LAPORAN
Oleh :
1. Dr. Muh. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi, M.Si selaku Direktur Politeknik Kelautan
4. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan
kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................... 3
1.2.1 Maksud ............................................................................................ 3
1.2.2 Tujuan .............................................................................................. 3
ii
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .......................................................... 25
3.2 Metode Praktek Kerja Lapang II .............................................................25
3.3 Jenis dan Sumber Data ..........................................................................26
3.3.1 Jenis Data .....................................................................................26
3.3.2 Sumber Data .................................................................................26
3.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................27
3.5 Teknik pengolahan Data .........................................................................28
3.6 Rencana Kegiatan ..................................................................................29
LAMPIRAN ................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Morfometrik, meristik, warna ikan lele mutiara .......................................... 6
2. Data sumber daya manusia UPT PTPBP2KP ........................................ 33
3. Data sumber daya manusia yang mengelola unit pembenihan ikan lele 33
4. Kriteria induk matang gonad .................................................................... 45
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vi
1
I. PENDAHULUAN
luasnya sekitar 5,8 juta km² dan menurut World Resources Institue tahun 1998
daya perikanan dan kelautan yang mempunyai potensi besar untuk dijadikan
FAO Year Book 2009, saat ini Indonesia telah menjadi negara produsen perikanan
dunia, di samping China, Peru, USA dan beberapa negara kelautan lainnya.
Sampai dengan tahun 2007 posisi produksi perikanan budidaya Indonesia di dunia
berada pada urutan ke- 4 dengan kenaikan rata-rata produksi pertahun sejak 2003
mencapai 8,79%. Secara umum, tren perikanan budidaya dunia terus mengalami
Salah satu kegiatan perikanan budidaya adalah budidaya ikan air tawar.
Pembudidayaan ikan air tawar biasanya dilakukan di kolam, empang atau tambak.
Jenis ikan air tawar yang populer di Indonesia diantaranya adalah ikan lele, ikan
gurame, ikan mujair, ikan nila dan ikan bawal (Susanto, 2002).
Ikan lele telah menjadi komoditas penting bagi usaha budidaya ikan di
Indonesia. Permintaan ikan lele mempunyai potensi pasar yang cukup besar di
dalam dan luar negeri. Potensi pasar di luar negeri telah dibuktikan dengan
Mahyuddin,2008).
2
Ikan lele banyak dikonsumsi masyarakat karena kandungan gizi yang tinggi
meningkat dari 156 juta ekor pada tahun 1999 menjadi 360 juta ekor pada tahun
2003 atau meningkat rata – rata sebesar 46% per tahun. Kebutuhan benih lele
hingga akhir 2009 diperkirakan mencapai 1,95 miliyar ekor, oleh sebab itu
pembenihan lele adalah usaha yang sangat prospek untuk kedepannya (KKP,2010).
belum ada strain yang benar-benar memiliki keunggulan performa budidaya secara
mendapat mandat untuk melakukan penelitian pemuliaan ikan lele. Yang akhirnya
berhasil mengeluarkan varietas baru dengan nama ikan lele MUTIARA ( Mutu Tinggi
Tiada Tara ) dinyatakan lulus pada Penilaian Pelepasan Jenis / Varietas tanggal 27
Oktober 2014. Yang memiliki keunggulan performa budidaya yang lengkap sesuai
dengan harapan para pembudidaya, antara lain : Proporsi daging relatif tinggi. Laju
pertumbuhan 20-70% lebih tinggi dari pada benih-benih lain. Lama pembesaran 45-
50 hari pada kolam tanah dari benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm. Rasio
konversi pakan (FCR) relatif rendah: 0,5-0,8 pada pendederan dan 0,6-1,0 pada
mendapatkan hasil yang optimal dalam pembenihan ikan lele mutiara tersebut perlu
Oleh karena itu dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) II ini penulis
tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam tentang Manajemen Pembenihan Ikan
3
Lele Mutiara di UPT Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk
1.2.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) II ini adalah
manajemen yag diterima dibangku kuliah semester III pada UPT Pelatihan Teknis
Lele Mutiara.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dilaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) II ini adalah :
JawaTimur.
lele mutiara.
