Anda di halaman 1dari 52

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 1

BAB I
ALAT BANTU

1.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain
yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Keselamatan adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia
dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian
terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka
diperlukan adanya keselamatan kerja.
Selain faktor keselamatan, hal penting yang juga harus diperhatikan oleh manusia pada
umumnya dan para pekerja konstruksi khususnya adalah faktor kesehatan. Kesehatan berasal
dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari
penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat
secara sosial. Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970, tentang kesalamatan kerja bahwa
tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana
terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

1.2 Ragum
Ragum merupakan peralatan cekam yang paling sering digunakan pada proses kerja
bangku pengefraisan. Ragum dapat digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk kotak,
bulat, maupun menyudut. Berikut macam-macam ragum :
1. Ragum Sejajar
Dalam pekerjaan mesin dan pertukangan, ragum yang paling sering digunakan adalah
ragum sejajar. Dirancang untuk menjepit benda yang panjang atau besar pada posisi tegak
atau sejajar.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 2

Gambar 1.1 Ragum Sejajar


Sumber : Eko (2018)

2. Ragum Putar
Ragum ini sama dengan ragum biasa, hanya ditambahkan pengatur sudut yang
terdapat dibawahnya, sehingga dapat diputar 360°.

Gambar 1.2 Ragum Putar


Sumber : Eko (2018)

3. Ragum Universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara
datar dan tegak.Terdapat pengatur sudut horizontal dan vertikal, 360° pada arah
horizontal dan 90° pada arah vertikal.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 3

Gambar 1.3 Ragum Universal


Sumber : Eko (2018)

1.3 Mata Gergaji


Gergaji ada dua macam yaitu gergaji potong dan gergaji belah. Sesuai dengan namanya,
gergaji belah hanya cocok untuk memotong kayu searah dengan seratnya. Prinsip
pemotongannya seperti tatah (chisel). Sedang kan gergaji potong sangat cocok untuk
memotong kayu tegak lurus dengan arah seratnya. Prinsip pemotongannya seperti mengiris
dengan pisau.

Gambar 1.4 Gergaji belah


Sumber : Minanspeed (2018)

Gambar 1.5 Gergaji potong


Sumber : Minanspeed (2018)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 4

Untuk membedakan kedua jenis gergaji tersebut kita bisa melihat profil giginya. Pada
gergaji belah bagian yang tajam hanya terdapat pada bagian bawah gigi sedangkan pada gergaji
potong bagian yang tajam terdapat pada sisi-sisi gigi.

1.4 Mata Gerinda


Mesin Gerinda dalam pengoperasiannya menggunakan Mata Gerinda atau Batu Gerinda,
dimana mata potongnya berjumlah banyak dan digunakan untuk kemampuan dalam
penggunaan untuk mengasah maupun sebagai alat potong benda kerja.
A. Pengerjaan Logam
1. Batu Gerinda Asah (Grinding Wheel)
Batu gerinda atau biasa disebut dengan “Grinding wheel” berfungsi untuk
mengikis permukaan logam, baik pada besi, baja, maupun stainless steel. Spesifikasi
jenis batu gerinda biasanya tertera pada label di bagian atas produk.

Gambar 1.6 Batu Gerinda Asah


Sumber : AJBS (2016)

2. Batu Gerinda Fleksibel (Flexible Disc).


Secara fisik memiliki bentuk seperti batu gerinda asah, namun lebih tipis dengan
bagian permukaan memiliki pola. Batu gerinda jenis ini biasanya digunakan untuk
mengikis permukaan logam khusus pada area-area yang terbatas atau sempit.
Fungsi lain dari batu gerinda fleksibel adalah dapat digunakan untuk memotong
logam, namun kelemahan yang dihasikan dari fungsi ini, adalah area yang terpotong
akan lebih banyak atau lebar daripada dengan menggunakan batu gerinda potong.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 5

Gambar 1.7 Batu Gerinda Fleksibel


Sumber : AJBS (2016)

3. Sikat Gerinda (Steel Wire Brush).


Berdasarkan jenisnya produk sikat gerinda (Steel Wheel Brush) diciptakan
berbeda menjadi 2 bentuk, yaitu rata (Wheel Wire Brush), dan berbentuk mangkuk
(Cup Wire Brush). Fungsi dari sikat gerinda adalah untuk membersihkan bagian-
bagian permukaan logam dari adanya kotoran, seperti karat, kerak, serta akibat proses
oksidasi pada permukaan logam. Fungsi lain yang dapat dihasilkan dari sikat gerinda
adalah untuk mengelupas lapisan permukaan kulit luar kayu, dengan tujuan untuk
menghilangkan lapisan tersebut, untuk selanjutnya dilakukan pemrosesan lebih lanjut
pada kayu yang telah dihilangkan kulitnya tersebut.

Gambar 1.8 Sikat Gerinda


Sumber : AJBS (2016)

4. Amplas Gerinda Susun (Flap Disc)


Merupakan alat yang berfungsi untuk mengikis permukaan, baik pada permukaan
logam maupun pada permukaan kayu. Proses pengikisan permukaan dengan
menggunakan ampelas gerinda susun bertujuan untuk menghasilkan finishing
permukaan yang rata dan halus/mengkilap. Selain itu penggunaan ampelas gerinda
susun juga dapat menghilangkan bintik-bintik logam yang menempel keras pada

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 6

permukaan, tanpa membuat hasil pengikisan yang banyak pada permukaan logam
tersebut.
Sedangkan untuk permukaan kayu, ampelas gerinda susun digunakan untuk
menghilangkan lapisan luar kayu. Seperti untuk menghilangkan cat pada permukaan
kayu, mengikis kayu, menghaluskan lapisan luar dari kayu, dsb.

Gambar 1.9 Amplas Gerinda Susun


Sumber : AJBS (2016)

5. Amplas Gerinda Datar (fibre disc)


Seperi halnya ampelas gerinda susun (flap disc), ampelas gerinda datar atau biasa
disebut dengan fibre disc juga digunakan untuk proses finishing pada permukaan kayu
dan logam. Pada aplikasinya, penggunaan fibre disc harus dipasangkan bersamaan
dengan rubber pad agar memiliki daya tekan.
Perbedaan antara penggunaan ampelas gerinda datar (fibre disc) dengan ampelas
gerinda susun (flap disc) adalah pada hasil pengampelasannya, dimana flap disc dapat
memberikan hasil pengampelasan yang lebih dalam, daripada hasil pengampelassan
pada fibre disc, karena dari itu penggunaan flap disc lebih banyak digunakan pada
pekerjaan logam yang bersifat restorasi (perbaikan), daripada fibre disc yang
kebanyakan digunakan untuk proses finishing.

