Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

MANAJEMEN
KLINIS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayatNya, sehingga penyusunan buku Panduan Manajemen Klinis Klinik Rawat
Inap Al-Aziz dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam proses penyusunan Manjemen Klinis diperlukan acuan Manjemen Klinis
sehingga Manjemen Klinis dijadikan sebagai acuan dan panduan Manjemen Klinis
dokumen dalam kegiatan Klinik Rawat Inap Al-Aziz
Dengan tersusunnya buku Panduan Manjemen Klinis Klinik Rawat Inap Al-
Aziz, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam penyususnan panduan ini.
Kami menyadari buku ini belum sempurna, oleh karena itu masukan dan saran
perbaikan sangat kami harapkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua.

Ditetapkan di : Pasuruan
Pada Tanggal :

DIREKTUR
KLINIK RAWAT INAP AL-AZIZ

dr. FAIRUS

Kepala Puskesmas Tirtoyudo

dr. Titis Ari Respatilatsih


NIP. 1973052420022007
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1Definisi ................................................................................................... 1
1.2Tujuan .................................................................................................... 1
1.3Manfaat .................................................................................................. 2
BAB II Ruang Lingkup..................................................................................... 3
BAB III Tatalaksana Pelayanan ........................................................................ 14
BAB IV Dokumentasi ........................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Panduan layanan klinis adalah prosedur yang harus dilakukan dalam membuat
SOP layanan klinis. Selain itu pelayanan klinis klinik merupakan salah satu tempat
pertama yang diharapkan pelanggan/pasien dan keluarga pasien bahkan sebagai tempat
pemberi informasi yang jelas sebelum mendapatkan tindakan/pelayanan berikutnya,
bahkan sampai memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Saat ini upaya peningkatan mutu pelayanan terus dilakukan terutama mutu
pelayanan klinis sehingga diharapkan dapat terwujud pelayanan klinis yang bermutu
tinggi di tunjang dengan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang
berkualitas dan memenuhi standar yang telah diterapkan. Untuk itu perlu di susun
pedoman yang diharapkan menjadi acuan bagi peningkatan penyelenggaraan pelayanan
klinis yang profesional dan bermutu.

1.2 Tujuan
Panduan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Kesediaannya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan
klinis yang profesional dan bermutu di klinik rawat inap Al-Aziz
2) Tujuan Khusus
a. Terselenggarakannya pelayanan klinis yang profesional dan bermutu
tinggi.
b. Terlaksanakannya penilaian terhadap kinerja pelayanan Klinis Di Rawat
Inap Al-Aziz.
c. Terlaksananya perbaikan berkelanjutan pada pelayanan klinis di Klinik
Rawat Inap Al- Aziz.
d. Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan / pasien terhadap
pelayanan klinis di Klinik Rawat Inap Al- Aziz.

1.3 Manfaat
1. Pedoman penyusunan dokumen bagi semua penyelenggara pelayanan klinis baik
itu staf medis (dokter/dokter gigi), para medis (perawat, bidan), tenaga kesehatan
lainnya (nutrisionis/ahli gizi, analis / laboratorium, apoteker/ farmasi). Tenaga
kesehatan masyarakat, dan tenaga non kesehatan (administrasi, loket dan rekam
medis, sopir, cleaning service, petugas keamanan) serta pasien yang terkait untuk
bekerjasama dalam pelaksanaan pelayanan klinis di klinik rawat inap Al-Aziz.

2. Bahan bagi Klinik Rawat Inap Al-Aziz untuk meningkatkan pelayanan klinis di
klinik rawat inap al-aziz

BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pedoman pelayanan klinis ini adalah pelayanan kesehatan
perseorangan tingkat pertama meliputi : rawat jalan, pelayanan rawat darurat dan rawat
inap. Klinik rawat inap Al-Aziz memiliki beberapa unit pelayanan klinis :
1 Resepsionis
2 Rekam medis
3 Unit gawat darurat (UGD)
4 Unit Pemeriksaan umum I
5 Unit Pemeriksaan umum II
6 Unit Kesehatan Gigi dan Mulut
7 Unit Rawat inap
8 Unit Laboratorium
9 Unit Farmasi
10 Unit Gizi

