Anda di halaman 1dari 4

Persiapan Studi S3: Proposal Riset

Proposal riset adalah alat bagi calon mahasiswa untuk menawarkan dan mengkomunikasikan
rencana penelitiannya kepada berbagai pihak, terutama pada saat-saat melamar sekolah
dan/atau beasiswa. Proposal riset adalah sumber pertama bagi para pihak tersebut dalam
mengidentifikasi apa yang akan dilakukan oleh calon mahasiswa selama menempuh studi.
Assessment ini penting untuk menentukan kelayakan studinya, atau kelayakan kalau diberi
beasiswa.

Proposal riset harus punya “daya dobrak” yang tinggi. Dokumen ini harus bisa meyakinkan
semua pihak bahwa calon mahasiswa memiliki kapasitas yang cukup dalam menjalankan
program S3, memiliki rencana riset yang jelas dan menjanjikan, dan potensi menyelesaikan
studi tepat waktu. Karena perannya yang sangat vital inilah proposal riset perlu disiapkan
dengan baik. Sayangnya banyak calon mahasiswa yang tidak memahami pentingnya proposal
riset ini, sehingga mereka tidak menyusunnya secara maksimal. Menurut pengalaman saya,
banyak calon mahasiswa yang baru membuat proposal hanya beberapa minggu sebelum batas
akhir pendaftaran. Jelas hasilnya tidak bisa solid, dan tidak mencerminkan sebuah
perencanaan yang baik.

Sebuah proposal harus dengan jelas dan cepat menjelaskan rencana riset yang akan
dijalankan selama menempuh studi S3. Dengan demikian paling tidak sebuah proposal harus
memuat butir-butir penting sebagai berikut:

 Problem yang akan ditangani/diselesaikan melalui riset


 Tujuan riset, hasil yang diharapkan, dan manfaatnya
 Tinjauan pustaka
 Metodologi yang digunakan
 Hal-hal lain yang menentukan keberhasilan riset, seperti alat dan bahan yang
diperlukan, kendala yang mungkin dihadapi, jadwal penelitian, dan sebagainya.

Proposal perlu disusun dengan memperhatikan ciri dan persyaratan riset S3, khususnya yang
terkait dengan unsur kebaruan (novelty) dan orisinalitas. Proposal harus bisa menunjukkan
bahwa riset yang akan dijalankan mengandung kebaruan dan orisinalitas yang cukup, dan
berpotensi menghasilkan temuan-temuan yang menjadi kontribusi terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan. Untuk itu ada bagian-bagian tertentu yang perlu mendapatkan penekanan
dan penonjolan (highlights). Tabel III-1 menunjukkan beberapa cara untuk memberikan
penekanan-penekanan pada proposal agar rencana riset terlihat lebih menarik.

