Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2

“LAPORAN KEUANGAN INTERIM”

KELOMPOK 4

AKUNTANSI B 2017

Disusun Oleh :

1. Edi Mayono 7211417029


2. Winda Islamiati 7211417037
3. Anika Anggini 7211417040
4. Mifta Ull Khasanah 7211417041
5. Pungky Indrawan Dwi Laksana 7211417100
6. Imanuel Christian Dyandri 7211417106
7. Aninda Kusuma Sari 7211417168
8. Risqi Annisa Majid 7211417169
9. M. Kristianto Wibisono 7211417170
10. Wulan Kusumadyaningrum 7211417177

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah mengenai Laporan keuangan
Interim ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi keuangan Lanjutan 2.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang menunjang. Penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,
penyusun tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun
tata bahasa. Walaupun demikian, penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan makalah ini meskipun sangat sederhana.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca
pada umunya. Sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun dari pembaca, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Semarang, 1 Desember 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................................ ii

Daftar Isi..................................................................................................................... iii

A. Pengertian Laporan Keuangan Interim............................................................... 1


B. Sejarah Laporan Keuangan Interim.................................................................... 1
C. Isi Laporan keuangan Interim............................................................................. 2
D. Sifat Laporan Keuangan Interim......................................................................... 3
E. Pengungkapan Data Laporan Keuangan Interim................................................ 3
F. Pandangan Sehubungan Dengan Laporan Keuangan Interim............................ 4
G. Biaya Produk...................................................................................................... 5
H. Biaya-Biaya Lain................................................................................................ 5
I. Penyajian Laporan Keuangan Interim................................................................ 6

Kesimpulan................................................................................................................. 7

Lampiran Contoh Laporan Keuangan Interim

iii
A. Pengertian Laporan Keuangan Interim
Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah
tahun fiskal penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk
periode akuntansi interim sebagai bagian dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim
dikembangkan berdasarkan pandangan yang menganggap laporan keuangan interim
sebagai bagian integral dengan periode tahunan.
Pada dasarnya, laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai
kondisi perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan
setiap tiga bulan dan biasanya berisi informasi kumulatif dari awal tahun sampai
dibuatnya laporan tersebut. Sebelum tahun 1973, keseragaman isi dari laporan interim
yang dibuat untuk para pemegang saham sangat rendah. Ketidakseragaman dan
semakin pentingnya laporan interim mendorong dikeluarkannya APB Opinion Nomor
28 pada bulan Mei 1973.
Pengungkapan informasi segmen sebagaimana diatur dalam Statement of
Financial Accounting Standards (SFAS) Nomor 14 tentang Financial Reporting for
Segments of Business Enterprise tidak berlaku untuk pelaporan interim, kecuali jika
laporan interim tersebut berupa laporan keuangan yang dimaksudkan untuk
menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP).
Laporan Keuangan Interim adalah interim statement yaitu
laporan keuangan bersifat antar waktu untuk kepentingan masyarakat pengguna jasa
bank dan pihak lain yang terkait, yang meliputi periode bulanan atau triwulanan yang
merupakan bagian integral dari laporan tahunan; laporan keuangan interim wajib
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang sama dengan laporan keuangan tahunan
yang sekurang-kurangnya terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi, laporan ikat janji
atau komitmen dan kontingensi; jika terjadi perubahan dalam prinsip akuntansi,
pelaporan pada periode interim harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang
digunakan dalam menyusun laporan keuangan terakhir.
B. Sejarah Laporan Keuangan Interim
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 3 tentang Laporan Keuangan
Interim (selanjutnya disebut PSAK 3) pertama kali disahkan Dewan Standar

1
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 7
September 1994 menggantikan PAI 1984 Bab II Pasal 8. PSAK 3 (1994) berlaku
efektif pada tanggal 1 Januari 1995.
Pada tanggal 22 Oktober 2010 DSAK IAI mengesahkan revisi PSAK 3
dengan mengadopsi International Accounting Standards 34 Interim Financial
Reporting (IAS 34) per 1 Januari 2009. Pada tanggal 27 Agustus 2014 DSAK IAI
menerbitkan penyesuaian PSAK 3 yang merupakan adopsi dari IAS 34 efektif per 1
Januari 2014. PSAK 3 (Penyesuaian 2014) berlaku efektif 1 Januari 2015.
Pada tanggal 28 Oktober 2015 DSAK IAI mengesahkan amandemen terhadap
PSAK 3 yang merupakan amandemen konsekuensial dari Amandemen PSAK 1
tentang Prakarsa Pengungkapan. Amandemen ini mengamandemen paragraf 05 dan
berlaku efektif per 1 Januari 2017. Pada tanggal 28 September 2016 DSAK IAI
mengesahkan penyesuaian terhadap PSAK 3 yang merupakan adopsi dari Annual
Improvements to IFRSs 2012–2014 Cycle efektif per 1 Januari 2016. Penyesuaian
tersebut merubah paragraf 16A terkait pengungkapan lain dan berlaku efektif per 1
Januari 2017. PSAK 3 yang berlaku efektif 1 Januari 2017 merupakan wujud
komitmen DSAK IAI dalam menjaga perbedaan 1 tahun efektif dengan International
Financial Reporting Standards. Sehingga PSAK 3 yang berlaku efektif 1 Januari 2017
telah konvergen dengan IAS 34 efektif per 1 Januari 2016.
C. Isi Laporan keuangan Interim

