Laporan Tutorial Skenario 2 Mata
Laporan Tutorial Skenario 2 Mata
KELOMPOK B6 (16)
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Skenario 2
mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan mata kanan terasa
gatal dan berair, serta kelopak mata bengkak dan lengket ketika bangun tidur di pagi
hari. Pasien tidak mengeluhkan pandangan mata kanannya kabur atau silau.
Pada pemeriksaan didapatkan: VOD 6/6, pada konjungtiva bulbi dan konjungtiva
palpebra hiperemi, didapatkan secret, kornea jernih. Setelah melapor kepada staf,
jalan.
BAB II
A. Seven Jump
1. Langkah 1: membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam
skenario
Dalam skenario ini kami mengklasifikasikan istilah sebagai berikut:
Konjunctiva adalah bagian terluar dari mata yang terdiri dari
membrane mukosa tipis yang melapisi permukaan bola mata, kelopak
mata.
Kornea jernih
Kornea yang normal akan tampak jernih. Kejernihan kornea
merupakan faktor penting penentu visus seseorang. Kejernihan kornea
dipengaruhi oleh kadar air yang terdapat di dalamnya. Kadar air dalam
kornea di atur oleh lapisan endotel kornea. Jika terdapat kerusakan pada
endotel kornea maka kejernihan kornea akan hilang. Adanya ulkus kornea
ataupun edema kornea akan menimbulkan berkurangnya kejernihan kornea
.
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi
pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang
bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan
kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak
berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan
lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang
biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi
akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi
kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta,
pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa,
blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis. Gejala umum pada blefaritis
adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket dan
epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam
fisiologik hangat, dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuia.
Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis,
hordeolum, kalazoin, dan madarosis.
Gejala :
Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa
terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika
keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi
mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
Gejala :
Konjungtivitis - - + + Mukopurulen
Blefaritis + (gatal) + + +
Episkleritis ++ + - + -
bakteri
mekanisme Non infeksi
virus
parasit
Visus
normal
turun
2. Macam-macam konjungtivitis
Gejala Klinis:
KONJUNGTIVITIS VERNAL
Gejala
TRAKHOMA
Komplikasi: kebutaaan
GONOBLENORE
konjungtivitis hiperakut dengan secret purulen disebabkan N
gonorea
Gejala Klinis
- terjadi mendadak
- hyperemia konjungtiva hebat
- kelopak mata bengkak
- nanah banyak sekali
- bisa terjadi perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah
konungtiva
Penanganan
- MRS isolasi
- Secret dibersihkan dg kapas steril
- Inj PP 50000 IU/kgBB
- Teramisin 3x1 ODS, gentamisin 6x1 ODS
- Secret dicat gram tiap pagi. Bila 3x px (-) pulang
SIMBLEFARON
Etiologi:
- trauma kecelakaan
- operasi
- luka baker, akibat zat kimia dan logam cair
- peradangan akibat trachoma dan difteri
Terapi:
HEMATOM SUBKONJUNGTIVA
- Usia lanjut
- Hipertensi
- Aterosklerosis
- Konjungtivitis hemoragik
- Anemia
- Pemakaian antikoagulan
- Batuk rejan
- Trauma
Pada fraktur basis cranii hematom kacamata (karena berbentuk
kacamata yang berwarna biru pada kedua mata)
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan swab konjuntiva dengan pemeriksaan gram dan
giemsa sangat membantu untuk mengetahui bakteri penyebab dan
penegakan diagnosis konjuntivitis bakteri. Pengecatan gram bisa
didapatkan bakteri coccus atau batang gram positif, pada
infeksi Nisseria Gonorea ditemukan bakteri diplococcus gram negatif.
Pemeriksaan giemsa didapatkan sel-sel radang leukosit dan PMN yang
sangat banyak. Pada infeksi chlamydia ditemukan adanya inclusion
bodies pada pengecatan giemsa. Bila terdapat fasilitas dapat dilakukan
pemeriksaan PCR untuk mendeteksi apakah ada gen dari bakteri-
bakteri penyebab konjungtivits tersebut. Setelah dilakukan pengecatan
gram dapat dilanjutkan deangan pemeriksaan kultur dan sensitivitas
terhadap antibiotika. Pewarnaan gram ini bertujuan untuk melihat
bakteri bersifat gram positif atau negatif dan bentuknya. Pewarnaan
Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram
positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel
mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan
teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua
tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
o Zat warna utama (violet kristal)
o Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan
untuk mengintensifkan warna utama.
o Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu
solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat
warna utama.
o Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan
untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan
cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
4. Terapi yang Tepat
Pengobatan untuk konjungtivitis bakteri adalah:
o Erythromycin ophthalmic (salep): Aplikasikan 0.5-in
ribbon QID selama 5-7 hari
o Polymyxin-trimethoprim ophthalmic (cairan): 1-2 tetes
QID selama 5-7 hari
o Sulfacetamide ophthalmic (cairan): 1-2 tetes QID
selama 5-7 hari
o Azithromycin ophthalmic (cairan): 1-2 tetes BID
selama 2 hari, kemudian 1 tetes selama 5 hari
o Ciprofloxacin ophthalmic (cairan): 1-2 tetes setiap 2
jam selama 2 hari, kemudian 1 atau 2 tetes setiap 4 jam
selama 5 hari berikutnya
Sedangkan untuk konjungtivitis virus, umumnya bisa
sembuh sendiri. Tetapi tetes mata ata salep mata
kloramfenikol dapat memberikan perlindungan simptomatis
dan menghindarkan dari infeksi bakteri sekunder. Kalau
konjungtivtis alergi, antihistamin topical dan tetes mata
vasokonstriktor memberikan perlindungan jangka pendek.
Sebaiknya, factor pencetus alergi terebut dihindari.
Pencegahan
Pencegahan yang paling penting untuk menghindari infeksi
adalah dengan menjaga kebersihan dan menghindari kontak ke
mata. Pasien dan keluarganya harus diedukasi untuk
memperhatikan kebersihan dan menghindari kontak dekat
dengan individu yang terinfeksi. Contohnya dengan
menggunakan handuk terpisah dari pasien. Seorang pasien
dengan konjungtivitis bakteri harus mencuci tangan sesering
mungkin dan menghindari kontaminasi kolam renang umum.
Lang, Gherhard.2006.Ophthalmology.Germany:Thieme.
Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3. Jakarta: Media Aecaliptus FK UI.
Novitasari, Lusy.2013.Konjungtivitis.https://www.academia.edu/6174407/1_-
_Konjungtivitis_-_Lusy (7 oktober 2014).
Sherwood, L. 2006. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 6. Jakarta: EGC.