Ekonomi Migas PDF
Ekonomi Migas PDF
BAB IV
KEEKONOMIAN LAPANGAN MINYAK
Pada bab ini akan dibahas tentang analisa cash flow, indikator ekonomi,
sistem kontrak bagi hasil di Indonesia, analisa sensitivitas terhadap faktor resiko
dan ketidakpastian, analisa pengambilan keputusan, dan yang terakhir adalah
contoh kasus dalam industri perminyakan.
Cash flow analysis adalah ujung tombak dari suatu analisa keekonomian.
Disini akan diterangkan bagaimana melakukan perkiraan cash flow dari suatu
pengembangan ladang minyak yang potensial. Pada bagian ini juga akan
ditunjukkan bagaimana melakukan perhitungan tentang pajak, faktor eskalasi, dan
juga cara menghitung depresiasi suatu capital.
Indikator ekonomi akan memperlihatkan bagaimana suatu cash flow dirubah
menjadi satu indikator ekonomi dari suatu projek yang akan atau sedang
dilaksanakan. Pengertian dan metode perhitungan dari net present value, internal
rate of return, payback period, dan profit investment ratio akan dijelaskan.
Sistim kontrak bagi hasil di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan-
perubahan. Pada tahun 2001 terbit Undang-Undang Nomor 22 tentang Minyak
dan Gas Bumi, tahun 2002 terbit Peraturan Pemerintah No. 22 tentang Badan
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, dan pada tahun 2004
terbit Peraturan Pemerintah tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Pada bagian ini juga akan dibahas tentang pembagian revenue antara Pemerintah
dengan kontraktor dan analisa indikator ekonominya.
Semua perhitungan cash flow dan indikator ekonomi dilakukan dengan
asumsi bahwa investasi yang akan ditanamkan bebas dari segala resiko dan
ketidakpastian. Bagaimanapun juga, dalam industri perminyakan faktor resiko dan
ketidakpastian adalah kritikal poin dalam suatu analisa sebelum mengambil
keputusan untuk melanjutkan investasi atau tidak. Walaupun tidak terlalu detail,
tapi masalah resiko dan ketidakpastian ini juga akan dibahas meliputi pengertian
tentang faktor resiko dan ketidakpastian dan bagaimana melakukan analisa
terhadap faktor resiko dan ketidakpastian tersebut dengan menggunakan analisa
214
pada periode waktu tertentu. Pengertian ini dapat ditulis dalam bentuk
hubungan matematika sebagai berikut:
Net cash flow = cash received – cash expended ……………(4-1)
Tabel IV-1.
Bentuk Sederhana dari Gambaran Cash Flow
(Allinson, G., 1992)
Tabel IV-2.
Bentuk Sederhana dari Gross Revenue
(Allinson, G., 1992)
Gambar 4.1.
Diagram Alir Perbedaan Net Cash Flow vs Profit
(Allinson, G., 1992)
Perbedaan net cash flow dan profit akan lebih gampang dipahami
dengan melihat contoh perhitungan kedua pengertian tersebut seperti yang
terlihat dibawah ini:
Contoh 4-1:
Perusahaan “A” sedang mempertimbangkan untuk menanamkan investasi
sebesar US$ 100MM pada tahun pertama yang akan digunakan untuk
pembelian capital. Umur dari usaha ini diperkirakan selama 5 tahun
dengan biaya operasi sebesar US$ 10MM /tahun. Setelah tahun pertama
diperkirakan akan diperoleh pendapatan sebesar US$ 40MM setiap tahun
selama 4 tahun.
Dari data tersebut dapat dihitung cash flow dan profit sehingga didapat
gambaran perbedaan kedua istilah tersebut yang disajikan dalam Tabel IV-
3 (net cash flow) dan Tabel IV-4 (profit).
221
Tabel IV-3.
Contoh Perhitungan Net Cash Flow
(Allinson, G., 1992)
US$
Income - 40 40 40 40
MM
US$
(-) Capex 100
MM
US$
(-) Opex - 10 10 10 10
MM
Dengan perhitungan net cash flow pada Tabel 4-3, dapat dilihat estimasi
net cash yang akan diterima atau dikeluarkan (lost) pada setiap projek
berjalan.
