Anda di halaman 1dari 3

Digital Capability Readiness (DCR) - Digital behavior and mindset

Behavior (perilaku) adalah sebuah respons individu terhadap suatu obyek atau benda yang ada
disekitarnya (skinner) dalam konteks digital, maka digital behavior berartui bagaimana bentuk
respons individu terhadap lingkungan digital. Perilaku mempunyai beberapa dimensi:

1. Fisik (bagian dari perilaku yang dapat diamati, digambarkan, dan dicatat, baik

frekuensi, durasi maupun intensitasnya)

2. Ruang (suatu perilaku mempunyai dampak terhadap lingkungan (fisik maupun social)
dimana perilaku itu terjadi)

3. Waktu (bagian dari perilaku yang mempunyai hubungan dengan masa lampau maupun
masa yang akan datang). Misalnya saja perilaku kita di hari ini dapat mempengaruhi
perilaku kita di masa yang akan dating

Digital Mindset (seperangkat struktur pengetahuan dan pengalaman yang terbentuj karena hidup
dalma masyarakat digital dan digunakan individu untuk sukses dalam lingkungan digital.
Benke,2017). Manusia memiliki kemampuan terbatas untuk menyerap dan memproses informasi.
Benke, 2013). Mindset membantu untuk menyaring apa yang diserap dan bagaimana
menafsirkannya.

Metode self-assessment untuk mengidentifikasi pola pikir (mindset), maupun perilaku (behavior)
individu dalam konteks bekerja di Era Digital (Gartner, 2016)

Tujuh prinsip utama yang harus diterapkan untuk sukses dalam Era Digital :

1. Creativity & Innovation


2. Entrepreneurship
3. Conceptual Thinking
4. Customer Orientation
5. Strategic Relationship
6. Adaptability
7. Fostering Teamwork
 Pentingnya berperilaku dan berpola pikir digital
Tuntutan Bisnis saat ini:
Industry dan organisasi telah memasuki era “VUCA”. (Moss,2017)
VUCA:
Volatility (mudah berubah)
Uncertainty (penuh ketidakpastian)
Complexity (kompleks)
Ambiguity (sulit diprediksi)

Menggambarkan situasi industry yang dihadapi Telkom, maka dari itu individu yang
menjadi bagian dari organisasi dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi dan
keterbukaan untuk belajar yang mumpuni di tengah perubahan yang dinamis

Di zaman vuca diperlukan kecepatan, kemampuan analisis dan resiliensi terhadap stress
yang tinggi untuk bisa sukses Untuk mencapai visi dan misi tersebut, kita menghadapi
sejumlah tantangan
, yaitu:
1. Sumber daya yang terbatas (uang, manusia, alat, dan lain – lain)
2. Lokasi kerja yang tersebar di seluruh Indonesia (terbagi dalam 7 regional)
3. Tuntutan kerja yang semakin meningkat
4. Dan, proses kerja yang berbasis digital atau internet

Kondisi Telkom saat ini, yang memiliki visi: to be the king of digital in the region. Dan
misi: lead Indonesian digital innovation & globalisation

Oleh karena itu kita harus meningkatkan kualitas kita sebagai bagian dari Telkom, untuk dapat
kerja lebih optimal lagi, dengan sungguh – sungguh mengembangkan digital behavior & mindset
dalam pekerjaan. Hingga bisa meningkatkan produktivitas hingga 95%. Innovation & cost
efficiency hingga 79%, agility hingga 77%, dan quality of work hingga 76%. Oleh karena itu
menjadi sangat penting untuk mengembangkan digital behavior mindset
Apa yang terjadi jika kita tidak siap berpola pikir dan berperilaku digital?

- Hilangya produktivitas : ketidakmampuan menggunakan platform digital menyebabkan


individu menggunakan banyak sumber daya tapi dengan produktivitas yang sedikit
- Rasa frustrasi : 83% karyawan merasa focus dan produktivitas mereka diperlambat oleh
proses kerja yang terlalu berbelit – belit dan kurang memanfaatkan fasilitas digital
- Penilaian jelek dari pelanggan : metode yang kadaluarsa berdampak pada kecepatan
respons ke pelanggan melambat, sehingga penilaian pelanggan menjadi kurang baik

Apabila hal ini terus terjadi, bagaimana dampaknya terhadap kinerja perusahaan secara
keseluruhan?

Tentu saja akan menjadi sulit untuk memenangkan kompetisi bisnis/persaingan dalam industry.
Oleh karena itu, harus menyiapkan diri dengan digital behavior mindset

Anda mungkin juga menyukai