Ikan lele mutiara merupakan strain baru ikan lele Afrika ( Clarias
gariepinus ) unggul hasil pemuliaan BPPI Sukamandi yang telah dinyatakan lulus
Tinggi Tiada Tara). Ikan lele mutiara memiliki keunggulan performa budidaya
pertumbuhan yang cepat, pakan yang efisien, variasi ukuran yang rendah dan
tahan penyakit. Dengan berbagai keunggulan tersebut maka ikan lele mutiara
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidea
Famil : Clariidae
Genus : Clarias
Morfologi ikan lele mutiara tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele
pada umumnya yang selama ini banyak dibudidayakan yaitu memiliki kulit tubuh
yang licin, berlendir dan tidak bersisik dan mempunyai organ arborescent. Yaitu
alat yang membuat lele dapat hidup di lumpur atau air yang hanya mengandung
sedikit oksigen. Hal tersebut karena lele mutiara sendiri masih satu strain dengan
lele afrika. Berikut detail Morfometrik, meristik dan warna lele mutiara :
6
Variabel Keterangan/Nilai
Sumber : BPPI,2014
a. Habitat
Habitat atau lingkungan hidup lele ialah air tawar. Meskipun air yang
terbaik untuk memelihara lele ialah air sungai, air dari saluran irigasi, air
tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele juga relatif tahan
7
terhadap kondisi air yang menurut ukuran kehidupan ikan dinilai kurang
baik. Lele juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun pada
(Hernowo,2003).
b. Tingkah Laku
Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nocturnal). Pada siang hari, ikan
lele lebih suka berdiam lubang atau tempat yang tenang dan aliran air
tanah, beton, terpal atau plastik yang datar. Dasar kolam yang datar tersebut
dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses pemilihan induk yang yang akan
yang curam, licin, tinggi atau diberi pagar atau diberi penutup. Agar induk – induk
Pakan yang diberikan pada induk ikan lele mutiara berupa pakan bentuk
pelet terapung yang dikhususkan untuk induk, berkadar protein minimum 35%
tambahan (misalnya daging ikan, keong emas, telur dan lain-lain) dan vitamin.
Pakan yang berkualitas tinggi tersebut sangat penting bagi proses pematangan
berulang-ulang (BPPI,2014).
Air media pemeliharaan induk ikan lele mutiara menggunakan air yang
berasal dari sungai atau irigasi. Air dalam kolam/bak pemeliharaan induk tersebut
bukan berupa air yang baru, tetapi merupakan air lama yang kaya dengan
baru hanya dilakukan dalam debit yang kecil. Suhu air media pemeliharaan
Induk - induk ikan lele mutiara yang dipilih untuk dipijahkan sebaiknya
dan tidak cacat. Induk-induk yang terlalu tua, sebagaimana halnya induk - induk
yang masih muda, menghasilkan produktivitas benih yang rendah. Induk - induk
yang cacat juga tidak digunakan, karena cacat tersebut dapat diwariskan,
matang dapat keluar jika perutnya ditekan (bukan dengan tekanan yang sangat
Sedangkan ciri – ciri pejantan yang baik yaitu bentuk tubuh kekar, mulut
membulat, berwarna cerah, dan kepala lebih kecil dari betina. Minimal berumur
18 bulan dengan berat rata – rata 500 – 1000 g per ekor. Respontif terhadap
pakan, tahan penyakit, gerakan lincah, jinak, dan cepat tumbuh. Kulit lebih halus
2.3 Pemijahan
– 3 pasang induk. Kolam pemijahan diisi air dengan ketinggian 30 cm. Setelah
dengan air, lalu tiriskan airnya, Tindih kakaban dengan batu. Untuk pemijahan
buatan, kakaban tidak diperlukan, cukup diberi hapa yang ukurannya sama
gamet induk-induk yang akan dipijahkan. Pada induk betina, penyuntikan hormon
10
berguna untuk menyeragamkan kematangan oosit (sel telur) yang pada awalnya
ada sebagian yang tingkat kematangannya masih belum maksimal agar seluruh
tertentu, seperti pemijahan pada waktu-waktu di luar musim pemijahan atau pada
pematangan gonad tahap akhir dan ovulasi atau spermiasi perlu dilakukan
(BPPI,2014).
gamet dikaitkan dengan suhu air. Pada kondisi umum suhu air berkisar 27 - 30
o
C dilakukan 8 - 10 jam sebelum perkiraan waktu terjadinya pemijahan alami
atau waktu pengambilan sperma dan oosit. Penyuntikan hormon pada pemijahan
buatan dapat dilakukan pada pagi hari, siang hari, sore hari ataupun pada malam
a) Pengambilan sperma
jam). Sebaliknya, telur tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang
kualitasnya telah sangat menurun. Oleh karena itu, ketika telur telah
berukuran besar dan berwarna putih - krem. Testis yang berwarna abu -
pembedahan. Bagian tengah perut induk jantan mulai dari depan pangkal
bagian testis bagian depan (testis kiri dan kanan) dipotong dan diambil
oleh air dan cairan yang lain. Testis-testis hasil pemotongan tersebut
harinya (BPPI,2014).
baskom kecil yang bersih dan bebas dari air, selanjutnya dibilas
b) Pengambilan telur
telur secara lancar (tidak tersendat-sendat) dan mudah (telur dapat keluar
induk ikan lele mutiara lebih baik dilakukan sedikit terlambat daripada
terlalu cepat, karena jika terlalu cepat maka seluruh telur yang diperoleh
berkualitas jelek, tetapi jika sedikit terlambat, maka hanya sedikit telur
terkontaminasi oleh feses. Oleh karena itu, induk-induk betina yang akan
induk betina yang telah berovulasi dari belakang sirip dada ke arah
ditampung dalam baskom yang bersih dan bebas dari air. Proses
dengan sedikit darah. Telur induk ikan lele mutiara hasil stripping yang
Induk - induk betina ikan lele mutiara yang telah diambil telurnya
(BPPI,2014).