2.2 Indikator Layanan Klinis


Dari hasil rapat tim mutu telah ditentukan 5 indikator yaitu:
1. Aspek peniliaian pasien terhadap pelayanan klinis
Indikator : Kepuasan pelanggan di semua unit pendaftaran
Judul Kepuasan pelanggan di unit pendaftaran
Dimensi Mutu Layanan klinis
Tujuan Meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap layanan klinis
Definisi Operasional Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya
dengan harapannya.
Indeks kepuasan pelanggan adalah hasil pengkuran dari
survey kepuasan pelanggan berupa angka. Angka di tetapkan
dengan skala 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) dengan
kriteria sangat puas, puas, kurang puas, tidak puas.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
ataupun masyarakat.
Alasan di tetapkannya Survei kepuasan pelanggan diperlukan untuk menilai sejauh
indikator mana pelayanan Klinik Rawat Inap Al-Aziz memenuhi
harapan pasien dan dapat digunakan sebagai dasar
melakukan perbaikan layanan, maka diperlukan indikator
kepuasan pelanggan di setiap unit klinik rawat inap al-aziz
yang beraspek pada penilaian terhadap pelayanan klinis yang
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan klinis di klinik
rawat inap al-aziz dengan terget 85%
Frekuensi 1 minggu
pengumpulan data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien rawat jalan, rawat inap,
laboratorium, dan farmasi serta resepsionis yang
menggunakan layanan di klinik rawat inap al-aziz
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan, rawat inap, laboratorium,
dan farmasi serta resepsionis yang menggunakan layanan di
klinik rawat inap al-aziz
Sumber data Survey pasien rawat jalan, rawat inap, laboratorium, dan
farmasi serta resepsionis yang menggunakan layanan di
klinik rawat inap al-aziz
Standar 85%
Penanggung jawab Tim mutu
pengumpul data
Tipe Indikator Struktur  Proses Outcome Proses &
Outcome

Analisa :

Berdasarkan pengamatan di tetapkannya indikator kepuasan pelanggan di setiap unit


layanan klinik rawat inap al-aziz, di lakukan wawancara sederhana dengan memberikan
form survey kepuasan terhadap 5 pasien yang sudah selesai mendapatkan layanan di
klinik rawat inap al-aziz, di dapatkan hasil dari 3 pasien mengatakan sangat puas dengan
pelayanan yang di berikan petugas dan 2 pasien mengatakan kurang puas dengan
pelayanan yang di berikan karna sedikit lama dalam menunggu dokter saat visite,
respon perawat yang kadang kurang sigap saat ada penggilan dari pasien serta
kurangnya fasilitas wifi untuk pelanggan, dari hasil tersebut maka perhitungan
prosentase nilai kepuasan pelanggan mencapai 80%, sedangkan standar yang di
tetapkan 85% maka perlunya di tetapkannya indikator tersebut dengan waktu
pengumpulan data tiap1 bulan dan analisa indikator setiap 3 bulan agar tercapainya
standar yang di tetapkan serta dapat meningkatkan mutu pelayanan di Klinik Rawat
Inap Al-Aziz.

2. Asuhan pelayanan klinis


Indikator : Kepatuhan dokter gigi dalam mengisi odontogram
Judul Kepatuhan dokter gigi dalam mengisi Odontogram

Dimensi Mutu Layanan klinis

Tujuan Meningkatkan mutu kepatuhan pada aturan yang berlaku

Definisi Operasional Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang


taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan, prosedur
dan disiplin yang harus dijalankan.

Odontogram adalah pemeriksaan terhadap seluruh keadaan


gigi dan mulut pasien dilakukan dan dicacatkan pada
kunjungan pertama atau kesempatan pertama sehingga
memeberikan gambaran keadaan secara keseluruhan. Data
ini di simpan penting untuk membuat rencana perawatan
kedokteran gigi secara menyeluruh, juga sangat berharga
sebagai data untuk keperluan identifikasi jika diperlukan
sewaktu-waktu.

Frekuensi 1 minggu
pengumpulan data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif pasien rawat jalan yang dilakukan


pemeriksaan gigi disurvey dipelayanan poli gigi

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang dilakukan


pemeriksaan gigi disurvey dipelayanan poli gigi

Sumber data Survey pasien rawat jalan di poli gigi dan no RM pasien

Standar 100%
PIC Venti Dwiyani & Rokhani

Alasan pemilihan Untuk menilai kepatuhan dokter gigi dalam mengisi asuhan
indikator pelayanan klinis yang sesuai. Rekam medis Odontogram
bermanfaat dalam pengobatan pasien sebagai dasar dan
petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit
serta merencanakan pengobatan, perawatan atau tindakan
medis yang harus diberikan kepada pasien. Disamping itu
juga bermanfaat menyelesaikan masalah hukum dan etik.
Tipe Indikator Struktur  Proses Outcome Proses &
Outcome

