Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN INFORMAL & NONFORMAL

LANDASAN PENDIDIKAN INFORMAL DAN NONFORMAL

OLEH

IRA ANGGITA MAYA SOFA

DOSEN PEMBIMBING

Dr. HAMDAN HASIBUAN, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCA SARJANA PROGRAM MAGISTER


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan Informal dan Nonformal”. Adapun maksud dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Informal dan nonformal yang
dibimbing oleh Bapak Dr. Hamdan Hasibuan, M.Pd.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, sudah selayaknya penyusun mengucapkan terimankasih, terutama kepada
Bapak Dr. Hamdan Hasibuan, M.Pd., karena telah perhatian dan sabar dalam membimbing
penyusun dalam penyusunan makalah ini, dan tak lupa terimakasih penyusun ucapkan
kepada pihak lainnya yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

Penyusun berharap, semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat menambah pengetahuan
para pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun harapkan adanya kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi nantinya.

Padangsidimpuan, Oktober 2020

Ira anggita Maya Sofa


Landasan Pendidikan Informal dan Nonformal

A. Pendahuluan
Pendidikan secara umum telah dilakukan oleh semua lapisan masyarakat.
Bahkan pendidikan telah ada sejak manusia ada di bumi. 1 Dengan kata lain
pendidikan ada bersama dengan kehidupan manusia. Pendidikan selalu beriringan
bersama dengan proses kehidupan manusia. Oleh karena itu pendidikan adalah
hidup. Proses kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Karena
pada dasarnya hakikat pendidikan adalah kehidupan manusia itu sendiri.
Pendidikan awalnya tidak dilakukan dengan suatu konsep tertentu.Namun
pendidikan dilakukan dengan menggunakan insting pada zaman purba. Insting
adalah pembawaan yang dibawa oleh setiap manusia dari lahir dan tidak memerlukan
cara untuk mempelajarinya terlebih dahulu karena sifatnya yang sudah melekat pada
manusia.sebagai contoh insting adalah ketika bayi menangis, merasakan kasih
sayang, dan melindungi dan menyangangi anak. Kemudian dari mendidik secara
insting ini selanjutnya akan diikuti dengan mendidik yang bersumber dari pikiran dan
pengalaman.
Mendidik dengan bersumber pada pkiran dan pengalaman dilakukan sebagai
akibat dari perkembangan pikiran dan pengalaman-pengalaman yang dialamioleh
manusia.Pengalaman-pengalaman itu dikumpulkan dan diolah dengan pikiran hingga
akhirnya dapat membentuk suatu konsep sederhana yang digunakan untuk mendidik
anak-anak mereka.Kegiatan mendidik ini bertujuan untuk membuat manusia menjadi
lebih baik dan lebih sempurna dari sebelumnya. Maka pengalaman yang didapatkan
dan berhasil dipecahkan oleh mereka yang dulu sebisa mungkin disimpan dan
dikembangkan agar dapat membantu manusia dalam meningkatkan kehidupannya.
Pendidikan juga berarti penuntun, pembimbing dan petunjuk. Hal ini
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara yang dikutip dari Hasbullah.2
Pendidikan informal adalah merupakan suatu proses yang sesungguhnya
terjadi seumur hidup yang karenanya tiap-tiap individu memperoleh sikap,nilai,
keterampilan dan pengetahuan dari pengalaman sehari-hari dan pengaruh
lingkungannya dari famili atau keluarga dan tetangga, dari pekerjaan dan permainan,

1
Made Pidarta, Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan bercorak Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 2
2
Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2008), 3
dari pasar, perpustakaan dan media massa.3 Pelaksanaan pendidikan informal
terdapat dalam suatu keluarga. Proses pelaksanaannya berlangsung sejak seseorang
itu dilahirkan. Dengan demikian kehadiran orang tua dalam keluarga sangat penting
sekali, karena ketika anak lahir dan dalam sepanjang kehidupannya selalu
membutuhkan bimbingan danpengarahan.
Lingkungan Informal adalah lingkungan atau tempat berkumpulnya individu
satu dengan individu lainnya dalam satu keluarga. Keluarga merupakan
pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan
semenda dan sedarah.4 Lembaga pendidikan informal adalah pendidikan yang ruang
lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan masyarakat.
Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang pada umumnya
diselenggarakan di luar pendidikan sekolah yang secara potensial dapat membantu
dan menggantikan pendidikan formal dalam aspek-aspek tertentu, seperti pendidikan
dasar atau keterampilan kejuruan khusus.5
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang menempati
daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah
penyesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk
mencukupi krisis kehidupannya. Pendidikan masyarakat adalah suatu gagasan berupa
konsep, hasil penelitian dan penerapan pengembangan dimasyarakat. Sedangkan
lingkungan adalah kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process.

B. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.
Sementara itu kata hukum dapat di pandang sebagai aturan baku yang patut ditaati.
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik
tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah, bila dilanggar akan
mendapat sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Hukum atau aturan baku

3
Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), 62A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), 61-62
4
Arabiatul Adawiyah, Implikasi Pendidikan Nonformal Pada Remaja, Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi, Volume
IV No. 2 November 2016, ISSN e-2477-0221 p-2339-2401,
5
Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), 62A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), 63
tidak selalu dalam bentuk tertulis. Sering kali aturan itu dalam bentuk lisan, tetapi
diakui dan ditaati oleh masyarakat.
Pendidikan merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut
denganberbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan,
penyelenggaraan,dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan
oleh titiktumpu hukum yang jelas dan sah. Dengan berlandaskan hukum,
kebijakan,penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dapat terhindar dari
berbagaibenturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan hukun segala hak
dankewajiban pendidik dapat terpelihara.
Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut
ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini, bila dilanggar akan
mendapat sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Seorang guru yang
melanggar disiplin misalnya, bisa dikenai sanksi dalam bentuk kenaikan pangkatnya
ditunda. Begitu pula seorang peserta didik yang kehadirannya kurang dari 75% tidak
diizinkan mengikuti ujian akhir.
Hukum atau aturan baku diatas, tidak selalu dalam bentuk tertulis. Seringkali
aturan itu dalam bentuk lisan, tetapi diakui atau ditaati masyarakat. Hukum adat
misalnya, banyak yang tidak tertulis, diturunkan secara lisan turun-temurun di
masyarakat, yang merupakan kebiasaan yang sangat kuat mengikat masyarakat.
Huum seperti ini juga menjadi landasan pendidikan. Kalau masyarakat masih taat
melaksanakan gotong royong dalam kehidupan, maka sekolahpun perlu menanamkan
kebiasaan-kebiasaan gotong royong dalam kehidupan kepada para siswa-siswanya.
Uraian diatas memberikan gambaran jelas tentang makna kata landasan
hukum. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau
titik tolak dalam melaksankan kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal ini kegiatan
pendidikan.
1. Islam
Berbicara tentang ilmu dan pendidikan pasti tak lepas dari pendidikan Islam.
Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.6 Sedangkan Ahmad D.
Marimba seperti yang dikutip oleh Nur Uhbuyati menerangkan hukum-hukum
agama Islam adalah suatu bimbingan jasmaniah dan rohani berdasarkan hukum-

6
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, Samsul Nizar (ed), (Jakarta : Ciputat Press,
2002), 12
hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-
ukuran Islam.7 Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, maka pendidikan
Islam tentulah termasuk di dalamnya. Proses yang membawa perubahan bagi
anak didik yaitu perubahan menuju kedewasaan yang mana segala sesuatunya
berasal dari dan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Manusia akan terus
mendapatkan pendidikan manakala ia dalam keadaan sadar. Manusia akan terus
mendapatkan pendidikan manakala ia dalam keadaan sadar. Manusia dalam
keadaan sadar memiliki dua peran sekaligus yaitu dalam segi individu dan segi
sosial.
Dalam keadaan sadar manusia selalu berada di dalam keadaan sadar. Manusia
selalu berada di tiga tempat yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Ketiga
komponen tersebut tentunya sangat berpengaruh bagi setiap manusia sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk sosial. Dari situlah maka muncul tiga jenjang, yaitu
pendidikan formal, informal dan non formal. Sedangkan yang akan dibahas
dalam pembahasan makalah ini adalah pendidikan informal dan nonformal.
Sehingga dengan demikian diharapkan memperoleh keterangan yang lengkap
tentang pendidikan informal dan nonformal.
2. Nasional
Suatu kebijakan hukum (landasan Yuridis) itu mutlak diperlukan dalam
sebuah sistem. Pendidikan di Indonesia secara umum berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, secara spesifik diatur dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS Bab VI pasal 13 dan 14 tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Berikut ini adalah paparan beberapa kebijakan hukum yang menjelaskan tentang
keberadaan pendidikan informal dan nonformal. Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negera Republik Indonesia tahun 1945 yang telah mengamanatkan
Pemerintah Negara Republik Indonesia untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social .

7
Nur Uhbuyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), 9
a. UUD 1945 di atas secara jelas mengamanatkan kepada Negara untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu setiap Warga
Negara Indonesia berhak mendapat pendidikan
b. UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Bab I pasal 1 ayat 13, yaitu “Pendidikan informal adalah
jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”.
c. Pendidikan informal merupakan salah satu jalur pendidikan yang ada
di Negara Indonesia
d. UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bab VI pasal 27, ayat :
(1) “Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga
dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri”.
(2) “Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan”.
(3) “Ketentuan mengenai pengakuan hasil pendidikan informal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah”.8
Pendidikan informal diakui oleh Negara setelah memenuhi ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.
e. PP RI No. 55 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan. Bab III, pasal 14 ayat :
(1) Pendidikan keagamaan Islam berbentuk pendidikan diniyah
dan pesantren.
(2) Pendidikan diniyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
(3) Pesantren dapat menyelenggarakan 1 (satu) atau berbagai
satuan dan atau program pendidikan pada jalur formal,
nonformal dan informal.9
Menurut PP di atas pondok pesantren dapat menyelenggarakan
pendidikan formal, in formal dan non formal.

8
UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
9
PP RI No. 25 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
3. Pendidikan Dasar
Kita telah melihat bahwa di dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional,
pemerintah telah melakukan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang telah diamanatkan oleh
UUD 1945. Penyelenggaraan pendidikan tersebut baik meliputi pendidikan
formal, nonformal dan informal.
Landasan hukum pendidikan merupakan seperangkat peraturan dan
perundang-undangan yang menjadi panduan pokok dalam pelaksanaan sistem
pendidikan di Indonesia. Peraturan yang satu dan yang lain seharusnya saling
melengkapi. Permasalahan yang saat ini terjadi adalah perundangan dan
peraturan yang ada belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
Pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : “Tiap – tiap warga
negara berhak mendapatkan pengajaran”. Pada kenyataannya masih banyak
warga negara baik dari kelompok masyarakat miskin, daerah tertinggal dan
sebagainya yang belum mendapatkan pengajaran seperti yang dimaksud dalam
Undang-Undang tersebut.
Kemudian dijelaskan pula bahwa UUD 1945 mengamanatkan dalam pasal
31 ayat 4, bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20% (dua puluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara
serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
Dari pengetahuan di atas kita dapat mengetahui bahwa antara pendidikan
formal, nonformal dan informal, kesemuanya adalah dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Akan tetapi dalam kenyataannya pemerintah hanya
memperhatikan pendidikan yang formal saja, baik dari segi bentuk fisik
bangunan dan fasilitas sekolah sampai kesejahteraan gaji pegawai dan gurunya.