diaduk hingga merata dengan bulu ayam kering atau dengan digoyang-
goyang hingga larutan sperma dan telur tercampur merata. Setelah telur
sekitar 1 menit, sehingga terjadi proses fertilisasi. Setelah itu air media
(tray) atau kakaban secara merata dengan padat tebar 50.000 - 100.000
butir telur/m2 (sekitar 100 - 150 g telur/m 2). Penebaran telur diusahakan
dan sperma terkena air, karena telur akan segera mengembang dan
telur setelah telur bersifat lengket sulit dilakukan dan dapat menyebabkan
merupakan periode kritis bagi perkembangan telur ikan lele mutiara. Oleh
karena itu, selama periode waktu tersebut telur-telur tidak boleh diganggu
dan kualitas air harus dimonitor secara berkala. Suhu air penetasan
dijaga tidak lebih rendah dari 25 oC. Fluktuasi suhu air secara drastis (tiba
Larva - larva ikan lele mutiara mulai menetas sekitar 18 jam setelah
fertilisasi pada suhu 28 - 29 oC. Larva - larva yang menetas perlu dipisahkan dari
15
telur - telur yang tidak menetas, karena telur - telur yang tidak menetas dan
tersebut dilakukan dengan memindahkan kakaban atau tray penetasan dari bak
penetasan segera setelah sebagian besar telur telah menetas. Hal tersebut juga
dimaksudkan untuk memisahkan larva - larva yang menetas normal dari yang
Larva - larva yang abnormal tersebut merupakan larva yang berkualitas rendah,
kantung kuning telurnya habis terserap atau tidak dapat memanfaatkan pakan)
atau kalaupun dapat bertahan hidup umumnya berbentuk cacat. Larva - larva
yang abnormal tersebut sebaiknya tidak dipelihara. Larva - larva yang mati
ataupun sisa - sisa telur - telur yang tidak menetas dan mengalami pembusukan
serta berjamur perlu dibuang dari bak penetasan dengan penyifonan yang
Pemindahan atau pemanenan larva ikan lele mutiara dari bak penetasan
untuk dipelihara dalam wadah pemeliharaan larva dilakukan ketika larva berumur
2 hari (setelah kantung kuning telur hampir habis terserap), ketika larva - larva
Wadah pemeliharaan larva ikan lele mutiara berupa akuarium, bak beton,
fiberglas, terpal atau plastik, dengan kedalaman 10 - 20 cm. Padat tebar optimum
yang digunakan sebanyak 30 ekor larva/liter atau sekitar 6.000 ekor larva/m 2,
aerasi. Padat tebar yang lebih rendah ataupun lebih tinggi juga dapat digunakan,
Larva umur dibawah 3 hari tidak perlu diberi makan. Larva tersebut masih
benih tersebut akan mencari makan. Pada kondisi ini, Pakan alami yang ada
berupa plankton, jentik – jentik, atau kutu air. Selain itu, pakan berupa cacing
Sejak hari ke- 3 larva ikan lele mutiara diberi pakan berupa Artemia sp.
(Tubifex sp.) yang dicincang (diblender) halus dan secara bertahap diberikan
secara utuh hingga umur 15 hari (sekitar 2 minggu). Sejak hari ke- 5 (umur 1
minggu) larva ikan lele mutiara mulai perlu diberi sedikit pakan buatan berbentuk
demikian, sejak umur 15 hari (sekitar 2 minggu) larva ikan lele mutiara telah
memakan pakan buatan secara penuh, tidak lagi diberi cacing sutera
(BPPI,2014).
diperhatikan, karena larva ikan lele mutiara sebagaimana larva strain - strain
yang lain bersifat kanibal. Kanibalisme tersebut bahkan dapat terjadi sejak tahap
awal larva mulai makan (umur 2 hari). Jika tidak segera ditangani, kanibalisme
pada larva ikan lele terutama dikarenakan adanya variasi ukuran. Variasi ukuran
larva ikan lele mutiara mulai terlihat jelas sejak larva berumur sekitar 10 hari.
Oleh karena itu, sejak berumur 10 hari perlu segera dilakukan pemisahan larva-
17
larva yang berukuran jauh lebih besar daripada rata-rata ukuran larva yang lain.
Pemisahan larva - larva yang berukuran besar tersebut dilakukan dengan cara
mengurangi volume air media pemeliharaan larva sampai larva - larva yang
seser kecil. Selanjutnya, variasi ukuran larva akan kembali muncul pada 3 - 4
hari berikutnya. Oleh karena itu, pemisahan larva-larva yang berukuran besar
tersebut perlu dilakukan secara periodik setiap 3 - 4 hari sekali hingga akhir
air (BPPI,2014).