Diasumsikan perusahaan “A” memutuskan untuk menanamkan
investasinya dan melanjutkan projek. Pada setiap tahunnya akuntan dari
perusahaan “A” akan membuat laporan tahunan dari projek tersebut. Pada
bagian laporannya, sang akuntan mengasumsikan bahwa capital awal
sebesar US$ 100MM adalah merupakan asset dari perusahaan dan dia
mendepresiasikannya secara straight line selama 4 tahun, jadi akuntan
membagi US$ 100MM selama 4 tahun sebesar US$ 25 MM.
Pada setiap laporan tahunannya akuntan perusahaan “A” tersebut akan
membuat laporan proyeksi keuntungan setiap tahunnya seperti terlihat
pada Tabel IV-4 dibawah ini.
222
Tabel IV-4.
Contoh Perhitungan Profit
(Allinson, G., 1992)
US$
Income - 40 40 40 40
MM
Deprecia- US$
(-) - 25 25 25 25
tion*) MM
US$
(-) Opex - 10 10 10 10
MM
income, maka bentuk cash flownya dapat dihitung seperti terlampir pada
Tabel IV-5 dan Tabel IV-6, berikut:
Tabel IV-5.
Contoh Perhitungan Pajak
(Allinson, G., 1992)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Income US$ - 40
MM 40 40 40
(-) Depreciation*) US$ - 25
MM 25 25 25
(-) Opex US$ - 10
MM 10 10 10
(= Taxable US$ - 5
) Income MM 5 5 5
(*) Tax Rate % - 40
40 40 40
(= Tax Payable US$ - 2
) MM 2 2 2
*)
Straight line Method
Tabel IV-6.
Contoh Perhitungan Net Cash Flow Setelah Pajak
(Allinson, G., 1992)
US$
Income - 40 40 40 40
MM
US$
(-) Capex 100
MM
US$
(-) Opex - 10 10 10 10
MM
US$
(-) Tax - 2 2 2 2
MM
Net Cash US$
(=) 100 28 28 28 28
Flow MM
224
Dari contoh perhitungan Tabel IV-5, dan Tabel IV-6, terlihat bahwa
walaupun depresiasi dibutuhkan dalam perhitungan pajak tapi tidak
mempunyai efek langsung dalam perhitungan net cash flow setelah pajak.
K
Di …………………………………………(4-2)
N
atau:
Di K * R …………………………………………(4-3)
dimana:
Di = Depresiasi, tahun
K = Capex, US$
N = Jumlah tahun dimana asset didepresiasikan
1
R = = faktor depresiasi
N
226
Tabel IV-7.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Garis Lurus
(Allinson, G., 1992)
Tabel IV-8.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Declining Balance
(Allinson, G., 1992)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
K = US$ 125MM
N = 4 tahun
Rumus umum = Di K .R 1 R
i 1
227
= 1 1 0.25
R N 4
Tabel IV-9.
Persamaan Perhitungan Penyusutan dengan Metode Declining Balance
(Allinson, G., 1992)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Nilai Awal US$ K K*(1-R) K* (1-R)2 K* (1-R)3 K* (1-R)4
MM
Depresiasi US$ K*R K*R(1- K*R(1- K*R(1- K*R(1-
MM R)1 R)2 R)3 R)4
Nilai US$ K*(1-R) K* (1-R)2 K* (1-R)3 K* (1-R)4 K* (1-R)5
Akhir MM
Di K * R * 1 R
i 1
............................................................(4-4)
Dan dari Tabel 4-9, juga dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Nilai akhir daripada asset akan semakin berkurang pada setiap
tahun berikutnya.
Depresiasi pada setiap tahun akan mengalami penurunan.
Masih memiliki nilai akhir capital (salvage value) pada akhir
proyek.
