LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh
ADHITYA RASYA
21253222020
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
OLEH :
ADHITYA RASYA
21253222020
Laporan Proyek Usaha Mandiri merupakan salah satu syarat untuk menyusun dan
menyelesaikan Mata Kuliah Bisnis Plan pada Program Studi Agribisnis Jurusan
Bisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KATA PENGANTAR
ini merupakan salah satu syarat untuk Mata Kuliah Bisnis Plan pada Program Studi
Penyusunan laporan ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
pendidikan
2. Bapak Ir. Jhon Nefri, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh
3. Bapak Roni Afrizal S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Bisnis Pertanian
Payakumbuh.
6. Ibu Dr. Nova Sillia, S.Pt, MM, Ibu Raeza Firsta Wisra, SE.Ak, M.Si,
9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis uraikan satu per satu dalam
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan PUM ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun penyajiannya. Untuk itu kritik dan saran dari
Mandiri ini. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
AR
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan PUM ....................................................................................... 2
1.3 Manfaat Ekonomi ............................................................................... 3
1.4 Manfaat Sosial .................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1 Tinjauan Umum Tentang Prospek Pasar Itik Pedaging ...................... 4
2.2 Pengaturan Jadwal Panen ................................................................... 5
2.3 Aspek Morfologi Itik Pedaging .......................................................... 5
2.4 Budidaya Itik Pedaging....................................................................... 7
2.5 Tinjauan Pum Terdahulu .................................................................... 12
III. METODE PELAKSANAAN ............................................................. 15
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................................................... 15
3.2 Data dan Sumber Data ........................................................................ 15
3.3 Variabel yang diukur .......................................................................... 15
3.4 Jadwal Pelaksanaan PUM ................................................................... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 22
4.1 Aspek Pasar ........................................................................................ 22
4.1.1 Produk ......................................................................................... 22
4.1.2 Wilayah Pemasaran ..................................................................... 23
4.1.3 Analisis Pasar .............................................................................. 23
4.1.4 Strategi Pemasaran ...................................................................... 28
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
10. Alat yang digunakan selama satu periode produksi itik pedaging .... 32
11. Bahan yang digunakan selama satu periode produksi itik pedaging . 33
12. Kebutuhan pakan harian itik pedaking MFJ 202 sampai masa panen 36
20. Proyeksi Hasil Panen Itik Pedaging Dengan 240 Ekor ..................... 45
22. Analisa laporan laba rugi itik pedaging selama satu periode PUM ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Itik Peking...................................................................................... 22
6. Proses Produksi.............................................................................. 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
Salah satu sub sektor yang terdapat pada sektor pertanian adalah sub sebtor
peternakan. Kegiatan yang terdapat dalam sub sektor peternakan adalah segala
aktifitas yang bertujuan menghasilkan susu, daging, dan telur. Salah satu usaha
Itik atau yang biasanya populer dengan sebutan bebek, merupakan salah satu
jenis unggas yang dibudidayakan untuk diambil daging, telur, dan bulunya. Secara
umum itik tergolong pada tiga jenis, yaitu itik petelur, itik pedaging, dan itik hias
(Ornamental). Salah satu jenis itik yang paling diminati saat ini adalah itik
pedaging, yaitu itik yang dibudidayakan dengan tujuan untuk diambil dagingnya
saja. Hal ini dikarenakan munculnya trend baru di kalangan masyarakat untuk
menjelajahi wisata kuliner negeri, diantaranya adalah kuliner olahan daging itik.
sebagian besar dipenuhi dari itik petelur afkir. Namun, karena umur itik afkir rata-
rata 1,5-2 tahun, daging yang dihasilkan pun memiliki kualitas yang kurang baik,
terutama teksturya yang cenderung alot. Seiring dengan tuntutan konsumen yang
menghendaki daging itik goreng dengan tekstur yang empuk, usaha peternakan itik
yang dibesarkan khusus untuk dipanen dagingnya mulai marak. Pemilik warung
makan atau restoran yang khusus menyediakan menu berbahan itik umumnya lebih
memilih itik jantan muda. Selain karena tekstur dagingnya lebih empuk,
konsumsi pakan rata-rata 160 gram/hari akan mencapai bobot 1,3-1,5 kg setelah
dipelihara selama 35-45 hari. Sementara dengan konsumsi pakan rata-rata 220
gram/hari seekor itik hibrida hanya akan mencapai bobot 0,6-1 kg setelah dipelihara
selama 35-45 hari. Karena adanya rekayasa genetika (kawin silang) dan perbaikan
mutu pakan, pembesaran bebek peking hanya memerlukan waktu 35-45 hari
Pengaturan jadwal panen ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar pada saat
tingganya penawaran bebek pedaging di pasaran, secara tidak langsung harga bebek
2. Mengetahui aspek produksi, aspek pasar, dan aspek finansial pada usaha
Manfaat ekonomi dari Budidaya Itik Pedaging ini adalah dengan permintaan
Itik yang banyak telah membuka peluang pasar dan dengan teknik beternak itik
pelaksanaan usaha ini, akan membuka lapangan pekerjaan untuk diri sendiri
Indonesia. Permintaan pasar akan itik pedaging terus meningkat dari tahun ke
tahun, sehingga peluang usaha peternakan itik pedaging merupakan usaha yang
akan pentingnya kecukupan gizi, maka selama itu pula itik pedaging akan tetap
peluang besar baik skala industri, baik industri kecil maupun industri besar. Hal ini
membuat permintaan itik pedaging tidak pernah habis dan tetap menguntungkan,
terlebih usaha ini juga cenderung mudah untuk dijalankan. Hanya saja, untuk
membangun sebuah peternakan itik pedaging dibutuhkan lahan tepat dan luas,
sehingga banyak yang berpendapat usaha ini membutuhkan modal yang sangat
besar. Meski demikian, keuntungan yang dihasilkan dari usaha ini akan sebanding
Salah satu ternak unggas yang mulai berkembang dimasyarakat adalah ternak
itik, meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mulai disukai masyarakat untuk
diusahakan sehingga usaha ternak itik semakin berkembang. sebab saat sekarang
Hal ini disebabkan adanya peningkatan minat konsumen terhadap daging itik. Salah
satu indikator kenaikan itu adalah semakin banyaknya warung pinggir jalan, rumah
makan, katering, hingga restoran yang menyediakan menu daging itik. Semakin
banyaknya tempat makan yang menyediakan menu daging itik berdampak pada
dengan mangatur waktu masuk bibit sampai umur panen yang bertujuan untuk
dapat menjaga harga kestabilan pasar. Pada sistem ini memberikan rentang waktu
a) Dapat memanfaatkan semua lahan, sehingga setiap kandang tidak ada yang
kosong.