Laporan keuangan interim minimum mencakup komponen berikut:

a) laporan posisi keuangan ringkas;

b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ringkas baik digabung
maupun dipisah;

c) laporan perubahan ekuitas ringkas;

d) laporan arus kas ringkas; dan

e) catatan penjelasan tertentu.

Jika entitas menerbitkan laporan keuangan lengkap dalam laporan keuangan


interimnya, maka format dan isi laporan keuangan interim tersebut sesuai dengan
persyaratan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan. Jika entitas menerbitkan laporan

2
keuangan ringkas dalam laporan keuangan interimnya, maka laporan keuangan
ringkas tersebut mencakup, minimum, setiap judul dan subjumlah yang termasuk
dalam laporan keuangan tahunan terkini dan catatan penjelasan tertentu sebagaimana
disyaratkan oleh Pernyataan ini. Pos atau catatan tambahan termasuk dalam laporan
keuangan tersebut jika kelalaian untuk mencantumkannya akan menyebabkan laporan
keuangan ringkas menjadi menyesatkan.

D. Sifat Laporan Keuangan Interim


Secara konseptual, laporan keuangan interim (interim report) menyediakan
informasi yang lebih tepat waktu, tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan
keuangan tahunan (annual report). Laporan keuangan interim menunjukkan
adanya trade-off antara ketepatan waktu dan kehandalan data-data keuangan, karena
memerlukan adanya estimasi untuk melakukan review piutang, utang dagang/usaha,
persediaan, dan informasi lainnya yang mendukung pengukuran yang disajikan dalam
laporan keuangan tahunan. Kebutuhan minimum pengungkapan sebagaimana diatur
dalam APB Opinion Nomor 28 tidak mewajibkan penyajian keuangan yang wajar
hasil operasi dan posisi keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
Berdasarkan APB Opinion Nomor 28, masing-masing periode interim
merupakan bagian integral dari laporan tahunan (annual report). Hasil perhitungan
periode interim harus didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang digunakan
dalam tahun terakhir penyusunan laporan keuangan. Meskipun demikian, modifikasi
tetap diperbolehkan untuk menyesuaikan periode interim dengan periode tahunan
supaya memiliki informasi yang berarti. Sebagai contoh, laporan interim
memodifikasi prosedur yang digunakan untuk penghitungan biaya produksi dan
biaya-biaya yang lain yang biasanya digunakan dalam laporan tahunan.
E. Pengungkapan Data Laporan Keuangan Interim
Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan
keuangan interim, maka data berikut merupakan data minimum yang harus
dilaporkan:
1. Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar
biasa (termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh
kumulatif perubahan akuntansi, perubahan akuntansi, dan laba bersih.
2. Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan.
3
3. Pendapatan dan beban musiman.
4. Perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan.
5. Pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa, dan tidak
sering terjadi.
6. Kewajiban kontinjen.
7. Perubahan akuntansi.
8. Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.
Laporan keuangan interim terakhir, misalnya laporan keuangan interim
triwulan keempat, tidak perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan
tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan
keuangan interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka penerbitannya
dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di samping itu,
isi dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih dari
laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang
bersangkutan.
F. Pandangan Sehubungan Dengan Laporan Keuangan Interim
Pada umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah
tahun fiskal penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk
periode akuntansi interim sebagai bagian dari tahun fiskal. Pada dasarnya, ada dua
pandangan sehubungan dengan laporan keuangan interim adalah sebagai berikut.
1. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama,
seperti pada periode tahunan.
2. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan
periode tahunan.
Di Indonesia, laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan pandangan yang
kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan
periode tahunan.

4
G. Biaya Produk
Untuk menghitung biaya produk antara lain dapat digunakan dengan metode sebagai
berikut.
1. Metode Laba Kotor. Apabila perusahaan menggunakan metode ini untuk harga
sediaan selama masa interim, pengungkapan metode dan rekonsiliasi dengan sediaan
tahunan perlu dilakukan.
2. Metode Last In First Out (LIFO). Jika persediaan LIFO dilikuidasi pada masa
interim tetapi metode tersebut akan diganti pada akhir tahun, harga pokok penjualan
(cost of goods sold) harus dimasukkan dalam biaya pergantian metode dari LIFO,
sebagai konsekuensi likuidasi interim. Sebagai contoh, sebuah perusahaan melakukan
likuidasi 100 unit sediaan yang diperhitungkan dengan LIFO pada tiga bulan pertama.
Perusahaan tersebut akan membebankan harga pokok/kos penjualan pada current cost
100 unit daripada historical cost LIFO jika 100 unit tersebut akan digantikan pada
akhir tahun. Kelebihan nilai current cost di atas historical cost menunjukkan adanya
kewajiban lancar pada neraca interim.
Dalam kasus perubahan metode sediaan LIFO, pengaruh kumulatif perubahan
pada awal periode tidak dapat dihitung. Jika perubahan tersebut dilakukan pada
periode pertama, fakta tersebut harus diungkap tetapi bukan jumlah pro forma. Jika
perubahan dibuat pada periode selanjutnya, perubahan tersebut diungkap bersamaan
dengan informasi keuangan pada periode interim sebelum perubahan.
H. Biaya-Biaya Lain
1. Biaya Tahunan dalam Laporan Interim. Biaya yang dibebankan secara tahunan
sebaiknya dialokasikan ke periode interim. Prosedur alokasi harus konsisten
dengan prosedur untuk laporan tahunan. Biaya-biaya yang muncul dalam periode
interim tidak ditangguhkan, kecuali jika biaya-biaya tersebut akan ditangguhkan
pada akhir tahun.
2. Biaya Iklan. Biaya iklan tidak ditangguhkan selama masa interim, kecuali jika
manfaatnya juga dapat dirasakan pada periode sesudahnya.
3. Pajak Penghasilan. Pajak penghasilan dalam laporan interim dibagi menjadi (a)
pajak penghasilan untuk penghasilan dari operasional tidak termasuk item-item
yang bukan biaya atau jarang terjadi, dan (b) pajak penghasilan untuk item yang
tidak biasa, pemberhentian operasi dan item luar biasa. Biaya pajak penghasilan
untuk masa interim berdasarkan pada estimasi tarif pajak efektif tahunan untuk
5
pendapatan kena pajak (PKP) yang berasal dari operasi tidak termasuk item-item
luar biasa. Estimasi pajak penghasilan tahunan dikurangi dengan pajak
penghasilan yang telah diakui pada periode sebelumnya menjadi beban pajak
periode kini. Pengaruh pajak untuk item-item yang tidak biasa diperhitungkan
secara terpisah dan ditambahkan pada periode interim di mana item ini dilaporkan.
Gain dan loss untuk pemberhentian operasi dan item luar biasa dilaporkan dalam
laporan tahunan.
I. Penyajian Laporan Keuangan Interim
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan
Keuangan Interim berlaku untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan
laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya: pasar
modal, dan lain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) industri yang bersangkutan secara khusus, misalnya perbankan,
maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
Laporan keuangan interim meliputi: (1) neraca; (2) laporan laba/rugi; (3) saldo
laba interim; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan interim harus menyajikan secara komparatif dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Perhitungan laba/rugi interim harus mencakup periode sejak awal
tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).
Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok
lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka
panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Kalau suatu aktiva dan kewajiban dapat
atau harus direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca interim,
maka aktiva tersebut digolongkan sebagai lancar; atau kewajiban tersebut
digolongkan sebagai jangka pendek; kalau tidak aktiva tersebut digolongkan sebagai
tidak lancar atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai jangka panjang.
Khusus untuk perusahan tertentu, antara lain bank dan asuransi, yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva
harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

6
Kesimpulan

Dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual surat berharga di pasar


modal, laporan keuangan interim menjadi semakin diperlukan pemakai laporan keuangan
membutuhkan laporan keuangan perusahaan secepat mungkin untuk memberikan
gambaran tentang kegiatan perusahaan. Laporan keuangan interim adalah laporan
keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan.

Tuntutan pengungkapan untuk laporan interim ditemukan dalam APB Opinion Nomor
28 dan diamandemen dalam FASB Statement Nomor 3 dan FASB Interpretation Nomor
18. Laporan interim menyediakan informasi yang tepat waktu. Meskipun demikian,
sebagian besar informasinya didasarkan pada estimasi dan laporan yang tidak diaudit.
Setiap laporan interim merupakan bagian integral dari laporan tahunan. Laporan interim
ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan tahunan tahun
sebelumnya. Meskipun demikian, beberapa modifikasi mungkin diperlukan untuk
menyusun laporan interim sebagai pelengkap laporan tahunan.

Demikian makalah yang kami susun, semoga maklalah-makalah selanjutnya yang


akan disusun oleh adik tingkat kami dapat dibuat dengan lebih baik agar
menyempurnakan makalah kami. Terimakasih, semoga bermanfaat bagi kita semua

7
Lampiran Contoh Laporan Keuangan Interim

Anda mungkin juga menyukai