadi lipolisis. Mari mulai dengan
menggambarkan lipolisis dalam ruang lingkup gambar besar. Tetesan lipid ini pertama
kali ditargetkan oleh enzim lipolitik yang sangat diatur dan akan mengakses tetesan ini
jika terjadi fosforilasi.

Lipase ini akan terjadi untuk secara berurutan menghidrolisa trigliserida ke


dalam komponen gliserol dan asam lemak mereka sampai kita mendapat gliserol
tunggal, dan ini terjadi dengan tiga reaksi enzim. Penguraian lemak disebut oksidasi
beta, atau oksidasi “asam lemak” karena trigliserida teroksidasi menjadi bagian
fungsionalnya yang paling dasar. Kita dengan demikian dibiarkan dengan asam lemak
bebas dan gliserol yang dapat memasuki jalur metabolisme lainnya atau menemukan
tujuan baru. Mari kita pahami lebih detailnya.

Gambar ini menggambarkan mekanisme Lipolisis, pemecahan trigliserida menjadi


asam lemak dan gliserol.
Langkah pertama dan tingkat-pembatas lipolisis melibatkan enzim, lipase
trigliserida adiposa (atau ATGL), yang sensitif terhadap hormon. ATGL akan
menghidrolisis triacylglycerol kita menjadi diacylglycerol, kehilangan asam lemak
bebas yang akan bebas untuk memobilisasi dalam aliran darah kita. Diacylglycerol
yang dihasilkan kemudian akan ditindaklanjuti oleh hormon-sensitif lipase (HSL),
yang akan menghilangkan asam lemak lain untuk memberikan molekul
monoasilgliserol. Akhirnya, monoasilgliserol lipase (MGL) akan memecah
monoasilgliserol lebih jauh ke satu molekul gliserol.
Gambar di atas mengilustrasikan “takdir” utama, jika Anda mau, dari asam lemak dan
gliserol yang dihasilkan.

Asam lemak dapat menjalani beta-oksidasi dan beradaptasi untuk digunakan


dalam tujuan yang berbeda untuk membuat Asetil-KoA. Tentu saja, Asetil-CoA paling
dikenal sebagai molekul awal yang penting yang memulai siklus Krebs dalam respirasi
seluler. Reposisi ini sangat penting ketika simpanan glukosa rendah pada saat
kelaparan, atau bahkan di antara waktu makan, karena respirasi sel dapat terus berjalan
dan mempertahankan kehidupan. Demikian pula, gliserol bebas bisa masuk glikolisis.
Biasanya glukosa diubah menjadi G6P pada langkah pertama glikolisis. Jika kadar
glukosa rendah, gliserol akan diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat dan akan
memasuki glikolisis pada titik kontrol kedua untuk menjaga agar glikolisis tetap
berjalan. Dengan demikian, lemak membuat penyimpanan energi terbaik karena
mereka akan memastikan bahwa respirasi seluler terus berjalan dan ATP diproduksi.
Diagram secara khusus mengilustrasikan lipolisis yang diinduksi epinefrin
melalui jalur mediasi G-protein.
Pengaturan Lipolisis

Seperti setiap proses biologis penting, lipolisis diatur untuk memenuhi


kebutuhan kita. Pada waktu tertentu, akan sangat berbahaya jika mendapat banyak
asam lemak bebas yang mengalir melalui aliran darah kita. Siapa saja dengan kolesterol
tinggi atau plak arteri akan membuktikan hal itu. Dengan demikian, lipolisis – dan
proses inversnya, lipogenesis – perlu diregulasi ulang dan sangat sensitif terhadap
kadar hormon dan protein spesifik. Misalnya, hormon stimulator seperti, epinefrin,
norepinefrin, kortisol, glukagon, dan hormon pertumbuhan menginduksi lipolisis.
Hormon kunci glukagon dan epinefrin akan menggunakan jalur yang sama untuk
menginduksi lipolisis dengan perbedaan kecil.