b) Jika terjadi penurunan harga pada pasar tidak akan berdampak besar karena
Itik merupakan salah satu jenis unggas air yang dipelihara sebagai penghasil
sumber protein hewani yaitu telur dan daging (Suryana, 2011). Itik memiliki ciri-
ciri umum antara lain bertubuh ramping, berdiri hampir tegak seperti botol dan
lincah. Itik relatif lebih tahan terhadap penyakit. Itik memiliki taksonomi sebagai
berikut.
Filum : Chordate
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Superordo : Carinatae
Ordo : Anseriformes
Spesies : Anas platryhynchos
(Scanes dkk., 2004).
Itik digolongkan menjadi empat jenis yaitu itik pedaging, itik petelur, itik
dwiguna atau itik yang dimanfaatkan sebagai penghasil telur dan daging dan itik
hias yang dipelihara karena estetika (Tim Penulis Agriflo, 2012). Itik pedaging
(itik potong) sedangkan itik petelur adalah itik yang diternakkan sebagai penghasil
telur baik telur tetas maupun telur konsumsi. Itik tipe pedaging memiliki sifat
pertumbuhan yang cepat serta struktur perdagingan yang baik sedangkan itik
petelur memiliki badan yang lebih kecil dan ramping dari itik pedaging. Itik yang
termasuk tipe pedaging antara lain itik Peking, itik Magelang jantan dan yang
termasuk itik petelur antara lain itik Cirebon, itik Mojosari, itik Alabio, itik
Salah satu itik pedaging adalah itik peking. Itik Peking dapat beradaptasi
dengan baik di negara Indonesia yang beriklim tropis seperti Semarang, Lumajang,
Surabaya, Kediri, Pasuruan dan Mojokerto. Bobot badan itik Peking pada umur 7-
9 minggu untuk yang jantan 3,500-4,000 kg/ekor sedangkan untuk yang betina
mencapai 3,000-3,500 kg/ekor (Adzitey dan Adzitey, 2011). Ciri-ciri itik Peking
yaitu berbulu putih, paruh dan shank berwarna kuning serta bertubuh gempal
Manajemen pemeliharaan itik yang tepat akan menghasilkan daging itik yang
lebih baik (Ali dan Nanda, 2009). Pertumbuhan itik Peking yang cepat serta
mempunyai kualitas dan kuantitas karkas yang lebih baik dibandingkan dengan itik
lokal (Purba dan Ketaren, 2011). Periode pertumbuhan itik Peking yaitu fase starter,
grower dan finisher. Fase starter dimulai dari umur 0-3 minggu, fase grower 3-5
kemudian untuk masa finisher dimulai sejak umur 5-10 minggu atau panen (Susanti
dkk., 2012). Pertumbuhan itik Peking yang sangat cepat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu bangsa ternak, jenis kelamin, tipe ternak dan manajemen pemeliharaan
dengan lancar. Ciri-ciri DOD yang baik kondisinya sehat, normal, dan tidak
berhasil guna. Itik akan terus menerus berada di dalam kandang, oleh karena itu
kebutuhan hidup yang sesuai bagi itik-itik yang berada di dalamnya. Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam hal in adalah pemilihan tempat atau lokasi untuk
mendirikan kandang serta konstruksi atau bentuk kandang itu sendiri. Kandang
merupakan modal tetap (investasi) yang cukup besar nilainya, maka sedapat
1. Lokasi kandang
padat, kering, dan tidak becek pada saat hujan. Dengan kondisi yang seperti ini,
lingkungan kandang akan kering dan sehat untuk pertumbuhan itik. Kandang
sebaiknya bebas dari polusi udara dan tidak terjangkit penyakit menular berbahaya,
2. Ukuran kandang
boks digunakan untuk anak itik berumur 1-7 hari dengan pertimbangan keamanan.
Dengan pertimbangan tersebut, tinggi dasar boks dari tanah dibuat 70 cm.
Sementara itu, ukuran boks yang dapat digunakan memiliki lebar 90 cm,tinggi 45
cm, dan panjang 1-2 meter. Boks berukuran 90 × 45 × 200 cm bisa menampung
tertutup dengan ukuran kandang tinggi sekitar 3 meter (dari lantai hingga atap
Jika memelihara 100 ekor itik, kandang yang harus dibangun minimum
meter. Idealnya, setiap 50 ekor itik dijadikan 1 petak. Antar-petak kandang dibatasi
anyaman bambu setinggi 50 cm agar itik di petak yang satu tidak berpindah ke petak
lainnya.
terbuka, tergantung selera peternak. Kepadatan kandang untuk itik berumur di atas
1 bulan sekitar 6 ekor/m2. Artinya jika peternak memiliki 100 ekor itik, buat kadang
rang 2 x 2,5 meter. Setiap petak dibatasi anyaman bambu setinggi 50 cm agar itik
1. Pemberian pakan
Pada dasarnya, pakan itik berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup,
membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian tubuh yang
rusak. Pemberian pakan secara teratur dengan komposisi pakan yang tepat akan
mendukung produktivitas itik pedaging. Agar itik tumbuh pesat sehingga maksimal
umur 50 hari harus sudah dipanen, pakan yang diberikan harus memenuhi
diantaranya karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. (Andoko & Sartono,
2013)
Selain memenuhi syarat kandungan nutrisi, pakan yang diberikan juga harus
dalam jumlah yang cukup. Memang sulit menentukan jumlah pasti kebutuhan per
Pemberian pakan ini dilakukan secara terus menerus sepanjang hari, dalam
arti begitu apabila wadah pakan kosong segera isi agar itik tidak kelaparan.