Pergantian air tergantung pada tingkat kotoran yang ada di kolam. Bila padat
tebar tinggi, pergantian harus lebih cepat, yaitu kurang dari 10 hari. Untuk
menjaga larva tidak stres atau mati akibat pergantian air, pergantian airnya
dilakukan dengan cara diluapkan atau overflow. Suhu air juga harus
dipertahankan agar tetap stabil pada 25 – 27 oC. Usahakan jangan sampai terjadi
perubahan suhu yang drastis karena dapat menyebabkan kematian larva. Unuk
cm. Untuk mengatasi air hujan bisa dibeeri atap atau penutup lainnya, tetapi
2.5 Pemanenan
Umumnya, tahap larva ikan lele mutiara berakhir pada saat berumur sekitar 16-
20 hari, ketika berukuran panjang sekitar 2 cm. Pada saat pemanenan, benih di-
18
atau ditangkap dengan seser atau alat yang lain. Hasilnya ditampung dalam bak
atau tong plastik untuk membuang kotoran yang menempel pada tubuh lele.
1. Cara pertama
plastik.
tersebut.
pemeliharaan.
2. Cara kedua
Kolam berisi benih yang akan dipanen terlebih dahulu dibuang airnya
3. Cara ketiga
Cara ini dapat dilakukan bila pembelian benih sedikit atau sekitar
seribuan ekor saja. Namun, cara ini harus dilakukan dengan hati – hati
dipersiapkan.
Pengemasan sistem tertutup diterapka pada benih yang berukuran kecil dengan
– 20 liter tergantung jumlah benih yang dikemas. Setelah benih berada dalam
kantong plastik, diberi oksigen kemudian ujung plastik diikat. Pengemasan sistem
menggunakan wadah jerigen plsatik atau drum plastik. Air yang digunakan untuk
Benih dapat dijual melalui kelompok tani dan juga dapat ditawarkan
2.6 Manajemen
upaya, pemanfaatan sumber- sumber daya secara tepat, motivasi manusia dan
dan sasarannya dengan cara yang efisien”. Guna melaksanakan fungsi- fungsi
yang dikemukakan, maka para manajer terlibat dalam proses kontinu berupa
“manajemen” oleh banyak orang dianggap sebagai hal yang ekuivalen dengan
sasaran yang ditetapkan dengan bantuan manusia dan sumber- sumber daya
lain (Terry,1991).
1) Planning (Perencanaan)
dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi baik tujuan jangka panjang
Lingkungan ekonomi
Lingkungan sosial
Manusia
Uang/dana
Peralatan
Bahan
Suplai- suplai
2) Organizing (Pengorganisasian)
tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan
3) Actuating (Penggerakan)
Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating
4) Controling (Pengawasan)
makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini
diterapkan dalam hubungan dengan usaha suatu kelompok manusia dan tidak
pada satu usaha orang walaupun penerapan terhadap usaha satu orang ini tidak
mustahil. Kelompok manusia atau unsur kelompok manusia ini adalah dasar
a. Manusia (Men)
menentukan. Manusia membuat tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses
b. Material (Materials)
dapat diabaikan sama sekali. Bahkan manajemen sendiri ada karena adanya
c. Mesin (Machines)
d. Metode (Methods)
pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan sangat
e. Uang (Money)
tujuannya. Uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan disamping
dikenal unsur dasar ke-6 daripada manajemen yaitu market (pasar). Penguasaan
(Masya,dkk, 1980).
25
III. METODOLOGI
Guna mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam Praktek Kerja Lapang ( PKL
). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang II ini adalah
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data yang pokok. Sedangkan menurut Cahyono (2009),
survei adalah suatu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta - fakta dari
gejala - gejala yang ada serta mencari keterangan - keterangan yang faktual, baik
praktek secara langsung. Magang adalah suatu metode belajar mengajar dalam
bentuk praktek secara langsung di tempat yang digunakan dengan tujuan untuk
Hal tersebut yang menjadi suatu alasan penulis untuk dapat melaksanakan
Praktek Kerja Lapang ( PKL ) dengan melakukan magang secara langsung di UPT
26
Menurut Sugiyono (2003), secara umum data yang diperoleh dibagi menjadi
a. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka - angka dan analisis
menggunakan statistik.
b. Data kualitatif, adalah data - data yang terkumpul berbentuk kata, skema dan
gambar.
Sumber data yang diperoleh data primer dan data sekunder yaitu :
Menurut Subagyo (1991), data primer adalah data yang diperoleh secara
peneliti, misalnya perolehan sebuah data harus melalui orang lain atau mencari
melalui dokumen tertentu. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi yang
dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh dari berbagai catatan - catatan
27
yaitu alat pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara
meliputi berbagai hal yang dilakukan mulai dari persiapan bahan baku sampai
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek - obyek yang lain.
