Oleh :
RINARI AGRIAN FIRDAUS
200120190003
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
201
ii
KATA PENGANTAR
Ta’alla yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Biaya Manfaat
Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan, Dr. Ir. Muhammad Hasan, M.S,. yang
telah memberi arahan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan baik.
melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal serta kebaikan pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan sumbangan informasi dan pemikiran
Penulis.
iii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
LAMPIRAN ............................................................................................. 20
iv
1
I. EXECUTIVE SUMMARY
2.1 Provide an overview of your business idea and why choose into this
particular.
Bisnis dalam sapi perah sangat penting untuk Indonesia, dikarenakan
menurut data Outlook Susu (2016) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian
Sub-sektor Peternakan menyatakan bahwa produksi susu pertahun diprediksikan
dari tahun 2016 – 2020 hanya mengalami kenaikan 4,51% pertahun, sedangkan
konsumsi susu di Indoensia mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 7,42%
pertahun, sedangkan Neraca Penawaran dan Permintaan produk susu pada tahun
2020 diprediksikan akan minus 103.324 ton. Hal tersebut yang membuat saya
memilih berbisnis usaha sapi perah dan menurut saya akan sukses karena penjualan
sudah mempunyai pasar yang sangat jelas.
2.2 Show any personal skill and /or experience that will help you in your
business
OWNER
DIVISI
DIVISI DIVISI
DIVISI DIVISI PRODUKSI
PENGOLAHA BENDAHARA ADMIN SECURITY PRODUKSI
PRODUKSI REPRODUKSI KONSENTRA
N LIMBAH HIJAUAN
T
BURUH
BURUH TANI
KANDANG
Struktur organisasi lebih ramping dikarenakan agar kontroling lebih sedikit dan
efisien dalam penggunaan tenaga kerja, Menurut Sumitro (2014) struktur organisasi
yang berfungsi sebagai fungsinya termasuk struktur organisasi lini dan staff yang
mempunyai keuntungan pembagian tugas yang jelas antara yang melakukan tugas
utama pokok organisasi dengan yang melakukan tugas-tugas penunjang, baik yang
sifatnya pelayanan internal maupun bantuan berdasarkan keahlian yang
mempermudah pengelolaan tenaga kerja. Keuntungan yang lain adalah kegairahan
bekerja pada umumnya tinggi karena terbukanya kemungkinan luas bagi para
karyawan untuk menaiki jenjang pangkat dan jabatan yang tinggi, baik dalam arti
jabatan manajerial maupun jabatan berdsarkan keahlian.
Owner yang diisi oleh saya sendiri sekaligus perencana, serta untuk manajer
kendang serta manajer pakan itu diisi oleh tenaga kerja minimal S-2 bidang
produksi dan bidang nutrisi pakan. Memilih jejang pendidikan untuk tenaga kerja
S-2 dikareanakan untuk jenjang magister bisa menganalisis serta memecahkan
masalah, dengan ilmu pengetahuannya yang lebih luas. Menurut Wardani (2017)
bahwa lulusan magister mempunyai kreativitas serta berpengaruh terhadap
kepemimpinan, yang artinya apabila semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin tinggi juga kreativitas dan kepemimpinnanya.
Untuk divisi produksi, reproduksi dan pengolahan pakan, diisi dengan
tenaga kerja yang berpendidikan S1/D3 Peternakan, hal tersebut dikarenakan untuk
penanganan, reproduksi dan pengolahan pakan hanya diisi oleh orang-orang yang
kompeten di bidangnya agar terjadinya efisiensi yang tidak menyebabkan
kekurangan atau kelebihan pemberian pakan serta terciptanya produksi yang
berkelanjutan. Untuk divisi produksi hijauan diisi oleh tenaga kerja yang
berpendidikan S1/D3 Agroteknologi, hal tersebut dikarenakan agar terciptanya
teknologi pembibitan serta penanaman tanaman pakan yang secara berkelanjutan
dan tidak adanya factor kekurangan pakan hijauan untuk sapi perah.
