Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM


PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI BIDANG PENDIDIKAN

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas :


Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Anas, M.Pd.I.

Disusun oleh :
Ayu Laras Sati
Baikuni Ilhami
Fania Ayu Puspitasari

SEMESTER
VII A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STIT PEMALANG
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang


selalu memberikan rahmat dan Hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada
Nabi Muhamad SAW beserta keluarga, parasahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa dalam perlindungan Allah SWT. Atas Ridho-Nya, akhirnya penulis
dapat meyelesaikan makalah yang berjudul Peranan Sistem Informasi Manajemen
Dalam Pengambilan Keputusan di Bidang Pendidikan.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan makalah ini. Penulis meyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan Sehingga, demi kesempurnaan
penulisan selanjutnya, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga besar
harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua.

Pemalang, 25 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………. .................................................. 3
A. Peranan Sistem Informasi Manajemen ..................................................................... 3
B. Pengertian Pengambilan Keputusan ......................................................................... 5
C. Proses Pengabilan Keputusan .................................................................................... 8
D. Model-Model Pengambilan Keputusan ................................................................... 11
E. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan ......................................................................... 12
F. Sistem Informasi Fungsional Manajemen ................................................................ 12
BAB III PENUTUP………………………………. ........................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………. ..................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan informasi amatlah penting. Seiring
perkembangan zama perkembangan teknologi informasi amatlah pesat hal ini
ditandai dengan adanya inovasi teknologi dan komunikasi. Perubahan tersebut
mnyebabkan setiap lembaga termasuk lembaga pendidikan untuk mampu berdiri
dan menghadapi persaingan.
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu lembaga
pendidikan menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu lembaga
pendidikan maka semakin kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data
yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang
mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu suatu lembaga akan mengalami
kesulitan dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya akan mengalami
kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka
melaksanakan fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi
bahwa keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada
ketepatan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut
harus memberi manfaat seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak-
pihak yang membutuhkan.
Manajemen membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara
efisien dan efektif. Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya
dapat ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi.
Dengan adanya sistem informasi yang baik diharapkan tidak adanya
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan/organisasi. Selain
itu suatu sistem yang baik juga akan mendorong produktivitas yang tinggi dan
memberikan kontribusi atas tercapainya tujuan organisasi.
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu
membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih

1
tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki
dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat
memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.
Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat
banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti
dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif,
atau untuk memanfaatkan kesempatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimana peranan sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan di bidang pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui peranan sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan di bidang pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


a. Pengertian Peranan
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang
menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu
hal atau peristiwa.1 Menurut Soerjono Soekanto dalam buku yang berjudul
sosiologi suatu pengantar (2012: 212). Pengertian Peranan adalah Peranan
merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep tentang
Peran (role) menurut Komarudin (1994: 768 ) dalam buku “ensiklopedia
manajemen” mengungkap sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen
2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada
padanya
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa
peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam
menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai
hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebab akibat.
b. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen menurut Pratama, merupakan gabungan dari
perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan sumber daya
manusia (SDM) yang saling berkaitan dalam mengolah data menjadi informasi
yang bermanfaat melalui penciptaan sebuah sistem. Selain penggunaan komputer,
manusia juga turut menjadi bagian dari sistem in. Manusia menggunakan sebuah

1
https://kbbi.web.id/peranan diakses pada hari hari senin tanggal 25 November 2019 pukul 09.00
WIB