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal - hal dari
d. Dokumentasi
tata letak dan denah produksi. Pengambilan gambar perlu dilakukan sebagai
data pendukung dari sebuah laporan kegiatan nantinya, supaya laporan yang
Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, kemudian data tersebut
a. Editing
b. Tabulating
c. Analizing
Analizing adalah suatu kegiatan untuk mengolah data - data yang terkumpul
deskriptif bertujuan agar menyajikan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
kesimpulan.
Dalam Praktek Kerja Lapang II ini, materi yang dipelajari adalah tentang
manajemen pembenihan ikan lele mutiara pada UPT Pelatihan Teknis Perikanan
1) Pemeliharaan induk
2) Pemijahan
3) Pemeliharaan larva
4) Pemanenan
5) Manajemen
Adapun jadwal rencana kegiatan Praktek Kerja Lapang II ini dapat dilihat
pada Lampiran 2.
30
Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tingkat Satu Jawa Timur, sebagai unsur
penunjang dari sebagian tugas Dinas Perikanan Daerah yang melakukan fungsi
Tahun 1957 : Balai Benih Ikan Dinas Perikanan Darat Kabupaten Malang
Tahun 1963 : kursus Pengamat Perikanan Darat (KPPD) Provonsi Jawa Timur
Tahun 2017 : Unit Pelayanan Teknis Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan
Kepanjen, Kabupaten Malang yang terletak pada 112o 34’30” BT dan 8o7’30” LS.
PTPBP2KP Kepanjen ini termasuk dataran rendah dengan ketinggian 383 m diatas
permukaan air laut dan mempunyai luas areal 31.400 m2, Di Desa Panggungrejo
terdapat sungai besar yang melintasi desa yaitu sungai molek. Adapun batas-batas
UPT PTPBP2KP terletak 2 km dari pusat ibu kota kecamatan, terletak ditepi
Gurbernur Kepala Daerah Tingkat Satu Jawa Timur No.23 tahun 19987 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur.
A. Tugas Pokok
B. Fungsi
Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
KEPALA
UPT
PTPBP2KP
SUB BAGIAN
TATA USAHA
pendidikan yang bervariasi, mulai dari SMP sampai dengan sarjana (S2). Berikut
jumlah sumber daya manusia di UPT Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan
Tingkat Pendidikan
Status
S3 S2 S1 DIII SMA SMP SD JUMLAH
PNS - 2 7 1 10 1 - 21
PTT - - - 1 2 - - 3
JUMLAH - 2 7 2 12 1 - 24
Sedangkan untuk sumber daya manusia yang mengelola pembenihan ikan lele
Tabel 3. Data sumber daya manusia yang mengelola pembenihan ikan lele
Tingkat Pendidikan
Status
S3 S2 S1 DIII SMA SMP SD JUMLAH
PNS - 1 1 - 3 - - 5
PTT - - - - - - - -
JUMLAH - 1 1 - 3 - - 5
4.5.1 Sarana
A. Sumber Air
baik budidaya maupun pengolahan tanpa adanya air yang cukup dengan
Perikanan adalah sumber air tawar yang didapatkan dari air tanah maupun
saluran irigasi (sungai molek), air yang didapat dari saluran irigasi tidak
lumpur dan sampah yang terbawa oleh air. Untuk menyalurkan air menuju ke
areal perkolaman digunakan pompa air listrik. Sistem pemasukan air yang
B. Kolam
Kolam yang digunakan dalam pembenihan ikan lele yang terdapat di UPT
Perikanan terdiri dari kolam pengendapan, kolam induk lele, dan kolam
tersebut terbuat dari beton, terpal dan tanah dengan bentuk beragam sesuai
sebagai saluran pemasukan air dan saluran outlet yang digunakan sebagai
C. Tenaga Listrik
Sumber tenaga listrik yang digunakan dalam kegiatan pembeniha ikan lele
dengan daya 1300 watt untuk memenuhi kebutuhan laboratorium, pompa air
D. Pompa Air
kegunaan. Pompa digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air menuju
kolam.
E. Peralatan
diantaranya adalah seser, ember, kain lap, bak, baskom, alat bedah ikan,
4.5.2 Prasarana
A. Laboratorium
lain.
Tandon air yang digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan lele yang ada
C. Gudang Pakan
` Dalam usaha pembenihan ikan lele mutiara hal yang pertama dilakukan
adalah melakukan perencanaan usaha dari perencanaan ini akan dijadikan sebagai
arah dan tujuan untuk mewujudkan suatu usaha yang diinginkan. Adapun
Dalam survey pasar usaha pembenihan ikan lele mutiara dilihat dari
permintaan pasar, harga, keinginan masyarakat dan keadaan sosial para konsumen.
Permintaan pasar yang ada di daerah malang sangat tinggi hal ini dibuktikan para
konsumen pendederan dan pembesaran ikan lele mutiara mencari benih setiap
Dengan harga yang relatif murah per ekor dapat membantu para konsumen untuk
harga Rp 70,-/ekor. Survey pasar yang harus diperhatikan adalah harga benih ikan
lele mutiara dipasar diajdikan sebagai perbandingan dalam pemasaran dan dengan
harga ikan yang sedikit lebih murah tentu mampu menarik pelanggan baru.
produksi ditentukan dari literatur dan pengalaman sebelumnya serta hasil dari
survey pasar. Target produksi dalam pembenihan ikan lele mutiara dengan
perbandingan induk 1:3 menghasilkan telur 140.000 – 150.000 butir dan mampu
dengan kriteria tenaga kerja yang sudah paham dan tahu dibidang perikanan
khususnya di usaha pembenihan ikan lele. Dalam usaha pembenihan ikan lele ini
tenaga yang dibutuhkan minimal 4 orang yang dapat saling membantu satu sama
adalah adanya pembagian tugas yang jelas yang dilakukan oleh tenaga kerja.
Perekrutan tenaga kerja dal am usaha pembenihan ikan lele mutiara adalah tenaga
kerja yang ahli dalam bidang usaha perikanan. Perekrutan tenaga kerja dilihat dari
pengalaman kerja. Tenaga kerja mempunyai tanggung jawab atas tugas dan fungsi
yang harus dilaksanakan. Tenaga kerja yang bertanggung jawab berpengaruh pada
hasil produksi.
pendederan yang siap digunakan serta menyiapkan induk ikan lele. Selain itu,
tenaga kerja melakukan pengadaan sarana penunjang yaitu seser, serokan, ember,
alat greeding, dan pakan serta turut menjaga dan merawat sarana pelengkap seperti
embung dan gudang pakan. Berikut uraian tugas dari masing-masing tenaga kerja :
40
SEKSI PELATIHAN
TEKNIS PERIKANAN
BUDIDAYA
KOORDINATOR
LAPANGAN
PETUGAS PETUGAS
PETUGAS PAKAN
PEMBENIHAN LELE KUALITAS AIR
budidaya.
pembudidaya ikan.
Koordinator lapangan :
saling mendukung.
berjalan lancar.
kualitasnya.
Petugas pakan :
untuk mencapai target produksi maka setiap tenaga kerja yang akan melaksakan
Bentuk kolam adalah persegi. Dengan ukuran bak bervariasi kolam benih berukuran
Kolam yang terbuat dari beton akan memberikan konstruksi kolam yang lebih
permanen, selain itu untuk mencegah keluarnya air melalui perembesan, peresapan,
dan kebocoran pada dasar serta dinding kolam. Saluran intlet berupa pipa paralon
yang berada diatas kolam dan saluran outlet berupa pipa PVC yang berda didasar
kolam yang mengarah langsung pada selokan. Pada saluran outlet diberi kasa agar
juga disemprot menggunakan air aliran deras sampai kotoran dan lumut yang
lebih selama satu hari. Setelah kering kolam dilakukan pengisian air setinggi 30 cm.
Air yang digunakan berasal dari air tanah yang jernih dan kualitas airnya masih baik.
43
dan Perikanan memilih delapan kolam induk yang terdiri dari empat kolam induk
jantan dan empat kolam induk betina. Ukuran kolam yaitu 3 X 4 X 1 m. Padat tebar
kolam induk 2-5 ekor/m2. UPT Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan
Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan memiliki 580 ekor induk lele mutiara,
yang terdiri dari 270 induk jantan dan 310 induk betina.
Induk dipelihara secara terpisah, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam
pemijahan diluar kehendak. Setiap kolam dilengkapi dengan inlet dan outlet, dikedua
saluran ini dipasang saringan agar hewan liar (hama) tidak masuk dan induk yang
dipelihara tidak keluar atau kabur. Saluran inlet digunakan sebagai saluran
pemasukan air dan saluran outlet digunakan untuk pengeluaran air. Saluran inlet
Selama masa perawatan induk ikan lele diberi pakan pelet hi-pro-vite 781
adlibitum dengan cara menebar pakan sedikit demi sedikit. Induk diberi pakan dua
kali sehari yaitu pada jam 12 siang dan jam 7 malam. Dalam pemeliharaan induk
juga diberikan pakan tambahan yang digunakan untuk memacu pematangan gonad
dan agar telur yang dihasilkan berkualitas. Pakan tambahan yang diberikan berupa
ikan rucah maupun bekicot. Sebelum dilakukan pemijahan calon induk ikan lele ini
yang dilakukan dengan cara dipuasakan kurang lebih selma 24 jam. Tujuan
dilakukan pemberokan yaitu mengrangi stres pada calon induk pada saat seleksi
dalm upaya memilih indukan yang baik dan berkualitas sehingga produksi meningkat
dengan sifat-sifat unggul, meliputi pertumbuhan cepat dan mampu bertahan pada
kondisi lingkungannya. pada pemilihan induk sebaiknya dipilih induk yang berumur 1
45
tahun bisa lebih, tidak cacat, dan matang gonad. Kriteria induk lele mutiara matang
lebih hitam
susu kehijauan
A. Penyuntikan Hormon
ovaprim dengan dosis 0,2-0,5/kg yang dilihat dari kematangan gonadnya itu
B. Pengambilan Telur
lubang papilia genitilia (stripping) ketika telah terjadi ovulasi. Dilakukan 8-10
dengan air dan urin, barulah diurut bagian perut dari belakang sirip dada ke
47
ovulasi dapat terjadi secara sempurna yaitu ditandai dengan keluarnya telur
kehijauan.
Gambar 8. Stripping
Sumber : Data Primer (2018)
C. Pengambilan Sperma
Testis yang berkualitas baik yaitu yang berukuran besar serta berwarna putih
cara dipotong menggunakan pisau secara vertikal 3cm dari sirip punggung
kemudian dibalik dipotong 5cm ke bawah dari bagian sirip dada secara
vertikal setelah itu sayat dari bagian tengah bagian yang sudah terbelah tadi
testis dapat ditarik keluar dan di bersihkan menggunakan tisu. Setelah dilap
48
testis tadi dicacah dengan gunting yang ditampung pada wadah yg steril.
Telur yang yang selesai distripping harus segera difertilisasi dengan larutan
baskom yang berisi telur kemudian aduk menggunakan bulu ayam atau
telur dan sperma tercampur tambah air bersih secara perlahan, cuci 1-2 kali
agar sisa sperma dapat hilang dan buang air cucian karena sisa sperma jika
ikut akan merusak kualitas air. Pengadukan dilakukan 30 detik karena jika
dengan cara menebarnya sambil diaduk dan berjalan mundur menjauhi area
yang telah ditebar agar telur tidak ada yang menumpuk dan terinjak. Telur
Setelah menetas kolam dialiri dengan debit air yang kecil, agar air terus
berganti dan air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi keluar
melalui saluran oulet. Memberi aerasi juga sangat penting agar menjaga
ketersediaan oksigen yang terlarut dalam kolam. Selain itu dilakukan juga
penyimponan untuk membuang sisa makanan, kotoran dan bangkai ikan lele mutira.
mengurus karena ikan lele mutiara dalam stadia larva sangat mudah mati, maka
Untuk 3 hari pertama ikan tidak perlu diberi makan karena ikan memliki
cadangan makanan (kuning telur), jika cadangan makanan tersebut habis ditandai
dengan warnanya yang menghitam. Untuk hari keempat ikan diberi makan arthemia
yang diberikan untuk 7 hari kedepannya. Setelah 10 hari dari penetasan barulah
ikan bisa diberi pakan menggunakan pakan tepung monolis yang memiliki protein
metode adlibitum. Pada ukuran 2-3 cm diberikan pakan pellet. Dalam pemberian
pellet ini dilakukan secara bertahap karena benih ikan masih belum terbiasa dengan
setiap hari sampai benih ikan lele mutiara memakan pellet apung secara permanen.
Setelah itu benih ikan lele tidak perlu diberi pakan tepung.
Produk Kelautan dan Perikanan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari parameter
kualitas air yang ada yaitu suhu berkisar antara 24,1 – 29,1OC, pH berkisar antara 7
– 8,3, dan dissolved oxygen (DO) berkisar antara 3,1 – 5,6 ppm.
yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup atai Survival Rate
A. Hama
Kelautan dan Perikanan hama yang sering menyerang baik pada kolam
sehingga sel telur harus dibuang secepat mungkin sebelum menetas agar
B. Penyakit
Kelautan dan Perikanan Jamur sering ditemukan pada telur lele yang baru
dibuahi. Telur terlihat seperti tertuutup oleh benang kapas berwarna putih
dapat dilakukan pemberian obat anti jamur seperti methilen blue yang
oleh bakteri, parasit, maupun jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan semua alat yang digunakan, selalu menjaga kualitas air dengan
sesuai dengan dosis, dan dilakukan penyiponan sisa pakan dan kotoran
dengan ukuran 3 X 4 m dengan ketinggian air maksimal 100 cm. Kolam yang terbuat
dari beton akan memberikan konstruksi kolam yang lebih permanen, selain itu untuk
dasar serta dinding kolam. Saluran intlet berupa pipa paralon yang berada diatas
kolam dan saluran outlet berupa pipa PVC yang berda didasar kolam yang
mengarah langsung pada selokan. Pada saluran outlet diberi kasa agar benih tidak
dengan cara menyikat dasar dan dinding kolam dengan menggunakan sikat lantai
agar kolam terbebas dari hama dan penyakit serta hal-hal lain yang dapat
cm. Benih yang akan diseleksi dimasukkan didalam bak gradding kemudian
bagiang bibir bak di tepuk-tepuk perlahan agar benih terkejut dan benih yang
berukuran kecil dapat keluar melalui lubang bak gradding. Benih yang keluar dari
lubang bak gradding merupakan benih yang terseleksi. Sedangkan benih yang
tertinggal pada bak gradding merupakan benih yang tidak terseleksi. Benih yang
dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan dilakukan setelah benih berumur
30-37 hari atau berukuran 3-5 cm. Pada ukuran tersebut benih lele dapat
bertujuan untuk dijual. Benih berukuran 2-6 cm dijual dengan harga Rp. 55-150 per
54
ekor. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu rendah.
kemudian benih lele di seser bisa juga disraing dari saluran outlet.
5.3.12 Packing
mengunakan gelas kaca kemudian benih dihitung berapa jumlah benih dalam satu
gelas. Hasil perhitungan tersebut digunakan sebagai tolak ukur jumlah benih yang
dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan menggunakan dua sistem yaitu
A. Sistem Tertutup
Wadah yang digunakan untuk packing atau pengepakan benih dalam sistem
yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik seperti cukup tebal
benih tidak diberi pakan (berok) hal ini dimaksudkan agar selama
air dan benih diberi minyak goreng dua hingga tiga tetes. Tujuan dari
digunakan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat dengan waktu yang
B. Sistem Terbuka
pakan (berok) hal ini dimaksudkan agar selama pengangkutan benih tidak
dengan mengisi air sebanyak ¾ wadah tong atau drum plastik kemudian
oksigen. Benih yang yang sudah dimasukkan dalam wadah tong atau drum
mengangkut benih dalam jarak dekat dengan waktu yang singkat maupun
monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
Analisa usaha sangat diperlukan pada setiap usaha budidaya, dengan tujuan
Komponen biaya dalam analisis usaha dibedakan menjadi dua, yaitu biaya investasi
dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya modal yang digunakan dalam
Benih lele ukuran 3 cm dijual dengan harga Rp. 70, benih lele ukuran 4 cm
dijual dengan harga Rp. 90, benih lele ukuran 5 cm dijual dengan harga Rp. 110,
dan benih lele kuran 6 cm dijual dengan harga Rp. 150. Dalam kegiatan pembenihan
yang ada di UPT Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk
Kelautan dan Perikanan analisa usaha secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut :
usaha yang cukup menjanjikan dan peluang usaha masih terbuka lebar.
A. Biaya Investasi
Biaya yang dikeluarkan dalam usaha pembenihan lele mutiara dapat dilihat
Rp. 4.248.000
Jumlah
58
1. Biaya Tetap
= Rp. 831.250
59
2. Biaya Variabel
= Rp. 2.463.750
60
selama 1 x produksi
Rp. 3.510.000
Total Penerimaan
= Rp. 1.046.250
TR
R/C Ratio = ───────
(FC + VC)
Rp 3.510.000 Rp 3.510.000
= ─────────── = ────────── = 1,4
(Rp. 831.250 + Rp. 1.632.250) Rp 2.463.750
Produk Kelautan dan Perikanan dinyatakan layak. Hal ini dikarenakan nilai R/C lebih
dari 1, yaitu 1,4 Nilai R/C sebesar 1,4 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan
6.1 Kesimpulan
Target produksi.
Survey pasar.
Pasokan input.
pembenihan ikan lele mutiara yaitu gudang pakan, laboratorium, tandon air,
kolam, sumber air, kolam pendederan, hatchery, tenaga listrik dan peralatan
budidaya lainnya.
4. Dari sisi organisasi dan tenaga kerja telah terstruktur dengan baik oleh
(Clarias sp.) masih sangat luas. Hal ini terlihat dari banyaknya pembeli yang
6. Hingga saat ini UPT Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan
6.2 Saran
produksi benih ikan lele yang ada di UPT Pelatihan Teknis Perikanan
4. Memberikan reward kepada para pekerja yang berhasil mencapai target kerja
BPPI. 2014. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Lele Mutiara. Balai Penelitian
Pemuliaan ikan. Sukamandi
Gunawan, S. 2017. Kupas Tuntas Budidaya dan Bisnis Lele. Edisi Pertama.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Terry, G.R dan L.W.Rue. 1991. Dasar-dasar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Komunikasi Oraganisasi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Tiba di lokasi X
1 Melapor ke X X
Pengenalan lokasi X X X X X X
Aplikasi PKL II
a. Pemeliharaan calon
X X X
induk
b. Pemijahan X X X X
2
c. Pemeliharaan larva X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
d. Pemanenan X
Observasi, Wawancara
3 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
dan Dokumentasi
4 Analisis Data X X X X X X X X X X X X X X
5 Menyusun Laporan X X X X X X X X X X
Kembali ke
6 X
Kampus/Libur
63