Selanjutnya manajer administrasi dengan turunannya diisi dengan tenaga
kerja yang berpendidikan S1 Manajemen dan akutansi, hal ini dikarenakan agar
pembukuan seperti cash flow dan neraca perusahaan dapat dihitung dengan baik
dan benar, yang antinya akan menjadikan sevuah evaluasi. Untuk keamanan
5
biasanya lulusan keahlian security seperti yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri
Sistem Keamanan Indonesia (AISKINDO), hal ini diambil karena seseorang yang
sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh AISKINDO
lebih kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Terakhir tenaga buruh didapat dari desa sekitar yang nantinya akan
dijadikan tempat beternak sapi, hal ini dikarenakan untuk membantu membuka
lapangan kerja bagi Kawasan sekitar peternakan yang nantinya akan dibangun, serta
tenaga kerja yang cenderung mudah dicari. Tenaga kerja buruh tersebut minimal
SMP. Menurut Sarwono (2001) menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang baik
akan cenderung mudah untuk menerima informasi baru dalam teknik beternak yang
baik, selain memberikan tanggapan positif pada setiap kemajuan usaha beternak
juga lebih matang untuk memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya.
Tenaga kerja buruh harian menurut Nugroho (2017) satu orang tenaga kerja dapat
memelihara hingga 15,75 ST.
6
Produk utama yang dihasilkan adalah berupa susu bahan baku yang
nantinya akan dijual dan didistribusikan ke koperasi sekitar dengan standar SNI.
Menurut SNI 01-3141-1998 standar SNI susu kadar lemak minimal 3%, kadar
protein minimal 2,7%, total mikroba 1x106, ph 6-7 dan total solid 8%. Produk
sampingan yang kedua berupa pedet lepas sapih umur 4 bulan. Menurut Wardani et
al (2012) Penjualan pedet sangat menguntungkan, dikarenakan tidak banyak
mengeluarkan biaya untuk pakan, namun tetapi pedet dijual seharusnya lepas sapih
karena pedet sudah dapat memakan pakan yang berkualitas rendah sekalipun.
Produk yang ketiga limbah yang berupa pupuk kompos dengan menggunakan
fermentasi bioaktivator dan tidak ada tambahan lainya. Produk terakhir adalah sapi
betina afkir yang dijual sebagai sapi pedaging ketika betina sudah tidak
menghasilkan susu secara produktif.
Inovasi ide yang nantinya akan di sector pakan, dikarenakan pakan
merupakan biaya terbesar dalam produksi peternakan. Menurut Umi dan Wina
(2008) tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan, dan dapat diberikan
kepada ternak secara langsung atau secara silage. Fungsi silage disini yaitu untuk
menaikan nutrisi pakan dari limbah, serta menambah nilai nutrisi pakan limbah, dan
bisa menambah umur simpan pakan. Inovasi pakan bisa berpa silage dan bisa
berupa konsentrat yang nantinya akan dibuat oleh divisi pembuatan pakan. silage
yang digunakan adalah dari tabon jagung, karena di garut adalah penghasil jagung
terbesar di Jawa Barat.
7
Sektor peternakan sapi perah yang akan saya bangun mempunyai target
produksi mencapai 5000L/hari degan populasi awal sapi betina bunting yang
berumur 2 bulan jumlah 100 ekor, dengan asumsi sapi menghasilkan susu
20L/ekor/hari. Sapi yang tadi dijadikan sapi induk yang nantinya akan mulai
breeding dengan sistem kawin IB (inseminasi buatan). Sapi yang dipelihara adalah
sapi peranakan FH. Menurut Mardhatilla (2018) sapi peranakan FH di Indonesia
berkembang pesat dikarenakan dapat beradaptasi dengan iklim yang tidak sesuai
dengan aslinya, pakan yang relatif rendah yang dengan menghasilkan susu yang
relatif lebih banyak disbanding dengan bangsa sapi yang lain.
Sistem reproduksi yang teratur diharapkan dapat memberikan sapi
keturunan 1 ekor dalam 1 tahun dengan cara mengefektifkan S/C serta
memperpendek jangka calving interval. Perkawinan adalah upaya untuk
melanjutkan keturunan dan meningkatkan populasi sapi perah sehingga dapat
meningkatkan produksi susu. Pengaturan perkawinan merupakan faktor yang
sangat penting dalam tatalaksana pemeliharaansapi perah. Metode perkawinan yang
diterapkan di biasanya adalah metode inseminasi buatan (IB) sapi perah pertama
dikawinkan pada usia 18 bulan betina akan dikawinkan lagi pada 2-3 bulan setelah
beranak tergantung dari produksi susu.
Tabel 1. Koefisien Zooteknis
1 S/C 1
2 Lama Bunting bulan 9
3 Involusi Uteri bulan 2
4 Calving interval bulan 12
5 umur dara bulan 12
6 Umur pertama dikawinkan bulan 18
8 rata-rata produksi lt/hari 20
9 lama kering kandang bulan 4
10 jumlah anak per kelahiran ekor 1
11 kolostrum hari 7
12 masa laktasi (305-7) hari 298
13 Sex Ratio jantan % 50%
14 Sex Ratio betina % 50%
8
V. SWOT ANALYSIS
lagi ternak yang berada di dalam kandang merasa nyaman atau tidak gaduh.
Menurut Setiawan dan Tanius (2003), fungsi kandang bagi ternak diantaranya:
sebagai tempat ternak berlindung dari semua gangguan yang dapat diprediksi
seperti aklimatisasi, terpaan angin, sinar matahari maupun binatang pengganggu.
Fungsi kandang harus mempermudah pengawasan dan pemeliharaan bagi peternak,
seperti makan, minum, tidur, membuang kotoran. Hingga pada proses pemerahan
susu nantinya. Penambahan kendang dilakukan pada tahun ke 5, diasumsikan
bahwa pada tahun tersebut merupakan ternak sudah mulai bereproduksi yang
membuat perusahaan harus meambah kandang agar keadatan kandang tidak terlalu
padat. Menurut Nugroho (2017) kandang yang baik bagi sapi perah intensif adalah
5m2 untuk 1 ST/AU
Pemberian pakan dilakukan 2 – 3 kali sehari, dimana pakan yang diberikan
berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan diberikan rumput gajah dan tongkol jagung
dengan pemberian 10% dari bobot badan, sedangkan konsentrat 2-3 % bk dari bobot
hidup. Hal ini sependapat dengan Nurhayu, el all (2018) yang menyatakan bahwa
pemberian pakan untuk sapi produktif biasa diberikan 2,5% bk dari bobot hidup
yang kurang lebih berkisar antara 8-9 kg perhari. Musnandar (2011) menambahkan
bahwa imbangan hijauan dan konsentrat perlu diperhatikan pada induk sapi perah
agar gizi ternak berimbang sehingga zat-zat makanan dapat dicerna, difermentasi
dan diabsorbsi dengan baik untuk keperluan produksi secara maksimal. Konsentrat
yang diberikan berupa konsentrat kering yang memunyai komposisi, dedak, bungkil
kelapa, tepung ikan, jagung giling, garam, mineral dan molases dengan kandungan
protein kasar ±19%. Hal ini sependapat dengan Siregar (1996) di dalam jurnal
Nurhayu et al (2018) yang menyatakan bahwa kandungan protein kasar untuk
pemberian sapi perah minimal 18%. Konsentrat sebisa mungkin dibuat sendiri
dikarenakan agar mengurangi biaya, pengolahan konsentrat menggunakan mixer.
Pada musim penghujam hijauan diberikan secara segar, yang nantinya akan
dicacah menggunakan chopper, hal ini dilakukan agar sapi tidak memilih pakan,
dan batang sampai daun yang bisa dimakan sapi tanpa sisa sebagai efisiensi pakan.
Pada musim kemarau dibeikan hijauan dengan pengolahan pengawetan atau secara
silage. Hal ini biasa dilakukan untuk mengawetkan pakan apabila sedang tidak
15
produksi hijauan. Pemberian pakan hijauan dan konsentrat dilakukan dengan cara
bersamaan.
Perkembangan teknologi dapat berupa perkembangan pada alat-alat yang
mendukung kegiatan produksi di suatu peternakan. Saat ini peralatan dengan
teknologi yang lebih maju dalam usaha sapi perah adalah adanya mesin perah.
Dengan menggunakan mesin perah, pemerahan susu jadi lebih praktis dan cepat.
Pemerahan susu di bisnis yang saya rencanakan sudah memakai teknologi, yaitu
menggunakan alat pemerah susu. Hal tersebut dilakukan agar efisiensi waktu serta
banyaknya populasi yang tidak bisa dilakukan oleh manusia secara cepat.
Kelebihan menggunakan mesin pemerah menurut Toeg (2007) yaitu: 1) dengan
menggunakan mesin perah, maka hasil pemerahan lebih optimal, karena pada saat
pemerahan susu tidak tercecer kemana-mana, 2) waktu yang dibutuhkan lebih
efisien dan relatif cepat, 3) pekerja tidak terlalu berat dalam memerah, dan 4) jika
waktu pemerahan lebih cepat, maka dampak tercemarnya mikroba lebih kecil. Latif
(2017) menambahkan bahwa peternak yang jumlah kepemilikan ternaknya makin
banyak maka semakin bersikap positif terhadap Portable Milking Machine karena
proses pemerahan menjadi lebih mudah dan efektif sehingga masih banyak tenaga
yang dapat digunakan untuk kegiatan lain.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agrina, 2014. Mengurai Lingkaran Setan Sapi Perah. Tabloit Agribisnis Dwi
Mingguan. Inspirasi Agribisnis Indonesia.
Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Susu. Pusat Data dan Sistem Informasi
Sekertarian Jenderal – Kementerian Pertanian. ISSN. 1907.1507
Latif, A. F. 2017. Sikap Peternak Sapi Perah Anggota Koperasi Peternakan Sarono
Makmur Di Kecamatan Cangkringan Sleman Terhadap Portable Milking
Machine. Thesis. UGM : Yogyakara.
Mardhatilla, F. 2018. Potensi Usaha Ternak Sapi Perah Rakyat Di Dataran Rendah.
LOGIKA. 22(3) : 14-12.
Musnandar C. 2011. Efisiensi energi pada sapi perah Holstein yang diberi berbagai
imbangan rumput dan konsentrat. J Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
13:53-58.
Nurhayu A, Ella A, Sariubang M. 2017. Perbaikan Pakan pada Induk Sapi Perah
sedang Laktasi di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Pros.Semnas.TPV.
: 132-138.
Setiawan, T dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa Edisi
1. Penebar Swadaya, Jakarta.
21
Siregar, S.B. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 1996.
Soekartawi, 1986, Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil, UI – Press, Jakarta
Sumitro. 2014. Keuntungan Dan Kelemahan Dari Setiap Jenis Struktur Organisasi.
Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu. Vol 2(2) 35-51.
Umi, U., Wina, E. 2008. Pengolahan Dan Nilai Nutrisi Limbah Tanaman Jagung
Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. WARTAZOA. 18(2): 127 -136
.
Wardani. T.S., K. Budiraharjo dan E. Prasetyo. 2012. Analisis Profitabilitas Pada
Peternakan Sapi Perah “Karunia” Kediri. Animal Agricultural Journal. 1(1).
339-357.