3
ide, pemikiran dan perhitungan dalam menggunakan komputer yang di dalamnya
terdapat software dan hardware. Selain itu terdapat pula process perencanaan,
kontrol,koordinasi dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu sistem informasi
dinamakan juga sistem kompleks.2 Beberapa pendapat ahli tentang pengertian
sistem informasi manajemen sebagaimana dikutip oleh Rochaety sebagai berikut:
1) Gordon B. Davis mengemukakan bahwa sistem informasi manajemen
merupakan suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan proses
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
2) Soetedjo Moeljodiharjo berpendapat bahwa sistem informasi manajemen
merupakan suatu metode yang menghasilkan informasi yang tepat waktu
yang digunakan untuk langkah pengambilan keputusan dalam rangka
memperbaiki perencanaan dan pengendalian.
3) Robert W. Holmes mengartikan sistem informasi manajemen sebagai suatu
sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi pilihan yang berorientasi
kepada keputusan guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivias
organisasi yang dirancang dalam kerangka kerja. D. Joseph F. Kelly
menyatakan bahwa sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara
sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya yang berlandaskan
komputer sehingga menghasilkan kumpulan penyimpanan, perolehan
kembali, komunikasi, dan penggunan data untuk tujuan operasi manajemen
yang efisien.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
informasi manajemen dalam pendidikan merupakan rangkaian keterkaitan antara
sumber daya manusia dengan aplikasi teknologi informasi yang digunakan untuk
menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka untuk
mendukung proses pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan.

2
I Pute Agus Eka Pratama, Sistem Informasi dan Implementasinya: Teori dan Konsep Sistem
Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya Munggunakan Perangkat Lunak Open Source,
(Bandung: Informatia, 2014), hlm .10

4
B. Pengertian Pengambilan Keputusan
Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus
dihadapi dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan
keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu.3 Secara etimologis
kata decide berasal dari bahasa latin de yang berarti off dan kata caedo yang
berarti to cut. Hal ini berarti proses kognitif cut off sebagai tindakan mimilih
diantara beberapa alternatif kemungkinan. Ada beberapa pengertian pengambilan
keputusan menurut para ahli yaitu :
1. Max (1972), Decision Making is commanly difined as choosing from among
alernatives (pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa
alternatif).
2. Shull (1970:67) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan
proses kesadaran manusia terhadap fonumena individual maupun sosial
berdasarkan kejadian faktual dan nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas
perilaku pemilihan satu atau bebrapa alternatif sebagai jalan keluar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
3. George R Terry dalam Igbal Hasan (2002:9), Pengambilan keputusan
adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih
alternatif yang ada.
4. S.P Siagian dalam Iqbal Hasan (2002:10), Pengambilan keputusan adalah
suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang
dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan
masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan
pemilihan dari salah satu alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran

3
Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), hlm. 185

5
dari proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi, adapun
hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan(decision) .
Pengambilan keputusan menurut George R. Terry dalam Iqbal Hasan
(2002:6) didasarkan pada lima (5) hal yaitu :4
1. Intuisi, pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi mengandung beberapa kebaikan dan
kelemahan.
Kebaikannya antara lain :
a. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. Pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan tersebut
sangat berperan.
Kelemahan dari intuisi adalah :
a. Keputusan yang diambil relatif kurang baik
b. Sulit mencari alat pembandingnya sehingga sulit diukur kebenarannya
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki
manfaat bagi pengetahuan praktis karena berdasarkan pengalaman seseorang
dapat memperkirakan keadaan sesuatu serta dapat memperhitungkan untung
ruginya dan baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena
pengalaman seseorang dapat menduga masalahnya walaupun hanya dengan
melihat sepintas saja sudah menemukan cara penyelesaiannya.
3. Fakta, pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan
terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi sehingga orang dapat
menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang, pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya

4
Syamsyi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. (Jakarta : Bumi Aksara),
hlm.16

6
dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya atau orang yang lebih rendah
kedudukannya.
Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasar wewenang antara lain :
a. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki otentisitas (otentik)
Kelemahannya antara lain :
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktek diktatotial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga
dapat meninmbulkan kekaburan.
5. Rasional, pada pengambilan keputusan ini keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu sehingga dapat dikatakan mendekatai
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dalam pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang mempengaruhi,
antara lain:
1. Posisi kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang
dapat dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu
keputusan (decision taker), ataukah staff (staffer).
2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk
tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang
diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan. Sebenarnya,
masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis,
ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan
satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap

7
kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Situasi ini ada yang bersifat tetap dan
ada juga yang berubah-ubah.
4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama
menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar
faktor faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit
(kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu
/ telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan
merupakan tujuan antara atau objectif.
Sedangkan menurut Azhar kasim(1995:17) faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan meliputi hal-hal berikut :
1. Pria dan wanita
Pria umumnya bersifat lebih tegas atau berani dan cepat mengambil
keputusan, dan wanita umumnya relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu.
2. Peranan pengambil keputusan
Peranan pengambil keputusan mencakup kemampuan mengumpulkan
informasi, kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan
menggunakan konsep yang cukup luas tentang perilaku manusia dan
memperkirakan hari depan yang lebih baik.
3. Keterbatasan kemampuan
Perlu disadari adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan
keputusan dibidang manajemen yang bersifat institusional maupun bersifat
pribadi.

