ASKEP Stroke Hemoragik
ASKEP Stroke Hemoragik
Disusun Oleh :
KUKUH PAMBUDI
P17420209020
C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan berbagai sumber dengan
metode Pustaka. Dengan metode ini, penulis dapat melengkapi laporan sesuai dengan
bahan-bahan yang penulis ambil dari buku-buku referensi sebagai bahan pendukung dan
pelengkap materi.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah
aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan
intraserebral dan ruptur aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa
penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah,
diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.
Faktor resiko terjadinya stroke antara lain:
1. Yang tidak dapat dikendalikan: Umur, factor familial dan ras
2. Yang dapat dikendalikan: hipertensi, penyakit kardiovaskuler (penyakit arteri
koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif), kolesterol tinggi, obesitas, kadar hematokrit
tinggi, diabetes, kontrasepsi oral, merokok, penyalahgunaan obat, konsumsi
alcohol.
C. TANDA DAN GEJALA
D. KLASIFIKASI
Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakit.
Sesuai dengan perjalanan penyakit ,stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Serangan iskemik sepintas (TIA : Transient Ischemic Attact) : merupakan
gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam
beberapa menit sampai beberapa jam.
2. Progresif/inevolution (stroke yang sedang berkembang) : perjalanan stroke
berlangsung perlahan meskipun akut. Stroke dimana defisit neurologisnya
terus bertambah berat.
3. Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal
serangan dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana defisit neurologisnya pada
saat onset lebih berat, bias kemudian membaik/menetap
E. PATOFISIOLOGI
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
4. Pengobatan konservatif
Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah otak (ADO), tetapi
belum terbukti demikian pada tubuh manusia. Dilator yang efektif untuk pembuluh di
tempat lain ternyata sedikit sekali efeknya bahkan tidak ada efek sama sekali pada
pembuluh darah serebral, terutama bila diberikan secara oral (asam nikotinat,
tolazolin, papaverin dan sebagainya), berdasarkan uji klinis ternyata pengobatan
berikut ini masih berguna : histamin, aminofilin, asetazolamid, papaverin intraarteri.
5. Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darah otak.
Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit
seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini
dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi
yang baik dapat dipertahankan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Perubahan pada tingkat kesadaran atau responivitas yang dibuktikan dengan gerakan,
menolak terhadap perubahan posisi dan respon terhadap stimulasi, berorientasi
terhadap waktu, tempat dan orang
2. Ada atau tidaknya gerakan volunteer atau involunter ekstremitas, tonus otot, postur
tubuh, dan posisi kepala.
3. kekakuan atau flaksiditas leher.
4. Pembukaan mata, ukuran pupil komparatif, dan reaksi pupil terhadap cahaya dan
posisi okular.
5. Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan kelembaban kulit.
6. Kualitas dan frekuensi nadi, pernapasan, gas darah arteri sesuai indikasi, suhu tubuh
dan tekanan arteri.
7. kemampuan untuk bicara
8. Volume cairan yang diminum dan volume urin yang dikeluarkan setiap 24 jam.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kontrol
2. perfusi jaringanm tidak efektif berhubungan dengan perdarahan otak. Oedem otak
3. Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan otak
5. Resiko kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik
6. Resiko infeksi b.d penurunan pertahanan primer
C. INTERVENSI
N Diagnosa Tujuan/KH Intervensi Rasional
o
1 Kerusakan NOC : Ambulasi/ROM NIC :
. mobilitas normal dipertahankan. 1.Terapi latihan Pergerakan aktif/pasif bertujuan
fisik b.d Setelah dilakukan Mobilitas sendi untuk mempertahankan fleksibilitas
penuruna n tindakan keperawatan o Jelaskan pada klien&kelg sendi
kekuatan 5x24 jam tujuan latihan pergerakan
otot KH: sendi.
o Sendi tidak kaku o Monitor lokasi dan
o Tidak terjadi ketidaknyamanan selama
atropi otot latihan
o Gunakan pakaian yang
longgar
o Kaji kemampuan klien
terhadap pergerakan
o Encourage ROM aktif
o Ajarkan ROM aktif/pasif pada
klien/keluarga.
o Ubah posisi klien tiap 2 jam.
o Kaji perkembangan/kemajuan
latihan Ketidakmampuan fisik dan
2. Self care Assistance psikologis klien dapat menurunkan
o Monitor kemandirian klien perawatan diri sehari-hari dan dapat
o bantu perawatan diri klien terpenuhi dengan bantuan agar
dalam hal: makan,mandi, kebersihan diri klien dapat terjaga
toileting.
o Ajarkan keluarga dalam
pemenuhan perawatan diri
klien.
2 Perfusi o NOC: perfusi NIC : Perawatan sirkulasi 1. mengetahui kecenderungan tk
. jaringan jaringan cerebral. Peningkatan perfusi jaringan otak kesadaran dan potensial
cerebral Setelah dilakukan peningkatan TIK dan mengetahui
tidak efektif tindakan Aktifitas : lokasi. Luas dan kemajuan
b.d keperawatan 1. Monitor status neurologik kerusakan SSP
perdarahan selama 5 x 24 jam 2. monitor status respitasi 2. Ketidakteraturan pernapasan
otak, oedem perfusi jaringan 3. monitor bunyi jantung dapat memberikan gambaran
adekuat dengan 4. letakkan kepala dengan posisi lokasi kerusakan/peningkatan
indikator : agak ditinggikan dan dalam TIK
o Perfusi jaringan posisi netral 3. Bradikardi dapat terjadi sebagai
yang adekuat 5. kelola obat sesuai order akibat adanya kerusakan otak.
didasarkan pada 6. berikan Oksigen sesuai indikasi 4. Menurunkan tekanan arteri
tekanan nadi perifer, dengan meningkatkan drainase
kehangatan kulit, & meningkatkan sirkulasi
urine output yang 5. Pencegahan/pengobatan
adekuat dan tidak penurunan TIK
ada gangguan pada 6. Menurunkan hipoksia
respirasi
Suntosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Definisi dan
Klasifikasi. Yogyakarta: Prima Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A., dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. 2000. Brunner and Suddart: Textbook of Medical Surgical
Nursing ( 9th edition). Lippincott: William & Willkins Philadelphia.