Tabel IV-10.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Double Declining Balance
(Allinson, G., 1992)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
1 2 3 4 5
Nilai Awal US$
125.0 62.5 31.3 15.6 7.8
MM
Depresiasi US$
62.5 31.3 15.6 7.8 3.9
MM
Nilai US$
62.5 31.3 15.6 7.8 3.9
Akhir MM
Di K * 2 R * 1 2 R
i 1
……………………………(4-5)
229
Tabel IV-11.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Unit of Production
(Allinson, G., 1992)
Tabel IV-12.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Sum of Year Digit
(Allinson, G., 1992)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
1 2 3 4 5
Capex US$
125MM
Jumlah
Tahun
(1+2+3+4+5) 15
Sisa Umur
5 4 3 2 1
Asset
Depresiasi
US$MM 41.67 33.33 25.00 16.67 8.33
tahun ke i
dimana:
Years Remaining = Sisa umur asset
Sum of years = Jumlah tahun
K = Capex
R = Depreciation rate
Tabel IV-13.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Loss Carry Forward
(Allinson, G., 1992)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Pendapatan US$MM 50 50 50 50
Opex US$MM 15 15 15 15
Depresiasi US$MM
31.25 31.25 31.25 31.25
tahun ke-i
Net cash US$MM
-31.25 3.75 3.75 3.75 35.00
flow
LCF US$MM -31.25 -27.50 -23.75 -20.00 15.00
Taxable US$MM
0 0 0 0 15.00
income
Tax (40%) US$MM 0 0 0 0 6
membangun platform akan dipengaruhi kenaikan harga besi baja dan biaya
buruh yang akan digunakan untuk membangun platform tersebut. Begitu
juga dengan biaya pemboran akan lebih mahal akibat makin bertambahnya
harga biaya perpindahan rig akibat kenaikan harga bahan bakar dan
material yang dibutuhkan seperti casing, tubing, semen, lumpur pemboran
juga mengalami hal yang sama.
Efek dari inflasi ini harus diperhitungkan di dalam pembuatan net
cash flow dimana besarnya inflasi dinyatakan didalam “escalation rate”.
Untuk memudahkan, contoh perhitungan pada Tabel IV-14 akan
memberikan gambaran tentang escalation rate tersebut.
Tabel IV-14.
Contoh Perhitungan Efek Inflasi
(Allinson, G., 1992)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Capex US$MM 200.00 100.00
Opex US$MM 25.00 25.00 25.00
Escalation Rate (%) 0.06 0.06 0.06 0.06
Escalation
1.00 1.06 1.12 1.19 1.26
factor
Escalated
Capex 200.00 106.00
4.1.7. Net Cash Flow Dengan Pembiayaan Project dari Modal Pinjaman
233
Pada industri padat modal seperti minyak dan gas bumi, setiap
perusahaan pasti membutuhkan modal kerja dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Modal kerja ini dibutuhkan untuk pembelian capital,
pembiayaan operational (operating cost) dan non capital cost.
4.1.7.1. Sumber Modal
Ditinjau dari asalnya sumber penawaran modal dapat dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu:
Sumber internal (internal source)
Sumber external (external source)
Modal dari sumber internal adalah dana yang dihasilkan dari
perusahaan sendiri yang disebut sebagai keuntungan yang ditahan
(retained net profit) dan dari penyusutan (depreciasions). Metode
pembelanjaan berdasarkan modal dari internal atau berdasarkan
kekuatan sendiri disebut “internal financing”.
Modal dari sumber external adalah dana yang dihasilkan dari
luar perusahaan. Metode pembalanjaan berdasarkan modal dari external
disebut sebagai “external financing”. External financing dapat dibagi
jadi 3 golongan, yaitu:
Penjual barang (Supplier)
Pasar Modal
Bank
1. Penjual Barang (Supplier)
Pada suatu projek padat karya seperti pada projek minyak
dan gas bumi biasanya beberapa supplier akan berlomba-lomba
menawarkan barangnya dengan menawarkan beberapa kelebihan-
kelebihan yang dimilikinya. Bagi seorang buyer (pembeli) yang
profesional, maka dia akan membandingkan “apple to apple”
setiap penawaran yang diberikan oleh supplier dan selalu
menginginkan keuntungan yang lebih besar dari penjual. Salah satu
keuntungan yang bisa didapat dari penjual adalah suatu sistim
pembelian secara kredit, baik untuk jangka pendek (< 1 tahun),
234
4.1.7.2. Perhitungan Net Cash Flow dengan Pembiayaan Project dari Bank
Pembiayaan proyek dari dana pinjaman (bank) mempunyai
perhitungan net cash flow yang berbeda dengan perhitungan
sebelumnya. Contoh perhitungan pada Tabel IV-15 akan membantu
memberikan pemahaman bagaimana perhitungan net cash flow jika
dana yang digunakan berasal dari pinjaman (loan) khususnya dari bank.
Tabel IV-15.