2. Pemberian minum
untuk itik tidak perlu dihitung jumlahnya. Berikan air dalam jumlah melimpah,
dalam arti selalu penuhi wadah minumnya dengan air yang bersih dan tidak
tercemar limbah. Khusus untuk DOD atau anak itik yang umur sehari yang baru
datang, berikan air gula jawa guna memulihkan staminanya yang kelelahan dalam
perialanana dan merangsang nafsu makannnya. Air gula jawa dubuat dari air besih
yang ditambahkan sekitar 2% gula jawa ke dalamnya. Misalnya untuk 10 liter air,
tambahkan 200 gram gula jawa dan aduk sampai rata. Tempat air minum sebaiknya
tambahan pakan yang disebut feed suplemen. Di dalam feed suplemen ini
seng yang sangat diperlukan itik dalam proses pertumbuhan. Selain mineral, di
dalam feed suplemen juga ditambahkan beberapa vitamin dan zat bioaktif yang
untuk itik ada yang berbentuk padat maupun cair, dicampurkan ke dalam pakan
maupun air minum itik. Banyak merek feed suplemen beredar dipasaran yang
mudah didapat peternak, seperti Viterpan, Viterna Plus, Hormonical, POC (Pupuk
Organik Cair) Nasa, dan Mineral Feed Supplement A. Dosis pemakaian bisa dibaca
2.4.4 Panen
1. Panen
persiapan dan proses, pelabelan, serta pengemasan produk unggas. Pemeriksaan ini
atau toksin yang dapat membahayakan konsumen. Unggas yang sakit tidak boleh
dipotong. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan terhadap keadaan bulu, kepala,
mata, leher, tulang, kaki, hidung dan koordinasi gerakan. (Andoko & Sartono,
2013).
Tinjauan PUM terdahulu terdapat dua referensi, yaitu Marwan (2019) dan
Furqan (2020). Proyek Usaha Mandiri yang dilakukan oleh Marwan (2019) yaitu
terdapat kendala selama proses kegiatan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini, maka
itik pedaging ini batal untuk dipasarkan kepada pasar sasaran. Produk itik pedaging
tidak jadi dipasarkan kepada pasar sasaran karena itik yang diproduksi belum
memenuhi kriteria yang dinginkan oleh pasar sasaran yaitu bobot badan itik tidak
mencukupi. Terdapat beberapa faktor yang membuat bobot itik yang diinginkan
Pendapatan yang diperoleh dari budidaya ini berasal dari penjualan kepada
Usaha Mandiri ini diperoleh R/C ratio sebesar 0,78. Hal ini berarti bahwa setiap Rp
pemasaran itik pedaging adalah industri warung pecel yang menyediakan menu
pecel itik. Namun dikarenakan terdapat kendala selama proses kegiatan Proyek
Usaha Mandiri (PUM) ini, maka itik pedaging ini batal untuk dipasarkan kepada
pasar sasaran. Produk itik pedaging tidak jadi dipasarkan kepada pasar sasaran
karena itik yang diproduksi belum memenuhi kriteria yang dinginkan oleh pasar
sasaran yaitu bobot badan itik tidak mencukupi dan bulu itik yang belum tumbuh
6. Bibit yang tidak seragam, yaitu 40 ekor DOD jenis mojosari dan 60
Dari 100 ekor yang dibudidayakan hanya menyisakan 43 sampai masa panen.
Pendapatan yang diperoleh dari budidaya ini berasal dari penjualan kepada
Usaha Mandiri ini diperoleh R/C ratio sebesar 0,45. Hal ini berarti bahwa setiap Rp
Jika melihat dari faktor kegagalan usaha dari Proyek Usaha Mandiri
terdahulu, penulis memberikan solusi yaitu memberikan pakan pabrikan kepada itik
yaitu Pakan Itik Pedaging I Super, menggunakan DOD pabrikan, dan kandang
disekitar tempat tinggal penulis, sehingga pemeliharaan pada saat proses budidaya
Kababupaten Lima Puluh Kota. Proyek Usaha Mandiri ini dilaksanakan selama 3
bulan dimulai dari bulan September sampai dengan bulan November 2023.
Data yang diambil dalam pembuatan laporan ini berasal dari data Primer dan
Sekunder. Data Primer yaitu data diperoleh dari data produksi, data analisis
finansial, data dari hasil wawancara, survei, dan buku agenda PUM. Wawancara
dilakukan pada pemakai langsung dan tidak langsung dari konsumen itik pedaging.
Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lima Puluh Kota, dan studi literatur dari berbagai sumber seperti buku
referensi, jurnal ilmiah, dan literatur dari internet, perpustakaan dan literatur
literatur lainnya.
