BAB I-3 Muscle Twitching
BAB I-3 Muscle Twitching
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Muscle Twitching merupakan suatu kelainan atau gangguan yang menyerang pada satu
area otot tertentu. Penyebabnya dapat beragam. Penulis mengangkat tema Muscle Twitching
karena penulis merasa tertarik untuk mengetahui apa Muscle Twitching, penyebab, serta
penulis menemukan seorang saudara penulis yang mengalami Muscle Twitching ini.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
1
BAB II
PUSTAKA
http://kamuskesehatan.com/arti/gangguan-autoimun/
http://umm.edu/health/medical/ency/articles/muscle-twitching
http://www.spesialis.info/?apa-penyebab-gangguan-autoimun-,393
Dariyo, Agoes. 2011. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung:
Aditama.
2
BAB III
METODE
Jenis penelitian yang diambil adalah studi korelasional. Studi korelasional adalah
suatu penelitian yang mencoba untuk meneliti hubungan antara 2 variabel atau lebih. Dalam
penelitian ini penulis berusaha untuk melihat korelasi (hubungan) antara pengaruh stress
dengan kelainan muscle twitching.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi adalah
metode wawancara. Metode wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
paling tua dalam upaya pengembangan ilmu dengan menggali informasi psikologis yang
mendalam dari responden secara langsung artinya peneliti berhadapan langsung dengan
responden tanpa diwakili oleh orang lain. Metode ini dipilih karena menurut penulis dapat
memberikan informasi yang diperlukan dalam waktu yang relatif singkat, juga karena
partisipan memang memungkinkan untuk memberikan penjelasan yang dibutuhkan.
3
BAB IV
Manusia merupakan makhluk yang tersusun atas beragam organ yang saling terikat dan
saling membantu dalam proses kehidupan manusia itu sendiri. Ada beberapa organ yang
terdapat dalam tubuh manusia, salah satunya adalah otot. Otot dalam tubuh manusia 3
macam, yakni otot lurik, otot polos, dan otot jantung dimana masing-masing memiliki ciri
khas dan fungsi yang berbeda. Otot terdiri dari serabut, jaringan, dan saraf. Ketika saraf
mengalami rangsangan atau mengalami kerusakan, maka hal itu akan menyebabkan serabut
otot berkedut . Beberapa kedutan di bagian tubuh merupakan hal yang wajar yang akan
hilang tanpa pemeritahuan. Namun, beberapa tipe kedutan lain merupakan sebuah tanda-
tanda gangguan sistem saraf yang harus di periksakan ke dokter saraf. Salah satu gangguan
yang diakibatkan saraf adalah Muscle Twitching. Muscle Twitching merupakan suatu
keadaan dimana otot di bagian tubuh yang dipersarafi serabut saraf motorik tunggal tertentu
berkontraksi (mengalami gerakan halus di area kecil otot) yang tidak dapat dikendalikan
namun masih tetap disadari pergerakannya.
Muscle Twitching ini dapat dipacu atau diakibatkan oleh hal-hal berikut:
3. Kurang tidur.
4
6. Kekurangan zat gizi dalam makanan (defisiensi).
7. Stres.
9. Rasa cemas.
10. Merokok.
C. ANALISA KASUS
Pada penelitian ini penulis mencoba mengambil kasus Muscle Twitching yang terjadi
pada saudara penulis, yakni ibu Hj. Siti Khadijah yang sering dipanggil Amih. Kini ia berusia
75 tahun. Amih mengalami Muscle Twitching sejak berusia 65 tahun.
Pada awalnya keadaan fisik Amih sama normalnya seperti kebanyakan nenek-nenek.
Namun saat itu ia mengalami stress karena memikirkan nasib anak-anaknya. Stressnya
semakin berlanjut kala salah seorang anaknya menjadi korban tipu seseorang sehingga harus
kehilangan uang dalam nominasi yang lumayan besar. Saat itu anaknya diajak belajar di luar
negeri dengan syarat pembayaran puluhan juta. Kala itu ada sekitar 18 orang yang ikut
tertipu, namun beruntung mereka belum mengirim seluruh pembiayaan, hanya separuhnya
yang telaah dikirim. Sehari sebelum keberangkatan anaknya Amih telah menyediakan acara
syukuran dan juga salah satu saudaranyadi Garut juga percaya akan belajar di luar negeri itu.
Namun untungnya saat hari H, terjadi kesalahan di bandara yang mengakibatkan kebatalan
pemberangkatan ke-18 orang tadi. Setelah ditelusuri ternyata orang yang mengajak ke luar
5
negeri itu berniat membuang ke-18 orang tadi di negara asing. Saat sang anak
menceritakankejadian, Amih merasa bersyukur, namun di sisi lain ia merasa stress saat ia
memikirkan bagaimana kehidupan anaknya selanjutnya. Ia berusaha membantu pembiayaan
dan tenaga semampunya untuk membantu anak-anaknya menjadi sosok yang sukses.
Beriring waktu di usia sekitar 65 tahun, orang-orang mulai berkata jika kepalanya seolah
menggeleng-geleng secara lambat dan jarang. Saat itu ia tidak menyadarinya, namun
selanjutnya ia mulai merasakan jika kepalanya bergeleng dengan sendrinya tanpa
diperintahkan. Ia berusaha mengunjungi dokter umum di Puskesmas dan mendapatkan
anjuran untuk mengunjungi dokter saraf. Namun ia merasa takut untuk pergi ke dokter,
sehingga ia mengunjungi dokter yang berada di kampung. Dokter itu menyarankan untuk
memakan belut. Namun setelah beberapa lama, ia tak juga menerima reaksi positif atau
perkembangan yang membaik setelah memakan belut, sehingga aktivitas itu ia hentikan.
Pada mulanya Muscle Twitching ini tidak menimbulkan efek sakit. Namun lambat laun
rasa sakit dan perasaan berat mulai ia rasakan. Ia juga dapat merasakan goyangan di
kepalanya. Suatu ketika ia pernah mengunjungi dokter umum dan dinyatakan darah tinggi
serta diberi obat kolesterol. Kini ia lebih sering menyerahkan diri kepada Allah saat rasa sakit
itu muncul dan Alhamdulillah sakitnya itu dapat sedikit hilang.
Menurut data yang penulis peroleh dari partisipan dan beberapa penjelasan dari web dan
dosen, Amih mengalami kelainan Sistem Motorik, yakni Muscle Twitching yang diakibatkan
oleh stress yang tidak ditangani atau diselesaikan saat itu dan terus bertambah. Muscle
Twitching ini merupakan kelainan yang mengganggu sistem motorik piramidalis dan
mengenai saraf cervicalis. Penulis menggunakan sistem inspeksi (melihat kondisi partisipan)
dan palpasi (meraba otot partisipan untuk melihat volume dan konsistensi otot pada saat
relaksasi dan kontraksi. Ketika melakukan inspeksi, Muscle Twitching tidak begitu nampak,
namun beriring wawancara, Muscle Twitching ini mulai nampak. Saat melakukan palpasi,
penulis mencoba merada otot yang berada di leher partisipan dan mendapati keadaan otot
hipertoni. Otot terasa lebih keras dari keadaan biasanya ketika ditekan dan otot cukup sulit
untuk dicubit.
6
BAB III
PENUTUP
Muscle Twitching merupakan suatu kelainan sistem motorik yang menyerang pada
area otot tertentu yang dapat terjadi karena berbagai sebab. Gerakan Muscle Twitching
disadari oleh penderita namun mereka tidak mampu menghentikan atau mengatur gerakan itu
(involunter).
3. Kurang tidur.
7. Stres.
9. Rasa cemas.
10. Merokok.
7
14. Atrofi otot tulang belakang.
15. Trauma saraf yang mengarah ke otot.
16. Otot lemah (miopati)
17. Neuropati atau kerusakan saraf yang mengarah ke otot.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara partisipan penderita Muscle
Twitching, partisipan merasakan sakit, pegal, dan perasaan berat ketika mengalami Muscle
Twitching. Muscle Twitching ini mengganggu sistem saraf parasimpatik yang berada di
cervicalis. Ketika melakukan pengujian kekuatan otot degan inspeksi dan palpasi, penulis
menemukan bahwa partisipan memang mengalami Muscle Twitching (saat melakukan
inspeksi) dan ototnya mengalami hipertoni, yakni otot tak mampu atau sulit untuk dicubit
(saatmelakukan palpasi).