C. Proses Pengambilan Keputusan


Menurut George R. Terry dalam Iqbal Hasan, yang dikutip oleh Eti5 Salah
satu peran system informasi manajemen adalah untuk mengambil keputusan

5
Ety Rocaety, dkk, system Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005)
hlm. 151

8
dalam suatu lembaga pendidikan. Pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada dan menurut
Ibnu Syamsi unsur-unsur dalam pengambilan keputusan yang harus
dipertimbangkan adalah:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
2. Identifikasi alternative-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut
3. Perhitungan mengenai factor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya,
4. Sarana/ alat untuk mengevaluasi / mengukur hasil dari suatu pengambilan
keputusan.
Unsure-unsur pengambilan keputusan dapat digunakan oleh kepala
sekolah untuk terlebih dahulu mengkaji dan mempertimbangkan mengenai tujuan
pengambilan keputusan, manfaat dan dampak dari pengambilan keputusan.
Tiga tahap pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan SIM
Tahap proses Hubungan dengan SIM
pengambilan keputusan
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan
data baik dengan cara yang telah ditentukan
maupun dengan cara khusus. SIM harus
memberikan kedua cara tersebut. Sistem
informasi harus meneliti semua data dan
Pemahaman mengajukan permintaan untuk diuji mengenai
situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM
maupun organisasi harus menyediakan saluran
komunikasi untuk masalah yang diketahui
dengan jelas agar disampaikan kepada
organisasi tingkat atas sehingga masalah
tersebut dapat ditangani.
SIM harus mengandung model keputusan untuk
Perancangan mengolah data dan meprakarsai pemecahan

9
alternatif. Model harus membantu menganalisis
alternatif.
Pemilihan SIM menjadi paling efektif apabila hasil
perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang
mendorong pengambilan keputusan. Apabila
telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah
menjadi pengumpulan data untuk umpan balik
dan penilaian kemudian.

Kotler, menjelaskan proses pengambilan keputusan anatara lain sebagai berikut : 6


a. Identifikasi Masalah
Mampu mengidentifikasi masalah yang ada di dalam suatu keadaan
b. Pengumpuln dan Penganalisisan Data
Diharapkan mampu mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada
c. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun dengan baik, maka perlu
dipikirkan cara-cara pemecahannya.
d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan alternatif yang dianggap paling tepat untuk memcahkan
masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau
rekomendasi
e. Pelaksanaan Keputusan
Pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang positif atau
negatif dari keputusan yang diambil.
f. Pemantauan dan Pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pemimpin dapat mengukur
dampak dari keputusan yang telah dibuat.
Jadi proses pengambilan keputusan terstruktur atas identifikasi masalah,
pengumpulan dan penganalisisan data, pembuatan alternatif, alternatif kebijakan,

6
Kotler P, dkk. 2000. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Yogyakarta : Andi Offset. Hlm.
223

10
pemilihan salah satu alternatif yang terbaik, pelaksanaan keputusan, pemantauan
dan pengevaluasian hasil pelaksanaa.
Menurut Munandar A.S, proses pengambilan keputusan dimulai
berdasarkan adanya masalah antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan
yang ada.7

D. Model-Model Pengambilan Keputusan


Lembaga pendidikan atau organisasi dapat menerapkan atau
mengadopsi model-model pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Rational Model
Knis Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
maupun tingkat ketidakpastian teknis rendah. Pilihan dipermudah oleh kinerja
program (March, simon, 1992) dan standar operasional (cyert, 1992, march, 1976)
yang disusun menurut aturan keputusan serta rutinitas yang telah dipelajari sebuah
organisasi atau lembaga pendidikan .
2. Political Model
Ketika tujuan diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan dan
kepastian teknis tinggi dalam kelompok, keputusan dari tindakan merupakan hasil
tawar menawar antara kelompok yang mengejar kepentingan mereka dan
manipulasi instrumen pengaruh yang tersedia.
3. Anarchy Model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
maupun tingkat ketidak pastian teknis tinggi (March dan Olsen, 1992).
4. Process model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
rendah, sedangkan ketidak pastian teknisnya tinggi (Mintzberg, Raisinghani dan
Theoret, 1996).

