BAB I
ALAT BANTU
1.2 Ragum
Ragum merupakan peralatan cekam yang paling sering digunakan pada proses kerja
bangku pengefraisan. Ragum dapat digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk kotak,
bulat, maupun menyudut. Berikut macam-macam ragum :
1. Ragum Sejajar
Dalam pekerjaan mesin dan pertukangan, ragum yang paling sering digunakan adalah
ragum sejajar. Dirancang untuk menjepit benda yang panjang atau besar pada posisi tegak
atau sejajar.
2. Ragum Putar
Ragum ini sama dengan ragum biasa, hanya ditambahkan pengatur sudut yang
terdapat dibawahnya, sehingga dapat diputar 360°.
3. Ragum Universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara
datar dan tegak.Terdapat pengatur sudut horizontal dan vertikal, 360° pada arah
horizontal dan 90° pada arah vertikal.
Untuk membedakan kedua jenis gergaji tersebut kita bisa melihat profil giginya. Pada
gergaji belah bagian yang tajam hanya terdapat pada bagian bawah gigi sedangkan pada gergaji
potong bagian yang tajam terdapat pada sisi-sisi gigi.
permukaan, tanpa membuat hasil pengikisan yang banyak pada permukaan logam
tersebut.
Sedangkan untuk permukaan kayu, ampelas gerinda susun digunakan untuk
menghilangkan lapisan luar kayu. Seperti untuk menghilangkan cat pada permukaan
kayu, mengikis kayu, menghaluskan lapisan luar dari kayu, dsb.
2. Baut
Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur. Bagian batang baut yang berulir
dimaksudkan untuk menepatkan dengan celah lubang mur. Untuk mengurangi efek
gesekan antara kepala baut dengan benda kerja dapat ditambahkan ring/washer di antara
kepala baut dan permukaan benda kerja. Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada
baut untuk membantu mencegah kekuatan sambungan berkurang yang disebabkan baut
mengendor akibat getaran.
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala pada
salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian ujung)
batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan, baja tahan karat
ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau paduan logam lainnya
untuk keperluan keperluan khusus.
Bentuk kepala baut yang umum digunakan adalah :
a. Carriage bolts
Bagian kepala carriage bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut
berbentuk empat persegi. Pada saat baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang
berbentuk empat persegi tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga
menghasilkan ikatan yang sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai ukuran
yang memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.
b. Flange bolts
Merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat bubungan
(flens). Flens yang terdapat pada bagian bawah kepala baut didesain untuk
memberikan kekuatan baut seperti halnya bila menggunakan washer.
Dengan kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan memudahkan
mempercepat selesainya pekerjaan.
c. Hex Bolts
Merupakan baut yang sangat umum digunakan pada pekerjaan konstruksi
maupun perbaikan. Ciri umum dari hex bolts adalah bagian kepala baut berbentuk
segi enam (hexagonal).
Hex bolts dibuat dari berbagai jenis bahan, dan setiap bahan memiliki karakter
dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik yang dapat dilakukan dalam memilih
hex bolts yang akan digunakan adalah dengan memilih bahan hex bolts disesuaikan
dengan persyaratan-persyaratan teknis dari konstruksi yang akan dikerjakan.
Beberapa bahan yang digunakan untuk hex bolts diantaranya: stainless steel, carbon
steel, dan alloy steel yang disepuh cadmium atau zinc untuk mencegah karat.
e. Lag Bolts
Merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip, menyerupai konstruksi
sekrup. Lag bolts kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi lapangan.
f. Shoulder Bolts
Merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu putar.
Konstruksi shoulder bolts memungkinkan digunakan pada sambungan maupun
aplikasi yang dapat bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat
digunakan pada berbagai komponen yang terbuat dari logam, kayu, dan bahan-bahan
lainnya. Dikarenakan sering digunakan sebagai sumbu tumpuan, maka shoulder bolts
dibuat dari bahan logam yang memiliki ketahanan terhadap gesekan.