Contoh Perhitungan Net Cash Flow Dengan Dana Pinjaman dari Bank
(Allinson, G., 1992)
Pada sub bab cash flow analysis telah dibicarakan berbagai aspek
dalam memproyeksikan cash flow dari suatu pengembangan lapangan
minyak dan gas bumi. Fokus daripada cash flow analysis adalah
bagaimana mengetahui net after tax cash flow yang dimulai dari waktu
dimulainya projek sampai berakhir pada suatu saat dimasa yang akan
datang. Proyeksi daripada cash flow ini dibutuhkan untuk membantu
dalam memutuskan apakah suatu projek akan diambil atau tidak.
Bagaimanapun juga, proyeksi net cash flow ini tidak bisa langsung
menjadi suatu alat untuk memutuskan suatu projek diambil atau tidak,
dibutuhkan alat lain untuk menguji apakah cash flow akan memberikan
arus balik uang atau tidak, jika ya, seberapa banyak.
Indikator ekonomi (economic indicators or profit indicators or
decision criteria or economic yardstick or measures of investment worth)
adalah indikator tunggal untuk menguji net cash flow. Indikator ekonomi
akan menentukan seberapa cepat, dan seberapa besarnya keuntungan yang
akan diperoleh dari suatu investasi yang akan ditanamkan. Kemudian
membandingkannya dengan alternative investasi yang lain, sehingga
didapat gambaran apakah melanjutkan investasi atau mengalihkannya ke
investasi yang lain.
Pada industri minyak dan gas bumi, ada lima buah indikator
ekonomi yang utama, yaitu:
Net Present Value (NPV)
Pay out Time atau Payback Period (POT)
Internal Rate of Return (IRR)
Discounted Profit to Investment Ratio (DPR)
Profit to Investment Ratio (PIR)
Semua indikator ekonomi tersebut di atas adalah merupakan
indikator tunggal (single indicator) untuk menilai aliran daripada cash
flow.
Parameter indikator ekonomi yang baik harus mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
238
4.2.1. Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money –Present Value Concept)
Waktu adalah faktor yang paling penting dalam daya pendapatan
(earning power) dari suatu investasi. Satu dollar yang diterima hari ini
adalah jauh lebih berguna daripada satu dollar yang diterima suatu saat
dimasa yang akan datang, karena satu dollar hari ini bisa digunakan untuk
membeli (untuk mendapatkan harga yang lebih murah daripada harga yang
akan datang) atau uang tersebut diinvestasikan dibank atau jenis usaha
yang lain (untuk menghasilkan keuntungan), jadi waktu adalah uang (time
is equal to money). Ini adalah prinsip dasar yang harus diterapkan dalam
suatu evaluasi keekonomian, (Gambar 4.2.), menggambarkan bahwa uang
yang akan diterima dimasa yang akan datang akan mempunyai nilai yang
berbeda dengan nilai saat ini, yaitu; jika $200 saat ini diinvestasikan maka
pada tahun ke-1 akan bernilai $220 (interest 10%).
239
Gambar 4.2.
Prinsip Present Value of Money
(Allinson, G., 1992)
Persamaan umum untuk mencari nilai uang di waktu yang akan
datang (future value) dan nilai uang pada saat sekarang (present value)
adalah sebagai berikut:
FVn PV * 1 r ………………………………………….. (4-10)
n
FVn
PV ………………………………………….. (4-11)
1 r n
dimana:
FVn = nilai waktu yang akan datang pada akhir tahun ke n
PV = nilai waktu sekarang
i = interest rate = discount rate = tingkat suku bunga tahunan
1 = discount factor
1 i n
n = periode waktu, 0, 1, 2, …, n
Gambar 4.3.
Posisi Net Cash Flow dengan Memperlihatkan Pay Out Time
(Allen, F.H., 1993)
Contoh perhitungan pada Tabel IV-16 memperlihatkan tentang pay
out time, yaitu:
Tabel IV-16.
Kalkulasi Pay Out Period
(Allinson, G., 1992)
US$
NCF -50.00 -150.00 100.00 175.00
MM
Cumulative US$
-50.00 -200.00 -100.00 75.00
NCF MM
Pay Out
3.57 Tahun
Time
Harga 0.57 bulan pada Tabel IV-16 didapat dari pembagian US$
-100MM kumulatif NCF pada tahun ke 3 dibagi US$ 175 NCF pada tahun
ke 4. Harga minus berarti ada kekurangan sebesar ‘x’ bulan. Untuk
pemilihan investasi harus dipilih investasi yang memberikan payback period
yang terkecil.
241
atau:
n
NCFn
NPV …………………………………………… (4-13)
n 1 1 i n
242
Gambar 4.4.
Interpolasi ROR
(Allen, F.H., 1993)
dimana:
i = discount rate, %
243
PIR
UndiscountedNCF ……………………………….. (4-16)
Investasi
Hal ini merupakan ukuran dari seberapa banyak projek cash flow
dapat menutupi investasi. Dengan kata lain, PIR menggambarkan setiap
US$ 1 investasi akan menghasilkan X*US$ 1, jadi harga PIR yang harus
diambil adalah yang sebesar mungkin.
DROI
DiscountedNCF ………………………………… (4-17)
Investasi
bidang minyak dan gas bumi wajib melakukan kontrak Kerja Sama dengan
Badan Pelaksana.
4.3.1.2. Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (PP Nomor 35 Tahun
2004).
Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai Kegiatan Usaha
Minyak dan Gas Bumi, yang antara lain meliputi pengaturan mengenai
penyelenggaraan Kegiatan Usaha Hulu termasuk pembinaan dan
pengawasannya, mekanisme pemberian Wilayah Kerja, Survey Umum,
Data, Kontrak Kerja Sama, pemanfaatan Minyak dan Gas Bumi untuk
kebutuhan dalam negeri, penerimaan Negara, penyediaan dan
pemanfaatan lahan, pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat,
pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan
rancang bangun dalam negeri, serta penggunaan tenaga kerja dalam
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
ShareAfterTax
ShareBeforeTax ....................................... (4-19)
1 Tax
Tabel IV-17.
Pembagian FTP antara Kontraktor dengan Pemerintah Indonesia
(Allinson, G., 1992)
Contractor’s Share
Gross Annual Average Production Rate (bopd)
Before Tax After Tax
< 50,000,- 48.08% 25%
50,000,- up to 150,000,- 38.46% 20%
> 150,000,- 28.85% 15%
Dari hasil perhitungan gross revenue dan FTP maka dapat dicari
Keuntungan sisa (Remaining revenue) daripada projek, yaitu:
Remaining revenue = Gross Revenue – FTP ……………… (4-20)
dimana:
ICn = Investment Credit tahun ke-n
CRn = Biaya yang ditagihkan tahun ke-n
DEPn = Depresiasi tahun ke-n
OPEXn = Operating Cost tahun ke-n
UR1n & UR2n = Unrecovered 1& 2 pada tahun ke-n
NCAP = Non Capital
RECn = Biaya yang terbayar tahun ke-n
Tabel IV-18.
Pembagian FTP antara Kontraktor dengan Pemerintah Indonesia
(Allinson, G., 1992)
256
Pre-tertiary
Pre-tertiary
or Water
Tertiary or Water Tertiary
Depth
Depth >200m
>200m
New Discoveries
0.15
CS ES FTPcontractor ……………………… (4-27)
1 0.48
257
Gambar 4.5.
Diagram Alir Sistem Pembagian FTP-Production Sharing Contracts
(Allinson, G., 1992)
258
4.3.2.8. Bonus
Bentuk lain dari pendapatan Pemerintah Indonesia adalah
signature dan production bonuses. Bonus ini dibayarkan kontraktor pada
saat penandatangan kontrak dan dibayarkan hanya satu kali saja.
Besarnya bonus biasanya berdasarkan negosiasi antara kontraktor dan
Pemerintah Indonesia. Estimasi besarnya bonus dapat dilihat pada Tabel
IV-19.
259
Tabel IV-19.
Contoh Besaran Bonus Produksi
(Allinson, G., 1992)
Production Bonus
bopd US$ MM
25,000 3
50,000 5
100,000 10
200,000 20
4.3.2.9. Pajak
Besarnya pajak pendapatan untuk minyak dan gas bumi adalah
sebesar 48%. Cost recovery tidak dikenakan pajak tapi 10% pendapatan
dari DMO ikut dikenai pajak. Untuk memperkecil pemotongan pajak, net
contractor share dapat dikurangi bonus.
4.3.2.11. Expenses
Expenses adalah biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor yang
meliputi Capex, Non Capex dan OPEX. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
EXP CAPEX NonCAPEX OPEX …………………… (4-31)
Gambar 4.6.
Contoh Spider Diagram
(Allinson, G., 1992)
262
1. Relatif Frekuensi
264
even
JumlahElemenDlmSample Definisi Pr obabilitas …………..(4-33)
Tabel IV-20.
Ketebalan Lapisan Produktif pada 20 Sumur yang Telah Dibor
(Allinson, G., 1992)
No sumur Ketebalan,h
(ft)
1 111
2 81
3 142
4 59
5 109
6 96
7 124
8 139
9 89
10 129
11 104
12 186
13 65
14 95
15 54
16 72
17 167
268
18 135
19 84
20 154
Tabel IV-21.
Pengolahan Data
(Allinson, G., 1992)
Kisaran tebal
Frekuensi Frekuensi relatif Frekuensi relatif %
h (ft)
50-80 4 4/20=0.2 20
81-110 7 7/20=0.35 35
111-140 5 5/20=0.25 25
141-170 3 3/20=0.15 15
171-200 1 1/20=0.05 5
Jumlah 20 1.00 100
269
Gambar 4.7.
Plot Interval Kelas (Ketebalan) vs Frekuensi
(Allinson, G., 1992)
Gambar 4.8.
Plot Interval Kelas (Ketebalan) vs Relatif Frekuensi
(Allinson, G., 1992)
Tabel IV-22 .
Data Ketebalan Dari 20 Sumur pada Suatu Basin
(Allinson, G., 1992)
Range h Frek Rel frek Kumulatif rel frek Kum rel frek %
50-80 4 0.2 0.2 20
81-110 7 0.35 0.55 55
111-140 5 0.25 0.8 80
141-170 3 0.15 0.95 95
171-200 1 0.05 1 100
jumlah 20
271
Gambar 4.9.
Distribusi Frekuensi Relatif Terhadap Data Ketebalan
(Allinson, G., 1992)
Gambar 4.10.
Distribusi Kumulatif Frekuensi dari Ketebalan Net Pay
(Allinson, G., 1992)
272
Median
Harga dari suatu random variabel yang akan membagi dua
luas daerah distribusi probabiliti sama besar, harganya sebanding
dengan 50 persentil pada distribusi frekuensi kumulatif random
variabel yang berharga lebih kecil atau sama dengan median adalah
0,5. Probabiliti random variabel yang lebih besar atau sama dengan
mediannya juga adalah 0,5.
Nilai median dari suatu random variabel menyatakan
ukuran kecenderungan terpusat (rata-rata) sebagai harga mean,
alasannya median tidak dipengaruhi harga-harga random variabel.
Bila data statistik disusun secara numerik dalam order pertambahan
atau pengurangan, harga median merupakan daerah separuh ke
bawah dari susunan tersebut. Median pada distribusi log normal
sama dengan mean dari distribusi variabel.
Mode
Harga dari random variabel yang sering terjadi / muncul
sehingga tempatnya pada harga yang tertinggi dan merupakan
puncak dari suatu kurva distribusi, suatu distribusi dapat memiliki
lebih dari satu harga mode. Mode merupakan bilangan acak yang
nilainya terletak pada posisi tertinggi dari kurva distribusi.
Aritmatic average (Nilai rata-rata secara aritmatik):
Persamaan yang digunakan untuk menentukan
aritmatic average adalah:
μ
x ……………………………(4-34)
N
dimana :
x = variabel.
N = jumlah data.
Jika jumlah data banyak, penentuan mean dapat dilakukan
dengan membuat interval-interval kelas dan menghitung jumlah
274
μ
ni xi …………………………………(4-35)
ni
dimana :
n = frekuensi (jumlah data) pada masing-masing interval.
x = titik tengah interval kelas.
i = indek yang menyatakan interval variasi.
Harga μ diatas memiliki asumsi: harga-harga pada random
variabel interval tertentu pada tengah-tengah interval kelas.
(Untuk distribusi diskrit)
μ (Pi)(xi) …………………………….(4-36)
dimana :
Pi = probabilitas suatu kejadian (relative frekuensi) pada harga
xi dari random variabel.
Gambar 4.11.
Dua Distribusi Data yang Memiliki Rata-Rata Sama
Tetapi Berbeda Standar Deviasinya
(Newendrop, P.D., 1975.)
(xi μ) 2
………………………………(4-37)
σ i 1
N
Keterangan :
xi = harga sebenarnya pada random variabel.
μ = harga rata-rata dari sejumlah data N.
N = jumlah data.
Harga (xi-µ) merupakan jarak atau deviasi xi dari harga
rata-rata. (xi-µ)2 = deviasi. Secara operasional matematika
merupakan jumlah penyimpangan kuadrat dibagi jumlah data (N)
yang merupakan rata-rata deviasi kuadrat, akhirnya diperoleh akar
dari deviasi kuadrat sebagai harga deviasi standar.
Tabel IV-23.
Perhitungan Expected Monetary Values
untuk Pilihan Menerima Penawaran Bandar
(Newendrop, P.D., 1975.)
Alternatif keputusan
Kejadian yang Probabilitas “Menerima tawaran Bandar”
Nilai kondisional Nilai harapan dari
muncul suatu kejadian
yang akan diterima suatu kejadian
untuk muncul
head 0.5 +$ 2 +$ 1
tail 0.5 -$ 1 -$ 0.5
EMV (Nilai harapan keputusan menerima penawaran
+$ 0.5
Bandar)
280
harapan yang dapat menjelaskan alternatif pilihan yang paling baik untuk
diambil dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian.
Perhitungan dari kasus diatas diperlihatkan pada Tabel IV-24
berikut:
Tabel IV-24.
Perhitungan Expected Monetary Values
untuk Alternatif Pilihan Membor atau Farm Out
(Newendrop, P.D., 1975.)
X mod e X min
m …………………………………….. (4-39)
X max X min
X X min X max X min 1 1 RN 1 m ……….. (4-41)
dimana:
RN = random number atau cumulative frequency (CF).
Random number merepresentasikan probabilitas kumulatif yang
berupa fraksi yang bernilai minimum nol dan maksimum satu.
Untuk melakukan simulasi dapat juga menggunakan perhitungan
probabilitas kumulatif.
Gambar 4.12.
Bentuk Kurva Probabilitas dari Distribusi Segitiga
(Allinson, G., 1992)
dimana:
= nilai rata-rata
X1 = nilai minimal
X2 = nilai maksimal
Xm = nilai yang paling mungkin (most probable atau nilai mode)
Untuk nilai data (X) lebih kecil atau sama dengan , probabilitas
kumulatifnya adalah
284
PK
X ' 2 ……………………………………………….. (4-43)
m
dimana:
X X1
X’ = ……………………………………………… (4-44)
X 2 X1
Untuk nilai data (X) lebih besar atau sama dengan , probabilitas
kumulatifnya adalah:
1 X ' 2
PK 1 ………………………………………… (4-45)
1 m
Gambar 4.13.
Contoh Kurva Probabilitas Kumulatif dari Distribusi Segitiga
(Allinson, G., 1992)
285
Gambar 4.14.
Bentuk Kurva Probabilitas dari Distribusi Segiempat
(Allinson, G., 1992)
Gambar 4.15.
Contoh Kurva Probabilitas Kumulatif dari Distribusi Segiempat
286
Tabel IV-25.
Contoh Data Prospek Pemboran
(Allinson, G., 1992)
Gambar 4.16.
Decision Tree Untuk Contoh Tabel IV-25.
(Allinson, G., 1992)
288
Gambar 4.17.
Penyelesaian Sebagian Diagram Keputusan dengan Titik Kesempatan
(Chance Mode) dan Titik Keputusan (Decision Node)
(Allinson, G., 1992)
Titik dimana terdapat dua cabang atau lebih disebut node.
Node/titik dikotaki oleh garis, yang kemudian disebut decision node atau
titik keputusan. Decision node adalah titik dimana seorang pengambil
keputusan menentukan cabang mana yang akan diikuti atau dipilih.
Sedangkan titik/node yang dilingkari disebut dengan chance node atau
titik kesempatan yaitu merupakan titik dimana kemungkinan akan muncul.
Setelah menggambar cabang dari diagram pohon beserta
nodenya, langkah berikutnya dalam mengkonstruksi decision tree adalah
289
Gambar 4.18.
Contoh Decision Tree Secara Lengkap dengan Nilai Moneter dan Probabiliti
Suatu Kejadian Sesuai dengan Kemungkinan Kejadiannya pada Titik
Kesempatan (chance node)
(Allinson, G., 1992)
Akhir dari decision tree disebut terminal points. Maksud dari kata
terminal adalah tidak ada kemungkinan, pilihan, atau even yang dapat
terjadi setelah titik ini.
Gambar 4.19.
Decision Tree yang Menunjukkan Nilai Harapan pada Chance Node A
(Allinson, G., 1992)
Gambar 4.20.
Gambaran Skema yang Menunjukan Keputusan
yang Diambil pada Decision Node B
(Allinson, G., 1992)