7
Munandar, A.S, 2004. Psikologi Industri dan Organisasi. Tangerang: Universitas Indonesia
Press. hlm 124

11
E. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
Jenis-jenis keputusan dapat disusun berdasarkan berbagai sudut pandang
dan secara garis besar dikenal tiga jenis keputusan yaitu :
1. Keputusan berdasarkan tingkat kepentingan
Pada umumnya sebuah lembaga termasuk lembaga pendidikan memiliki
hirarki manajemen.hirarki ini terbagi atas tiga tingkatan yaitu manajemen
puncak,manajemen menengah dan manajemen tingkat bawah. Manajemen tingkat
puncak berkaitan dengan perencanaan yang bersifat strategis (Strategic Planning).
Manajemen tingkat menengah menangani masalah pengawasan dan kegiatannya
lebih banyak bersifat administrasi. Manajemen tingakat bawah yaitu manajemen
operasional, berkaitan dengan kegitan operasi sehari-hari.
2. Keputusan berdasarkan Regulitas
Keputusan yang dikemukakan oleh Simon (19950 dibagi menjadi
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.
1. Keputusan terprogram, keputusan ini bersifat rutinitas dan berulang-ulang
dengan cara penanggulangan yang telah ditentukan untuk menyelesaikan
masalah melalui prosedur, aturan dan kebijakan.
2. Keputusan tidak terprogram, keputusan ini bersifat tidak rutinitas dan
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak bsrstruktur.
3. Keputusan berdasarkan lingkungan
Keputusan ini dibedakan menjadi empat kelompok berikut :
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
F. Sistem Informasi Fungsional Manajemen Pendidikan
Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan terdiri dari SIM
Keuangan, SIM Operasi, SIM SDM dan SIM Pemasaran. Disamping subsitem
informasi manajemen diatas terdapat sub sistem lainnya dalam proses
pengambilan keputusan yaitu sistem informasi akuntansi, sistem pendukung
keputusan, fakta (fenomena) yang ada dilapangan, dan pengetahuan yang harus

12
dimiliki oleh pengambil keputusan (decision maker). Sistem informasi fungsional
manajemen pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Pendidikan
Aplikasi sistem informasi manajemen keuangan digunakan untuk
membantu proses pengolahan data keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan berdasarkan sistem pencatatan yang disebut akuntasi. Kebutuhan akan
sistem informasi keuangan berawal dari subsistem input yang meliputi sistem
informasi akuntansi, subsistem pemeriksaan internal, dan subsistem penyelidikan
keuangan. Ketiga unsur tersebut berperan sebagai data base yang berasal dari
sumber internal organisasi pendidikan dan sumber lingkungan. Kemudian
database diolah menjadi sub sistem output untuk dapat memperkirakan berapa
besarnya anggran pendidikan yang akan dialokasikan, berapa biaya yang harus
dikeluarkan dan bagaimana pola pengendalian biaya yang telah dikeluarkan, hal
ini merupakan bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan keuangan atau
biaya pendidikan.
2. Sistem Informasi Manajemen Operasi dalam Pendidikan
Menurut Lovelock (2003:31), pendidikan (education) merupakan jenis
jasa yang diciptakan oleh penyedia jasa untuk disampaikan secara langsung pada
pola pikir seseorang (people mind). Dari ungkapan tersebut dapat diuraikan bahwa
jasa pendidikan disajikan untuk mengisi pola pikir seseorang. Oleh karena itu,
operasi jasa pendidikan lebih menekankan pada bagaimana menyajikan jasa
pendidikan agar dapat diterima dengan mudah oleh konsumen atau pengguna jasa
pendidikan (siswa/mahasiswa).
3. Sistem Informasi Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan
Sistem informasi pemasaran bermanfaat untuk mengatur arus informasi
pemasaran jasa pendidikan, karena tingkat persaingan jasa pendidikan saat ini
sangat ketat. Terjadinya persaingan yang sanagat ketat antar jasa pendidikan
merupan dampak dari banyaknya jasa pendidikan yang ditawarkan oleh
penyedia jasa. Untuk menganalisis perkembangan pemasaran jasa pendidikan,
para pengambil kebijakan bidang pendidikan memerlukan informasi mengenai

