Anda di halaman 1dari 2

SURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

No. : 3987/A/SK/73

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dokter pemilik ijin simpan obat tidak


dapat disamakan dengan apotik dokter, oleh
karenanya haknya pun harus dibedakan.
b. bahwa pemberian potongan harga oleh
Pedagang Besar Farmasi Kepada dokter
memiliki ijin simpan obat ternyata tidak dapat
mencapai sasarannya.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 9 tahun 1960 tentang


Pokok-pokok Kesehatan (Tambahan Negara
No. 131 tahun 1960);
2. Undang-undang No. 7 tahun 1963 tentang
Farmasi (Lembaran Negara No. 81 tahun 1963);
3. Undang-undang Obat Keras (Stbl. 1949 No.
419);
4. Surat Keputusan kami tanggal 28 Januari 1964
No.8O9/P h/64/b;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Merubah pasal 3 Surat Keputusan Menteri


Kesehatan RI tanggal 28 Januari 1964
No.809/Ph/64/b, sehingga berbunyi :
"Pedagang Besar Farmasi Tidak diperkenankan
menjual obat langsung kepada dokter-dokter,
dokter gigi dan 2.
2. Terhitung mulai berlakunya surat Keputusan ini
semua dokter yang memiliki ijin simpan obat
berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan R I tanggal 8 Juni 1962 No.
33148/Kab/ 176 tidak berhak lagi untuk
membeli obat langsung pada Pedagang Besar
Farmasi, tetapi harus membeli obat-obat di
apotik.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 April 1973
A.n. MENTERI KESEHATAN RI
DIREKTUR JENDERAL FARMASI

ttd.

( DRS. SUNARTO PRAWIROSUJANTO )

Anda mungkin juga menyukai