Laporan Kunjungan Apotek Kelompok 3 - Swamedikasi Nyeri Haid
Laporan Kunjungan Apotek Kelompok 3 - Swamedikasi Nyeri Haid
Kelompok 3 Swamedikasi
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta
Perumusan Masalah
Masyarakat pada umumnya masih belum mengetahui swamedikasi yang
benar dan tepat. Tingkat kesadaran masyarakat yang kurang akan hal tersebut,
dikhawatirkan memicu timbulnya penyalahgunaan obat bebas yang dapat dibeli
dengan mudah oleh masyarakat itu sendiri, selain itu jika mayoritas dari
masyarakat masih belum mengetahui informasi mengenai obat tersebut terkait
dengan cara penggunaan serta efek samping yang dapat ditimbulkan. Disinilah,
peran tenaga kesehatan seperti Apoteker sanagatlah penting untuk mengedukasi
masyarakat mengenai swamedikasi sendiri serta untuk mendorong masyarakat
agar lebih bijak dalam penggunaan obat dalam hal swamedikasi. Nyeri haid
merupakan sakit yang umum terjadi pada wanita ketika mesntruasi datang, akan
tetapi sering kali ditemukan peristiwa dimana wanita tersebut masih belum tahu
pasti tindakan yang tepat dalam mengatasi nyeri haid tersebut. Mereka hanya
mengetahui cara mengatasinya berdasarkan informasi dari mulut ke mulut yang
kredibilitasnya masih diragukan. Berdasarakan hal-hal tersebut maka perumusan
masalah yang ingin kami kaji untuk penelitian ini yaitu
1. Seberapa besarkah tingkat pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat
pereda nyeri haid sebagai upaya swamedikasi di Klinik Desa Putra,
Jagakarsa-Jakarta Selatan Tahun 2018 ?.
2. Bagaimana masyarakat itu sendiri dalam melakukan swamedikasinya
terhadap nyeri haid yang dirasakan, apakah sudah tepat atau belum?
3. Bagaimana peran Tenaga kesehatan (Apoteker/Dokter) di klinik tersebut
dalam hal mengedukasi swamedikasi kepada pasien?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini yaitu
1. untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat
pereda nyeri haid sebagai upaya swamedikasi
2. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri
dalam melakukan swamedikasinya terhadap nyeri haid yang dirasakan,
(sudah tepat atau belum)
3. Untuk mengetahui peran Tenaga kesehatan (Apoteker/Dokter) di klinik
tersebut dalam hal mengedukasi swamedikasi kepada pasien
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan teknik
pengambilan datanya dilaksanakan secara cross sectional design (potong lintang),
yaitu dengan satu kali pengambilan data dengan menggunakan kuisioner atau
angket yang diberikan langsung kepada pasien.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random
sampling. Dengan populasi yang dituju yaitu pasien yang mengunjungi Klinik
Desa Putra, Jagakarsa-Jakarta Selatan, yang terdiri dari wanita dengan kisaran
usia 20-63 tahun.
Kriteria N %
Kelompok responden yang 6 54,54%
tidak melakukan
swamedikasi
Kelompok responden yang 3 27,27%
melakukan swamedikasi
(obat sintetik)
Kelompok responden yang 2 18,18%
melakukan swamedikasi
(obat tradisional)
Kriteria N %
Responden yang 1 20%
mengetahui kandungan,
efek samping dan cara
penggunaan obat
Responden yang tidak 4 80%
mengetahui kandungan,
efek samping dan cara
penggunaan obat
Dari hasil data yang diperoleh kami menyimpulkan bahwa masih banyak
pasien yang tahu tentang nyeri haid namun untuk mengatasi nyeri haid tersebut
masih banyak yang belum paham dengan baik dan benar. Walaupun ada sebagian
dari mereka yang sudah mengonsumsi obat tetapi tidak bertanya terhadap ahlinya
seperti Dokter atau Apoteker mengenai ketepatan penggunaan obat tersebut,
menurut kami hal ini sangat disayangkan dan dikhawatirkan karena terkait
dengan efek samping obat yang bisa ditimbulkan dari obat tersebut. Oleh karena
itu, untuk mengatasi atau mengurangi penyalahgunaan obat nyeri haid sebaiknya
pasien berkonsultasi kepada ahlinya agar diberikan arahan yang lebih tepat untuk
mengatasinya. Selain itu nyeri haid ini bila masih dalam skala nyeri ringan,
sebaiknya pasien mengatasinya dengan cukup beristirahat, meminum air putih
yang hangat atau pula mengkompres dengan air hangat dibagian yang nyeri, dan
juga mensuggest pikiran bahwa nyeri haid yang dirasakan akan segera hilang
sesaat setelah beristirahat. Jika skala nyerinya sedang-berat atau yang harus
diobati dengan obat (farmakologi) maka disarankan agar pasien
mengkonsultasikan lebih lanjut kepada ahlinya agar memperoleh edukasi
mengenai kandungan, tata cara penggunaan serta efek samping yang mungkin
bisa ditimbulkan.
Kesimpulan
Dan jika nyeri haid tersebut masih dalam skala ringan atau diambang
normal, pasien disaranakan untuk mengatasi nyeri haid tersebut dengan cara terapi
non farmakologi terlebih dahulu berupa istirahat yang cukup, meminum air putih
yang hangat atau pula mengkompres dengan air hangat dibagian yang nyeri, dan
juga mensuggest pikiran bahwa nyeri haid yang dirasakan akan segera hilang
sesaat setelah beristirahat
Depkes RI., 2006; Zeenot, 2013. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Terbatas
1. Surat Pengantar
2. Kuesioner yang diisi responden