Tabel III-1. Cara memberikan penekanan-penekanan pada proposal riset S3

No Penekanan Cara
1 Membuat problem riset Bab Pendahuluan perlu memberikan latar belakang
terlihat signifikan dan domain yang diteliti secara jelas. Isu dan problem
mendasar disampaikan secara mendasar (berbicara pada akar
permasalahan, bukan gejala). Penekanan diberikan pada
kerugian atau kelemahan yang ditimbulkannya, atau
potensi manfaat yang bisa direalisasikan pada masa
mendatang. Pada bagian akhir Pendahuluan (atau pada
subbab terpisah) diberikan rumusan permasalahan sebagai
ringkasan dari uraian sebelumnya.
2 Menunjukkan keaslian Keaslian riset ditunjukkan melalui positioning riset yang
dan orisinalitas akan dijalankan di antara riset-riset lain yang sudah pernah
dilakukan orang lain. Dalam bab Tinjauan Pustaka, hal ini
dilakukan dengan mendeskripsikan riset-riset lain tersebut
dan posisi relatifnya terhadap topik riset yang akan
dilakukan mahasiswa. Dengan cara ini pembaca bisa
memahami “peta” riset di domain tersebut. Pada bagian
akhir bisa disebutkan daerah yang akan ditangani dalam
riset yang akan dilakukan. Penjelasan ini melengkapi peta
riset yang terbentuk dengan positioning riset-riset, baik
yang telah dilakukan orang lain maupun riset milik
mahasiswa. Peta ini harus bisa menjelaskan bahwa riset
yang akan dijalankan benar-benar mengisi ruang yang
masih kosong dalam domain tersebut, tidak bertabrakan
dengan riset-riset sebelumnya.
3 Menunjukkan Jika orisinalitas dapat dideskripsikan dengan baik,
signifikansi kontribusi signifikansi kontribusi sebenarnya sudah bisa terlihat.
Untuk lebih memberikan penekanan, kontribusi riset dapat
dijelaskan secara eksplisit dengan cara menjelaskan
bagaimana riset yang akan dijalankan menangani problem
yang telah disebutkan sebelumnya, atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar yang dihadapi.
Penjelasan dibangun berdasarkan fakta yang obyektif dan
jangan berlebihan.
4 Menunjukkan kelayakan Studi S3 tidak bertujuan untuk menghasilkan temuan yang
penelitian berlevel mahakarya atau sempurna. Riset S3 hanya
bertujuan membuktikan bahwa mahasiswa memiliki
kapabilitas untuk menjalankan riset yang cukup
substansial dengan benar secara mandiri. Riset semacam
ini tentu dibatasi oleh banyak kekangan. Untuk itu
proposalnya perlu menunjukkan bahwa penelitian ini
dapat dijalankan dalam kerangka waktu, biaya, dan
sumber daya lain yang tersedia. Penjelasan tentang
metodologi (termasuk langkah-langkah riset, kebutuhan
sumber daya, dan penjadwalan) harus mencerminkan
tujuan dan sasaran riset.

Sebuah proposal awal, apalagi yang ditulis sebelum seseorang benar-benar masuk ke program
S3, memang biasanya masih banyak mengandung kelemahan. Hal ini wajar saja, karena
sense tentang riset S3 baru akan terbentuk setelah seseorang masuk dan menjalani prosesnya.
Meskipun demikian, proposal riset tetaplah harus ditulis sebaik mungkin untuk meyakinkan
pihak-pihak yang terkait. Bagi calon pembimbing atau tim seleksi penerimaan mahasiswa di
perguruan tinggi, dokumen ini dapat memberikan gambaran apakah calon mahasiswa tahu
tentang apa yang akan dia kerjakan atau tidak, dan apakah dia memiliki cukup kapasitas
untuk mengerjakannya.
Syarat utama untuk dapat menulis proposal yang baik adalah pengetahuan tentang domain
riset, termasuk berbagai riset yang telah dikerjakan peneliti lain sebelumnya. Pemahaman
tentang hal ini akan membuka cakrawala tentang pertanyaan-pertanyaan fundamental yang
belum terjawab atau persoalan-persoalan mendasar yang belum terselesaikan, yang kemudian
bisa dipilih salah satu menjadi topik riset yang akan dikerjakan.

Membangun pengetahuan semacam ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, karena
obyek yang dikaji bersifat fundamental sehingga perlu usaha untuk bisa mendapatkan
esensinya. Dengan demikian seorang calon mahasiswa S3 harus banyak membaca dan
belajar, dan yang dibaca bukan hanya buku teks atau artikel-artikel populer. Buku teks dan
artikel populer tidak bisa memberikan pemahaman tentang riset-riset yang dilakukan dalam
bidang yang dipilih, sementara calon mahasiswa harus menyelam ke dasar domain riset untuk
mengetahui apa yang sedang terjadi di sana. Penyelaman ke dasar harus dilakukan dengan
bantuan artikel-artikel di jurnal-jurnal dan seminar-seminar ilmiah, yang secara terkini
mengabarkan kemajuan-kemajuan yang diperoleh dari riset-riset yang bersifat state-of-the-
art.

