Sap DM
Sap DM
DIABETES MELITUS
Oleh:
DIANATUS SHOLEHAH
NIM. 201210300511030
I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan keluarga Ny. E dapat memahami tentang
penyakit diabetes melitus.
II. METODE
Penyuluhan, diskusi dan tanya jawab.
III. MEDIA
1. Leaflet
IV. MATERI
Terlampir
V. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN KEGIATAN
NO WAKTU METODE
PENYULUHAN PESERTA
1 Pembukaan :
Membuka kegiatan Menjawab salam 5 menit ceramah
dengan mengucapakan
salam Mendengarkan
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 Pelaksanaan :
Penjelasan / Penyuluhan Memperhatikan 15 menit ceramah
tentang : Mendengarkan
pengertian diabetes
melitus
klasifikasi diabetes
melitus
penyebab diabetes
melitus
tanda dan gejala diabetes
melitus
dampak dan komplikasi
diabetes melitus
pencegahan diabetes
melitus
3 Evaluasi :
DIABETES MELLITUS
1. Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron
(Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetes
merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner
& Suddart, 2002).
4. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin
adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila
insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan
tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah
meningkat.
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun
dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap
insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin
normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang
kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam
darah menjadi meningkat
8. Pencegahan
Pencegahan penyakit diabetes melitus terutama ditujukan kepada orang-
orang yang memiliki risiko untuk menderita DM. Tujuannya adalah untuk
memperlambat timbulnya DM, menjaga fungsi sel penghasil insulin di pankreas,
dan mencegah atau memperlambat munculnya gangguan pada jantung dan
pembuluh darah.Faktor risiko DM dibedakan menjadi faktor yang dapat
dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.Usaha pencegahan
dilakukan dengan mengurangi risiko yang dapat dimodifikasi.
a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Contohnya ras dan etnik, riwayat anggota keluarga menderita DM, usia >45
tahun, riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi>4000 gram atau riwayat
pernah menderita DM gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan
rendah, kurang dari 2,5 kg.
b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
Contohnya berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi (>
140/90 mmHg), gangguan profil lipid dalam darah (HDL < 35 mg/dL dan atau
trigliserida > 250 mg/dL, dan diet tak sehat tinggi gula dan rendah
serat.Pencegahan DM juga harus dilakukan oleh pasien-pasien prediabetes yakni
mereka yang mengalami intoleransi glukosa (GDPP dan TGT) dan berisiko tinggi
mederita DM.
Pencegahan DM pada orang-orang yang berisiko pada prinsipnya adalah
dengan mengubah gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan berat badan,
dan pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap sekelompok orang
dengan perubahan gaya hidup intensif, pencegahan diabetes paling berhubungan
dengan penurunan berat badan. Menurut penelitian, penurunan berat badan 5-10%
dapat mencegah atau memperlambat munculnya DM. Dianjurkan pula melakukan
pola makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, mengandung
sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut. Asupan kalori ditujukan untuk
mencapai berat badan ideal.
Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin, minimal 150
menit perminggu, dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat memperbaiki
resistensi insulin yang terjadi pada pasien prediabetes, meningkatkan kadar HDL
(kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan ideal. Selain olah raga,
dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari, misalnya dengan memilih
menggunakan tangga dari pada elevator, berjalan kaki ke pasar daripada
menggunakan mobil, dll.
Merokok, walaupun tidak secara langsung menimbulkan intoleransi
glukosa, dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa
dan DM. Oleh karena itu, pasien juga dianjurkan berhenti merokok.
DAFTAR PUSTAKA