13
perkembangan maupun lingkungan pemasaran jasa pendidikan agar situasi
persaingan jasa pendidikan dapat dianalisis lebih awal.
4. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan
Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan
merupakan sebuah prosedur sistematis pengumpulan, penyimpanan,
pemeliharaan, validasi, serta pengambilan kembali data sumber daya manusia
yang dibutuhkan lembaga pendidikan dalam meaksanakan kegiatan fungsi SDM
dan karakteristik satuan kerja. SIM pendidikan digunakan untuk mendukung
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan SDM pendidikan. Contoh secara
umumpenyediaan data tentangjumlah tenaga kependidikan dan pendidik, dari
mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi baik swasta maupun negeri.
Dari uraian keempat sistem informasi fungsional manajemen pendidikan,
menurut Lovelock (2003) tiga fungsi manajemen merupakan peran sentral dalam
melayani konsumen (penggguna jasa pendidikan). Ketiga fungsi sentral
manajemen tersebut dimainkan oleh manajemen operasi, manajemen SDM dan
manajemen pemasaran.
Manajemen operasi yang mengatur operasional lembaga pendidikan dan
proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pengadaan sumber daya
manusia. Hal ini disebabkan operasional lembaga pendidikan tanpa didukung oleh
sumber daya manusia yang andal akan menghadapi kendala, baik kendala
kompetensi, keterampilan, maupun kualitas layanan yang diberikan kepada
siswa/mahasiswa (masyarakat) sebagai konsumen lembaga pendidikan.
Manajemen pemasaran jasa lembaga pendidikan dengan sendirinya akan
menyesuaikan dengan sistem sumber daya manusia maupun operasional lembaga
pendidikan yang ada. Kalaupun penerapan strategi pemasaran sangat baik tetapi
pola kerja sumber daya manusia dan operasional lembaga pendidikan tidak
berkualitas , hal itu berpengaruh besar terhadap citra konsumen (masyarakat)
pengguna jasa pendidikan.

14
BAB III
PENUTUP

Pengambilan keputusan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan


organisasi. Salah mengambil keputusan dapat berakibat pada organisasi yang
dapat dirasakan langsung dan mempengaruhi pengambilan keputusan dimasa
datang. Pengambilan keputusan merupakan proses identifikasi berbagai alternatif
solusi terhadap permasalahan organisasi.
v Sistem informasi manajemen menyediakan informasi setiap orang untuk
pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam memecahkan
masalah yang dihadapi oleh organisasi.
v Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan menurut Lovelock(2003)
ada empat (4) yaitu SIM Keuangan dalam pendidikan, SIM Operasi dalam
pendidikan, SIM Pemasaran dalam pendidikan dan SIM SDM dalam pendidikan.
Dari ke empat sistem informasi fungsional tersebut tiga fungsi merupakan peran
sentral dalam melayani konsumen (pengguna jasa pendidikan). Ketiga fungsi
sentral tersebut dimainkan oleh manajemen operasi, manajemen SDM dan
manajemen pemasaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dagun, M. Save. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian


Kebudayaan Nusantara (LPKN). 2006
Ety Rocaety, dkk. System Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2005
I Pute Agus Eka Pratama. Sistem Informasi dan Implementasinya: Teori
dan Konsep Sistem Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya
Munggunakan Perangkat Lunak Open Source. Bandung: Informatia. 2014
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 1995
Kotler P, dkk. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Yogyakarta : Andi Offset.
2000
Munandar, A.S. Psikologi Industri dan Organisasi. Tangerang: Universitas
Indonesia Press. 2004
Syamsyi, Ibnu. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta : Bumi
Aksara. 2000

16

Anda mungkin juga menyukai