Gambar 1.10 Ampelas Gerinda Datar


Sumber : AJBS (2016)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 7

B. Pengerjaan Bangunan (Concrete Working)


1. Pisau Potong Keramik (Diamong Wheel)
Memiliki fungsi yaitu untuk memotong keramik. Berdasarkan jenisnya, pisau
potong keramik memiliki 2 jenis, yaitu jenis basah, dan jenis kering. Pada pisau
keramik dengan jenis basah, proses pemotongan harus menggunakan air sebagai
media pendinginan dari mata pisau tersebut, sedangkan pada jenis kering, tidak
memerlukan air.

Gambar 1.11 Pisau Potong Keramik


Sumber : AJBS (2016)

2. Gerinda Tembok (Diamond Turbo Wheel)


Pisau gerinda tembok tidak berfungsi sebagai pemotong, melainkan sebagai
pengikis pada bidang permukaan semen (cor/concrete), tembok, dan marmer/granit.
Penggunaan gerinda tembok bertujuan untuk menghasilkan permukaan yang rata
(pada media tembok/cor), dan untuk meratakan serta mengikis sisi dari granit untuk
menciptakan lekukan sesuai pola yang diinginkan.

Gambar 1.12 Gerinda Tembok


Sumber : AJBS (2016)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 8

C. Pengerjaan Kayu (woodworking)


1. Pisau Potong Kayu (Circular Saw)
Pada varian produknya, circular saw diciptakan dengan berbagai jumlah mata
gerigi, atau yang disebut teeth. Perbedaan pada pembuatan tipe circular saw tersebut
bertujuan untuk menghasilkan kecepatan dan finishing hasil pemotongan yang
berbeda, sebagai contoh: jika menggunakakan circular saw dengan jumlah mata
gerigi banyak, maka waktu pemotongan akan lama, namun hasil potongan akan labih
rapi. Hal ini berlawanan sebaliknya dengan circular saw yang diciptakan dengan
mata gerigi yang lebih sedikit.
Selain itu material terbaik yang biasa digunakan pada produk circular saw adalah
dari TCT (Tungsten Carbide Tipped), dimana keunggulan dari material ini adalah
tidak akan mengalami kerusakan/aus apabila berlawanan dengan logam. Sebagai
contoh saat menggunakan circular saw untuk memotong kayu, namun kemudian
terkena logam pada saat proses pemotongan seperti adanya paku, atau beton di dalam
kayu tersebut, maka dipastikan circular saw tidak akan mengalami kerusakan pada
bagian mata pisau yang mengalami kontak dengan logam tersebut.

Gambar 1.13 Pisau Potong Kayu


Sumber : AJBS (2016)

D. Finishing & Polishing (Metal Working)


1. Gerinda Asah Spons (Grinding Wheel Sponge)
Penggunaan gerinda asah spons (Grinding wheel Sponge), berfungsi untuk
menghaluskan dan mengkilapkan permukaan pada batu marmer/granit. Proses
pengerjaan pada instalasi marmer/granit, selalu diiringi dengan proses pemotongan
dan pengikisan, sehingga hasil dari proses tersebut mengakibatkan adanya
permukaan yang tidak kembali mengkilap pada marmer/granit.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 9

Gambar 1.14 Gerinda Asah Spons


Sumber : AJBS (2016)

2. Gerinda Asah Woven (Non Woven Nylon Wheel)


Berfungsi untuk menghaluskan dan mengkilapkan, namun perbedaan terbesarnya
disini adalah pada medianya. Jika gerinda asah spons untuk material bebatuan,
gerinda asah woven berfungsi untuk mengikis serta mengkilapkan pada permukaan
logam, khususnya pada stainless steel dan alumunium.
Penggunan gerinda asah woven pada pengerjaan logam berfungsi sebagai proses
finishing, bukan sebagai polishing/pengkilap karena pada proses pengerjaannya
sedikit mengikis dari permukaan logam tersebut, walaupun sangat tipis.

Gambar 1.15 Gerinda Asah Woven


Sumber : AJBS (2016)

3. Polishing Pad & Kain Poles


Penggunaan “Polishing wool” berpasangan dengan Polishing pad, agar
menghasilkan daya tekan pemolesan yang baik, lembut agar hasil yang diberikan
maksimal. Cara penggunaan polishing pad, adalah dengan memasukkan kain
polishing ke dalam rubber pad, dan selanjutnya mesin bor dapat diatur kecepatannya
agar menghasilkan permukaan yang rata. Selain itu, penggunaan produk cairan kimia
adiktif.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 10

Gambar 1.16 Polishing Pad & Kain Poles


Sumber : AJBS (2016)

1.5 Mur, Baut, dan Sekrup


Mur, baut, dan sekrup adalah komponen pengikat antara satu bidang dengan bidang lain.
Mur, baut, dan sekrup memiliki perbedaan yang sangat mendasar walaupun bertujuan sama.
Berikut penjelasan mengenai mur, baut, dan sekrup:
1. Mur
Mur biasanya terbuat dari baja lunak, meskipun untuk keperluan khusus dapat juga
digunakan beberapa logam atau paduan logam lain. Jenis mur yang umum digunakan
adalah :
a. Mur segi enam (hexagonal plain nut)

Gambar 1.17 Hexagonal Plain Nut


Sumber : Klikmro (2017)

b. Mur segi empat (square nut)


Digunakan pada industri berat dan pada pembuatan bodi kereta ataupun pesawat.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 11

Gambar 1.18 Square Nut


Sumber : Klikmro (2017)

c. Mur mahkota atau dengan Slot Pengunci (Castellated Nut)


Merupakan jenis mur yang dilengkapi dengan mekanisme penguncian.
Tujuannya adalah mengunci posisi mur agar tidak berubah sehingga mur tetap
kencang.

Gambar 1.19 Castle Nut


Sumber : Klikmro (2017)

d. Mur Pengunci (Lock Nut)


Merupakan mur yang ukurannya lebih tipis dibandingkan mur pada umumnya.
Mur pengunci biasanya dipasangkan di bawah mur utama, berfungsi sebagai
pengunci posisi mur utama.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 12

Gambar 1.20 Lock Nut


Sumber : Klikmro (2017)

2. Baut
Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur. Bagian batang baut yang berulir
dimaksudkan untuk menepatkan dengan celah lubang mur. Untuk mengurangi efek
gesekan antara kepala baut dengan benda kerja dapat ditambahkan ring/washer di antara
kepala baut dan permukaan benda kerja. Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada
baut untuk membantu mencegah kekuatan sambungan berkurang yang disebabkan baut
mengendor akibat getaran.
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala pada
salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian ujung)
batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan, baja tahan karat
ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau paduan logam lainnya
untuk keperluan keperluan khusus.
Bentuk kepala baut yang umum digunakan adalah :
a. Carriage bolts
Bagian kepala carriage bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut
berbentuk empat persegi. Pada saat baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang
berbentuk empat persegi tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga
menghasilkan ikatan yang sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai ukuran
yang memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 13

Gambar 1.21 Carriage Bolts


Sumber : Klikmro (2017)

b. Flange bolts
Merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat bubungan
(flens). Flens yang terdapat pada bagian bawah kepala baut didesain untuk
memberikan kekuatan baut seperti halnya bila menggunakan washer.
Dengan kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan memudahkan
mempercepat selesainya pekerjaan.

Gambar 1.22 Flange Bolts


Sumber : Klikmro (2017)

c. Hex Bolts
Merupakan baut yang sangat umum digunakan pada pekerjaan konstruksi
maupun perbaikan. Ciri umum dari hex bolts adalah bagian kepala baut berbentuk
segi enam (hexagonal).

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 14

Hex bolts dibuat dari berbagai jenis bahan, dan setiap bahan memiliki karakter
dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik yang dapat dilakukan dalam memilih
hex bolts yang akan digunakan adalah dengan memilih bahan hex bolts disesuaikan
dengan persyaratan-persyaratan teknis dari konstruksi yang akan dikerjakan.
Beberapa bahan yang digunakan untuk hex bolts diantaranya: stainless steel, carbon
steel, dan alloy steel yang disepuh cadmium atau zinc untuk mencegah karat.

Gambar 1.23 Hex Bolts


Sumber : Klikmro (2017)

d. Segi Empat (Square Head)


Baut dengan kepala berbentuk segi empat pada umumnya digunakan untuk
industri berat dan pekerjaan konstruksi.

Gambar 1.24 Square Head Bolt


Sumber : Klikmro (2017)

e. Lag Bolts
Merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip, menyerupai konstruksi
sekrup. Lag bolts kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi lapangan.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 15

Gambar 1.25 Lag Bolts


Sumber : Klikmro (2017)

f. Shoulder Bolts
Merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu putar.
Konstruksi shoulder bolts memungkinkan digunakan pada sambungan maupun
aplikasi yang dapat bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat
digunakan pada berbagai komponen yang terbuat dari logam, kayu, dan bahan-bahan
lainnya. Dikarenakan sering digunakan sebagai sumbu tumpuan, maka shoulder bolts
dibuat dari bahan logam yang memiliki ketahanan terhadap gesekan.

Gambar 1.26 Shoulder Bolts


Sumber : Klikmro (2017)

3. Sekrup
Berikut macam-macam jenis sekrup dari beberapa patokan :

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 16

a. Style kepala screw


Merupakan bentuk dari kepala sekrup tersebut, bila dilihat dari arah samping,
maka akan kita dapati variasi yang cukup banyak dari style kepala sekrup tersebut.

Gambar 1.27 Macam-macam bentuk kepala sekrup


Sumber: Klikmro (2017)

b. Ukuran panjang
Biasanya dikhususkan ke dalam satuan inci, untuk angka pecahan menggunakan
satuan inci atau millimeter.
c. Ukuran diameter
Bila pengukuran diameter lebih kecil dari 1/4 inci maka satuan yang digunakan
adalah satuan gauge. Khusus untuk diameter dengan angka pecahan maka satuannya
adalah inci, sedangkan untuk satuan metric dengan angka desimal maka
menggunakan satuan milimeter.
d. Threads Per Inch (TPI)
Ukuran ini merupakan jarak antara 2 ulir/thread atau sering disebut juga dengan
i. UNC, UNF dan Metric merupakan standardisasi yang biasa digunakan. Untuk
mengonversi dari dari satuan inci ke millimeter maka digunakan nilai pembagi
sebesar 25.4. Contohnya, bila TPI adalah 32 maka bila dikonversikan ke milimeter
maka akan diperoleh nilai sebesar 0.793mm.
e. Material
Bahan atau material yang biasa di pakai dalam pembuatan sekrup adalah brass,
stainless steel, nylon dll.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 17

1.6 Palu
Palu atau martil adalah alat yg digunakan untuk memukul benda kerja, misalnya paku.
Palu terdiri dari 2 bagian yaitu kepala dan tangkai. Kepala dibuat dari baja, plastik, karet, kayu,
tembaga. Tangkai umumnya dibuat dari kayu. Macam palu :
1. Palu Paku ( Nail Hammer )
Palu ini terdiri dari 2 bagian, bagian muka yg rata digunakan untuk memukul paku,
sedang bagian cakar digunakan untuk mencabut paku.

Gambar 1.28 Palu paku


Sumber : Automotivea17 (2013)

2. Palu Bulat
Kepala palu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yg rata digunakan untuk memukul
benda kerja, sedang bagian yg bulat digunakan untuk membuat cekungan pada benda
kerja.

Gambar 1.29 Palu bulat


Sumber : Automotivea17 (2013)

3. Palu Tembaga
Palu ini digunakan untuk pekerjaan perbaikan. Misalnya, mengeluarkan bagian-
bagian mesin listrik tanpa harus merusaknya. Tembaga mempunyai sifat lebih lunak
dibanding dengan besi. Setelah sering dipakai palu ini akan menjadi keras, untuk
memperlunak kembali kepala palu harus dipijarkan.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 18

Gambar 1.30 Palu tembaga


Sumber : Automotivea17 (2013)

4. Palu Karet
Berfungsi untuk memukul benda dari bahan lunak atau keras tanpa merusak
komponen yang dipukul.

Gambar 1.31 Palu karet


Sumber : Automotivea17 (2013)

1.7 Tap dan Snei


Untuk ukuran diameter ulir yang kecil maka kita tidak memerlukan mesin bubut untuk
membuat ulir misal pada baut dan mur. Hanya dengan menggunakan tangan dengan peralatan
tap dan snei maka kita dapat membuat ulir. Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur),
sedangkan snei adalah untuk membuat ulir luar (baut).
1. Tap
Tap adalah alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dalam hal ini
biasa disebut “tap tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai
mesin. Bahannya terbut dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan.
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya
tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian tap no. 2 (Tapper tap) untuk
pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari Gambar 1.32.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 19

Gambar 1.32 Tap


Sumber : Chamick (2012)

Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang
dihasilkan apakah itu ulir metrik ataupun ulir withworth. Berikut arti huruf dan angka
yang tertera pada tap (hal ini juga berlaku pada snei).
Alat bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih
mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada
3 macam, yaitu:
a. Tipe batang
b. Tipe penjepit
c. Tipe amerika

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 20

Gambar 1.33 Macam-macam pegangan tap


Sumber : Bandoso (2018)

2. Snei
Sama halnya dengan tap, snei juga terbuat dari baja HSS. Snei sendiri memiliki dua
macam jenis yakni snei belah bulat dan snei segi enam.

Gambar 1.34 Jenis-jenis snei


Sumber : Bandoso (2018)

Untuk menggunakannya snei dilengkapi dengan rumah snei untuk pegangannya.

Gambar 1.35 Rumah snei


Sumber : Bandoso (2018)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 21

BAB II
MESIN BUBUT

2.1 Prinsip Kerja Mesin Bubut


Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energi listrik menjadi
gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut.

Gambar 6.21 Prinsip Kerja Mesin Bubut


Sumber: Modul Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran motor listrik
yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear box terdapat roda gigi
yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindle, sehingga menghasilkan putaran
pada Chuck.
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja. Benda kerja berputar bersama
spindel, kemudian masukkan depth of cut dari pahat. Tarik tuas lower carriage untuk
menggerakan pahat secara otomatis kearah longitudinal dan tegak lurus benda kerja agar
terjadi proses pemakanan.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 22

2.2 Bagian-bagian Mesin Bubut

Gambar 6.2 Mesin Bubut KW15-486

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin


FT-UB (2018)

1. Bed Way
Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.
2. Head Stok
Merupakan tempat dimana gear box dan Quick Change gear box dipasang.
3. Quick Change Gear box / feed box
Quick Change Gear Box atau juga sering disebut dengan Feed Box berfungsi
untuk mentransmisikan daya dan putaran dari Gear Box serta mengatur
kecepatannya sebelum diteruskan ke mekanisme pemakanan/Apron. Gear Box dan
Quick Change Gear Box terletak pada Head Stock.
4. Cariage Box
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak di atas apron.
5. Electrical Box
Merupakan tempat rangkaian sistem elektronik lathe machine.
6. Chuck Protecting Cover
Merupakan penutup chuck yang berfungsi sebagai pelindung pengguna dari
serpihan geram.
7. Splash Guard
Merupakan pelindung dan pembatas agar geram tidak terlempar kemana-mana.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 23

8. Lower Carriage
Merupakan penopang dari top carriage.
9. Top carriage
Penopang dari tool holder.
10. Coolant
Berfungsi sebagai saluran cairan pendingin.
11. Working Light
Lampu yang berfungsi sebagai penerang saat pengguna bekerja.
12. Tail Stock
Tail stock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung
benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool pada
saat pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.
13. Lead Screw
Poros berulir yang berfungsi untuk menggerakan carriage box saat melakukan
penguliran.
14. Feed Rod
Poros yang berfungsi untuk menggerakan carriage saat melakukan
pembubutan.
15. Switch Rod
Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
16. Tool Holder
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
17. Quadrant
Susunan Pulley yang mentransmisikan putaran antara gearbox dan quick
change gear box.
18. Oil Tray
Merupakan tempat geram dan pengalir coolant menuju reservoir.
19. Foot Stand
Merupakan penopang dari seluruh rangkaian mesin bubut.
20. Thread Indicator
Indikator putaran flywheel.
21. Foot Brake
Adalah pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan memutus
arus listrik.
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU
TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 24

2.3 Macam-macam Mesin Bubut


Berdasarkan klasifikasi menurut dimensi kerjanya yang berbeda tetapi prinsip kerjanya
sama. Mesin bubut dibagi menjadi:
1. Mesin bubut sedang

Gambar 6.3 Mesin bubut sedang


Sumber: Wikipedia (2017)

Fungsinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional hanya saja benda kerja yang
dapat di bentuk lebih bervariasi.

2. Mesin bubut beralas panjang


Mesin bubut beralas panjang biasa digunakan untuk mengerjakan poros-poros atau
benda kerja yang berukuran panjang. Misalnya: poros-poros kapal laut, poros-poros untuk
peralatan alat-alat pada pekerjaan tambang, dan semacamnya.

Gambar 6.4 Mesin bubut beralas panjang


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2018)
3. Mesin bubut khusus

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 25

Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat atau
memperbaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin bubut standar. Ada
beberapa jenis mesin bubut khusus, antara lain:
a) Mesin bubut carrousel
Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya vertikal dan
cekam berbentuk meja putar. Benda kerja diletakkan diatas meja putar dan pahat
dapat digerakan kearah vertikal maupun kearah melintang. Mesin bubut carrousel
digunakan untuk membubut benda-benda kerja yang mempunyai diameter besar
dengan ukuran antara 1 m sampai dengan 2 m.

Gambar 6.5 Mesin bubut carrousel


Sumber: Taufan (2011)

Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dapat membubut
benda kerja yang mempunyai ukuran antara 300 mm sampai dengan 400 mm. Mesin
bubut carrousel mempunyai keungulan dibandingkan dengan mesin bubut horisontal
biasa. Beberapa kelebihan mesin bubut carrousel dibandingkan degan mesin bubut
horisontal biasa, antara lain:
1. Mesin bubut carrousel tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan dengan
mesin bubut biasa karena arahnya vertikal (keatas).
2. Mesin bubut carrousel dapat menahan beban lebih besar.
3. Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan dibandingkan
dengan mesin bubut horisontal. Hal ini dikarenakan benda kerja ditempatkan
diatas meja putar.
4. Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan menggunakan cran.
Benda-benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin carrousel antara lain:
rumah-rumah blower, rumah turbin dan semacamnya.
b) Mesin bubut revolver

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 26

Mesin bubut revolver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver
terdapat pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang
berbeda dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 6.6 Mesin bubut revolver


Sumber: Taufan (2011)

c) Mesin poros engkol


Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk
memperbaiki atau membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros eksentrik
atau poros engkol.

Gambar 6.7 Mesin bubut poros engkol


Sumber: Taufan (2011)

d) Mesin bubut copy


Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan
menggunakan contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara mengkopy
dari maket yang telah dibuat sebelumnya.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 27

Gambar 6.8 Mesin bubut copy


Sumber: Taufan (2011)

4. Mesin bubut konvensional

Gambar 6.9 Mesin bubut konvensional


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2018)

Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat memproduksi


benda-benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus, poros bertingkat, poros tirus, poros
beralur, poros berulir dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya anak
buah catur.

6. Mesin bubut CNC

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 28

Gambar 6.10 Mesin bubut CNC


Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur FT-UB (2018)

CNC/NC (Numerical Control berarti "kontrol numerik") merupakan sistem otomatisasi


mesin perkakas yang dioperasikan oleh perintah yang diprogram secara abstark dan disimpan
dimedia penyimpanan, hal ini berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya dimana mesin
perkakas biasanya dikontrol dengan putaran tangan atau otomatisasi sederhana menggunakan
cam . Kata NC sendiri adalah singkatan dalam Bahasa inggris dari kata Numerical Control
yang artinya Kontrol Numerik.

6.4 Fungsi Mesin Bubut


1. Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir
yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan
menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat
pola. Gambar 6.16 memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir-V 60 derjat dan
gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage centre sebab
juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus
bisa juga digunakan untuk memotong ulir.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 29

Gambar 6.11 Metode penguncian pahat untuk memotong ulir pada mesin bubut
Sumber: Sefnat Koyoga (2015)

Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat
dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian
potongan ringan seperti pada gambar 6.16A. Metode pemotongan ini baik digunakan
untuk pemotongan besi cor atau kuningan.Metode kedua adalah dengan menghantar
pahat pada suatu sudut seperti gambar 6.16B dan 6.16D. Metode ini digunakan untuk
membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar sebesar 29o dan pahat dihantar ke benda
kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.
2. Membubut Permukaan
Terdapat cara-cara untuk membubut. Berikut ini merupakan dasar-dasar
membubut, yaitu:
a. Pasang benda kerja pada cekam (Chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas waktu
mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
b. Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan tangan, apakah
posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau simetris, dan
periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 30

Gambar 6.12 Memasang pahat bubut


Sumber: Lesmono (2017)

c. Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada
titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat menggunakan
ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu (American
Tool Post).
3. Memotong
Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan sebuah
pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang di jepit
diantara senter-senter tidak boleh putus karena dapat melentur dan menghimpit pahat.
Memotong dengan pahat potong.
a. Pasang dan jepitlah benda kerja pada pelat cekam.
b. Pasanglah pahat potong pada penjepit pahat.
c. Ukurlah panjang benda kerja yang akan dipotong dan berilah tanda.
d. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat tepat pada tanda untuk dipotong.
e. Dorong pahat bubut sedikit demi sedikit sampai benda kerja lepas terpotong.
4. Membubut Eksentrik
Bila garis hati dari dua/lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda
kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.

5. Membubut Kartel

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 31

Kartel (knurling) adalah proses membuat injakan ke permukaan benda


kerjaberbentuk berlian (diamond) atau garis lurus beraturan untuk memperbaiki
penampilan atau memudahkan dalam pemegangan. Bentuk injakan kartel ada dalam
berbagai ukuran yaitu kasar (14 pitch), medium (21 pitch), dan halus (33 pitch).

Gambar 6.13 Proses pembuatan kartel


Sumber: Engineering Tutorials (2017)

Gambar 6.14 Bentuk dan kisar injakan kartel


Sumber: Smithy (2015)

Pembuatan injakan kartel dimulai dengan mengidentifikasi lokasi dan panjang


bagian yang akan dikartel, kemudian mengatur mesin untuk proses kartel. Putaran
spindle diatur pada kecepatan rendah (antara 60-80 rpm) dan gerak makan medium
(sebaiknya 0,2 sampai 0,4 mm per putaran spindle). Pahat kartel harus dipasangpada
tempat pahat dengan sumbu dari kepalanya setinggi sumbu mesin bubut, dan

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 32

permukaannya paralel dengan permukaan benda kerja. Harus dijaga bahwa rol pahat
kartel dapat bergerak bebas dan pada kondisi pemotongan yang bagus, kemudian pada
roda pahat yang kontak dengan benda kerja harus diberi pelumas.
Agar supaya tekanan awal pada pahat kartel menjadi kecil, sebaiknya ujungbenda
kerja dibuat pinggul (chamfer) dan kontak awal untuk penyetelan hanya setengah dari
lebar pahat kartel. Dengan cara demikian awal penyayatan menjadi lembut. Kemudian
pahat ditarik mundur dan dibawa ke luar benda kerja.

Gambar 6.15 Benda kerja dibuat menyudut pada ujungnya


Sumber: Mechanical Booster (2017)

Setelah semua diatur, maka spindle mesin bubut kemudian diputar, dan pahat
kartel didekatkan ke benda kerja menyentuh benda sekitar 2 mm, kemudian
gerakmakan dijalankan otomatis. Setelah benda kerja berputar beberapa kali (misalnya
20 kali), kemudian mesin bubut dihentikan. Hasil proses kartel dicek apakah hasilnya
bagus atau ada bekas injakan yang ganda. Apabila hasilnya sudahbagus, maka mesin
dijalankan lagi. Apabila hasilnya masih ada bekas injakan ganda, maka sebaiknya
benda kerja dibubut rata lagi, kemudian diatur untuk membuat kartel lagi. Selama
proses penyayatan kartel, gerak makan pahat tidak boleh dihentikan jika spindle masih
berputar, karena di permukaan benda kerja akan muncul ring/cincin. Apabila ingin
menghentikan proses, misalnya untuk memeriksa hasil, maka mesin dihentikan dengan
menginjak rem.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 33

Gambar 6.16 Injakan kartel


Sumber: Autodesk Forums (2015)

6. Membuat Alur
Benda kerja yang telah selesai dibubut diatas kemudian beri alur. Kita
menggunakan pahat alur.
a. Ukurlah jarak antara ujung sampai batas alur dan berilah tanda.
b. Jalankan mesin dan kenakan pahat tepat pada tanda.
c. Doronglah pahat sedikit demi sedikit dengan memutarkan supor melintang sampai
dalamnya alur tercapai.
Catatan:
Untuk memotong maupun untuk pembubutan alur dapat kita lakukan selain
langsung didorong ke depan dengan menggerakkan supor atas, kekiri dan kekanan
demi untuk menghindari ujung pahat jangan sampai terjepit.
7. Membuat Lubang Eksentrik
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam, caranya
tidak jauh berbeda dengan membubut lurus, yaitu gerak jalan pahat sejajar dengan
poros benda kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja.
Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah
melintang. Pahatnya punya bentuk tersendiri

8. Pengelasan Gesek

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 34

Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Sovyet,
mengemukakan hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat diubah
menjadi energi panas. Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin yang bergerak
menimbulkan banyak kerugian karena sebagian tenaga mekanik yang dihasilkan
berubah menjadi panas. Chudikov berpendapat, proses demikian mestinya bias dipakai
pada proses pengelasan. Setelah melalui percobaan dan penelitian dia berhasil
mengelas dengan memanfaatkan panas yang terjadi akibat gesekan. Untuk
memperbesar panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar tetapi ditekan satu
terhadap yang lain. Tekanan juga berfungsi mempercepat fusi. Cara ini disebut las
gesek (Friction Welding).

6.5 Pahat Bubut


Alat/pisau yang digunakan untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan
pembubutan salah satu alat potong yang sering digunakan adalah pahat bubut.

Gambar 6.17 Macam-macam pahat bubut


Sumber: Antika (2011)

Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas mulai dari kiri ke kanan adalah:
1. Pahat sisi kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk rata memanjang yang pemakannya dimulai
dari sisi kanan ke kiri mendekati posisi cekam.
2. Pahat pinggul / chamfer kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat permukaan benda kerja yang
berbentuk semakin membesar ke arah kirinya.
3. Pahat sisi / permukaan kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan membentuk sisi pada
permukaan sebelah kiri.
4. Pahat sisi / permukaan kanan (lebih besar)
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan yang menghasilkan sisi kanan
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU
TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 35

benda kerja menjadi lebih besar.


5. Pahat ulir segitiga kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan yang menghasilkan ulir ke
arah kanan.
6. Pahat alur
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat alur pada benda kerja.
7. Pahat alur (kanan kiri)
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat alur pada sisi kanan dan kiri.
8. Pahat ulir segitiga kiri
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat ulir ke arah kiri.
9. Pahat sisi kiri
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang
pemakanannya dimulai dari kanan ke kiri.
10. Pahat pinggul / chamfer kiri
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat permukaan benda kerja semakin
membesar ke arah kanannya.
11. Pahat alur lebar
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat alur yang lebih lebar.

6.6 Macam-macam Chuck


Chuck adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Ada beberapa jenis
pencekam :
1. Universal Chuck.
Semua rahang akan konsentris ketika kunci pencekam diputar.

Gambar 6.18 Universal Chuck


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)
2. Independent Chuck
Setiap rahang mempunyai penyetelan sendiri-sendiri.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 36

Gambar 6.19 Independent chuck


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

3. Pencekam kombinasi.
Sama dengan independent chuck namun mempunyai tambahan kunci pembuka
yang mengontrol semua rahang secara serentak.

Gambar 6.20 Three jaw chuck


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

6.7 Macam-macam Chip


Geram atau chip, adalah logam atau metal yang terpotong dari benda kerja oleh karena
adanya gerak utama dan gerak potong pada mesin-mesin perkakas.
1. Sheared Chip

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 37

Gambar 6.21 Jenis-jenis Chips


Sumber: Hassan (2010)

2. Continous Chip
Bentuk geram nya panjang dan liat. Geram ini terjadi saat mengerjakan logam
yang liat / ulet, seperti low carbon steel, copper, aluminium, dengan feed kecil dan
kecepatan potong nya yang besar.
3. Discontinous Chip/Segmental Chip
Bentuk geram nya ter putus-putus. Geram ini terjadi saat mengerjakan logam-
logam yang rapuh (brittle), seperti: besi tuang, bronze, dll.

6.8 Steady Rest dan Follow Rest


Steady rest dan follower rest merupakan peralatan alternatif untuk mengurangi getaran
pada proses bubut shaft. Tujuan penggunaan kedua alat bantu ini adalah untuk menjaga
bendakerja agar tidak terjadi defleksi ketika proses pemotongan berlangsung. Peralatan
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga pemilihan penggunaannya harus
dipertimbangkan dengan baik. Pada umumnya follower rest lebih sering digunakan karena
memasang maupun melepas benda kerja lebih cepat bila dibandingkan dengan steady rest.
Penggunaan follower rest maupun steady rest dalam kenyataannya hanya mampu
menaikkan kekakuan bendakerja. Getaran yang terjadi akibat efek regeneratif pada saat proses
pemotongan berlangsung tidak mampu diredam oleh follower rest maupun steady rest.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 38

Steady Rest Follow Rest


Gambar 6.22 Steady Rest dan Follow Rest
Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

6.9 Dead Center and Life Center


Senter merupakan peralatan mesin bubut yang digunakan untuk menopang benda kerja
yang sedang dibubut, baik pada saat dibubut rata maupun dibubut tirus. Untuk menempatkan
senter ini, ujung benda harus dibuat lubang dengan menggunakan bor senter. Lubang ini
dimaksudkansebagai tempat atau dudukan kepala senter.
Penggunaan senter ini dimaksudkan untuk menjada atau menahan benda kerja agar
kelurusannya terhadap sumbu tetap terjaga. Pada bagian kepalanya, senter ini
berbentuk runcing dengan sudut ketirusannya 60 derajat. Sementara pada sisi yanglainnya,
berbentuk tirus.Ada dua jenis senter, yaitu senter yang ikut berputar mengikuti putaran benda
kerja (senter jalan/live center) dan senter yang tidak ikut berputar dengan putaran benda kerja
(senter mati/tail stock center). Berikut ini adalah gambar dari senter jalan dan senter mati.

Gambar 6.23 Center


Sumber: Nasrul (2015)

6.10 Center Drill


Selain mesin bor dapat pula mesin bubut untuk mengebor benda kerja terlebih-lebih bila
benda yang telah dibor itu akan langsung di bubut maka pengeboran di mesin bubut itu lebih praktis.
Pada umumnya pada mesin bubut itu di lakukan dengan cara, bahwa benda keja yang dibor itu dijepit
pada cekam,sedangkan bor itu sendiri dipasang pada kepala lepas. Jadi dalam hal ini benda kerja
diputar, sedangkan bor tidak. Pemasangan bor pada kepala lepas dapat dilakukan dalam dua cara.
Untuk bor yang berukuran kecil, yang bertangkai lurus, dijepit pada penjepit bor, kemudian penjepit

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 39

dijepit pada penjepit bor, melainkan langsung dipasang pada kepala lepas. Sebelum pengeboran itu
dilangsungkan, pertama tama kita harus mengatur dahulu titik tengah atau bagian yang akan dibor
itu sehingga letaknya segaris dengan senter bubut.

Gambar 6.24 Center drill


Sumber: Fajar (2015)

Agar bor tersebut berada pada tempat kedudukannya dan tidak meleset permukaan
tersebut dibor senter dahulu. Setelah itu kita menghitung kecepatan putar mesin yang sesuai
dengan ukuran bor yang dipakai.Bor kita pasang pada kepala lepas dan kita atur agar poros
kepala lepas itu sependek pendeknya.Hal ini agar kedudukan poros tersebut maupun bor tetap
stabil tidak goyang karena adanya getaran mesin maupun penyayatan. Langkah selanjutnya
ialah dekatkan ujung bor itu hampir menyentuh benda kerja kemudian ikatlah teguh kepala
lepas itu. Pengeboranpun dapat dimulai dengan penekan ringan. Selama pengeboran
berlangsung hendaknya diberi cairan pendingin atau minyak bor agartetap dingin sehingga
tidak cepat tumpul. Bila pengeboran hampir tembus maka penekan bor hendaknya dikurangi
agar bor tidak terjepit. Baik mesin bor maupun mesin bubut, penekan itu hendaknya dilakukan
dengan hati-hati, khususnya bor berukuran kecil. Dalam hal ini kita haru memakai perasaan.
penekanan yang tidak seimbang dengan besarnya bor/dengan kecepata bornya akan
memudahkan bornya itu cepat tumpul atau patah makin besar ukuran bor itu maka makin
lambatlah kecepatan putarnya. Dalam pengeboran, pengeboran yang menggunakan bor
berukuran besar seperti 28mm, 32mm/38mm, maka cara yang baik ialah di dahului dengan bor
kecil secara bertahap, misalnya dengan bor 9mm kemudian bor 19mm setelah itu barulah kita
menggunakan bor yang 28mm tahapan yang demikian ini akan memudah kan pengeboran
meringankan beban bor dan mesin serta tenaga yang kita gunakan tidak terlalu besar.

6.11 Las Gesek

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 40

Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Sovyet, mengemukakan
hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat diubah menjadi energi panas.
Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin yang bergerak menimbulkan banyak kerugian
karena sebagian tenaga mekanik yang dihasilkan berubah menjadi panas. Chudikov
berpendapat, proses demikian mestinya bisa dipakai pada proses pengelasan. Setelah melalui
percobaan dan penelitian dia berhasilmengelas dengan memanfaatkan panas yangterjadi akibat
gesekan. Untuk memperbesar panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar tetapi ditekan
satu terhadap yang lain. Tekanan juga berfungsi mempercepat fusi. Cara ini disebut las gesek
(Friction Welding).

Gambar 6.25 Skema proses friction welding.


Sumber: Bairwa (2017)

untungan Friction Welding:


1 Distorsi kecil.
2 Karakteristik fatik yang baik.
3 Tidak memerlukan logam pengisi (logam tambahan).
4 Tidak memerlukan banyak pengontrolan seperti pada pengelasan busur listrik.
5 Pengelasan gesek dapat menghasilkan kualitas pengelasan yang tinggi dalam
waktu singkat.
6 Tidak diperlukan busur listrik
Proses pengelasan gesek dapat digunakan untuk menyambung dua kombinasi
logam berbeda.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 41

BAB III
POWER HACK SAW

6.1 Prinsip Kerja Power Hack Saw


Gerakan putar dari motor listrik diubah menjadi gerakan lurus bolak-balik oleh
mekanisme yang serupa dengan mesin sekrap. Gerakan bolak-balik diteruskan oleh frame
yang menjepit pemotong. Karena pada frame terdapat pemberat, maka pada langkah
bolak-balik terjadi perubahan posisi titik berat frame yang mengakibatkan penekanan
pada benda kerja. Untuk menjaga posisi setelah penekanan, maka frame ditahan oleh
sebuah mekanisme hidrolis. Posisi frame akan turun terus ke bawah sampai panjang
minimum dari lengan hidrolis tercapai.

Gambar 6.1 Mesin Power Hack Saw


Sumber : Laboratotium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

6.2 Bagian-Bagian Power Hack Saw

Gambar 6.2 Bagian-bagian Mesin Power Hack Saw


Sumber : Modul Praktikum Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM
TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 42

Keterangan:
1. Base
Merupakan dasar dari komponen mesin
2. Frame
Berfungsi untuk memegang blade saat pemotongan
3. Blade
Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai keperluan
4. Speed Change Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan
5. Pressure Release Button
Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis,
sehingga frame dapat terangkat
6. Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan
kedudukan pemotongan.
7. Vise
Digunakan untuk menjepit benda kerja.Vise dapat diputar jika diinginkan
pemotongan menyudut.
8. Vise Adjusting Handle
Merupakan handle untuk mengatur pencengkraman vise.
9. Coolant Hose
Digunakan untuk mengeluarkan coolant/pendingin dari penampungnya.
10. Coolant Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberikan tekanan pada
coolant, sehingga dapat mencapai kedudukan benda kerja yang lebih tinggi.
11. Main Switch
Main Switch adalah saklar utama yang digunakan untuk menghidupkan/
mematikan mesin.
12. Ruler
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM


TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 43

6.3 Fungsi Power Hack Saw


Mesin ini digunakan untuk memotong benda-benda dari logam ataupun non logam
dengan bentuk silindris maupun bentuk profil. Blade atau pisau potong dapat diganti
sesuai kebutuhan.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM


LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

BAB IV
MESIN SEKRAP

10.1 Prinsip Kerja Mesin Sekrap


Prinsip kerja dari mesin ini adalah merubah gerakan putaran motor penggerak
menjadi gerakan bolak-balik pada arm. Sistem geraknya ada dua yaitu :
1. Main Drive
Main Drive adalah gerakan untuk menjalankan proses pemotongan berupa gerak
bolak-balik pahat yang berasal dari gerakan rockerarm. Sebuah motor listrik
memberikan gerakan putar melalui gear drive menuju roda gigi penggerak (crank
wheel). Pada crank wheel dipasang pivot/pasak yang letaknya dapat diatur terhadap
pusat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur panjang pendeknya blok engkol yang
dihubungkan ke rocker arm. Dengan demikian gerakan dari crank wheel akan
menyebabkan rocker arm ikut bergerak (berayun). Ayunan rocker arm ini
menyebabkan arm (lengan) yang memegang pahat bergerak maju mundur.
2. Feed Drive
Mekanisme ini berfungsi mengerakkan meja untuk menghasilkan pemotongan.
Sistem ini dapat digerakkan secara manual ataupun otomatis. Hasil pemotongan
secara otomatis akan lebih halus karena pergeseran benda kerja lebih konstan.

10.2 Bagian-bagian Mesin Sekrap

Gambar 10.1 Bagian mesin sekrap


Sumber: Ade (2009)
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Keterangan:
1. Base
Adalah bagian dasar yang menopang mesin secara keseluruhan.
2. Frame
Merupakan bagian vertical mesin yang berisi mekanisme penggerak dan
pengatur kecepatan gerak ram.
3. Ram
Adalah bagian mesin yang bergerak horizontal bolak-balik pada proses
pemakanan.
4. Tool Post
Merupakan bagian mesin yang digunakan untuk memegang pahat.
5. Table
Digunakan sebagai dasar vise (ragum)
6. Vise (ragum)
Vise digunakan untuk menjepit benda kerja.
7. Motor Listrik
Digunakan sebagai penggerak utama mesin.
8. Ram Clamp
Untuk mengunci kedudukan ram terhadap link dan lever.
9. Gear Driver
Menghubungkan gerakan putar ke Crank Wheel.

Kontrol utama mesin sekrap adalah:


A. Toolhead Slide Control
Digunakan untuk mengatur kedalaman pemakanan.
B. Ram Positioning Control
Digunakan untuk mengatur kedudukan dan langkah pahat.
C. Table Horizontal Position Handle
Digunakan untuk mengatur gerakan table dalam arah horizontal.
D. Table Vertical Position Handle
Digunakan untuk mengatur gerakan table dalam arah vertical.
E. Speed Control Lever
Pengatur kecepatan gerakan pemakanan pada arm.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM


LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

10.3 Macam-macam Mesin Sekrap


1. Menurut cara kerjanya:
a. Mesin Sekrap Datar atau Horizontal (Shaper)
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna terdiri
atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. Benda kerja di
dukung pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk digerakkan
kearah menyilang atau vertical dengan tangan atau penggerak daya. Pada mesin
ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja melakukan
gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 6.000 mm, cocok untuk
benda pendek dan tidak terlalu berat.

Gambar 10.2 Mesin Sekrap Datar atau Horizontal


Sumber: Mech Stuff (2017)

b. Mesin Planner
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar (berat).
Benda kerja di pasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik, sedangkan
pahat membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan
oleh jarak antar tiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai
200 sampai 6.000 mm.

Gambar 10.3 Mesin Sekrap Planner


Sumber: Mech Stuff (2017)
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

c. Mesin Sekrap Vertikal (Slotter)


Mesin sekrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut dan
bersudut serta untuk pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar dijangkau.
Selain itu mesin ini juga bias digunakan untuk operasi yang memerlukan
pemotongan vertikal. Gerakan pahat dari mesin ini naik turun secara vertikal,
sedangkan benda kerja bias bergeser kearah memanjang dan melintang. Mesin
jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin ini bias
dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.
Operasi dari bentuk ini sering dijumpai pada pekerjaan cetakan, cetakan
logam dan pola logam. Selain itu juga digunakan untuk membuat alur pasak pada
roda gigi dan pulley.

Gambar 10.4 Mesin Sekrap Vertikal


Sumber: Mech Stuff (2017)

2. Menurut tenaga penggeraknya


a. Mesin Sekrap Engkol
Pada mesin sekrap engkol gerak berputar diubah menjadi gerak bolak-balik
dengan engkol. Pada mekanisme mekanik digunakan crank mechanism. Pada
mekanisme ini roda gigi utama (bull gear) digerakkan oleh sebuah pinion yang
disambung pada poros motor listrik melalui gear box dengan empat, delapan, atau
lebih variasi kecepatan. RPM dari roda gigi utama tersebut menjadi langkah per
menit (strokes perminute, SPM).

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM


LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 10.5 Mekanisme kerja mesin sekrap engkol


Sumber: Parksons (2017)

b. Mesin Sekrap Hidrolik


Pada mesin sekrap hidrolik gerak bolak-balik lengan berasal dari tenaga
hidrolik. Mesin dengan mechanisme system hidrolik kecepatan sayatnya dapat
diukur tanpa bertingkat, tetap sama sepanjang langkahnya. Pada tiap saat dari
langkah kerja, langkahnya dapat dibalikkan sehingga jika mesin macet lengannya
dapat ditarik kembali. Kerugiannya yaitu penyetelan panjang langkah tidak teliti.

Gambar 10.6 Mekanisme kerja mesin sekrap hidrolik


Sumber: Parksons (2017)

10.4 Fungsi Mesin Sekrap


1. Mengetam Datar
Yang dimaksud dengan mengetam datar ialah bahwa gerak pahat yang
menyayatnya ke arah mendatar dari kiri ke kanan atau sebaliknya, arah gerakan
tersebut tergantung dari bentuk sudut-sudut bebasnya, jika pahat tersebut
berbentuk pahat kanan maka penyayatnya dimulai dari sebelah kanan ke arah
kiri, tetapi jika sudut bebasnya netral maka pahat ini dapat bergerak bebas dari
kanan ke kiri atau sebaliknya.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM


LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

2. Mengetam Tegak
Dalam mengetam tegak maka gerak penyayatan pahat berlangsung dari
atas ke arah bawah secara tegak lurus, dalam hal ini pergerakan sayatan pahat
dilakukan dengan memutar eretan pahat dengan tangan, kedudukan pelat pahat
pada penyayatan ini harus dimiringkan secukupnys agar pemegang pahat tidak
mengenai bidang kerja dan pahat tidak menekan benda kerja yang disekrap
pada langkah kebelakang. Tebal pemakanan tipis saja kurang lebih 0,5 mm,
pada taraf penyelesaian pakailah pahat halus dengan sudut-sudut bebas yang
kecil. Usahakan agar ujung mata pemotongnya mengenai benda kerja.
3. Mengetam Sudut
Jika mengetam bagian yang menyudut pada gerak penyayatan dilakukan
dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai dengan
besarnya sudut yang diketam, pelat-pelat pahat dimiringkan secukupnya dan
ditahan oleh suatu baji (pasak) sehingga pahat tidak menggaruk permukaan
benda kerja pada langkah ke belakang.
4. Mengetam Alur
a. Alur yang dapat disekrap adalah :
b. Alur terus luar
c. Alur terus dalam
d. Alur buntu
e. Alur tembus

10.5 Macam-Macam Pahat Sekrap


1. Pahat Sisi Kasar

Gambar 10.7 Pahat Sisi Kasar


Sumber : NZDL (2017)

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM


LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Fungsi pahat sisi kasar adalah untuk memulai menyekrap bidang sisi tegak
yang menghasilkan permukaan kasar.

2. Pahat Sisi Akhir (Finishing)

Gambar 10.8 Pahat Sisi Akhir


Sumber : NZDL (2017)

Fungsi pahat sisi akhir (finishing) adalah untuk menyelesaikan bidang


datar (menyekrap rata) sampai menghasilkan permukaan rata yang halus.
3. Pahat Akhir (Finishing)

Gambar 10.9 Pahat Akhir


Sumber : NZDL (2017)

Fungsi pahat akhir (finishing) adalah untuk menyelesaikan menyekrap sisi


tegak sehingga menghasilkan permukaan yang halus.

4. Pahat Kasar

Gambar 10.10 Pahat Kasar


Sumber : NZDL (2017)
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Fungsi dari pahat kasar adalah memulai menyekrap datar, yang hasilnya
mendapat permukaan kasar.

5. Pahat Alur
Fungsi pahat alur adalah untuk menyekrap alur tembus atau alur buntu
pada bidang sebelah luar.

Gambar 10.11 Pahat Alur


Sumber : NZDL (2017)

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I PRAKTIKUM


LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR I DRILL MACHINE

Anda mungkin juga menyukai