3. Sekrup
Berikut macam-macam jenis sekrup dari beberapa patokan :
b. Ukuran panjang
Biasanya dikhususkan ke dalam satuan inci, untuk angka pecahan menggunakan
satuan inci atau millimeter.
c. Ukuran diameter
Bila pengukuran diameter lebih kecil dari 1/4 inci maka satuan yang digunakan
adalah satuan gauge. Khusus untuk diameter dengan angka pecahan maka satuannya
adalah inci, sedangkan untuk satuan metric dengan angka desimal maka
menggunakan satuan milimeter.
d. Threads Per Inch (TPI)
Ukuran ini merupakan jarak antara 2 ulir/thread atau sering disebut juga dengan
i. UNC, UNF dan Metric merupakan standardisasi yang biasa digunakan. Untuk
mengonversi dari dari satuan inci ke millimeter maka digunakan nilai pembagi
sebesar 25.4. Contohnya, bila TPI adalah 32 maka bila dikonversikan ke milimeter
maka akan diperoleh nilai sebesar 0.793mm.
e. Material
Bahan atau material yang biasa di pakai dalam pembuatan sekrup adalah brass,
stainless steel, nylon dll.
1.6 Palu
Palu atau martil adalah alat yg digunakan untuk memukul benda kerja, misalnya paku.
Palu terdiri dari 2 bagian yaitu kepala dan tangkai. Kepala dibuat dari baja, plastik, karet, kayu,
tembaga. Tangkai umumnya dibuat dari kayu. Macam palu :
1. Palu Paku ( Nail Hammer )
Palu ini terdiri dari 2 bagian, bagian muka yg rata digunakan untuk memukul paku,
sedang bagian cakar digunakan untuk mencabut paku.
2. Palu Bulat
Kepala palu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yg rata digunakan untuk memukul
benda kerja, sedang bagian yg bulat digunakan untuk membuat cekungan pada benda
kerja.
3. Palu Tembaga
Palu ini digunakan untuk pekerjaan perbaikan. Misalnya, mengeluarkan bagian-
bagian mesin listrik tanpa harus merusaknya. Tembaga mempunyai sifat lebih lunak
dibanding dengan besi. Setelah sering dipakai palu ini akan menjadi keras, untuk
memperlunak kembali kepala palu harus dipijarkan.
4. Palu Karet
Berfungsi untuk memukul benda dari bahan lunak atau keras tanpa merusak
komponen yang dipukul.
Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang
dihasilkan apakah itu ulir metrik ataupun ulir withworth. Berikut arti huruf dan angka
yang tertera pada tap (hal ini juga berlaku pada snei).
Alat bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih
mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada
3 macam, yaitu:
a. Tipe batang
b. Tipe penjepit
c. Tipe amerika
2. Snei
Sama halnya dengan tap, snei juga terbuat dari baja HSS. Snei sendiri memiliki dua
macam jenis yakni snei belah bulat dan snei segi enam.
BAB II
MESIN BUBUT
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran motor listrik
yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear box terdapat roda gigi
yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindle, sehingga menghasilkan putaran
pada Chuck.
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja. Benda kerja berputar bersama
spindel, kemudian masukkan depth of cut dari pahat. Tarik tuas lower carriage untuk
menggerakan pahat secara otomatis kearah longitudinal dan tegak lurus benda kerja agar
terjadi proses pemakanan.
1. Bed Way
Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.
2. Head Stok
Merupakan tempat dimana gear box dan Quick Change gear box dipasang.
3. Quick Change Gear box / feed box
Quick Change Gear Box atau juga sering disebut dengan Feed Box berfungsi
untuk mentransmisikan daya dan putaran dari Gear Box serta mengatur
kecepatannya sebelum diteruskan ke mekanisme pemakanan/Apron. Gear Box dan
Quick Change Gear Box terletak pada Head Stock.
4. Cariage Box
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak di atas apron.
5. Electrical Box
Merupakan tempat rangkaian sistem elektronik lathe machine.
6. Chuck Protecting Cover
Merupakan penutup chuck yang berfungsi sebagai pelindung pengguna dari
serpihan geram.
7. Splash Guard
Merupakan pelindung dan pembatas agar geram tidak terlempar kemana-mana.
8. Lower Carriage
Merupakan penopang dari top carriage.
9. Top carriage
Penopang dari tool holder.
10. Coolant
Berfungsi sebagai saluran cairan pendingin.
11. Working Light
Lampu yang berfungsi sebagai penerang saat pengguna bekerja.
12. Tail Stock
Tail stock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung
benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool pada
saat pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.
13. Lead Screw
Poros berulir yang berfungsi untuk menggerakan carriage box saat melakukan
penguliran.
14. Feed Rod
Poros yang berfungsi untuk menggerakan carriage saat melakukan
pembubutan.
15. Switch Rod
Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
16. Tool Holder
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
17. Quadrant
Susunan Pulley yang mentransmisikan putaran antara gearbox dan quick
change gear box.
18. Oil Tray
Merupakan tempat geram dan pengalir coolant menuju reservoir.
19. Foot Stand
Merupakan penopang dari seluruh rangkaian mesin bubut.
20. Thread Indicator
Indikator putaran flywheel.
21. Foot Brake
Adalah pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan memutus
arus listrik.
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU
TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 24
Fungsinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional hanya saja benda kerja yang
dapat di bentuk lebih bervariasi.
Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat atau
memperbaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin bubut standar. Ada
beberapa jenis mesin bubut khusus, antara lain:
a) Mesin bubut carrousel
Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya vertikal dan
cekam berbentuk meja putar. Benda kerja diletakkan diatas meja putar dan pahat
dapat digerakan kearah vertikal maupun kearah melintang. Mesin bubut carrousel
digunakan untuk membubut benda-benda kerja yang mempunyai diameter besar
dengan ukuran antara 1 m sampai dengan 2 m.
Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dapat membubut
benda kerja yang mempunyai ukuran antara 300 mm sampai dengan 400 mm. Mesin
bubut carrousel mempunyai keungulan dibandingkan dengan mesin bubut horisontal
biasa. Beberapa kelebihan mesin bubut carrousel dibandingkan degan mesin bubut
horisontal biasa, antara lain:
1. Mesin bubut carrousel tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan dengan
mesin bubut biasa karena arahnya vertikal (keatas).
2. Mesin bubut carrousel dapat menahan beban lebih besar.
3. Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan dibandingkan
dengan mesin bubut horisontal. Hal ini dikarenakan benda kerja ditempatkan
diatas meja putar.
4. Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan menggunakan cran.
Benda-benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin carrousel antara lain:
rumah-rumah blower, rumah turbin dan semacamnya.
b) Mesin bubut revolver
Mesin bubut revolver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver
terdapat pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang
berbeda dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 6.11 Metode penguncian pahat untuk memotong ulir pada mesin bubut
Sumber: Sefnat Koyoga (2015)
Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat
dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian
potongan ringan seperti pada gambar 6.16A. Metode pemotongan ini baik digunakan
untuk pemotongan besi cor atau kuningan.Metode kedua adalah dengan menghantar
pahat pada suatu sudut seperti gambar 6.16B dan 6.16D. Metode ini digunakan untuk
membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar sebesar 29o dan pahat dihantar ke benda
kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.
2. Membubut Permukaan
Terdapat cara-cara untuk membubut. Berikut ini merupakan dasar-dasar
membubut, yaitu:
a. Pasang benda kerja pada cekam (Chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas waktu
mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
b. Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan tangan, apakah
posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau simetris, dan
periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.
c. Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada
titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat menggunakan
ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu (American
Tool Post).
3. Memotong
Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan sebuah
pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang di jepit
diantara senter-senter tidak boleh putus karena dapat melentur dan menghimpit pahat.
Memotong dengan pahat potong.
a. Pasang dan jepitlah benda kerja pada pelat cekam.
b. Pasanglah pahat potong pada penjepit pahat.
c. Ukurlah panjang benda kerja yang akan dipotong dan berilah tanda.
d. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat tepat pada tanda untuk dipotong.
e. Dorong pahat bubut sedikit demi sedikit sampai benda kerja lepas terpotong.
4. Membubut Eksentrik
Bila garis hati dari dua/lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda
kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.
5. Membubut Kartel
permukaannya paralel dengan permukaan benda kerja. Harus dijaga bahwa rol pahat
kartel dapat bergerak bebas dan pada kondisi pemotongan yang bagus, kemudian pada
roda pahat yang kontak dengan benda kerja harus diberi pelumas.
Agar supaya tekanan awal pada pahat kartel menjadi kecil, sebaiknya ujungbenda
kerja dibuat pinggul (chamfer) dan kontak awal untuk penyetelan hanya setengah dari
lebar pahat kartel. Dengan cara demikian awal penyayatan menjadi lembut. Kemudian
pahat ditarik mundur dan dibawa ke luar benda kerja.
Setelah semua diatur, maka spindle mesin bubut kemudian diputar, dan pahat
kartel didekatkan ke benda kerja menyentuh benda sekitar 2 mm, kemudian
gerakmakan dijalankan otomatis. Setelah benda kerja berputar beberapa kali (misalnya
20 kali), kemudian mesin bubut dihentikan. Hasil proses kartel dicek apakah hasilnya
bagus atau ada bekas injakan yang ganda. Apabila hasilnya sudahbagus, maka mesin
dijalankan lagi. Apabila hasilnya masih ada bekas injakan ganda, maka sebaiknya
benda kerja dibubut rata lagi, kemudian diatur untuk membuat kartel lagi. Selama
proses penyayatan kartel, gerak makan pahat tidak boleh dihentikan jika spindle masih
berputar, karena di permukaan benda kerja akan muncul ring/cincin. Apabila ingin
menghentikan proses, misalnya untuk memeriksa hasil, maka mesin dihentikan dengan
menginjak rem.
6. Membuat Alur
Benda kerja yang telah selesai dibubut diatas kemudian beri alur. Kita
menggunakan pahat alur.
a. Ukurlah jarak antara ujung sampai batas alur dan berilah tanda.
b. Jalankan mesin dan kenakan pahat tepat pada tanda.
c. Doronglah pahat sedikit demi sedikit dengan memutarkan supor melintang sampai
dalamnya alur tercapai.
Catatan:
Untuk memotong maupun untuk pembubutan alur dapat kita lakukan selain
langsung didorong ke depan dengan menggerakkan supor atas, kekiri dan kekanan
demi untuk menghindari ujung pahat jangan sampai terjepit.
7. Membuat Lubang Eksentrik
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam, caranya
tidak jauh berbeda dengan membubut lurus, yaitu gerak jalan pahat sejajar dengan
poros benda kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja.
Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah
melintang. Pahatnya punya bentuk tersendiri
8. Pengelasan Gesek
Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Sovyet,
mengemukakan hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat diubah
menjadi energi panas. Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin yang bergerak
menimbulkan banyak kerugian karena sebagian tenaga mekanik yang dihasilkan
berubah menjadi panas. Chudikov berpendapat, proses demikian mestinya bias dipakai
pada proses pengelasan. Setelah melalui percobaan dan penelitian dia berhasil
mengelas dengan memanfaatkan panas yang terjadi akibat gesekan. Untuk
memperbesar panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar tetapi ditekan satu
terhadap yang lain. Tekanan juga berfungsi mempercepat fusi. Cara ini disebut las
gesek (Friction Welding).
Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas mulai dari kiri ke kanan adalah:
1. Pahat sisi kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk rata memanjang yang pemakannya dimulai
dari sisi kanan ke kiri mendekati posisi cekam.
2. Pahat pinggul / chamfer kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat permukaan benda kerja yang
berbentuk semakin membesar ke arah kirinya.
3. Pahat sisi / permukaan kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan membentuk sisi pada
permukaan sebelah kiri.
4. Pahat sisi / permukaan kanan (lebih besar)
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan yang menghasilkan sisi kanan
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I ALAT BANTU
TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I 35
3. Pencekam kombinasi.
Sama dengan independent chuck namun mempunyai tambahan kunci pembuka
yang mengontrol semua rahang secara serentak.
2. Continous Chip
Bentuk geram nya panjang dan liat. Geram ini terjadi saat mengerjakan logam
yang liat / ulet, seperti low carbon steel, copper, aluminium, dengan feed kecil dan
kecepatan potong nya yang besar.
3. Discontinous Chip/Segmental Chip
Bentuk geram nya ter putus-putus. Geram ini terjadi saat mengerjakan logam-
logam yang rapuh (brittle), seperti: besi tuang, bronze, dll.
dijepit pada penjepit bor, melainkan langsung dipasang pada kepala lepas. Sebelum pengeboran itu
dilangsungkan, pertama tama kita harus mengatur dahulu titik tengah atau bagian yang akan dibor
itu sehingga letaknya segaris dengan senter bubut.
Agar bor tersebut berada pada tempat kedudukannya dan tidak meleset permukaan
tersebut dibor senter dahulu. Setelah itu kita menghitung kecepatan putar mesin yang sesuai
dengan ukuran bor yang dipakai.Bor kita pasang pada kepala lepas dan kita atur agar poros
kepala lepas itu sependek pendeknya.Hal ini agar kedudukan poros tersebut maupun bor tetap
stabil tidak goyang karena adanya getaran mesin maupun penyayatan. Langkah selanjutnya
ialah dekatkan ujung bor itu hampir menyentuh benda kerja kemudian ikatlah teguh kepala
lepas itu. Pengeboranpun dapat dimulai dengan penekan ringan. Selama pengeboran
berlangsung hendaknya diberi cairan pendingin atau minyak bor agartetap dingin sehingga
tidak cepat tumpul. Bila pengeboran hampir tembus maka penekan bor hendaknya dikurangi
agar bor tidak terjepit. Baik mesin bor maupun mesin bubut, penekan itu hendaknya dilakukan
dengan hati-hati, khususnya bor berukuran kecil. Dalam hal ini kita haru memakai perasaan.
penekanan yang tidak seimbang dengan besarnya bor/dengan kecepata bornya akan
memudahkan bornya itu cepat tumpul atau patah makin besar ukuran bor itu maka makin
lambatlah kecepatan putarnya. Dalam pengeboran, pengeboran yang menggunakan bor
berukuran besar seperti 28mm, 32mm/38mm, maka cara yang baik ialah di dahului dengan bor
kecil secara bertahap, misalnya dengan bor 9mm kemudian bor 19mm setelah itu barulah kita
menggunakan bor yang 28mm tahapan yang demikian ini akan memudah kan pengeboran
meringankan beban bor dan mesin serta tenaga yang kita gunakan tidak terlalu besar.
Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Sovyet, mengemukakan
hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat diubah menjadi energi panas.
Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin yang bergerak menimbulkan banyak kerugian
karena sebagian tenaga mekanik yang dihasilkan berubah menjadi panas. Chudikov
berpendapat, proses demikian mestinya bisa dipakai pada proses pengelasan. Setelah melalui
percobaan dan penelitian dia berhasilmengelas dengan memanfaatkan panas yangterjadi akibat
gesekan. Untuk memperbesar panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar tetapi ditekan
satu terhadap yang lain. Tekanan juga berfungsi mempercepat fusi. Cara ini disebut las gesek
(Friction Welding).
BAB III
POWER HACK SAW
Keterangan:
1. Base
Merupakan dasar dari komponen mesin
2. Frame
Berfungsi untuk memegang blade saat pemotongan
3. Blade
Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai keperluan
4. Speed Change Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan
5. Pressure Release Button
Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis,
sehingga frame dapat terangkat
6. Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan
kedudukan pemotongan.
7. Vise
Digunakan untuk menjepit benda kerja.Vise dapat diputar jika diinginkan
pemotongan menyudut.
8. Vise Adjusting Handle
Merupakan handle untuk mengatur pencengkraman vise.
9. Coolant Hose
Digunakan untuk mengeluarkan coolant/pendingin dari penampungnya.
10. Coolant Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberikan tekanan pada
coolant, sehingga dapat mencapai kedudukan benda kerja yang lebih tinggi.
11. Main Switch
Main Switch adalah saklar utama yang digunakan untuk menghidupkan/
mematikan mesin.
12. Ruler
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong.
BAB IV
MESIN SEKRAP
Keterangan:
1. Base
Adalah bagian dasar yang menopang mesin secara keseluruhan.
2. Frame
Merupakan bagian vertical mesin yang berisi mekanisme penggerak dan
pengatur kecepatan gerak ram.
3. Ram
Adalah bagian mesin yang bergerak horizontal bolak-balik pada proses
pemakanan.
4. Tool Post
Merupakan bagian mesin yang digunakan untuk memegang pahat.
5. Table
Digunakan sebagai dasar vise (ragum)
6. Vise (ragum)
Vise digunakan untuk menjepit benda kerja.
7. Motor Listrik
Digunakan sebagai penggerak utama mesin.
8. Ram Clamp
Untuk mengunci kedudukan ram terhadap link dan lever.
9. Gear Driver
Menghubungkan gerakan putar ke Crank Wheel.
b. Mesin Planner
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar (berat).
Benda kerja di pasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik, sedangkan
pahat membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan
oleh jarak antar tiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai
200 sampai 6.000 mm.
2. Mengetam Tegak
Dalam mengetam tegak maka gerak penyayatan pahat berlangsung dari
atas ke arah bawah secara tegak lurus, dalam hal ini pergerakan sayatan pahat
dilakukan dengan memutar eretan pahat dengan tangan, kedudukan pelat pahat
pada penyayatan ini harus dimiringkan secukupnys agar pemegang pahat tidak
mengenai bidang kerja dan pahat tidak menekan benda kerja yang disekrap
pada langkah kebelakang. Tebal pemakanan tipis saja kurang lebih 0,5 mm,
pada taraf penyelesaian pakailah pahat halus dengan sudut-sudut bebas yang
kecil. Usahakan agar ujung mata pemotongnya mengenai benda kerja.
3. Mengetam Sudut
Jika mengetam bagian yang menyudut pada gerak penyayatan dilakukan
dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai dengan
besarnya sudut yang diketam, pelat-pelat pahat dimiringkan secukupnya dan
ditahan oleh suatu baji (pasak) sehingga pahat tidak menggaruk permukaan
benda kerja pada langkah ke belakang.
4. Mengetam Alur
a. Alur yang dapat disekrap adalah :
b. Alur terus luar
c. Alur terus dalam
d. Alur buntu
e. Alur tembus
Fungsi pahat sisi kasar adalah untuk memulai menyekrap bidang sisi tegak
yang menghasilkan permukaan kasar.
4. Pahat Kasar
Fungsi dari pahat kasar adalah memulai menyekrap datar, yang hasilnya
mendapat permukaan kasar.
5. Pahat Alur
Fungsi pahat alur adalah untuk menyekrap alur tembus atau alur buntu
pada bidang sebelah luar.