Pertanyaan yang sering terlontar dari calon mahasiswa: dari mana saya harus memulai
mencari topik riset yang sesuai? Langkah-langkah berikut ini bisa dijadikan pedoman:

1. Tentukan bidang riset yang diminati sebagai titik awal. Bidang ini bisa saja bidang
yang masih luas dan umum, misalnya yang sesuai dengan bidang kerja (contoh:
biologi molekuler, pengelolaan otonomi daerah, atau rekayasa perangkat lunak).
2. Dalam bidang riset di atas, biasanya ada pembagian yang lebih spesifik/fokus.
Pilihlah salah satu yang paling diminati.
3. Jika dirasakan perlu untuk memperkuat basis pemahaman dalam subbidang yang
dipilih, perbanyaklah membaca buku teks atau referensi lainnya.
4. Mulailah untuk “menyelam”. Carilah jurnal-jurnal atau seminar-seminar yang
ternama dalam subbidang tersebut. Indikatornya sederhana: jurnal atau seminar yang
terkenal selalu punya rekam jejak penyelenggaraan yang teratur. Indikator lain,
makalah-makalah yang dipublikasikan di sana memiliki impact rate yang tinggi
(artinya: banyak diacu oleh makalah-makalah yang lain).
5. Carilah artikel-artikel yang menarik, pelajari substansinya, dan pahami persoalan
yang dihadapi, riset yang dilakukan, dan hasil yang diperoleh. Sebuah hasil atau
temuan riset pada dasarnya bukan artefak yang berdiri sendiri. Ia adalah sebuah blok
yang terkait dengan blok-blok yang dihasilkan oleh riset-riset sebelumnya. Blok-blok
tersebut membentuk “rantai” kemajuan riset. Jadi untuk memahami blok yang paling
kini, runut baliklah ke blok-blok penyusunnya. Dalam memahami sebuah riset terkini,
kembalilah ke riset-riset sebelumnya yang terkait dengan riset tersebut. Ikutilah rantai
yang dibentuknya, carilah makalah-makalah yang terkait. Jika proses ini dilakukan
secara lengkap, bangunan pemahaman tentang area yang dicakup oleh riset-riset
tersebut akan dapat diperoleh secara utuh. Pada saat-saat awal, sering kali calon
mahasiswa merasa kesulitan memahami makalah-makalah tersebut. Hal ini wajar saja,
karena ada gap yang cukup lebar antara pemahaman calon mahasiswa dengan penulis
makalah. Makalah jurnal biasanya berada di frontier (sisi terdepan) ilmu pengetahuan,
sementara calon mahasiswa S3 tentunya memiliki pemahaman yang masih sangat
terbatas. Meskipun demikian, karena dengan mengikuti rantai makalah ke belakang,
pada tahap tertentu calon mahasiswa akan sampai pada satu atau beberapa makalah
yang dipahaminya dengan pengetahuan yang dimilikinya saat itu. Pada titik ini,
naiklah kembali ke makalah-makalah di atasnya sampai pada makalah terkini untuk
mengkonstruksi pengetahuan baru dan membentuk peta yang lebih lengkap.
6. Lakukan langkah nomor 5 sampai terbentuk sebuah “peta” yang relatif utuh tentang
riset-riset di bidang yang dipilih. Peta ini sekaligus memberikan informasi tentang
persoalan-persoalan di bidang itu yang belum terselesaikan.
7. Pilih satu persoalan, lalu fokuskan perhatian ke sana. Kumpulkan referensi, bangunlah
argumentasi, dan akhirnya, mulailah menulis proposal.

Kesalahan yang banyak dilakukan oleh calon mahasiswa S3 adalah meremehkan proses di
atas, terutama langkah 5 dan 6. Menyelam sampai ke dasar dan memahami domain riset
secara fundamental itu tidak mudah dan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Tergantung
pada bidang dan topik yang dipilih, kadang-kadang untuk dapat membentuk peta yang utuh
diperlukan waktu sampai berbulan-bulan. Di sisi lain, “investasi” berupa eksplorasi domain
riset bahkan sebelum memasuki masa studi S3 juga memberikan reward yang menjanjikan:
sekali domain riset bisa dipahami dan topik risetnya sudah confirmed, sepertiga bagian dari
studi S3 sebenarnya telah sukses dijalani. Pada tahapan ini, calon mahasiswa (dan
pembimbing) sudah yakin tentang potensi riset dalam menghasilkan kebaruan dan temuan
yang orisinal, syarat terpenting dalam sebuah riset S3. Tahap berikutnya, menjalankan riset
dan eksperimen menjadi lebih mudah dan deterministik karena tujuannya sudah jelas.

Anda mungkin juga menyukai