Analisa:

Pada sejumlah pasien baru yang periksa ke poli gigi di klinik rawat inap al aziz yang
akan di lakukan pemeriksaan gigi oleh dokter gigi diberikan formulir pemeriksaan
odontogram, untuk pengisian dilakukan oleh dokter gigi sendiri, terkadang dokter gigi
tidak sempat untuk mengisi formulir odontogramnya dikarenakan dokter gigi juga fokus
pada pemeriksaan gigi pasien. Untuk menanggulangi kejadian tidak diisinya formulir
pemeriksaan odontogram maka dari itu tim PMKP mengambil kesimpulan untuk
menjadikan kasus ini untuk dijadikan indikator mutu layanan klinis, untuk
meningkatkan kepatuhan dokter gigi dalam mengisi odontogram.

3. Pelayanan penunjang diagnosis


Indikator : Kepatuhan dokter umum dalam mengecek level HCT pada pasien
suspect DHF
Judul Kepatuhan dokter umum dalam mengecek level HCT pada
pasien suspect DHF

Dimensi mutu Layanan Klinis

Tujuan Meningkatkan mutu kepatuhan pada aturan yang berlaku

Definisi Operasional Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang


taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan, prosedur dan
disiplin yang harus dijelaskan

Level HCT merupakan sebuah tes yang membandingkan


proporsi sel darah merah dengan volume semua komponen
darah (sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan plasma
darah) itu sendiri secara bersamaan

DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus


Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam Berdarah
Dengue (DBD)

Pasien suspect DHF adalah pasien dengan keluhan panas


naik turun > 2 hari, disertai nyeri perut dan nyeri kepala.

Frekuensi 1 minggu
pengumpulan data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif pasien rawat inap yang dilakukan


pengecekan level hct di pelayanan rawat inap

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang dilakukan pengecekan


level hct di pelayanan rawat inap

Sumber Data Hasil laboratorium di rekam medis pasien rawat inap

Standar 100%

Penanggung jawab Tim mutu layanan klinis


pengumpul data

Alasan pemilihan Alasan ditetapkannya indikator “Kepatuhan dokter umum


indikator dalam mengecek level HCT pada pasien suspect DHF” adalah
untuk menilai kepatuhan dokter umum dalam melakukan
pengecekan level hct pada pasien suspect dhf.

Hasil laboratorium yang ada di rekam medik pasien


bermanfaat sebagai dasar dalam pengobatan dan petunjuk
untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta
merencanakan pengobatan perawatan atau tindakan medis
yang harus diberikan kepada pasien

Tipe Indikator Struktur Proses Outcome  Proses &


Outcome

Analisa :

Pada sejumlah pasien rawat inap di klinik yang akan didiagnosa suspect DHF ,
terkadang dokter hanya menngecek/ menjelaskan PLT pasien padahal jika seseorang
terkena suspect DHF dilihat dari pengecekan level HCT yang meningkat sehingga itu
menjadi resiko terjadinya kejadian yang tidak diinginkan maka dari itu tim PMKP
mengambil kesimpulan untuk menjadikan kasus ini untuk dijadikan indikator
keselamatan pasien agar bisa membangun kesadaran petugas akan keselamatan pasien
dan patuh untuk melakukan tindakan pengecekan level HCT pada pasien suspect DHF
agar supaya tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan dan indikator keselamatan
pasien sesuai target.

4. Penggunaan obat antibiotika


Indikator : Kepatuhan dokter umum dalam memberikan KIE tentang aturan
minum obat antibiotik
Judul kepatuhan dokter umum dalam memberikan KIE tentang
aturan minum obat antibiotic
Dimensi Mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab staf medis dalam memberikan
informasi
Definisi Operasional KIE tentang aturan minum antibiotik adalah antibiotik harus
diminum sesuai keperluan, sesuai dengan instruksi dokter
atau aturan minum misalnya berapa hari, apakah sebelum
atau sesudah makan dan sesuai dosisnya
Frekuensi 1 minggu
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang yang kurang jelas tentang KIE aturan
minum antibiotik
Denominator Jumlah pasien yang di KIE tentang aturan minum antibiotik
Sumber Data Wawancara pasien rawat jalan
Standar 100%
PIC Perawat unit rawat jalan
Alasan Kurangnya pengetahuan pasien dalam aturan minum obat
antibiotik yang kadang kala pasien tidak menghabiskan obat
antibiotik kalau merasa badan sudah sehat yang berakibat
resistensi obat antibiotik, sehingga tim PMKP menyarankan
dokter untuk memberikan KIE yang sesuai SPM
Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses &
Outcome
Analisa :

