Laporan Praktikum 2
Laporan Praktikum 2
Kelas A
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1. Pengaruh Metode Bercerita dengan media boneka tangan terhadap Persepsi
Aurat pada Siswa SMP Negeri 1 Kartasura
2. Latar Belakang
Tuntutan dan konsep menutup aurat kurang dipahami oleh murid sekolah
dasar dan menengah, khususnya perempuan. Contohnya berdasarkan
pemerhatian, didapati sebagian murid perempuan kelas enam hanya menutup
aurat dan memakai kerudung ketika di dalam kelas Agama Islam. Kemudian,
hal tersebut tidak berlaku pada mata pelajaran yang lain (Mat, Ahmad, dan
Sawari, 2017).
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
b. Manfaat Teoritis
5. Kerangka Berifikir
A. Persepsi Aurat
B. Metode Bercerita
C. Konklusi Rasional
6. Hipotesis
7. Identifikasi Variabel
8. Definisi Operasional
a. Metode Bercerita
9. Subjek Penelitian
(Seifert & Hoffnung), Dalam hal ini, Erich Form dan Erik Erikson
meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik.
Menurut pandangan teori kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh
dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama.
Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan
yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap
perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
a. Skala
Tabel.1 Blue Print skala kesadaran beragam dalam menutup aurat setelah
uji coba/try out
Favorable Unfavorable
Jumlah 17 17 34
11. Perlakuan
a. Tata cara
c. Guide Interview
1. Kelompok Eksperimen
5. Jika kamu diberi sebuah boneka tangan, apa yang akan kamu lakukan
dengan boneka tersebut?
2. Kelompok Kontrol
5. Apa yang akan kamu lakukan, apabila ada orang yang memaksa
melihat dan menyentuh aurat atau bagian tubuh sensitifmu?
14. Guide
a) Hasil Scoring
1. Kelompok Eksperimen
NO PRE POST
2 80 79
4 81 83
6 92 95
8 76 80
10 77 84
12 75 78
13 80 94
14 77 83
15 73 77
16 78 83
17 88 86
18 75 60
20 87 76
22 65 68
24 86 90
26 90 86
28 81 89
30 84 89
34 86 91
36 71 73
2. Kelompok Kontrol
NO PRE POST
1 90 86
2 73 92
3 74 81
6 86 94
7 73
9 70 83
11 86 88
13 86 93
14 79 94
15 94 65
16 84 76
17 95 82
18 85 83
19 86 80
21 89 93
22 78 89
23 87 87
24 76 77
29 85 86
31 96 91
b) Hasil Observasi
1. Kelompok Eksperimen
Praktikum Eksperimen dilaksanakan pada hari Jumat 08
November 2019 pada ± pukul 10.30 WIB sampai dengan ±
pukul 13.00 WIB dengan durasi waktu ±150 menit. Kegiatan
bertempat di ruangan kelas 7A Gedung barat SMP Negeri 1
Muhammadiyah Kartasura. Ruangan dalam kondisi tertutup
tersebut menghadap kearah selatan, dimana dua belah pintu
dibagian timur dalam kondisi tertutup. Selain itu pada bagian
timur terdapat delapan jendela kaca dengan tiga jendela terbuka
sedangkan lima jendela tertutup. Pada sisi Utara ruangan
terdapat sebuah handycam yang menyala, terdapat empat buah
kursi plastik dimana pada kursi kedua diletakan sebuah laptop
dalam kondisi mati dan kursi ketiga diletakan sebuah speaker
dalam kondisi mati juga. Serta terdapat tiga tas, sebauah LCD
yang tergeletak dilantai, sedangkan pada dindingnya terdapat
papan tulis dan rak buku yang menggantung. Dibagian Utara
ruangan terdapat sembilan jendela kaca dengan enam jendela
terbuka dan tiga jendela tertutup, serta terdapat rak sepatu di
pojok kanan dinding Utara yang berisikan sepuluh pasang
sandal jepit yang tertata berjajar. Sedangkan pada sisi selatan
ruangan terdapat dua buah handycam pada pojok kanan-dan kiri
dalam kondisi menyala, terdapat sebuah papan tulis yang
berisikan tata tertib sekolah, empat prakarya kriya taangan,
sebuah proyektor dalam kondisi tidak menyala, serta jam
dinding yang menyala. Pada langit-langit ruangan terdapat kipas
angin yang menyala membuat udara cukup sejuk dengan suhu ±
25°C, untuk pencahayaan di dapat dari jendela kaca yang
terbuka serta fentilasi kayu yang membuat cahaya mataharia
mampu masuk dan membuat ruangan nampak terang. Didalam
ruangan terdapat 4 baris meja, dimana bagian meja pertama dan
keempat berbanjar empat meja dibelakangnya. Dan baris meja
kedua dan ketiga berbanjar lima meja dibelakangnya, dan
masing-masing meja terdapat dua buah kursi dengan total kursi
36 buah. Ruangan nampak sedikit kotor dengan beberapa
sampah kertas dan debu yang terdapat dilantai.
Didalam ruangan terdapat 39 orang yang meliputi seorang
asisten berjenis kelamin laki-laki yang duduk dibelakang subjek,
bertugas mengamati jalannya praktikum dan memberikan arahan
pada praktikan apabila melakukan kesalahan. Terdapat dua
orang praktikan berjenis kelamin perempuan, seorang berdiri di
depan kelas sebelah barat menghadap kearah subjek bertugas
sebagai moderator dan instruktur perlakuan, bertugas
memberikan instruksi kegiatan serta arahan dalam pengerjaan
soal, serta melakukan perlakuan berupa pentas boneka tangan.
Seorang praktikan lagi sebagai observer berdiri di belakang
subjek, sesekali berjalan mengamati dari meja ke meja, bertugas
mengobservasi perilaku subjek dan mencatatnya, serta
mengamati subjek dalam pengerjaan tes apabila ada yang
kurang paham observer menjelaskan, serta diakhir kegiatan
kedua praktikan bertugas sebagai interviewer yang bertugas
mewawancarai subjek terkait perlakuan yang telah dilakukan.
didalam kelas terdapat 36 subjek yang terdiri dari 7 subjek
berjenis kelamin laki-laki dan 29 subjek berjenis kelamin
perempuan. Subjek duduk dikursi yang telah disediakan dengan
jarak antar subjek ± 50cm. Subjek bertugas mengikuti jalannya
praktikum, menyelesaikan tes yang diberikan yaitu pre-test dan
post-test, subjek juga bertugas menyimak perlakuan berupa
pentas boneka tangan. Diakhir sesi subjek melakukan
wawancara secara bergilir dengan menjawab beberapa
pertanyaan dari interviewer. Adapun situasi Ruangan kurang
kondusif terlebih pada menit ± ke-20 saat perlakuan subjek
berjenis kelamin laki-laki meninggalkan ruangan untuk shalat
Jumat. Serta pada saat wawancara belum selesai subjek telah
diberi pengumuman pihak guru untuk segera meninggalkan
ruangan karena telah dijemput oleh orangtua sehingga ruangan
cukup riuh.
Subjek berjumlah 36 orang, 7 orang berjenis kelamin laki-
laki dan 29 orang berjenis kelamin perempuan. Subjek berusia ±
12 tahun, berpostur sedang dengan tinggi ± 140 cm dan berat ±
35 kg. Mengenakan pakaian formal yaitu seragam hisbul waton
(HW) dengan atasan kemenja lengan panjang berwarna hijau
tentara dan rok ataupun celana panjang semata kaki (untuk laki-
laki) berwarna biru Dongker. Subjek perempuan mengenakan
kerudung putih polos. Seluruh subjek mengenakan pin nomor
urut di dada bagian kanan.
2. Kelompok Kontrol
Kegiatan pratikum mata kuliah eksperimen hari jum’at, 8
november 2019 dimulai pukul ±10.20 wib - ±13.00wib (±160
menit). Kegiatan ini dilaksanakan di ruang 7A di SMP 1
Muhamadiyah Kartasura . Ukuran ruangan ±8m x 6m 4m pintu
dalam keadaan tertutup menghadap ke timur. Terdapat 4 lampu
di langit-langit ruangan dengan daya ±40 watt dalam keadaan
mati dan terdapat 8 jendela dalam keadaan terbuka yang
menghadap kearah barat dan timur sehingga membuat ruangan
menjadi terang. Didalam ruangan terdapat 8 ventilasi yang
menghadap kearah barat dan timur dalam keadaan terbuka, dan
terdapat 1 kipas angin dilangit-langit ruangan dalam keadaan
mati sehingga membuat ruangan terasa panas. Didalam ruangan
terdapat 4 banjar meja yang terdiri dari 5 baris pada disetiap
meja terdapat 2 kursi yang menghadap selatan kemudian
terdapat 2 handycam dibagian selatan kanan dan kiri yang
berfungsi untuk merekam proses kegiatan pratikum, terdapat 1
buah laptop dan speaker berada di selatan ruangan yang
berfungsi untuk menampilkan video, terdapat 1 buah papan tulis
dalam keadaan bersih dalam keadaan bersih berfungsi untuk
memberikan contoh penulisan identitas. Ruangan dalam keadan
bersih karena tidak terdapat sampah yang berserakan.
Didalam ruangan terdapat 39 orang dengan jenis kelamin 8
laki-laki dan 31 perempuan. 1 orang laki-laki berperan sebagai
asisten yang bertugas mengawasi jalannya pratikum, 1 orang
perempuan berperan sebagai moderator yang bertugas sebagai
memandu jalannya pratikum, instruktur bertugas menjelaskan
tata cara pengerjaan lembar pre test dan post test, perlakuan
bertugas sebagai orang yang memberikan pentas boneka tangan
dan interviewer yang bertugas sebagai mewawancarai subjek. 1
orang perempuan berperan sebagai observer yang bertugas
mengobservasi selama proses pratikum berlangsung dan
interviewer yang bertugas sebagai mewawancarai subjek. 1
orang laki-laki berperan sebagai dokumentasi yang bertugas
memeriksa handycam yang digunakan saat proses pratikum
berlangsung dan interviewer yang bertugas sebagai
mewawancarai subjek. Dan terdapat 35 orang yang berperan
sebagai subjek yang bertugas sebagai responden dalam
penelitian yang mengerjakan lembar pernyataan. Jarak antara
asisten dan pratikan ±3m, jarak antara pratikan dengan subjek
±3m, jarak antara subjek dengan subjek lain ±0,5m, jaraka
antara pratikan dengan pratikan lain ±2m. interaksi yang terjadi
pratikan memberikan instruksi dan subjek mengerjakan lembar
pernyataan. Ruangan dalam keadaan tidak kondusif karena
dekat dengan jalan raya sehingga banyak suara kendaraan yang
berlalu lalang.
Subjek merupakan siswa/I kelas 7 sekolah menengah
pertama X di kartasura. Rata- rata usia subjek ±12 tahun dengan
tinggi badan rata-rata ±130cm dan berat badan rata-rata ±35 kg.
subjek perempuan mengenakan jilbab sepanjang dada berwarna
hijau lumut, subjek perempuan dan laki-laki mengenakan baju
sepanjang pergelangan tangan berwarna hijau lumut dan celana
sepanjang mata kaki berwarna biru tua mengenakan kaos kaki
sepanjang mata kaki berwarna putih dan sepatu berwarna hitam.
Aksesoris yang digunakan subjek berupa nametag dibagian kiri
pakaian subjek.
c) Hasil Interview
1. Kelompok Eksperimen
Pada kelompok eksperimen, pertanyaaan pertama yaitu
“pernahkah kamu melihat pentas boneka tangan sebelumnya,
serta apa pendapatmu tentang pementasan tadi, dari 20 subyek,
subyek berinisial NAP(02), SAK(04), FYS(10), GNIF(13),
NL(14), ME(22), AACK(26), AHR(28), HEN(30), NMS(34),
AAP(36), dan menjawab belum pernah melihat pementasan
boneka tangan sebelumnya baru ini tadi, dan subyek berinisial
NRI(06), AA(08), SR(12), EPDS(15), CZPM(16), NCA(18),
RA(24), TRA(20), NCA(18), menjawab sebelumnya mereka
sudah pernah melihat pementasan boneka tangan sebelumnya.
Petnyaan lain yang masi satu tapik dengan pertanyaan pertama
adalah apa pendapatnya mnegenai pementasan boneka tangan
dari 20 peserta semuanya menjawab bagus, menarik, lucu serta
mendidik.
Pada kelompok eksperimen pertanyaan kedua yakni ada
berapa tokoh dalam cerita tersebut, dan mana yang menjadi
tokoh terfavoritnya, ke 19 peserta menjawab chaca, bu guru,
putri dan abang penjual es serta 1 mahasiswa berinisial NRI.06
menjawab ada 4 tokoh diantaranya chaca,bu putri, bang doger
dan ayah. Dan mana yang menjadi tokoh favoritnya, dari 20
peserta, yang menjawab tokoh favorit mereka adalah bu putri
diantaranya ME(22), NL(14), TRA(20), SAK(04), FAN(17),
AA(08), SR(12). Serta yang menjawab tokoh favoritnya adalah
Chaca antara lain NCA(18), FYS(10) , AACK(26) , HEN(30),
NMS(34), AAP(36), GNIF(13), NAP(02) dan hanya AHR(28),
RA(24), EPDS(15), CZPM(16) tidak ada tokoh favorit mereka.
Pada pertanyaan ketiga yakni, adakah pelajaran yang bisa
kamu ambil setelah melihat pentas boneka tangan tersebut, dari
20 peserta yang menjawab menutup aurat agar aman tidak
mudah digoda antara lain RA(24), SR(12), FYS(10), ME(22),
NL(14), SAK(04) , EPDS(15) , GNIF(13), CZPM(16) dan
NMS(34), NAP(02) Kemudian yang menjawab untuk
meningkatkan nilai transendental antara lain seperti mencari
ridho allah dan terhindar dari dosa antara lain AAP(36),
NRI(06), FAN(17), dan AHR(28). Yang menjawab harus
menutup aurat dimanapun dan kapan pun antara lain NCA(18)
dan TRA(20). Serta yang lain AACK(26) menjawab karena kita
diajarkan dalam agama, AA(08) menjawab menutup aurat agar
tidak malu, HEN(30) menjawab menutup aurat baik bagi kita.
Pada pertanyaan ke empat, yaitu menurut kamu, apa saja
manfaat dari pentas boneka tangan, dari 20 peserta, yang
menjawab manfaat dari pementasi tadi adalah untuk bercerita,
mendongeng dan menghibur diantaranya CZPM(16), SR,
GNIF(13), NCA(18), RA(24), AA(08), SAK(04), TRA(20),
EPDS(15), dan FAN(17). Yang menjawab manfaat dari
pementasan boneka tangan tersebut adalah untuk mendidik
untuk menutup aurat antara lain NL(14), ME(22), AACK(26),
AAP(36) dan FYS(10). Serta menjawab manfaat dari
pementasan boneka tangan tersebut yang berkaitan dengan nilai-
nilai keagamaan seperti mendapat pahala dan ridho allah,
menjadi semakin sholehah diantranya NRI(06), NAP(02),
HEN(30), NMS(34), dan AHR(28).
Pada pertanyaan terakhir yaitu ke lima, jika kamu diberi
sebuah boneka tangan, apa yang kamu lakukan dengan boneka
tersebut. Dari 20 peserta tersebut yang menjawab dimainkan lagi
bersama teman antara lain, EPDS(15),HEN, FYS(10), ME(22),
SR(12), GNIF(13), NCA(18), RA(24), NRI, AA(08), SAK(04),
dan FAN. Dan yang menjawab di mainkan bersama anggota
keluarga seperti adek, kakak dan orang tua diantaranya
AHR(28), NMS(34), NAP(02), NL(14), CZPM(16), TRA(20),
AAP(36). Serta yang menjawab tidak dimainkan adalah
AACK(26) dan AHR(28) karena takut kalau melihat boneka
teringat dengan film chaky yang dimainkan oleh boneka yang
menakutkan.
2. Kelompok Kontrol
Dari total dua puluh subjek dalam penelitian yang
dilakukan, sebanyak sebelas orang dengan nomor meja ISW(1),
AGPW(2), RACR(3), HFM(7), FZ(9), ANI(13), ANP(18),
FAP(22), RIP(23), AADP(29), IMA(31) mengatakan bahwa
aurat perempuan yaitu seluruh tubuh. Kemudian sebanyak
sembilan orang dengan nomor meja ZKS(6), FNA(11), IAF(14),
AKP(15), LFP(16), NAN(17), MODC(19), INA(21), KNK(24)
mengatakan aurat perempuan meliputi seluruh badan kecuali
muka dan telapak tangan.
Terdapat empat belas orang dengan nomor meja ISW(1),
ZKS(6), FZ(9), HFM(7), FNA(11), ANI(13), AKP(15),
LFP(16), NAN(17), ANP(18), MODC(19), INA(21),
AADP(29), IMA(31) mengatakan bahwa aurat laki-laki yaitu
pusar hingga lutut. Kemudian sebanyak empat orang dengan
nomor meja IAF(14), FAP(22), RIP(23), KNK(24) mengatakan
bahwa aurat laki-laki yaitu seluruh badan. Lalu sebanyak satu
orang dengan nomor meja AGPW(2) mengatakan bahwa aurat
laki-laki yaitu dubur dan alat kelamin. Dan sebanyak satu orang
dengan nomor meja RACR(3) mengatakan aurat laki-laki hanya
bagian siku.
Terdapat enam belas orang dengan nomor meja ISW(1),
RACR(3), ZKS(6) HFM(7), FZ(9), ANI(13), IAF(14), LFP(16),
NAN(17), ANP(18),MODC(19), INA(21), FAP(22), RIP(23),
KNK(24), AADP(29) mengatakan bahwa mereka sejak Sekolah
Dasar diberi tau oleh guru mengenai batasan aurat. Kemudian
sebanyak empat orang dengan nomor meja AGPW(2), FNA(11),
AKP(15), IMA(31) mengatakan bahwa mereka sejak Taman
Kanak-Kanak diberi tau oleh orangtua dan guru mengenai
batasan aurat.
Terdapat lima orang dengan nomor meja AGPW(2),
ZKS(6), FNA(11), MODC(19), KNK(24) mengatakan bagian
tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain adalah alat kelamin.
Kemudian sebanyak tiga orang dengan nomor meja IAF(14),
INA(21), FAP(22), RIP(23), AADP(29) mengatakan bahwa
bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain adalah
kemaluan dan payudara. Lalu sebanyak empat orang dengan
nomor meja HFM(7), ANI(13), AKP(15), NAN(17) mengatakan
bahwa bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain adalah
payudara dan pantat. Kemudian sebanyak tiga orang dengan
nomor meja FZ(9), ANP(18), IMA(31) mengatakan bahwa
bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain adalah
payudara. Lalu sebanyak dua orang dengan nomor meja ISW(1),
RACR(3) mengatakan bahwa bagian tubuh yang tidak boleh
disentuh orang lain adalah seluruh tubuh. Dan sebanyak satu
orang dengan nomor meja 16 mengatakan bahwa bagian tubuh
yang tidak boleh disentuh orang lain adalah pantat.
Terdapat sembilan orang dengan nomor meja HFM(7),
FZ(9), ANI(13), IAF(14), AKP(15), NAN(17), FAP(22),
KNK(24), AADP(29) mengatakan bahwa akan lari apabila ada
orang yang memaksa melihat dan menyentuk aurat atau bagian
tubuh yang sensitif. Kemudian sebanyak enam orang dengan
nomor meja ISW(1), AGPW(2), RACR(3), LFP(16), ANP(18),
MODC(19) mengatakan bahwa akan menolak kemudian
menasehati orang tersebut apabila ada orang yang memaksa
melihat dan menyentuk aurat atau bagian tubuh yang sensitif.
Lalu sebanyak lima orang dengan nomor meja ZKS(6),
FNA(11), INA(21), RIP(23), IMA(31) mengatakan bahwa akan
teriak minta tolong apabila ada orang yang memaksa melihat
dan menyentuk aurat atau bagian tubuh yang sensitif.
17. Kesimpulan
a. Kesimpulan
b. Kelebihan dan Kekurangan
c. Saran
1. Instansi :
2. Peneliti :
3. Subjek :
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H., Fuady, I., & Kuswarno, E. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Mahasiswa UNTIRTA terhadap Keberadaan Perda Syariah di Kota Serang. Jurnal Penelitian
Komunikasi dan Opini Publik , 21 (1), 88-101.
Busyaeri, A., Udin, T., & Zaenuddin, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mapel IPA di MIN Kroya Cirebon. Vol.3 No.1.
Faadhilah, F. N. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif Dan Beauty Vlogger Sebagai Kelompok
Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik. Jurnal Ilmu Manajemen , Volume 7 Nomor 1.
Firdiyah, R., & Primasari, W. (2018). Kampanye Sosial Gerakan Menutup Aurat di Bekasi. Jurnal
Ilmu Komunikasi , 16 (1), 89-101.
Handayani, S., & Sari, M. (2019). Persepsi Mahasiswa di Surabaya terhadap Gerakan
#2019GANTIPRESIDEN. Kajian Moral dan Kewarganegaraan , 7 (2), 888-902.
Haryani, I., & Herwanto, J. (2015). Hubungan Konformitas dan Kontrol Diri Dengan Perilaku
Konsumtif Terhadap Produk Kosmetik pada Mahasiswi. Jurnal Psikologi , Volume 11 Nomor 1.
Heni, S. A. (n.d.). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Syukur Dengan Perilaku Konsumtif Pada
Remaja SMA IT Abu Bakar Yogyakarta.
Hutami, S. (2018). Tinjauan Hukum Islam terhadap Persepsi Mahasiswi Fakultas Ekonomi UII
tentang Busana Muslimah dan Gaya Berpakaian. Skripsi UII .
Iza, N., & Karyaningrum, A. E. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Membuat Pola Celana Di SMK Negeri 1
Baureno-Bojonegoro. Vol.03 No.03.
Mat, M., Ahmad, Z., & Sawari, S. (2017). Kaedah Meningkatkan Kesedaran Menutup Aurat dalam
Kalangan Murid Sekolah Rendah. Malaysian Journal for Islamic Studies , 2 (1), 1-8.
Muraven, M., & Slessareva, E. (2018). Mechanisms of Self-Control Failure: Motivation and Limited
Resources.
Nurarifiyani. (2016). Hubungan Intensitas Menonton Tayangan Iklan Kosmetik Dengan Minat
Membeli Pada Mahasiswa Perguruan Tinggi swasta. Jurnal Psikologi , 1-26.
Putra, P. D., & Sudarti. (2015). Real Life Video Evaluation Dengan Sistem E-Learning Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Kependidikan , Volume 45, Nomor
1, Hal 76-89.
Rahman, A., & Syafiq, M. (2017). Motivasi, Stigma dan Coping Stigma pada Perempuan Bercadar.
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan , 7 (2), 103-115.
Sesse, M. (2016). ‘Aurat Wanita dan Hukum Menutupnya menurut Hukum Islam. Jurnal Al-
Maiyyah , 9 (2), 315-331.
Tambak, S. (2016). Metode Bercerita dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al-
Thariqah , 1 (1), 1-27.
Titisari, H. T. (2017). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku
Delikuen Pada Siswa SMA Muhammadiyah 1, Jombang. Psikodimensia , Vol. 16; No. 2.
Wulaningsih, R., & Hartini, N. (2015). Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Orangtua dan Kontrol
Diri Remaja terhadap Perilaku Merokok di Pondok Pesantren. Jurnal Psikologi Klinis dan
Kesehatan Mental , Vol.04 No.2 .
Yazid, T., & Ridwan. (2017). Proses Persepsi Diri Mahasiswi dalam Berbusana Muslimah. Jurnal
An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam , 41 (2), 193-201.
Yuan, G., & Jiamei, H. (2018). Self-control state influence on intertemporal decisions made by
individuals.
LAMPIRAN PROPOSAL