PENDAHULUAN
Selain itu, Singapore juga berkeinginan untuk menciptakan dan mengembangkan lingkungan
hunian yang baik dari yang sudah ada, strndard yang lebih tinggi bagi pendidikan, budaya,
kesehatan maupun fasilitas rekreasi. Tetapi semuanya itu memang perlu lahan lebih banyak dari
lahan Singapore yang sekarang. Untuk itu, salah satu cara dengan mengadakan proyek reklamasi
yang sudah dimulai sejak tahun 1967 hingga tahun 'X', Singapore dapat menambah sekitar 25%.
'Pintu masuk' bagi kaum urban disediakan di daerah selatan Singapore sebagai focus. Sedangkan
Central Bussiness District terletak di pusat Singapore. Selain itu, akan di bangun 2 koridor lagi
yaitu di Tampines dan Hougang.
Sejak tahun 1967 sampai tahun 1988 populasi meningkat 30% dan diperkirakan tahun 2030
populasi meningkat tinggi. Tetapi dengan peningkatan ekonomi yang cukup tinggi dan
pendapatan per-kapita, pengkatan penduduktidak perlu di kawatirkan karena masing2 personal
mampu hidup dengan layak, yang juga mempengaruhi perencanaan kota.
Konsep perencanaan kota Singapore berfokus pada membangun dan mengembangkan dari negara
membangun menjadi kota tropis yang excellent, pulau yang eksotis serta kota bertaraf
internasional, dengan langkah2 sbb :
‘The Concept Plan’ merupakan strategi pemerintah untuk membangun Singapore sejak tahun
1971, yang sekarang sudah dapat dilihat hasinya. Konsep ini dibagi 3 tahap : yaitu sampai tahun
2000, sampai tahun 2010 dan sampai tahun ‘X’ ( sementara Singapore 2050 ). Salah satu proyek
yang di kembangkan menggunakan konsep dasar ‘Living the Next Lap’, mempunyai visi bahwa 1
pusat pelayanan masyarakat ( meliputi perkantoran, perdagangan, transportsi, pendidikan dan
sebagainya ) harus dapat melayani 800.000 orang dan kompleks hunian harus dekat dengan pusat
kegiatan tersebut.
Selain memaksimalkan fungsi transportasi masal, pemerintah Singapore juga memberikan lebih
banyak pekerjaan yang lebih dekat dengan rumah atau tempat tinggal penduduk. Pemerintah juga
menempatkan pusat ekonomi atau hal yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dekat
dengan tempat tinggal penduduk. Tata kelola ruang seperti itu akan memudahkan penghuni kota
dalam melakukan aktifitas rutinnya sehingga penduduk kota tidak memerlukan moda transportasi
tambahan untuk mengakses lokasi yang dapat memenuhi kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Singapore merupakan kota / negara yang sangat kecil, jauh lebih kecil dari kota Jakarta,
tetapi mempunyai manajemen kota yg sangat baik, sehingga sekarang ini Singapore termasuk
kota / negara yg maju dalam segala bidang. Memang, besar daerah maupun kepadatan penduduk
sangat mempengaruhi kemajuan daerah tersebut. Penduduk Singapore hampir sebanding dengan
luas lahan yang tersedia sehingga penanganannya cukup mudah, tidak seperti Jakarta. Tetapi
paling tidak, Jakarta dapat belajar dari Singapore dengan mengambil unsur2 positif dari
manajemennya yg kemudian diterapkan di Jakarta.
Singapore kecil sekali dibandingkan dengan Indonesia. Memang, semua latar belakang dan
semua elemen2 negara / kotanya juga berbeda ( lihat tulisanku Sedikit Pemikiran untuk Jakarta:
Manajemen Pembangunan terhadap Pertumbuhan Fisik Kota (Bagian: 19) ), tetapi paling tidak
Indonesia bisa mencontoh manajemen perkotaanya untuk kota2 di Indonesia.
Singapore mempunyai dasar visi yang jauh ke depan sebagai dasar konsep bagi seluruh sepak
terjangnya. Keinginan sangat besar dalam menyenangkan seluruh warganya, walau kendala lahan
yg terbatas sangat mengganggu aktifitas kota / negara itu.
Reklamasi Singapore dilakukan secara besar2an karena untuk menambah kebutuhan lahan negara
itu. Walau dengan menambah lahan Singapore, akan berakibat negara Indonesia menjadi lebih
'sempit'. Dan ini harys tetap disepakati dengan seksama untuk selalu bertetangga dengan baik.
'The Concept Plan' merupakan strategi pemerintah untuk membangun Singapore sejak tahun
1971, yang sekarang sudah dapat dilihat hasinya. Konsep ini dibagi 3 tahap : yaitu sampai tahun
2000, sampai tahun 2010 dan sampai tahun 'X' ( sementara 'Singapore 2050 ).
Konsep Singapore tahun 2050. Dengan membuat konsep master plan ini, Singapore berusaha
untuk mulai menata infra-struktur sebelum konsep ini dijalankan.
Salah satu proyek yang di kembangkan menggunakan konsep dasar 'Living the Next Lap',
mempunyai visi bahwa 1 pusat pelayanan masyarakat ( meliputi perkantoran, perdagangan,
transportsi, pendidikan dan sebagainya ) harus dapat melayani 800.000 orang dan kompleks
hunian harus dekat dengan pusat kegiatan tarsebut.