Dalam terapi dokter wajib seorang dokter menjelaskan KIE tentang aturan minum agar
terapi yang di berikan dokter berhasil dan tidak ada efek samping yang ditimbulkan
kepada pasien apalagi obat antibiotik yang dapat menimbulkan resisten. Dikarenakan
beberapa pasien masih belum memahami aturan minum antibiotik. Melihat analisa
diatas tim mutu klinik rawat inap al-aziz memunculkan kepatuhan dokter umum dalam
memberikan KIE tentang aturan minum obat antibiotik dengan target 100%.

5. Pengendalian infeksi nosokomial


Indikator 1 : Kepatuhan petugas dalam melakukan 5 momen dan 6 langkah cuci
tangan
Judul Kepatuhan petugas dalam melakukan 5 momen dan 6
langkah cuci tangan

Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan

Tujuan Menghilangkan kotoran dari kulit secara mekani s dan


mengurangi jumlah mikroorganisme sementara

Definisi Operasional Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang


taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan, prosedur
dan disiplin yang harus dijelaskan

Cuci tangan merupakan suatu prosedur membersihkan


tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun atau
dengan menggunakan handscrub berbasis alkohol

5 momen cuci tangan merupakan 5 waktu yang diwajibkan


petugas mengimplementasikan cuci tangan

1. Sebelum kontak dengan pasien


2. Sebelum melakukan tindakan aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
6 langkah cuci tangan merupakan 6 langkah yang
diwajibkan petugas mengimplementasikan cuci tangan

1. Basahi kedua telapak tangan memakai air yang


mengalir atau handscrub, ambil sabun kemudian usap
dan gosok kedua telapak tangan secara lembut.
2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara
bergantian
3. Gosok-gosok kedua jari
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi
saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian
gosok perlahan.
Frekuensi 1 minggu
pengumpulan data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah petugas yang patuh dalam melakukan kebersihan


tangan dalam suatu ruangan

Denominator Jumlah semua petugas yang ada diruangan dalam periode


tertentu

Sumber Data Semua unit dan tim PPI

Standar 100%

Penanggung jawab Tim PPI


pengumpul data

Alasan pemilihan Alasan ditetapkannya indicator “Kepatuhan petugas dalam


indicator melakukan 5 momen dan 6 langkah cuci tangan” adalah
untuk menilai kepatuhan petugas dalam melakukan cuci
tangan.

Salah satu manfaat dari cuci tangan adalah untuk mencegah


terjadinya infeksi silang

Tipe Indikator Struktur  Proses Outcome Proses &


Outcome

Analisa :

Didalam memberiklan pelayanan medis petugas diharapkan melakukan 5 momen dan 6


langkah cuci tangan, tetapi masih banyak petugas yang belum mengetahuinya. Maka
dari itu diperlukan suatu budaya mutu untuk membiasakan petugas melakukan 5 momen
dan 6 langkah cuci tangan.

Indikator 2 : Kepatuhan petugas dalam penggunaan APD


Judul Kepatuhan petugas dalam penggunaan APD

Dimensi Mutu Kelangsungan pelayanan, keamanan

Tujuan Melindungi kulit dan selaput lender petugas dari resiko


infeksi darah dari semua jenis cairan tubuh, secret, kulit yang
tidak utuh, dan selaput lender pasien

Definisi Operasional Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang


taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan, prosedur
dan disiplin yang harus dijelaskan

APD merupakan alat terstandart yang berguna untuk


melindungi tubuh, tenaga kesehatan, pasien dan pengunjung
dari penularan penyakit diklinik

APD dipakai berdasarkan potensi dan jenis paparan, daya


tahan dan kesesuaian, serta kecocokan

Frekuensi 1 minggu
pengumpulan data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah petugas yang patuh dalam penggunaan APD dalam


suatu ruangan

Denominator Jumlah semua petugas yang ada diruangan dalam periode


tertentu

Sumber Data Semua unit yang terkait dan Tim PPI

Standar 100%

Penanggung jawab Tim PPI


pengumpul data
- Suneti
- Moch. Usaidillah
- Ika (laborat)
Alasan pemilihan Alasan ditetapkannya indicator “Kepatuhan petugas dalam
indicator menggunakan APD” adalah untuk menilai kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD karena tingkat kesadaran
petugas untuk menggunakan APD masih kurang dan
kurangnya ketersediaan APD di setiap unit.

Tipe Indikator Struktur  Proses Outcome Proses &


Outcome

Analisa :

Didalam memberiklan pelayanan medis petugas diharapkan menggunakan APD


sebelum melakukan tindakan medis, tetapi masih banyak petugas yang belum
menggunakan APD dengan benar. Maka dari itu mengangkat indicator tentang
Kepatuhan petugas dalam menggunakan APD.
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Tata Laksana


Tata laksana pelayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan
secara team work, dilakukan sesuai pelayanan klinis dokter, asuhan keperawatan dan
terdokumentasi dengan baik.

a. Pendaftaran

Pada proses pendaftaran pasien di pandu dengan prosedur yang jelas dan
dilakukan oleh petugas pendaftaran. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan
cara identifikasi yaitu: Nama pasien, tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis.

Adanya informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat meliputi: tarif, jenis dan informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan ditempat pendaftaran. Hak
dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran.

A. Hak pasien

1. Mempeperoleh informasi mengenai tatatertib dan peraturan pelayanan


kesehatan yang berlaku di Klinik Rawat Inap AL-Aziz.
2. Memperoleh informasi atas:
a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan medis yang dilakukan dan kemungkinan penyulit sebagai
akibat tindakan tersebut, cara mengatasi dan alternatif lainnya
c. Upaya pencegahan agar penyakit tidak kambuh lagi dan anggota keluarga
atau orang lain tidak tertular
3. Meminta konsultasi medis
4. Menyampaikan keluhan, kritik dan saran terkait dengan pelayanan
kesehatan
5. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas
6. Memperoleh informasi hasil pemeriksaan, rencana tindakan dan prognosis
7. Memberikan persetujuan atau menolak tindakan yang akan dilakukan
8. Didampingi keluarga saat menerima pelayanan kesehatan
B. Kewajiban Pasien
1. Membawa kartu pendaftaran dan kartu tanda penduduk
2. Membawa persyaratan jaminan pelayanan kesehatan
a. Untuk pasien BPJS kesehatan
_pasien baru_
1) Kartu BPJS/ KIS/ ASKES yang asli
2) KTP Asli/ Foto copy KTP
_pasien lama_
1) Menunjukkan kartu BPJS/ KIS/ ASKES
b. Untuk pasien perusahaan yang bekerja sama dengan Klinik Rawat Inap
AL- Aziz, wajib membawa kartu identitas karyawan perusahaan yang
bersangkutan
3. Mengikuti alur pelayanan kesehatan Klinik Rawat Inap AL- Aziz pasuruan
4. Mentaati aturan pelayanan dan petunjuk pengobatan
5. Memberikan informasi yang lengkap dan benar tentang masalah
kesehatannya
6. Membayar biaya pelayanan kesehatan yang telah diberikan sesuai dengan
tarif yang berlaku
3.2 SCHEDULE (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan

No. Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1 Memilih dan menetapkan indicator 


2 Menetapkan target pencapaian dan cara

penilaian
3 Menyerahkan laporan penetapan indikator
kepada Ketua Tim Mutu 

4 Sosialisasi tentang indikator peningkatan mutu


klinis dan keselamatan pasien yang telah  
ditetapkan
5 Pelaksanaan dan pengisian checklist
peningkatan mutu klinis dan keselamatan   
pasien

6 Pengumpulan checklist peningkatan mutu


klinis dan keselamatan pasien kepada Ketua   
Tim Mutu
7 Evaluasi kinerja peningkatan mutu klinis dan
  
keselamatan pasien
BAB IV
DOKUMENTASI

Kinerja pelaksanaan pelayanan klinis di monitor dan di evaluasi dengan cara


hasil rekap pelaksanaan kegiatan perencanaan program tim mutu klinis dan dilaporkan
setiap bulan kepada tim mutu. Monitoring dan evaluasi dilaksanakandalam rapat tiap 3
bulan. Hasil laporan kinerjansecara keseluruhan akan di evaluasi di akhir tahun oleh
direktur klinik, ketua tim mutu dan koordinator unit untuk dan dijadikan sebagai bahan
pertimbangan penyusunan perencanaan program peningkatan mutu klinis tahun
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai