BAB I............................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.1.1. Dasar Gagasan Usaha ................................................................................................................ 3
BAB II ............................................................................................................................. 5
2.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 5
BAB III............................................................................................................................ 6
3.1. Umum .......................................................................................................................... 6
3.2. Perizinan ...................................................................................................................... 7
3.3. Inventaris dan Alat Produksi ....................................................................................... 7
3.4. Aspek Pemasaran......................................................................................................... 7
3.5. Gambaran Umum ........................................................................................................ 7
3.5.1. Jenis produk yang dipasarkan : AYCE ................................................................................... 7
3.5.2. Cakupan pemasaran meliputi : Seluruh wilayah kota Jakarta ................................................. 7
Dilansir dari Food and Wine (8/2/16) praktik AYCE pertama kali ada di Swedia sekitar
abad ke-16. Saat itu orang Swedia menerapkan AYCE untuk menyambut para tamu yang
datang ke sebuah pesta. Makanan yang disediakan disusun rapih di atas meja prasmanan yang
biasa disebut orang Swedia dengan sebutan 'brännvinsbord'. Makanan-makanan tersebut ada
mulai dari roti, mentega, keju, ikan, daging dan masih banyak lagi. Kemudian pada awal abad
ke-18 Swedia mengubah kata 'brännvinsbord' dengan sebutan 'smörgåsbord' untuk sajian
makan malam para tamu yang datang dari berbagai daerah.
Di sana tamu diperbolehkan untuk makan sepuasnya. Menu-menu yang tersedia juga
lebih bervariasi, mulai dari menu pembuka hingga penutup. Kepopuleran
praktek AYCE hingga ke seluruh dunia ini dimulai dari adanya Olimpiade Stockholm bernama
Olympiche Spiele yang diadakan pada 22 Juni - 22 Juli 1912. Olimpiade tersebut dihadiri oleh
peserta dari berbagai negara di dunia dan saat itu banyak restoran-restoran yang menjajakan
makanan dengan konsep prasmanan atau sekarang dikenal dengan sebutan All You Can Eat.
Sejak saat itu praktik AYCE pada restoran mulai ditiru oleh orang-orang di seluruh
dunia dan sudah tercatat terdapat ribuan restoran prasmanan berkonsep 'All You Can Eat'.
Salah satunya di Las Vegas yang terdapat 40 restoran berkonsep AYCE. Di Indonesia sendiri
bahkan ada beragam resto AYCE mulai dari yang harga yang murah hingga bintang lima.
(food.detik.com)
BAB III
PROFIL DAN ASPEK ORGANISASI
3.1. Umum
Nama Perusahaan : AYCE
Nama Pemilik : Muhammad Vallery Alamsyah, Octama
Deo Astrika, Adhietya Dendy
Alamat Kantor dan Tempat Usaha : JL. Merapi Ujung Panorama
Bentuk Badan Hukum : PT (Perseroan Terbatas)
Tahun Berdiri : 2019
Struktur Organisasi
KOMISARIS
Jumlah
No Inventaris Merek satuan Harga satuan Total
1 Laptop Lenovo 2 Rp3.800.000 Rp7.600.000
Upright
2 Freezer Gea 1 Rp Rp
3 Upright Chiller Gea 1 Rp Rp
Under Counter
4 Chiller Gea 1 Rp Rp
5 1 Rp Rp
6 Wifi + Telpon Telkom 1 Rp Rp
Total 7 Rp
3.6. Permintaan
3.6.1. Jumlah permintaan terhadap produk
Sasaran Konsumen : Seluruh warga kota Jakarta
Jumlah Konsumen : Tak Terbatas
Jumlah Kebutuhan : Tak Terbatas
Total kebutuhan per tahun : 22.000 pax
3.6.2. Proyeksi Permintaan Selama 5 Tahun Mendatang
Jalur penjualannya yaitu seluruh kota Jakarta, baik yang berada di pusat kota maupun
yang berada di pelososok kota.
3.10.3. Promosi
Advertising
Advertising dapat dilakukan melalui media-media berikut:
Media cetak seperti spanduk, poster, dan iklan di Koran.
Media seperti iklan di radio
Media Online seperti media sosial seperti Facebook, Instagram dan Youtube.
Public Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan baik dimata
konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung.
3.10.4. Proses
Proses yang ditampilkan kepada konsumen bagaimana cara mengolah dan mengemas
daging serta melakukan finishing yang baik dan tempat yang digunakan bersih dan
layak agar konsumen tertarik untuk membeli.
3.10.5. Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan olahan daging kami untuk sampai ke tangan
konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke konsumen
Deskripsi Bangungan
Bangunan Sewa.
Luas bangunan Resto AYCE yaitu 8 X 25 m2.
Bangunannya terdiri dari : dapur, ruang makan, gudang, tempat administrasi, kamar
mandi, ruang penyimpanan bahan dan tempat parkir.
Bangunan dilengkapi dengan penerangan, sumber air, ventilasi, pendingin ruangan,
exhaust, sanitasi yang baik, tempat sampah dan alat pemadam kebakaran.
Papan nama terdiri dari nama AYCE.
B. Weakness (kelemahan) :
1. Awarness para customer dengan kehadiranya brand kita yang baru.
C. Opportunity (peluang) :
1. Lokasi, lokasi kita berada ditangah pusat kota depok. Di pinggir jalan raya
Margonda, dan kami memiliki lahan parkir tersendiri tanpa harus repot mencari
parkir.
2. Semua staff kita memiliki background di f&b dan Service. Yang artinya semua staff
sudah memahami tentang restaurant & sudah terbiasa melayani customer.
D. Threat (ancaman) :
1. Kompetitor lain yang memiliki harga lebih murah dari kita dan sudah memiliki
brand terlebih dahulu.
ANGGARAN BIAYA
Kitchen & Bar