Dalam pembuatan laporan ini terdapat variabel yang diukur antara lain:
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh produsen dari suatu
kegiatan produksi yang biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang
TR = P x Q
Keterangan :
Q : Quantity /Kualitas
3.3.2. Biaya
TC = C x Q
Keterangan :
Analisis ratio digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya usaha yang
diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak untuk
diusahakan apabila R/C rationya >1. Menurut Bambang (2003), untuk mencari
ratio yang diperoleh dari suatu usaha dengan menggunakan rumus sebagai berikut
𝐑 𝐓𝐑
𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 =
𝐂 𝐓𝐂
Keterangan:
Keterangan:
2. Jika R/C ratio 1 artinya nilai biaya yang dikeluarkan sama besar dengan
penerimaan yang diterima atau usaha yang dijalankan dalam kondisi impas
3. Jika R/C ratio <1 artinya usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan karena
3.3.4. Laba
Laba merupakan hasil dari selisih antara total hasil pendapatan dengan total
biaya yang dikeluarkan. Menurut Bambang (2003), untuk mencari laba yang
Laba = TR-TC
Keterangan :
Jika pendapatan lebih besar dari biaya, maka perusahaan mendapatkan laba
atau keuntungan Jika perusahaan memperoleh pendapatan lebih kecil dari pada
Analisis BEP harga berguna untuk melihat pada harga jual berapa suatu usaha
agribisnis akan impas atau pulang pokok. Analisis BEP harga dapat dihitung
Keterangan :
Analisis BEP produksi bertujuan untuk melihat pada produksi berapa suatu
usaha agribisnis akanimpas atau pulang pokok (titik BEP). BEP produksi adalah
analisis yang bertujuan untuk mengetahui berapa yang harus diproduksi agar usaha
balik modal.
Keterangan :
Keterangan:
Kegiatan usaha itik pedaging dilakukan setiap hari. Tahap pelaksanaan yang akan
tempat minum, ember, gayung, sekop, sprayer 2 liter, dan timbangan digital
yang digantung.
dan terbebas dari bakteri ataupun virus penyebab penyakit pada itik.
September, dan Minggu kedua bulan Oktober. DOD yang baru datang,
perjalanan dan merangsang nafsu makannya. Air gula dibuat dari air bersih
yang dilakukan ialah memberi vitamin pada saat setelah penerimaan dod
selama 3 hari, memberi pakan dan minum itik 3 kali sehari, yaitu pagi dan
sore, memberikan serbuk kayu pada titik titik kandang yang sudah tidak
6. Panen dan pasca panen dilakukan 3 kali dalam produksi. Panen dan pasca
panen dilakukan pada Minggu kedua bulan Oktober, Minggu keempat bulan
Oktober, dan Minggu kedua bulan November. Itik yang akan dipanen
adalah itik yang telah memiliki berat 1,3 Kg. Pasca panen dimulai dari
karkas itik.
4.1.1 Produk
Produk yang dihasilkan pada kegiatan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini
adalah itik pedaging. Jenis itik pedaging yang akan digunakan adalah itik peking.
kebanyakan masyarakat masih menggunakan itik raja, itik hibrida, dll. Sedangkan
jika dibandingkan pertumbuhan bobot badan itik peking dengan itik lainya, itik
Ciri khas dari itik peking ini adalah warna bulunya berwarna putih, paruh dan
kakinya berwarna kuning ke-orenan, lehernya lebih pendek dari jenis itik lainya,
dan juga pertumbuhan bobot badannya lebih cepat daripada itik lainya. Itik peking
ini banyak digunakan untuk olahan pecel bebek, bebek goreng, bebek bakar, dan
olahan bebek lainya. Itik peking banyak digunakan karena memiliki daging yang
lebih lembut daripada jenis itik lainya dan juga saat dimasak bau amis dari itik
Baruah. Wilayah tersebut dipilih sebagai lokasi pemasaran karena lokasi dekat
dengan tempat produksi dan juga dekat dengan sasaran pasar dari produk ini, yaitu
warung pecel lele yang mempunyai olahan masakan itik dan masyarakat umum.
Pemasaran dilakukan dengan dua cara, yang pertama pemasaran secara langsung,
dengan cara menawarkan karkas itik peking kepada warung pecel lele dan
Baruah. Kemudian yang kedua pemasaran secara tidak langsung dengan cara
berikutnya (2023-2027) maka perlu diketahui data jumlah penduduk lima tahun
Kecamatan Payakumbuh tahun (2023- 2027) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Untuk mengetahui jumlah permintaan itik pedaging dapat diperoleh dari hasil
survey konsumsi itik pedaging dilakukan pada 20 orang konsumen yang berada di
konsumsi itik pedaging 80 ekor per tahun, proses perhitungan dapat dilihat pada
lampiran 3.
Akan tetapi tidak dipastikan setiap orang itu mengkonsumsi itik pedaging
setiap minggu maka diasumsikan sebanyak 50% dari jumlah penduduk yang akan
mengkonsumsi produk ini setiap tahunnya dikarenakan pada saat survey ada
permintaan itik pedaging terus meningkat dari tahun ketahun seiring dengan
keberhasilan usaha itik pedaging sebagai acuan produk yang akan dijual. Dengan
pedaging. Untuk mengetahui jumlah penawaran dari produk yang akan diproduksi,
maka dilakukan survey pada produsen yang memproduksi bibit itik pedaging
Hasil survey produsen itik pedaging di Kecamatan Payakumbuh dapat dilihat pada
lampiran 4.
tahun 2023 – 2027. Hasil survey produksi itik pedaging dapat dilihat pada tabel
dibawah, lampiran 4.