Baik glukagon dan epinefrin akan berfungsi sebagai ligan yang akan mengikat
reseptor berpasangan G-protein pada permukaan sel-sel lemak. Protein G kemudian
akan mengaktifkan adenilat siklase dan menaikkan pengaturan konversi ATP menjadi
cAMP. Kita mungkin mengenali cAMP sebagai pembawa pesan sekunder yang
terkenal di mana-mana dari begitu banyak jalur biologis lainnya.
Demikian juga, di sini cAMP akan mengaktifkan protein kinase A (PKA), yang
akan mengeluarkan molekul ATP dalam fosforilasi dan menaikkan regulasi aktivitas
hidrolisis enzim HSL kita – atau dikenal sebagai enzim kedua di jalur lipolisis.
Akibatnya, kita dibiarkan dengan asam lemak bebas dan gliserol yang kemudian dapat
memasuki jalur metabolisme untuk melawan gula rendah dalam darah kita, misalnya.
Maklum, HSL dianggap sebagai enzim pengukur laju lipolisis untuk beberapa waktu
sebelum TAG lipase (atau ATG, enzim pertama ) ditemukan menjadi langkah inisiatif
kunci lipolitik. Mari kita lihat dengan cepat mengapa masuk akal untuk glukagon dan
epinefrin akan memicu lipolisis.

Lipolisis yang diinduksi oleh Glukagon

Glukagon adalah hormon peptida yang disintesis oleh sel pankreas jika glukosa
dan kadar insulin menurun. Glukagon kemudian akan memicu hati kita untuk
memecah penyimpanan glikogen dan melepaskan glukosa yang sangat dibutuhkan ke
dalam darah kita. Sebaliknya, ketika kadar glukosa dan insulin kita tinggi, insulin pada
individu yang sehat akan memungkinkan glukosa untuk keluar dari aliran darah dan
diambil oleh jaringan yang tergantung insulin. Tentu saja, pada penderita diabetes,
jaringan tidak akan lagi merespon dengan baik terhadap insulin dan gula ini tidak akan
mencapai jaringan dan malah menyebabkan kerusakan dalam aliran darah.

Penyimpanan glukagon cukup kecil dan akan dikeluarkan dengan cepat.


Penyimpanan lemak, di sisi lain, sangat luas dan siap digunakan. Di sini, glukagon
berfungsi peran utamanya. Glukagon akan berikatan dengan reseptor G-protein
Glukagon pada membran sel lemak, dan memicu jalur pengaktifan HSL yang
dijelaskan sebelumnya. Gliserol yang dilepaskan kemudian dapat melakukan
perjalanan ke hati atau ginjal di mana ia akhirnya akan diubah menjadi GA3P dan
memasuki glikolisis dan jalur glukoneogenesis untuk mensintesis glukosa yang sangat
dibutuhkan (lihat gambar 2).
Epinefrin juga akan mengikat reseptor G-protein pada membran sel lemak,
namun mereka secara khusus akan mengikat reseptor beta-adrenergik. Pengikatan ini
juga akan mengarah pada fosforilasi lipase hormon yang dipimpin cAMP / PKA, yang
pada akhirnya akan mendorong pelepasan asam lemak bebas dan gliserol. Epinefrin
dikenal karena hubungannya dengan respons “darutar” insting kita. Hyperarousal ini
terjadi ketika kita merasakan serangan atau ancaman terhadap kelangsungan hidup kita.
Dengan demikian, masuk akal bahwa epinefrin akan memicu lipolisis dan
mengakibatkan naiknya proses metabolisme. Jika kita pernah kelaparan, tubuh kita
pasti akan bereaksi terhadap ancaman ini dan menggunakan simpanan energi lemak
kita untuk merespon dan mempertahankan kehidupan dengan segala cara.

Lipolisis dalam Budaya Populer

Seperti yang disebutkan di atas, fakta yang menyenangkan adalah bahwa


lipolisis telah menjadi istilah populer di dunia kosmetik. Tidak menjadi bingung
dengan jalur lipolisis adiposa yang dirinci dalam artikel ini, lipolisis laser dan bahkan
lipolisis injeksi adalah metode yang terbukti secara klinis untuk mengurangi jumlah sel
lemak tanpa operasi liposuction. Pengurangan lemak noninvasif telah menjadi bahan
pokok kosmetik baru, dan menjanjikan untuk menargetkan sel-sel lemak melalui
penggunaan panas, pendinginan (melalui laser atau radiofrequencies), atau lebih sedikit
suntikan asam deoxikolat tanpa mengganggu jaringan di sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai