Pada dasarnya malnutrisi adalah suatu istilah yang merujuk pada kondisi medis yang
disebabkan oleh diet yang tak tepat. Seringkali masyarakat, menyamakan dengan kurang gizi
yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, atau kekurangan nutrisi. Istilah ini sebenarnya juga
mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya
nutrien yang spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. (N Seetharaman et al, 2009)
Malnutrisi bisa menyerang pada bayi, balita, anak-anak, ibu hamil bahkan lansia. Namun
terkadang perhatian pemerintah, banyak yang menitikberatkan pada masalah gizi bayi dan ibu
hamil. Padahal lansia yang berusia lanjut juga memiliki potensi yang besar dalam permasalahan
gizi berkaitan dengan obesitas.
Laporan Sidang Dunia Kedua tentang Lanjut Usia (2002) memperkirakan jumlah lansia di
Indonesia menempati urutan ke empat terbesar di dunia dalam abad 21. SKRT 2001 menunjukan
angka disabilitas 88,9% lansia, termasuk disabilitas ringan, yang merupakan masalah besar bagi
Indonesia. Diperkirakan terjadi peningkatan jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2020
sebanyak 400% dibanding lansia tahun 1971. Apabila kesehatan dan kondisi lansia sama seperti
tahun 2002 ataupun 2004, maka peningkatan lansia akan disertai dengan tingginya prevalensi
penyakit kronis, dan limitasi aktifitas fisik dasar (terutama untuk limitasi aktifitas fisik dasar
fungsi tubuh) (SKRT 2004). Jika keadaan seperti tersebut terus berlangsung, maka beban Negara
akan semakin berat karena jumlah lansia yang tidak berkualitas semakin banyak.(Indang T,
2007)
Peningkatan jumlah manula mempengaruhi aspek kehidupan mereka seperti terjadinya
perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis, dan sosial sebagai akibat proses penuaan atau
munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan tersebut. Secara signifikan orang tua
mengalami kasus mortalitas dan morbiditas lebih besar daripada orang muda. (Fatmah, 2006)
Obesitas, didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) ≥ 30 kg/m2, Harus
didefinisikan juga sebagai jumlah penyimpanan lemak berlebih berkaitan dengan risiko
kesehatan yang tinggi. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat
atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Xavier P, 2009).
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
IMT = -------------------------------------------------------
Obesitas merupakan faktor penyakit yang utama banyak menyerang orang lanjut usia.
Bahkan termasuk penyumbang penyakit-penyakit mematikan, seperti diabetes, cardiovascular
disease, metabolys syndrome, kanker, arthritis, gallbladder, acute pancreatitis, non alcoholic fatty
liver disease, dan depresi (Xavier P, 2009). Karena itu diperlukan upaya penanganan (kuratif)
dan upaya pencegahan yang tepat, agar angka morbiditas dapat ditekan dan meningkatkan
kualitas gizi dan kesehatan para lansia.
Ada beberapa cara menurunkan berat badan yang dianjurkan, seperti diet dan
olahraga/kegiatan fisik. Adapun cara diet yang baik seperti :
Karena itu pencegahan adalah upaya lebih baik, lebih mudah dan relatif lebih murah
biayanya, apabila dibandingkan dengan pengobatan dan rehabilitasi. Upaya layanan kesehatan
merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi penyakit sejak dini walaupun
seorang tersebut belum merasakan sakit, belum ada keluhan atau terlihat gejala penyakit, yang
dikenal dengan istilah medical check-up.
kata kunci :
elderly
malnutrition and overnutrition
obesitas
obesitas pada lansia
obesity in elderly
indeks massa tubuh
diet sehat
search engine :
http://www.google.co.id/
http://scholar.google.co.id/
referensi
1.N Seetharaman et al, 2009,Measuring malnutrition -The role of Z scores and the
composite index of anthropometric failure (CIAF).
http://www.ijcm.org.in/article.asp?issn=0970-
0218;year=2007;volume=32;issue=1;spage=35;epage=39;aulast=Seetharaman
5.Charles P. Lambert, 2008, Exercise but not diet-induced weight loss decreases skeletal
muscle
in?ammatory gene expression in frail obese elderly persons
http://jap.physiology.org/cgi/reprint/105/2/473