Tabel 7. Proyeksi peluang pasar itik pedaging di Kabupaten Lima Puluh Kota,
Kecamatan Payakumbuh Tahun 2023-2027
Tahun Permintaan Penawaran Peluang Pasar
2023 3.120.640 28.800 3.091.840
2024 3.180.880 34.560 3.146.320
2025 3.241.120 41.472 3.199.648
2026 3.301.360 49.767 3.251.593
2027 3.361.600 59.721 3.301.879
Sumber : data diolah
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa peluang pasar
produk itik pedaging yaitu mengalami peningkatan setiap tahun dengan selisih
antara permintaan dan penawaran cukup besar. Artinya jika permintaan lebih besar
dari pada penawaran berarti produk itik pedaging ini nantinya mampu memenuhi
permintaan pasar.
Penjualan itik pedaging yang diproduksi adalah 240 ekor selama masa PUM
ini. Sehingga dapat diketahui bahwa dalam satu periode Proyek Usaha Mandiri
(PUM) memproduksi itik pedaging sebanyak 240 ekor dan dalam 1 tahun terdapat
4x periode sehingga produksi produk ini sebanyak 960 ekor itik pedaging.
Dari rencana penjualan dan besarnya penawaran terhadap itik pedaging di masing-
masing wilayah pemasaran dapat diketahui proykesi pangsa pasar tahun 2023-2027
Tabel 8. Pangsa pasar itik pedaging di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kecamatan
Payakumbuh Tahun 2023-2027
Penjualan Penawaran Total Penawaran Pangsa
Tahun
(ekor/tahun) (ekor/tahun) (ekor) pasar (%)
2023 960 28.800 29.760 3,33
2024 960 34.560 35.520 2,77
2025 960 41.472 42.432 2,31
2026 960 49.767 50.727 1,92
2027 960 59.721 60.681 1,61
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahu bahwa pangsa pasar yang berhasil
dikuasai dari tahun ke tahun relative kecil untuk bisnis pemula dibandingkan
tahunnya pangsa pasar dari produk itik pedaging ini selalu disebabkan oleh
Pada kegiatan Proyek Usaha Mandiri ini produk yang dihasilkan yaitu karkas
itik pedaging dan itik pedaging hidup. Untuk sasaran pasar produk karkas itik
pedaging yaitu warung makan pecel itik di Kecamatan Payakumbuh dan sasaran
pasar produk itik pedaging hidup yaitu pengepul terdekat dari tempat pelaksanaan
Proyek Usaha Mandiri. Pasar sasaran ini dipilih karena konsumen inilah yang
a. Produk
Produk yang dihasilkan yaitu karkas itik pedaging dan itik pedaging hidup
dengan bobot panen 1,3 kg. Karkas itik pedaging yang dihasilkan yaitu daging itik
yang siap digunakan untuk dimasak oleh konsumen. Itik pedaging hidup yang
dihasilkan yaitu itik yang siap dipasarkan. Keunggulan dari produk ini adalah
terbebas dari bahan kimia seperti suntik yang digunakan untuk merangsang proses
pertumbuhan daging seperti yang digunakan pada ayam broiler, artinya daging itik
Produk karkas daging itik dikemas dengan kemasan kantong plastik dengan
isi daging itik siap diolah. Pada proposal PUM rencananya karkas itik pedaging di
kemas dengan plastik packing dan diberi label akan tetapi pada saat survey ke
konsumen yaitu warung pecel lele, mereka tidak terlalu membutuhkan hal tersebut.
b. Harga
Harga jual yang diterapkan untuk itik pedaging ini adalah Rp.55.000/ekor
untuk karkas itik pedaging dalam pemasaran secara langsung dan Rp.45.000/ekor
untuk itik pedaging hidup dalam pemasaran secara tidak langsung. Penetapan harga
diambil berdasarkan harga pasar dan dari pertimbangan terhadap biaya produksi,
c. Distribusi
Distiribusi itik pedaging memiliki dua jenis saluran yaitu saluran langsung
dan saluran tidak langsung. Saluran langsung dilakukan 79% dari hasil produksi
dan saluran tidak langsung dilakukan 21% dari hasil produksi. Pemasaran langsung
dilakukan dengan pengolahan lanjutan yaitu mengubah itik pedaging hidup menjadi
karkas itik pedaging siap diolah dan dipasarkan kepada warung pecel dan
79%
Produsen Konsumen
21%
Pengepul
d. Promosi
dengan media sosial yaitu whatsapp, dengan tujuan untuk informasi pembelian
Proyek Usaha Mandiri ini dilakukan melalui beberapa tahapan proses produksi.
Proses produksi yang dilakukan mulai dari persiapan alat dan bahan hingga itik
pedaging siap di pasarkan. Proses produksi itik pedaging dalam 1 periode dapat dilihat
Pemberian Desinfektan
Pemberian Vitamin
Pemeliharaan
Pengaturan Alas Kandang
Pembersihan Kandang
Panen dan Pasca Panen
Penimbangan
Proses Karkas
Pemasaran
Pengemasan
5. Proses Produksi
Gambar 6.
Alat dan bahan merupakan bagian penting yang untuk melakukan budidaya
itik pedaging. Berikut merupakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses
• Alat
dan di perhatikan agar pada saat proses tidak terjadi kendala dalam pemakaian alat,
untuk pembelian alat budidaya itik pedaging berlokasi di Kota Payakumbuh, waktu
yang dibutuhkan untuk mempersiapkan alat adalah 60 menit. Alat yang akan
digunakan yaitu:
Tabel 10. Alat yang digunakan selama satu periode produksi itik pedaging
No Nama Alat Satuan Jumlah
1 Sekop Unit 1
2 Tadah untuk Pakan Unit 4
3 Tempat Pakan Unit 8
4 Ember untuk Pakan Unit 8
5 Tempat Minum 2 Liter Unit 6
6 Tempat Minum 5 Liter Unit 6
7 Sprayer 2 Liter Unit 1
8 Ember Unit 1
9 Gayung Unit 1
10 Timbangan 5 Kg Unit 1
• Bahan
Persiapan bahan juga sama penting dengan persiapan alat karena untuk
yaitu:
Tabel 11. Bahan yang digunakan selama satu periode produksi itik pedaging
No Nama Bahan Satuan Jumlah
1 DOD Ekor 240
2 Pakan Komersil Kg 600
3 Vitamin Gram 500
4 Serbuk Kayu Karung 12
5 Disinfektan Ml 100
6 Gula Pasir Gram 500
b. Persiapan Kandang
adalah
padi 2 karung.
• Mencuci tempat makan dan minum agar terhindar dari kuman dan
kegiatan usaha dimulai. DOD dipesan sebanyak 80 ekor atau satu kotak setiap 2
minggu di desa Simalanggang Kabupaten Lima Puluh Kota. Dimana DOD yang
dipesan adalah DOD Peking MFJ 202 yang diproduksi oleh Japfa, dengan harga
Rp.760.000/kotak.
DOD yang dipesan untuk setiap periode adalah satu kotak, untuk periode
pertama terdapat 81 ekor pada kotak, yang mana 1 ekornya merupakan bonus.
Untuk periode kedua terdapat 80 ekor pada kotak. Dan untuk periode ketiga
terdapat 82 ekor pada kotak, karena pada periode kedua tidak terdapat bonus dan
saat pemesanan DOD yang ketiga dilakukanlah komplain kepada toko dan
Pengadaan DOD ini dengan cara diantar langsung oleh pihak toko ke
peternak itik. Pada saat penerimaan DOD, kandang sudah menyediakan semua
perlengkapan yang diperlukan seperti tempat minum yang sudah diberi air gula
dengan berisi setengah liter air gula. Untuk pemberian pakan bisa dilakukan saat air
gula tersebut habis, dan minumnya diganti dengan vitamin yang telah dilarutkan
d. Pemeliharaan
Pakan yang diberikan untuk DOD umur 1 hari sampai panen adalah ransum
komersil yaitu PIP Super 1 Comfeed. Cara pemberian pakan dilakukan dengan
hari adalah 2 kali, yaitu jam 06.00 WIB dan 17.30 WIB. Untuk dosis pakan
Tabel 12. Kebutuhan pakan harian itik pedaking MFJ 202 sampai masa panen
Umur Konsumsi Pakan Harian (g) Konsumsi Pakan Kumulatif (g)
1-7 hari 26 182
8-14 hari 66 644
15-21 hari 110 1.414
22-28 hari 130 2.324
29 hari 170 2.494
Sumber : PT. Multi Farmindo Jaya.
Pada pemeliharaan itik, ketersediaan air harus selalu ada dikarenakan ternak
sangat membutuhkan air untuk kelangsungan hidup. Jika ketersediaan air kurang
Waktu yang dibutuhkan untuk pemberian pakan dan minum untuk setiap harinya
adalah 20 menit.
2. Pemberian Vitamin
diakibatkan serangan virus yang dapat membahayakan dan juga dapat menjaga
nafsu makan itik pedaging. Vitamin yang diberikan pada itik pedaging yaitu
Neobro. Neobro dilakukan pada saat umur 1 hari sampai umur 3 hari melalui minum
Alas kandang yang digunakan pada budidaya itik pedaing ini adalah serbuk
kayu. Alas kandang diberikan pada awal periode sebanyak 4 karung dan setelah itu
segala macam jenis penyakit itik dan menjaga kenyaman itik di dalam kandang.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengatur alas kandang adalah 5 menit untuk setiap
4. Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang dilakukan setiap hari ditempat yang rawan kotor dan
basah seperti disekitar tempat minum, bertujuan untuk menjaga kesehatan itik dan
kenyamanan itik, karena biasanya jika kandang tidak bersih nafsu makan itik
pedaging berkurang, hal tersebut dapat menghambat proses budidaya itik pedaging
Masa panen itik pedaging apabila sudah mencapai bobot yang diinginkan
yaitu 1,3 kg. Itik bisa panen setelah berumur 28-29 hari dan bobotnya tercapai yaitu
1,3 kg. Untuk panen itik hidup bisa langsung diberikan kepada pengempul,
membersihkan bulu, leher, organ dalam, dan kakinya pada pihak ketiga. Setelah itu
dikemas dengan kantong plastik dan karkas itik pedaging siap dipasarkan. Waktu
yang dibutuhkan untuk panen dan pasca panen setiap harinya adalah 30 menit.
Gambar 13. Gambar 14. Itik Setelah Gambar 15. Itik Setelah
Penimbangan Itik di Karkas di Potong Empat
f. Pemasaran
Pemasaran dilakukan setelah produk itik pedaging diolah menjadi karkas itik
pengepul dan pengepul datang ke kandang. Sedangkan untuk karkas itik pedaging
dengan memasarkan kepada warung pecel lele yang menyediakan olahan itik.
bulan september sampai dengan bulan november 2023. Berikut ini adalah tabel
tahap pelaksanaan proses produksi itik pedaging. Produksi selama 3 bulan adalah 3
periode. Pada periode pertama menghasilkan 80 ekor itik pedaging dengan berat
rata-rata 1,3 kg. Pada periode kedua menghasilkan 79 ekor itik pedaging dengan
berat rata-rata 1,3 kg. Pada periode ketiga menghasilkan 80 ekor itik pedaging
Tabel 13. Tahap pelaksanaan proses produksi itik pedaging selama 1 minggu.
Hari
Kegiatan
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Pemberian Pakan
Pemberian Minum
Keterangan:
1. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari. Yaitu pada pagi
dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan pada pagi hari pada pukul 06.00 WIB
2. Pemberian air minum didahulukan dengan pemberian air gula pada saat DOD
baru datang dikandang. Pemberian air gula dilakukan pada hari pertama saja.
Setelah itu pemberian air vitamin sampai hari ketiga. Baru pemberian air biasa
sampai panen. Jadwal pemberian air pada itik memiliki jadwal yang sama
Layout merupakan tempat pengaturan tata letak fasilitas fisik dan peralatan
susunan letak peralatan produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Tujuan lain dari perencanaan layout adalah untuk mendapatkan
produksi berjalan lancar. Berikut ini adalah lay out kandang untuk budidaya itik
Keterangan :
= Tempat Makan
= Tempat Minum
3 3 2
Gambar
Gambar19.
7. Lay Out lokasi usaha budidaya itik pedaging
Keterangan :
1. Kandang box.
3. Kandang tanah.
Dalam kegiatan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini diproduksi itik dalam
jumlah 239 ekor. Pada saat menjalankan PUM terdapat 4 ekor itik yang mati karena
memang itik tersebut sudah lemah dan cacat saat sampai di lokasi pelaksanaan
PUM. Sehingga jumlah itik yang terjual adalah 239 ekor dengan berat rata-rata 1,3
kg per ekor. Karkas itik pedaging dijual dengan harga Rp.55.000 sebanyak 190 ekor
kepada warung pecel. Itik pedaging hidup dijual dengan harga Rp.45.000 sebanyak
4.3.1 Biaya
Berdasarkan tabel ini di atas dapat diketahui bahwa total biaya pembelian alat
selama poses produksi itik pedaging selama satu periode PUM sebanyak
Rp.903.000
Tabel 15. Penyusutan Biaya Investasi Yang Dibutuhkan Selama Periode Satu Kali
Produksi.
Harga/ Nilai
UE Penyusutan/ Penyusutan/
No Jenis Alat Unit Sisa
(tahun) tahun (Rp) periode (Rp)
(Rp) (Rp)
1 Sekop 120.000 3 12.000 36.000 9.000
2 Tadah untuk 8.000 2 0 16.000 4.000
Pakan
3 Tempat Pakan 30.000 2 0 120.000 30.000
4 Ember untuk 12.000 2 0 48.000 12.000
Pakan
5 Tempat 20.000 2 0 60.000 15.000
Minum 2 Liter
6 Tempat 30.000 2 0 90.000 22.500
Minum 5 Liter
7 Sprayer 2 Liter 20.000 3 0 6.667 1.667
8 Ember 15.000 1 0 15.000 3.750
9 Gayung 10.000 1 0 10.000 2.500
10 Timbangan 5 70.000 2 0 35.000 8.750
Kg
Total 436.667 109.167
Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa biaya penyusutan peralatan untuk
produk iitik pedaging adalah sebesar Rp.109.167 selama kegiatan PUM yaitu 3 bulan.
Biaya bahan merupakan biaya yang digunakan dalam budidaya itik pedaging
pada satu periode selama 3 bulan. Berikut adalah biaya bahan budidaya itik
pedaging.
Dari tabel diatas biaya yang dikeluarkan untuk bahan budidaya itik pedaging
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai upah tenaga
kerja, dimana upah yang diberikan sesuai dengan waktu yang dipakai per prosesnya
dengan UMR sebesar Rp. 80.000 untuk tujuh jam kerja. Biaya yang dikeluarkan
Jumlah tenaga kerja diperoleh dari HKO = 7 jam, 1 jam =60 menit maka 7x60
menit = 420 menit, jika rumus tenaga kerja ialah waktu yang dipakai dibagi 420
menit kemudian dikali 1 HKO. Misalnya biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk
60 Menit
x 1 HKO = 0,143 HKO
420 Menit
Dari tabel diatas biaya yang akan dikeluarkan untuk tenaga kerja pada
budidaya itik pedaging selama satu kotak itik pedaging adalah Rp.325.760. Pada
satu periode PUM terdapat tiga kotak maka biaya tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah Rp.977.280
Dalam perhitungan total biaya produksi, ada beberapa biaya lain-lain yang harus
diperhitungkan selain dari biaya penyusutan, biaya bahan dan biaya tenaga kerja.
Berikut ini adalah biaya lain-lain yang dikeluarkan untuk memproduksi itik
Berdasarkan tabel diatas biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam satu periode
dalam satu periode atau 3 bulan pada budidaya itik pedaging dalam 240 adalah
sebesar Rp.10.595.447
4.3.2.1 Produksi
Tabel 20. Proyeksi Hasil Panen Itik Pedaging Dengan 240 Ekor
No Produksi Satuan Hasil
1 Karkas Itik Pedaging ekor 190
2 Ampela dari Karkas Itik Pedaging unit 190
3 Itik Pedaging Hidup ekor 49
Jumlah 239
4.3.2.2 Pendapatan
selama satu periode PUM adalah sebesar Rp.12.845.000 dari produk yang
Tabel 22. Analisa laporan laba rugi itik pedaging selama satu periode PUM
No Keterangan Jumlah (Rp) Total (Rp)
1 Pendapatan
Karkas Itik Pedaging 10.450.000
Ampela Karkas Itik Pedaging 190.000
Itik Pedaging Hidup 2.205.000
Total Pendapatan 12.845.000
2 Biaya
Biaya Penyusutan 109.167
Biaya Bahan Baku 7.565.000
Biaya Tenaga Kerja 977.280
Biaya Lain-lain 1.944.000
Total Biaya 10.595.447
Laba 2.249.553
1. R/C Ratio
Pendapatan
R/C =
Biaya
12.845.000
= 10.595.447
= 1,212
Dalam proyek usaha mandiri ini, diperoleh R/C ratio sebesar 1,212 hal ini
berarti usaha itik pedaging ini dinilai layak untuk diusahakan. Nilai R/C ratio 1,212
menunjukan bahwa Rp.1 biaya dapat menghasilkan Rp. 0,212 keuntungan atau
sebesar 21,2%.
2. BEP Produksi
Pendapatan
Harga Rata-rata =
Jumlah Produksi
12.845.000
=
239
= Rp.53.745/ekor
Total Biaya
BEP Produksi =
Harga jual rata−rata
10.595.447
=
53.745
= 198 ekor
3. BEP Harga
Total Biaya
BEP Harga =
Total Produksi
10.595.447
=
239
= Rp.44.332,5
5.1 Kesimpulan
1. Proses produksi itik pedaging dimulai dari proses persiapan alat dan bahan,
dan pemasaran. Produk dijual secara langsung dengan hasil akhir karkas itik
pedaging dan tidak langsung dengan hasil akhir itik pedaging hidup. Produk
usaha ini layak dijalankan karena nilai R/C Ratio yaitu 1,212 yang artinya
usaha ini layak dijalankan karena setiap Rp. 1 yang dikeluarkan maka
3. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha yang diperoleh maka laporan ini
5.2 Saran
1. Dalam budidaya itik pedaging ini hal hal yang harus diperhatikan adalah
bagaimana kebersihan kandang, karna hal ini menjadi faktor utama dalam
pertumbuhan itik, dan juga kondisi pakan dan minum juga harus diperhatikan,
pihak ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
Adzitey, F. and S.P. Adzitey. 2011. Duck production: Has a potential to reduce
poverty among rural households in Asian communities – A Review. J.
World's Poult. Res. 1(1): 7-10.
Ali, A dan F. Nanda. 2009. Performans Itik Pedaging (Lokal X Peking) Fase Starter
Pada Tingkat Kepadatan Kandang yang Berbeda Desa Laboi Jaya Kabupaten
Kampar. Jurnal Peternakan Vol 6 No 1 Februari 2009 (29 – 35) ISSN 1829–
8729, Pekanbaru.
Alif S. M., Kiat Sukses Beternak Ayam Petelur, (Yogyakarta: Bio Genesis , 2017).
Andoko, A. dan Sartono. 2013. Beternak Itik Pedaging. PT. Agromedia Pustaka.
Arianti dan Arsyadi Ali. 2009. Performans Itik Pedaging (Lokal x Peking) Pada
Fase Starter yang Diberi Pakan dengan Persentase Penambahan Jumlah Air
yang Berbeda. Jurnal Peternakan. Vol. 6. No. 2. Hal 71-77.
BPS Kabupaten Lima Puluh Kota, 2021. Kecamatan Payakumbuh Dalam Angka
2021, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Purba, M. dan P. Ketaren. 2011. Konsumsi dan konversi pakan itik lokal jantan
umur delapan minggu dengan penambahan santoquin dan vitamin E dalam
pakan. Dewan Redaksi Balai Penelitian Ternak. JITV 16(4): 280-287.
Suryana. 2011. Karakterisasi fenotipe dan genetik itik Alabio (Anas platyrhynchos
Borneo) di Kalimantan Selatan dalam rangka pelestarian dan pemanfaatannya
secara berkelanjutan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Susanti, D. E., Ir. M. Dahlan, MM., dan Drh. Dyah Wahyuning A. S. Pt. 2016.
Perbandingan produktivitas ayam broiler terhadap sistem kandang terbuka
(open house) dan kandang tertutup (closed house) di Ud Sumber Makmur
Windhayarti, S. 2010. Beternak Itik Tanpa Air. Edisi Revisi. Penebar Swadaya,
Jakarta.
LAMPIRAN
a = ∑Y/n b = ∑XY/∑X2
= 183.742/5 = 7.523/10
= 36.749 = 753
Sprayer 2 Liter
DOD
Pakan
Serbuk Kayu
Disinfektan
Minggu
No Keterangan Satuan Jumlah Harga Rata-Rata Total Biaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 DOD Ekor 80 80 80 240 9.500 2.280.000
2 Pakan Kg 200 200 200 600 8.600 5.160.000
3 Serbuk Kayu Karung 4 2 2 2 2 12 6.000 72.000
4 Gula Kg 0,1 0,1 0,1 0,3 1.600 4.800
5 Disinfektan Ml 25 25 25 75 200 15.000
6 Vitamin Gram 5 5 5 15 50 750
7.532.550
Minggu Harg
Total
N Satua Jumla a
Keterangan 1 1 Biaya
o n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h Rata-
1 2 (Rp)
rata
Persiapan
1 Alat dan Menit 90 90 90 270 190,5 51.600
Bahan
Persiapan 24 137.28
2 Menit 240 240 720 190,5
Kandang 0 0
Penerimaan
3 Menit 15 15 15 45 190,5 8.400
DOD
Pemeliharaa 262, 262, 262, 262, 262, 262, 262, 262, 262, 600.00
4 Menit 3.150 190,5
n 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0
Panen dan 120.00
5 Menit 210 210 210 630 190,5
Pasca Panen 0
6 Pemasaran Menit 105 105 105 315 190,5 60.000
977.28
0
Minggu
No Pasar Jumlah Satuan Harga Total Harga (Rp)
6 8 10
Secara Langsung
1 Warung Pecel Lamongan Cak Bin 28 29 27 84 Ekor 55.000 4.620.000
2 Warung Pecel Sawah Taganang 17 18 16 51 Ekor 55.000 2.805.000
3 Warung Pecel Teh Oni 19 18 18 55 Ekor 55.000 2.860.000
Secara Tidak Langsung
1 Pengepul 16 14 19 49 Ekor 45.000 2.205.000
Total 12.490.000
30.000.000
= 8.998.212
= 3,33 kali
= 4 kali
= 4 x 240 ekor/periode
= 960 ekor/periode