C. Landasan Filsafat dan Ekonomi


Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami
dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak
diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Memasuki era industrialisasi dan global dengan perkembangan teknologi
canggih dan arus komunikasi yang deras, diperlukan penyesuaian diri dengan cepat
tanggap. Tantangan ini harus dihadapi dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan. Khusus di lingkungan industri, perkembangan ilmu dan
tenologi secara dinamis dan cepat sehingga pendidikan cenderung meningkatkan
produktivitas. Peningkatan keahlian dan ketrampilan merupakan alat penting dalam
perkembangan industri. Untuk memeperkenalkan produk baru, banyak yang harus
dipelajari, mulai cara kerja sampai penerapannya pada kondisi lingkungan. Tenaga
kerja industri pun harus mampu menyesuaikan diri dan menyerap informasi baru
dengan cepat serta menerapkanya secara efektif dalam proses produksi.
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan (nonformal) adalah semua
bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan
berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenaga, pengajar, fasilitas,
cara penyampaian, dan waktu yang dipakai serta komponen-komponen lainnya
disesuaikan dengan keadaan peserta atau peserta didik supaya mendapatkan hasil
yang memuaskan. Filsafat dan ilmu memiliki hubungan yang saling melengkapi satu
sama lainya. Perbedaan antara kedua kegiatan manusia itu, bukan untuk
dipertentangkan, melainkan untuk saling mengisi, saling melengkapi, karena pada
hakikatnya, perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda.
Pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) adalah
proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan
sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejak seorang
lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau
dalam pergaulan sehari-hari.10
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dimulai dari
persiapan pendidikan (sebelum anak lahir), kemudian dilakukan pendidikan informal
dalam keluarga (setelah anak lahir) oleh orang tua, pada masanya anak memasuki
pendidikan formal di sekolah dan selebihnya kegiatan pendidikan berjalan di luar
keluarga dan sekolah yaitu dalam masyarakat, sehingga dengan demikian
mengingatkan kita bahwa pada dasarnya manusia itu hendaknya memperoleh
pendidikan selama hidupnya. Inilah yaitu mungkin dikenal dengan asas baru dalam
10
Komar Oong. Filsafat Pendidikan Nonformal (Bandung: Pustaka Setia. 2006), hal. 173-174
dunia pendidikan sebagai “Pendidikan Seumur Hidup” (Life Long education) yang di
negara Canada dikenal dengan “Life Long Learning” dan di Amerika dikenal dengan
“Continuing Education”.11
Manusia pada umumnya tidak lepas dari kebutuhan ekonomi. Sebab
kebutuhan dasar manusia membutuhkan ekonomi. Dunia sekarang ini tidakhanya
ditimbulkan oleh dunia politik, melainkan juga masalah dari ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah walaupun utang luar
negeri cukup besar dan penghasilan rakyat kecil masihminim. Perkembangan
ekonomi pun menjadi pengaruh dalam bidang pendidikan.12

D. Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam
kehidupanmanusia, karena di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan.
Pendidikanpada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia
itu sendiri,yaitu untuk membudayakan manusia atau untuk memuliakan manusia.
Untukterlaksananya pendidikan dengan baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu
yangmengkaji secara mendalam bagaimana harusnya pendidikan itu dilaksanakan.
Ilmuyang menjadi dasar tersebut haruslah yang telah teruji kebenaran dan
keampuhannya.Ilmu tersebut adalah ilmu pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu
perndidikan akanmenimbulkan kecelakaan pendidikan.
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempatbertumpu
atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dankenyataan
tentang kebijakan dan praktik pendidikan.
Kajian analisis kritis terhadap kaidah dan kenyataan tersebut dapat dijadikan
titik tumpu atau dasar dalam upayapenemuan kebijakan dan Pratik pendidikan yang
tepat guna dan bernilai guna. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa landasan
pendidikan merupakan dasar bagiupaya pengembangan kependidikan dalam segala
aspeknya

11
Ali Hamdani. Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Kota Kembang.), hal. 72
12
https://www.academia.edu/36380955/Landasan_Pendidikan_di_Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis,
Samsul Nizar (ed), (Jakarta : Ciputat Press, 2002)
Ali Hamdani. Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Kota Kembang.)
Arabiatul Adawiyah, Implikasi Pendidikan Nonformal Pada Remaja, Jurnal Equilibrium
Pendidikan Sosiologi, Volume IV No. 2 November 2016, ISSN e-2477-0221 p-2339-
2401
Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2008)
Komar Oong. Filsafat Pendidikan Nonformal (Bandung: Pustaka Setia. 2006)
Made Pidarta, Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan bercorak Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), 62A. Muri
Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986)
Nur Uhbuyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1998)
PP RI No. 25 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
https://www.academia.edu/36380955/Landasan_Pendidikan_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai