Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan defisit-atensi/ hiperaktivitas telah ditemukan dalam literatur


selama bertahun-tahun dengan beragai istilah. Pada awal 1900-an, anak yang
impulsif, terdisinhibisi, dan hiperaktif banyak di antaranya memiliki cedera
neurologis yang disebabkan oleh ensefalitis dikelompokkan di bawah label
“sindrom hiperaktif”. Pada tahun 1960-an suatu kelompok heterogen anak-anak
dengan koordinasi buruk, ketidakmampuan belajar, dan labilitas emosional tetapi
tanpa cedera neurologis spesifik digambarkan menderita cedera otak minimal.

Sejak saat itu hipotesis lain telah diajukan untuk menjelaskan asal
gangguan, seperti kondisi dengan dasar genetik yang mencerminkan tingkat
kesadaran yang abnormal dan kemampuan yang buruk untuk memodulasi emosi.
Teori tersebut pada awalnya didukung oleh pengamatan bahwa medikasi stimulan
membantu menghasilkan atensi yang bertahan dan memperbaiki kemampuan anak
untuk memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan. Sekarang ini, tidak ada
faktor tunggal yang dianggap menyebabkan gangguan, walaupun banyak variabel
lingkungan dapat menyebabkannya dan banyak gambaran klinis yang dapat
diramalkan adalah berhubungan dengannya.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan


Pemusatan Perhatian dan/atau Hiperaktivitas atau Gangguan Hiperkinetik dalam
PPDGJ-III (F90) (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III,
1993) adalah suatu diagnosis untuk pola perilaku anak yang berlangsung dalam
jangka waktu paling sedikit 6 bulan,dimulai sejak berusia sekitar 7 tahun, yang
menunjukkan sejumlah gejala ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian atau
sejumlah gejala perilaku hiperaktif-impulsif, atau kedua-duanya.

1
Para ahli percaya bahwa setidaknya tiga dari seratus anak usia 4-14 tahun
menderita ADHD. Orang dewasa juga terpengaruh oleh ADHD, tetapi kerusakan
yang ditimbulkan terhadap kehidupan anak sering kali jauh lebih besar karena
efeknya terhadap keluarga, teman sekelas dan guru. ADHD dapat menyebabkan
anak-anak tidak punya teman, sering membuat kekacauan di rumah dan sekolah
dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.

Pada kira-kira sepertiga kasus, gejala-gejala menetap sampai dengan masa


dewasa(Townsend, 1998). Hiperaktivitas pada anak penderita ADHD seringkali
mulai menjadi perhatian ketika anak-anak mulai berjalan. Satu dari tiga anak
digambarkan hiperaktif oleh orangtuanya. Para guru menilai satu dari lima murid
mereka hiperaktif. Bahwa anak dinilai hiperaktif tidak selalu berarti mereka
menderita ADHD. Untuk dapat disebut menderita ADHD, anak hiperaktif perlu
memiliki karakteristik yang lebih banyak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ADHD?
2. Apa etiologi gangguan ADHD?
3. Bagaimana patofisiologi gangguan ADHD?
4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari ADHD?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis dan terapeutik ADHD?
6. Bagaimana komplikasi penyakit ADHD?
7. Apa prognosis dari ADHD?
8. Bagaimana askep dari ADHD?
9. Bagaimana analisa jurnal dar ADHD?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ADHD
2. Mengetahui etiologi gangguan ADHD
3. Mengetahui patofisiologi gangguan ADHD
4. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari ADHD
5. Mengetahui penatalaksanaan medis dan terapeutik ADHD
6. Mengetahui komplikasi penyakit ADHD
7. Mengetahui prognosis dari ADHD

2
8. Mengetahui askep dari ADHD
9. Mengetahui analisa jurnal dar ADHD

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar
1. Definisi
Attention-deficit/ hyperactivity disorder (ADHD) adalah kelainan
perilaku yang didefinisikan oleh gejala kurangnya perhatian, hiperaktif,
dan impulsif. ADHD adalah gangguan umum, terutama pada anak laki-
laki, dan mungkin lebih dari gangguan tunggal lainnya (Hechtman,
2005). Fitur penting dari ADHD adalah hiperaktif dan impulsif yang
persisten yang lebih umum daripada yang diamati pada anak-anak pada
usia yang sama.
2. Etiologi
Meskipun banyak penelitian telah dilakukan, penyebab pasti ADHD
tetap tidak diketahui. Mungkin ada kortikal arousal, pemprosesan
informasi, atau kelainan maturasi di otak (Rowe & Hermens, 2006).
Faktor-faktor gabungan, seperti racun lingkungan, pengaruh prenatal,
keturunan, dan kerusakan pada struktur dan fungsi otak, kemungkinan
bertanggung jawab (Hechtman, 2005). Paparan alcohol, tembakau,
timbal dan malnutrisi pralahir pada usia dini meningkatkan
kemungkinan ADHDPatofisiologi
3. Patofisiologi
Pada penderita ADHD didapatkan volume otak yang lebih kecil
dibandingkan dengan anak yang seusia dengannya. Penelitian terhadap
penderita ADHD dibandingkan dengan saudaranya yang tidak
menderita ADHD didapatkan penurunan volume otak sebesar 4%.
Pemeriksaan volume otak tersebut menemukan penurunan volume
pada kortek frontalis, ganglia basalis dan serebelum pada penderita
ADHD. Bagian-bagian otak tersebut berperan didalam pengaturan
aktivitas, perhatian dan emosi secara baik. ADHD diduga sebagai
akibat dari gangguan neurotranmiter pada ADHD.

4
4. Pemeriksaan diagnostic
Kriteria diagnostic untuk gangguan hiperaktivitas deficit perhatian
A. Baik (1) atau (2)
(1) Enam atau lebih dari gejala kurang perhatian berikut ini telah
menetap selama minimal 6 bulan sampai derajat yang maladaptif
dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan:

Kurang perhatian
a. Sering gagal dalam memberi perhatian penuh pada hal-hal detail
atau membuat kesalahan dalam aktivitas tugas sekolah, kerja, atau
aktivitas lain
b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian
pada tugas atau ajtivitas bermain
c. Tampak sering tidak mendengarkan ketika diajak berbicara
langsung
d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas
sekolah, pekerjaan atau tugas di tempat kerja yang bukan
disebabkan oleh perilaku menentang atau kegagalan memahami
instruksi
e. Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan aktivitas
f. Sering menghindar, tidak menyukai, atau ragu untuk terlibat
dalam tugas-tugas yang memerlukan upaya mental secara terus
menerus (seperti tugas sekolah atau pekerjaan rumah)
g. Sering mudah terdistraksi oleh stimulus eksternal
h. Sering kehilangan barang-barang yang penting untuk tugas atau
aktivitas (mis, mainan, pekerjaan sekolah, pensil, buku, atau
peralatan lain)
i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

5
(2) Enam atau lebih dari gejala hiperaktivitas-impulsivitas berikut
ini telah menetap selama minimal 6 bulan sampai derajat yang
maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan:

Hiperaktivitas
a. Sering menggerakkan tangan atau kaki dengan gelisah atau
menggeliat di tempat tidur
b. Sering meninggalkan bangku dikelas atau situasi lain yang
sebenarnya diharapkan untuk tetap duduk
c. Sering lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang
sebenarnya tidak pantas (pada remaja atau orang dewasa,
kemungkinan dibatasi oleh perasaan kegelisahan yang subjektif)
d. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas
waktu luang yang tenang
e. Sering “tidak bisa diam” atau sering bertindak seakan-akan ia
“dikemudikan oleh sebuah motor”
f. Sering bicara secara berlebihan

Impulsivitas
g. Sering menjawab pertanyaan dengan cepat dan keras sebelum
pertanyaan selesai
h. Sering memiliki kesulitan dalam menunggu giliran
i. Sering mengganggu atau memaksa orang lain (mis, memotong
percakapan atau menggangu permainan)

B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau kurang perhatian yang


mengakibatkan kerusakan telah muncul sebelum anak berusia 7
tahun
C. Beberapa kerusakan akibat gejala muncul dalam 1 atau 2 tempat
(mis, disekolah, tempat kerja dan dirumah)
D. Terdapat bukti yang jelas mengenai kerusakan funsi sosial,
akademik, atau pekerjaan yang signifikan secara klinis

6
E. Gejala tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan penyakit atau
tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya.

5. Penatalaksanaan medis dan terapeutik


Penatalaksanaan anak ADHD biasanya melibatkan pendekatan
multiple yang meliputi pendidikan dan konseling keluarga, pengobatan,
penempatan kelas yang sesuai, dan manipulasi lingkungan serta
kadang-kadang terapi perilaku dan/atau psikoterapi untuk anak.
a. Pengobatan, pengobatan Psikofarmakologi seringkali efektif dalam
mengurangi hiperaktif dan impulsif serta meningkatkan perhatian;
ini memungkinkan anak untuk berpartisipasi dalam kehidupan
sekolah dan keluarga. Obat yang paling umum adalah senyawa
methylphenidate (Adderall) (Hechtman, 2005; lehne, 2006).
Methylphenidate efektif pada 70% hingga 80% anak-anak dengan
ADHD; itu mengurangi hiperaktif, impulsif, dan mood lability dan
membantu anak untuk memperhatikan lebih tepat.
Dextroamphetamine (Dexedrine) dan pemoline (Cylert) adalah
stimulan lain yang digunakan untuk mengobati ADHD. Efek
samping yang paling umum dari obat ini adalah insomnia,
kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan atau kegagalan
untuk menambah berat badan.

b. Manipulasi lingkungan, pada ADHD lingkungan anak


disederhanakan dengan menurunkan stimulus dan distraksi eksternal,
mengurangi alternatif, meningkatkan konsistensi dalam rutinitas
harian, dan mendorong pola perilaku yang diinginkan. Orang tua
perlu mengembangkan batasan tegas namun beralasan serta
menyediakan lingkungan yang stabil dan dapat diperkirakan, dalam
tidur, makan, bekerja, dan bermain yang teratur.

7
6. Komplikasi
Komplikasi ADHD dapat dikaitkan dengan rendahnya prestasi
akademik, kesulitan dalam hubungan interpersonal, dan harga diri yang
buruk.
7. Prognosis
Pada sebagian besar anak penderita, gangguan ini relatif stabil
sampai masa remaja awal. Beberapa anak mengalami penurunan gejala
selama masa remaja akhir dan masa dewasa, tetapi dua dari tiga anak
tetap memiliki gejala ini sampai masa dewasa pertengahan (O’Connell,
1996).

B. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami Attention
Deficyt Hiperactivity Disorder (ADHD) antara lain :
1. Pengkajian riwayat penyakit
a. Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan
mengalami masalah saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa
disadari sampai anak berusia todler atau masuk sekolah atau day
care.
b. Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang
kehidupan yang utama, seperti sekolah atau bermain dan
menunjukkan perilaku overaktif atau bahkan perilaku yang
membahayakan di rumah.
c. Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu
menghadapi perilaku anak.
d. Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk
mendisplinkan anak atau mengubah perilaku anak dans emua itu
sebagian besar tidak berhasil.

8
2. Penampilan umum dan perilaku motorik
a. Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat serta
bergoyang-goyang saat mencoba melakukannya.
b. Anak mungkin lari mengelilingi ruangan dari satu benda ke benda
lain dengan sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.
c. Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat
melakukan suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan
sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian pada
apa yang telah dikatakan.
d. Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik
ke topik yang lain. Anak dapat tampak imatur atau terlambat tahap
perkembangannya
3. Mood dan Afek
a. Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau
temper tantrum.
b. Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
c. Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan
tampak memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.
d. Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan
perlawanan dan kemarahan
4. Proses dan isi pikir
Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk
mengkaji anak berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tahap
perkembangan

5. Sensorium dan proses intelektual


a. Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori
atau persepsi seperti halusinasi.
b. Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi
tergangguan secara nyata.
c. Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang
berat 2 atau 3 menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.

9
d. Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali
menjawab, saya tidak tahu, karena ia tidak dapat memberi
perhatian pada pertanyaan atau tidak dapat berhenti memikirkan
sesuati.
e. Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang
yang mampu menyelesaikan tugas

6. Penilaian dan daya tilik diri


a. Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian
yang buruk dan sering kali tidak berpikir sebelum bertindak
b. Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan
impulsif, seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang
tinggi.
c. Meskipun sulit untuk mengkaji penilaian dan daya tilik pada anak
kecil.
d. Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu
menilai jika dibandingkan dengan anak seusianya.
e. Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari
sama sekali bahwa perilaku mereka berbeda dari perilaku orang
lain.
f. Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, "tidak ada yang
menyukaiku di sekolah", tetapi mereka tidak dapat
menghubungkan kurang teman dengan perilaku mereka sendiri.

7. Konsep diri
a. Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapis
ecara umum harga diri anak yang mengalami ADHD adalah
rendah.
b. Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat mempunyai
banyak teman, dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas
di rumah, mereka biasanya merasa terkucil sana merasa diri mereka
buruk.

10
c. Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka
sendiri sebagai orang yang buruk dan bodoh

8. Peran dan hubungan


a. Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademik
maupun sosial.
b. Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang
menyebabkan perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.
c. Orang tua sering menyakini bahwa anaknya sengaja dan keras
kepala dan berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak
yang didiagnosis dan diterapi.
d. Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki
keberhasilan yang terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi
tidak terkontrol secara fisik, bahkan memukul orang tua atau
merusak barang-barang miliki keluarga.
e. Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun
secara fisik.
f. Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan
pengasuh atau babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak
yang mengalami ADHD yang meningkatkan penolakan anak.

9. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri


Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak
meluangkan waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat
duduk selama makan. Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan
tidur juga merupakan masalah yang terjadi. Jika anak melakukan
perilaku ceroboh atau berisiko, mungkin juga ada riwayat cedera fisik.

11
No DIAGNOSA NOC NIC
1 Risiko cedera 1. Kejadian Jatuh 1. Manajemen lingkumgan
berhubungan : keselamatan. (6486)
dengan Jatuh saat berdiri - Identifikasi hal-hal
hiperaktivitas dan (ditingtkan hinggake yang
perilaku impulsif level 5) membahayakan
Jatuh saat berjalan dilingkungan
Jatuh dari tempat - Modifikasi
tidur lingkungan untuk
Jatuh saat naik meminimalkan
tangga bahan berbahaya
Terjun saat turun dan berisiko
tangga - Monitor lingkungan
terhadap terjadinya
2. Risiko perubahan status
kecenderungan keselamatan.
perilaku melarikan
diri 2. Pencegahan jatuh.
(6490)
Keluyuran - Identifikasi perilaku
(ditingkatkan ke dan faktor yang
level 4) mempengaruhi
Mencoba risiko jatuh
meninggalkan area - Identifikasi
yang dijaga karakteristik darii
(ditingkatkan lingkunganyang
menjadi level 5) mungkin
Meninggalkan area meningkatkan
yang dijaga saat potensi jatuh.
tidak diawasi - Monitor gaya
(ditingkatkan ke berjalan (terutama
level 5) kecepatan),

12
keseimbangan dan
3. Perilaku pencegahan tingkat kelelahan
jatuh dengan ambulasi.
- Hindari meletakkan
(190903) sesuatu secara tidak
Menempatkan tidak teratur di
penghalang untuk permukaan lantai.
mencegah jatuh - Tempatkan pagar di
pintu keluar yyang
mengaah ke tangga.
(190914) - Pindahkan objek
Menggunakan tikar yang bisa
karet di bak menyebabkan anak
mandi/siraman. kecil memanjat ke
permukaan yang
(190910) tinggi.
Menggunakan
sepatu bertali yang 3. Identifikasi risiko
pas - Identifikasi adanya
sumber- sumber
(190909) agensi untuk
Menggunakan membantu
bangku dan tangga menurunkan faktor
dengan aman risiko.
- Identifikasi strategi
4. Pengetahuan : koping yang
keamanan fisik digunakan
anak. - Implementasikan
aktivitas-aaktivitas
180101 pengurngan risiko.
Aktivitas yang
sesuai untuk tingkat

13
perkembangan anak

180103
Strategi untuk
mencegah
tenggelam

180120
Teknik pertolongan
pertama

180212
Strategi untuk
mencegah jatuh
Strategi untuk
mencegah
kecelakaan bermain

2 Isolasi sosial 1. Iklim sosial keluarga 1. Terapi aktivitas (4310)


berhubungan - Pertimbangkan
dengan minat (260101) kemampuan klien
tidak sesuai Berpartisipasi daam dlam berpartisipasi
perkembangan kegiatan bersama melalui aktivitas
spesifik
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi
(260122) dan memperoleh
Menjaga hubungan sumber-sumber
dengan teman yang diperlukan
untuk aktivitas yang
(260106) diinginkan.
Menetapkan aturan - Berkoordinasi dalam

14
keluarga. menyeleksi pasien
sesuai dengan umur
2. Tingkat rasa takut yang sesui dengan
anak aktivitas.

121312 2. Peningkatan
Emosi labil perkembangan anak.
(8274)
121316 - Bangun hubungan
Perilaku menghindar saling percaya
dengan anak
121317 - Lakukan interaksi
Menarik diri sosial dengan anak
- Identifikasi
121321 kemampuan unik
Kesulitan setiap anak dan
berkonsentrasi tingkat kemampuan
adaptasi yang
121328 diperlukan
Bergerak dan - Bantu integrasi anak
bergiyang dengan
kelompoknya
3. Menahan diri dari - Dukung anak untuk
agresifitas berinteraksi dengan
teman-temannya
140113 melalui
Mengidentifikasi keterampilan
tanggungjawab bermain peran
untuk - Konsisten dan
mempertahankan terstruktur dalam
kendali diri mengaplikasikan
manajemen

15
140114 perilaku/modifikasi
mengidentifikasi strategi.
saat merasa agresif
3. Peningkatan sosialisasi
140125 (5100)
Mengekspresikan - Anjurkan kesabaran
kebutuhan dengan dalam
cara yang non pengemabngan
deskstruktif hubungan
- Tingkatkan
hubungan dengan
orang-orang yang
memiliki minat dan
tujuan yang sama
- Anjurkan
opartisipasi dalam
kelompok dan/atau
kegiatan
reminiscence
individu.
- Berikan umpan balik
positif saat pasien
bersedia
menjangkau orang
lain.
3 Ansietas 1. Tingkat kecemasan 1. Pengurangan kecemasan
berhubungan (5820)
dengan ancaman 121101 - Gunakan
konsep diri Tidak dapat pendekatan yang
beristirahat tenang dan
meyakinkan
121102 - Berada disisi klien

16
Berjalan mondar- untuk meningkatkan
mandir rasa aman dan
mengurangi
121105 ketakutan
Perasaan gelsah - Identifikasi pada
saat terjadi
121112 perubahan tingkat
Kesulitan kecemasan
berkonsentrasi - Bantu klien
mengidentifikasi
121115 situasi yng memicu
Serangan panik kecemasan

2. Konsentrasi 2. Penigkatan koping


(5230)
090501 - Bantu pasien dalam
Mempertahankan memeriksa sumber-
perhatian sumber yang
tersedia untuk
090502 memenuhi tujuan-
Mempertahankan tujuannya
diri untuk fokus - Dukung hubungan
pasien dengan orang
yang memiliki
ketertarikan dan
tujuan yang sama.
090507 - Gunakan pendekata
Berespon terhadap yang tenang dan
tanda-tanda bahasa memberikan
jaminan.
3. Tingkat - Bantu pasien untuk
hiperaktivitas mengidentifikasi

17
informasi yang dia
091501 paling tetarik untuk
Tidak perhatian dapatkan.
- Dukung kesabaran
091524 dalam
Sulit mendengarkan mengembangkan
suatu hubungan
091504 - Tumbuhkan cara
Tidak mampu fokus ppenyaluran
dalam mengerjakan keemarahan dan
tugas permusuhan yang
konstruktif.
091507
Kesalahan- 3. Terapi relaksasi
kesalahan karena - Uji penurunan
kecerobohan tingkat energi saat
ini,
091511 ketidakmampuan
Impulsif untuk konsentrasi,
atau gejala lain yang
091526 mengiringi yang
Lari berlebihan mungkin
mempengaruhi
091527 kemampuan kognisi
Memanjat untuk berfokuds
berlebihan pada teknik relaksasi
- Ciptakan lingkungan
4. Menahan diri dari yang tenang dan
agresifitas tanpa distraksi
dengan lamou yang
140113 redup dan suhu yang
Mengidentifikasi panas, jika

18
tanggungjawab memungkinkan.
untuk - Minta klien untuk
mempertahankan untuk rileks dan
kendali diri merasakan sensasi
yag terjadi
140114 - Tunjukkan dan
mengidentifikasi praktikkan teknik
saat merasa agresif relaksasi pada klien
- Dorong kontrol
sendiri ketika
140125 relaksasi dilakukan.
Mengekspresikan
kebutuhan dengan
cara yang non
deskstruktif

Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan yang dilakukan pada anak dengan ADHD

1. Menjelaskan ciri-ciri anak dengan ADHD kepada orang tua, meliputi:


a. Anak sulit untuk konsentrasi terhadap satu hal sehingga perhatiannya
mudah beralih ke hal lain
b. Sering tidak mengikuti instruksi, gagal mengerjakan PR, tugas (bukan
karena melawan atau bukan karena tidak mengerti)
c. Pelupa dalam aktivitas sehari-hari
Hiperaktivitas :
d. Anak tidak bisa diam dan duduk tenang, gelisah
e. Berlari-lari, berjalan ke sana kemari bahkan memanjat-manjat tidak
terkendali
f. Banyak bicara dan sangat berisik

19
Impulsif :
g. Menjawab sebelum pertanyaan selesai
h. Sulit menunggu giliran untuk berbicara, sering menginterupsi dan
mengganggu anak lain
i. Anak tidak sabaran dan cenderung mendesak sehingga kadang bisa
melakukan hal yang tidak terkendali

2. Sikap Orang Tua Pada Anak ADHD :


a. Menerima keterbatasan anak
b. Membangkitkan percaya diri pada anak
c. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar memahami kondisi anak yang
sebenarnya
d. Memberikan contoh yang baik pada anak
e. Jangan melakukan tindakan kekerasan
f. Hindari anak dari minuman dan makanan dengan bahan pengawet
g. Selalu berkomunikasi dengan anak dan membicarakan apa yang dirasakan
anak
h. Dukungan dan perhatian dari keluarga dengan memberikan waktu untuk
mendengarkan anak

20
BAB III

ANALISIS JURNAL

Judul : EFEKTIVITAS TERAPI MENULIS UNTUK MENURUNKAN


HIPERAKTIVITAS DAN IMPULSIVITAS PADA ANAK DENGAN
ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas terapi menulis
untuk menurunkan hiperaktivitas dan impulsivitas pada anak dengan
ADHD(Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Penelitian ini dilakukan di SD Taman Muda Yogyakarta pada tanggal 24 oktober


2013 sampai dengan tanggal 29 november 2013.

Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 1 orang. Ciri-ciri subjek pada penelitian
ini adalah anak dengan ADHD usia 8 tahun, memiliki tingkat kecerdasan dalam
kategori rata-rata, sudah dapat menulis.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah Behavioral
checklist. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain eksperimen
yang digunakan adalah desain kasus tunggal dengan desain A-B-A. Analisis data
yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis visual dengan metode
Conservative Dual-Criterion (CDC), yakni dengan menghitung jumlah poin yang
berada dibawah kedua garis (level line dan trend line).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian terapi menulis efektif dalam
menurunkan perilaku hiperaktivitas dan impulsivitas subjek, dengan menunjukkan
hasil penurunan frekuensi pada fase baseline 2 sebanyak 6 poin.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi menulis efektif


untuk menurunan perilaku hiperaktivitas dan impulsivitas pada anak
ADHD(Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

21
Kesimpulan dan hasil

Berdasarkan analisis visual pada penelitian ini diketahui bahwa pemberian terapi
menulis efektif untuk menurunkan perilaku hiperaktivitas dan impulsivitas subjek.
Hasil perbandingan fase baseline satu dan baseline dua pada grafik Conservative
Dual-Criterion (CDC) menunjukkan hasil penurunan perilaku hiperaktivitas dan
impulsivitas namun tidak sistematis berarti secara umum penelitian ini berhasil
trendnya tetapi apabila dilihat dari grafik CDC hasilnya tidak sistematis karen
penelitian mensyaratkan skor minimal yang dibutuhkan untuk melihat terjadinya
perubahan yang sitematis dengan metode CDC, dengan jumlah skor sesi
intervensi sebanyak 12 kali pada penelitian ini, minimal subjek harus mendapat
skor sebanyak 9 poin, sedangkan hasil observasi pada penelitian ini subjek
mendapatkan skor 6 poin, selama 6 kali (poin) trendnya menurun, sehingga
hipotesis pada penelitian ini diterima.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terapi


menulis efektif untuk menurunkan perilaku hiperaktivitas dan impulsivitas pada
anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang berusia 8
tahun. Terapi menulis dapat menurunkan perilaku hiperaktivitas dan impulsivitas
pada anak dengan ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder). Oleh karena
itu, terapi menulis diharapkan mampu digunakan sebagai salah satu alternatif
terapi yang murah dan aman bagi anak dengan ADHD.

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Attention-deficit/ hyperactivity disorder (ADHD) adalah kelainan perilaku


yang didefinisikan oleh gejala kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif.
ADHD adalah gangguan umum, terutama pada anak laki-laki, dan mungkin lebih
dari gangguan tunggal lainnya (Hechtman, 2005). Fitur penting dari ADHD
adalah hiperaktif dan impulsif yang persisten yang lebih umum daripada yang
diamati pada anak-anak pada usia yang sama.

Meskipun banyak penelitian telah dilakukan, penyebab pasti ADHD tetap


tidak diketahui. Mungkin ada kortikal arousal, pemprosesan informasi, atau
kelainan maturasi di otak (Rowe & Hermens, 2006). Faktor-faktor gabungan,
seperti racun lingkungan, pengaruh prenatal, keturunan, dan kerusakan pada
struktur dan fungsi otak, kemungkinan bertanggung jawab (Hechtman, 2005).
Paparan alcohol, tembakau, timbal dan malnutrisi pralahir pada usia dini
meningkatkan kemungkinan ADHD.

B. Saran

Dengan pembuatan makalah ini,diharapkan pembaca dapat memahami


informasi,pengertian dan pendidikan tentang patofisiogi serta asuhan keperawatan
pada anak dengan penyakit ADHD.

23
DAFTAR PUSTAKA

Videbeck, Sheila L. 2011. Psychiatric-Mental Health Nursing. Ed-5. China

Wilson, David, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Ed-6. Vol-1.
Jakarta: EGC

Jenson, Hal.B., dkk. 2011. Essentials of Pediatrics Nelson. Ed-6. Philadelphia

24

Anda mungkin juga menyukai