Makalah Biologi Biogeokimia
Makalah Biologi Biogeokimia
SIKLUS ENERGI
Disusun Oleh :
PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah biologi mengenai “Siklus Energi”
Adapun makalah biologi tentang “Siklus Energi" ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah biologi ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara, air, tanah, kehidupan, dan teknologi saling berkaitan secara erat.
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi,
memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari
berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorpsi
energi dan merusak radiasi sinar ultra violet yang datang dari matahari. Selain itu
memindahkan energi panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan
atau media pergerakan air pada phase uap dalam siklus hidrologi (Achmad, 2004).
Suatu ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan antara organisme-
organisme dengan lingkungannya di mana terjadi pertukaran dari sejumlah besar
material-material dalam bentuk siklus, yang dikenal dengan siklus materi. Siklus
materi menyangkut bagaimana aliran atau perjalanan materi yang terdiri dari
bahan-bahan kimia dari satu media ke media lainnya di dalam lingkungan,
termasuk di dalamnya media kehidupan. Bahan-bahan kimia yang termasuk
penyusun kehidupan yang paling banyak antara lain: karbon, nitrogen, oksigen,
belerang, dan fosfor (Achmad, 2004).
Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian
yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut
akan terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian
pertukaran, unsur kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran. siklus
materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe sidimeter. Nitrogen
merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian cadangannya terdapat di
dalam atmosfer. Sedangkan siklus fosfor merupakan contoh siklus materi tipe
sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di dalam tanah atau kerak
bumi dan sukar terlarut, sehingga siklus ini mudah terganggu (Kuncoro, 2007).
Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat organisme-
organisme yang mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya siklus
tersebut, misalnya organisme penambat nitrogen bebas. Pengetahuan mengenai
peranan organisme dalam siklus materi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya
dalam bidang pertanian. Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling
terkait atau mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada siklus belerang.
Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi. Sebagai contohnya
adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat meningkatkan
kandungan senyawa-senyawa oksidasi belerang, dan oksida nitrogen di udara
(Kuncoro, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan siklus biogeokimia?
2. Apa saja jenis-jenis siklus biogeokimia?
3. Apakah fungsi dari siklus biogeokimia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian siklus biogeokimia
2. Mengetahui jenis-jenis siklus biogeokimia
3. Mengetahui fungsi siklus biogeokimia
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus materi terjadi dalam suatu rantai makanan yang mengalir dari satu
mata rantai makanan ke mata rantai makanan yang lain. Jika suatu makhluk hidup
mati, bukan berarti aliran materi berhenti, melainkan makhluk yang mati akan
dimakan oleh makhluk hidup yang lain. Materi tidak akan pernah habis, dan selalu
mengalir dari lingkungan ke organisme dan sebaliknya untuk di daur ulang
(Soemarwoto, 2004).
Gambar 1.1
Daur Karbon dan Oksigen
2. Siklus Air
Siklus air dapat disebut juga siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan
sirkulasi air dari badan air ke atmosfer lalu ke tanah, kemudian berputar terus-
menerus.
.
Gambar 1.2
Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi bermula dari panas yang bersumber dari sinar matahari akan
mengakibatkan evaporasi (penguapan pada permukaan air sungai, danau, waduk,
dan pada permukaan tanah), transpirasi (penguapan dari permukaan tanaman).
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan.
Kemudian karena beberapa sebab, awan akan berkondensasi menjadi presipitasi
(bisa dalam bentuk salju, hujan es, hujan, dan embun) (Syarifudin, 2017).
Air hujan yang jatuh kadang tertahan oleh ujung daun atau bangunan,
dsb. Istilah untuk hal tersebut adalah intersepsi, di mana besarnya intersepsi pada
tanaman tergantung dari jenis tanaman atau tingkat pertumbuhan. Air hujan yang
mencapai tanah sebagian terinfiltrasi (menembus permukaan tanah), sebagian lagi
menjadi aliran air di atas permukaan (over-land flow) kemudian terkumpul di
saluran. Aliran ini disebut surface run-off. Hasil infiltrasi sebagian mengalir
menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/ sub-surface flow/ through flow),
sebagian lagi akan membasahi tanah. Air yang menjadi bagian dari tanah dan
berada dalam pori-pori tanah disebut air soil. Air akan terus mengalir pada suatu
situasi dan kondisi tertentu, mencapai danau, sungai, dan laut menjadi depression
storage (simpanan air akibat cekungan) karena mencari tempat yang lebih rendah
(Syarifudin, 2017).
Siklus hidrologi terbagi menjadi tiga, yakni siklus pendek, sedang, dan
panjang. Siklus pendek biasa terjadi di laut lepas, dimulai dari evaporasi air laut,
kondensasi, lalu presipitasi di laut itu pula. Siklus sedang biasa terjadi di daerah
kepulauan atau negara iklim tropis karena uap air diperoleh juga dari transpirasi
tumbuhan serta setelah kondensasi, awan terdorong ke daratan untuk melakukan
presipitasi, setelah itu air hujan dapat mengalir ke bawah (run-off) atau terserap ke
tanah (infiltrasi). Siklus panjang biasa terjsdi di kutub atau negara dengan banyak
musim, karena hujan turun dalam bentuk salju, serta sebelumnya uap air didapat
juga dari sublimasi salju dan gletser (UDINUS, 2019).
3. Siklus Nitrogen
Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di
atmosfir, yang takarannya mencapai 78 persen volume, dan sumber lainnya yang
ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang
komplek, tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam
air. Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi,
tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai
polutan di lingkungan. Dapat terjadi perubahan global di lingkungan oleh adanya
interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya
perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan dapat
mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi kondisi air
minum bagi manusia. Khusus di laut, kelebihan unsur N dan P akan
mengakibatkan kejadian blooming dapat menimbulkan tumbuhnya beberapa alga
yang beracun bagi kehidupan fauna, hal ini sangat merugikan produksi (Rompas,
1998).
4. Siklus Fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk
hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai
sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen
utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Daur fosfor tidak melalui
komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang
berikatan dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa
erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut
membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang
mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat
yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan
karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan
mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.Bakteri dan jamur mengurai bahan-
bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh
tumbuhan.
Fosfor sangat penting bagi kehidupan. Sebagai fosfat, merupakan komponen
DNA, RNA, ATP, dan juga fosfolipid yang membentuk semua membran sel.
Melihat hubungan antara fosfor dan kehidupan, fosfor adalah unsur yang secara
historis pertama kali diisolasi dari urin manusia, dan tulang abu merupakan
sumber fosfat penting pada awalnya. Kadar fosfat yang rendah batas penting
untuk pertumbuhan di beberapa sistem perairan.
Gambar 1.4
Siklus Fosfor
5. Siklus Sulfur
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap
oleh akar dan dimetabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan.
Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah
ke tubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami
metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri
dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang
terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam
kentut maka kentut akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang
mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil
penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi dilepaskan ke
udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida di udara kemudian
bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen
sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bakteri akan diubah
menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali
oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas ke udara. Di udara sulfur
dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4)
yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat
disebabkan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan
bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab rapuhnya (korosif) batu-
batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri dipecah lagi
menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan dimakan oleh
hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan
sulfur kembali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan
pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti tumbuhan
masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk mengubah sulfur menjadi
senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu
melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme.
beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan
bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang
akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan
melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian sulfur dioksidasi yang terbentuk
diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Gambar 1.4
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil
pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah
hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan
perusakan batuan juga tanaman.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Campbell, Neil A,. dan Jane, B Reace. 2004. BIOLOGI Jilid 3. Jakarta: Erlangga